Anda di halaman 1dari 26

MERKURI

Pembimbing:

DR. DR. DEWI S. SOEMARKO, MS, SP.OK, SUBSP. PSIKO-KO (K)

OKY FAUZUL ZAKINA 1206797563


DAFTAR ISI
MERKURI

PENDAHULUAN

TOKSIKOKINETIK

TOKSIKODINAMIK

ASESMEN RESIKO

BIOMONITORING

PERTOLONGAN INTOKSIKASI
2
PENUTUP
PENDAHULUAN
MERKURI

Merkuri (Hg; Cas #7439-97-6) merupakan satu-satunya logam


berat yang berbentuk cair di suhu ruangan. Wujud alaminya
berupa merkuri sulfida dan memiliki titik didih yang rendah,
Meskipun memiliki bentuk anorganik dan organik, efek toksik
merkuri berasa dari kation divalennya (Hg2+). Ion divalen
memiliki afinitas tinggi terhadap gugus sulfhidril dan mampu
dengan cepat bereaksi dan berpindah antar gugus yang
mengandung tiol.
Hg memiliki titik beku 38,83 °C dan titik didih 356,73 °C,
keduanya merupakan logam stabil rendah. Saat membeku,
volume merkuri berkurang 3,59% dan densitasnya berubah
3 dari 13,69 g/cm3 saat cair menjadi 14,184 g/cm3 saat padat.
Waktu paruh merkuri 50-70 hari pada manusia dan 2-3 tahun
pada ikan dengan organ target utama ginjal dan otak.
Sifat Keterangan
Warna Silver
Bau Tidak berbau
Berat molekul 200,6
MERKURI

Titik didih 674 oF / 357oC


Titik leleh -39oC
Solubilitas Tidak larut dalam air
Densitas 1 (air) : 13,6
Denstitas uap 1 (udara) : 6,93
Tekanan uap 0,0012 mm Hg
Stabilitas Sedikit volatil (mudah menguap) pada suhu biasa. Bila murni, tidak terpengaruh
oleh pajanan udara pada suhu biasa. Tetapi saat dipanaskan mendekati titik
didih, merkuri perlahan teroksidasi menjadi merkurik oksida (HgO). Pada udara
yang lembab, merkuri perlahan teroksidasi membentuk merkurus oksida
(Hg2O).
Sifat mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Viskositas 1,55 mPa.sec pada suhu 20oC
4
Sifat korosif Dapat merusak tembaga dan campuran tembaga lainnya
KEGUNAAN INDUSTRI
Industri Pekerjaan Penggunaan Cara Masuk
MERKURI

Pabrik instrument Staf rumah sakit, Thermometer, Inhalasi, ingesti


laboratorium dan teknisi instrumen pacemaker, melalui tangan atau
medis sphygmomanometer kulit yang
terkontaminasi
Industri listrik Tukang listrik Lampu fluoroscens, Inhalasi, ingesti
electrical meter melalui tangan atau
kulit terkontaminasi
Proses amalgamasi Dokter gigi Dental amalgam Inhalasi, ingesti
melalui tangan atau
kulit yang
terkontaminasi
Pertambangan Pekerja tambang dan Pertambangan zinc, Inhalasi, ingesti
pengilangan emas, perak melalui tangan atau
kulit yang
terkontaminasi
Industri minyak dan Industri minyak Eksplorasi/ produksi, Inhalasi, ingesti
gas pengilangan gas melalui tangan atau
5 kulit yang
terkontaminasi
JENIS MERKURI
MERKURI

• Logam Merkuri adalah logam berat unsur murni yang berkilau, perak-putih
dan berbentuk cair pada suhu kamar. Logam merkuri adalah logam cair yang
digunakan dalam termometer dan beberapa sakelar listrik.
• Merkuri Inorganik mayoritas membentuk garam merkuri divalen (Hg21) yang
sangat beracun dan mudah larut dalam air. Sebaliknya, kelarutan HgS
(cinnabar) dalam air sangat rendah. Hg21 berafinitas sangat tinggi untuk
gugus sulfhidril asam amino seperti sistein dan metionin dalam enzim.
Merkuri monovalen hanya ditemukan dalam garam dimerik seperti Hg2Cl2
(kalomel).
• Organomerkuri terbentuk saat merkuri bereaksi dengan karbon. Metilmerkuri
atau monometil merkuri merupakan bentuk terbanyak, digunakan sebagai
pengawet vaksin karena mudah berikatan dengan anion atau protein.
6
Senyawa Sumber
Merkuri Elemental Barometer, baterai, tembaga, kalibrasi alat, produksi chlor alki, dental
amalgams, produk fingerprint, lampu fluoresen, detektor infrared,
MERKURI

industri perhiasan, manometer, lampu neon, produksi bubur kertas,


produksi emas dan perak, sel semikonduktor, termometer
Merkuri Inorganik Antisiphilis, produksi asetaldehid,pekerja lab kimia, kosmetik,
disinfektan, peledakan, pabrik tinta,industri parfum, photografi, tinta
tato, gel spermisida, produksi vinil chloride, pengawetan kayu
Merkuri Organik Antiseptik, bakterisida, pembalseman, fungisida, germisida, produk
insektisida, produk laundri, produk diaper, pabrik kertas, pengawetan
benih, pengawetan kayu
Thimerosal Vaksin DPT, HIB, hepatitis B ( thimerasol sebagai bahan tambahan
untuk cegah kontaminasi bakteri )
7
TOKSIKOKINETIK &
TOKSIKODINAMIK
MERKUR
I
TOKSIKO
KINETIK
MERKURI

• Inhalasi: port d’entrée paling berbahaya karena


uap merkuri yang terserap baik dari merkuri
inorganik maupun kation divalen mudah
terdifusi dalam jaringan dan bersifat lipofilik 
menembus BBB  toksisitas ↑
• Oral: penyerapan buruk akibat solubilitas
rendah, ± 7% absorpsi. Merkuri yang mampu
diabsorpsi akan masuk ke system vena porta
hati dan dikeluarkan bersama garam empedu.
Sedangkan merkuri yang tidak diabsorpsi akan
terus bersirkulasi di jaringan  mengendap di
ginjal, otak, tiroid
• Merkuri tidak dimetabolisme dalam tubuh
• Ekskresi melalui urin, feses, ekspirasi, keringat,
ASI
9
TOKSIKODINAMIK
MERKURI

ORGAN DEPOSIT DAN ORGAN OTAK, GINJAL, TIROID, OTOT, HATI,


TARGET LIMPA
WAKTU PARUH • Manusia = 40-70 hari
• Ikan = 2-3 tahun
INTOKSIKASI AKUT • Paru: sesak, nyeri dada pleuritik,
pneumonitis
• GI: hematoskezia, nyeri abdomen akut,
muntah, rasa metalik, stomatitis, iritasi
gingiva
• Reproduksi: dismenorrhea, abortus
INTOKSIKASI KRONIK • Saraf: ataksia, gangguan psikiatri, parestesi
kronik dan gangguan sensoris,
keterlambatan perkembangan yang berat,
BBLR dan gangguan kognitif persisten
10 • Ginjal: nekrosis tubular ginjal
DAMPAK KESEHATAN
Sistem Target Akut Kronis
MERKURI

Kardiovaskular Hipertensi, jantung berdebar, syok Hipertensi, tachycardia


hipovolemik, pingsan
Pulmonologi Nafas pendek, pneumonitis, edema, -
emfisema, pneumatocele, sakit dada
pleuritik, batuk, fibrosis interstitial, RDS
GIT Nausea, muntah, sakit perut parah, diare, Konstipasi, diare, generalized distress
pendarahan di sistem pencernaan
Neurologi Tremor, gangguan iritabilitas, kelesuan, Tremor, insomnia, hilang ingatan,
kebingungan, reflex berkurang, konduksi depresi,
syaraf, dan gangguan pendengaran anoreksia, sakit kepala, ataksia,
disarthria, berjalan tidak stabil, gangguan
visual dan vasomotor, neuropati,
paresthesia
Muskuloskeletal Sakit pinggang Otot melemah, kehilangan massa otot,
11
tremor, paralisis
Hepar Peningkatan enzim serum -
DAMPAK KESEHATAN
Sistem Target Akut Kronis
MERKURI

Dermatologi Inflamasi mucosal (stomatitis) dan membran Gingivitis, acrodynia, munculnya garis biru
keabuan, sakit membrane buccal, kulit terbakar tipis di gusi, alopecia
dan mengalami pendarahan, dermatitis,
erythematous dan ruam kulit pruritik, alopecia
Reproduksi Abortus spontan Aborsi spontan, kerusakan otak permanen
(keterbelakangan, inkoordinasi, kebutaan,
gangguan berbicara, ketulian, seizures,
paralisis)
Nephrologi Oliguria, anuria, hematuria, proteinuria, gagal Poliuria, polydipsia, albuminuria
ginjal
Neurologi Tremor, gnagguan iritabilitas, kelesuan, Tremor, insomnia, hilang ingatan, depresi,
kebingungan, reflex berkurang, konduksi anoreksia, sakit kepala, ataksia, disarthria,
syaraf, dan gangguan pendengaran berjalan tidak stabil, gangguan visual dan
vasomotor, neuropati, paresthesia
Hepar Peningkatan enzim serum -
Lainnya Demam, menggigil, lidah merasa seperti Kehilangan berat badan, keringat
12
logam, nafas tidak teratur, gigi tanggal berlebihan, ruam, lendir berlebihan,
sensitif terhadap cahaya
13
MERKURI
ASESMEN RESIKO &
BIOMONITORING
MERKUR
I
ATSDR Agency for Toxic Substances and Disease Registry
MERKURI

I N H A LA SI ORAL
Inhalasi: Penghirupan MRL durasi kronis MRL durasi akut merkuri sebesar 7
0,2 μg/m3 dihitung berdasarkan paparan μg/kg/hari didasarkan pada tingkat efek
inhalasi industri durasi kronis (365 hari samping yang tidak diamati atau no-
atau lebih) terhadap uap merkuri logam observed-adverse effect level (NOAEL)
selama rata-rata 15,3 tahun. sebesar 0,93 mg merkuri/kg untuk efek
ginjal pada tikus yang terpapar merkuri
klorida selama 2 minggu. BMR durasi
menengah 2 μg/kg/hari didasarkan pada
NOAEL 0,23 mg merkuri/kg untuk efek
ginjal pada tikus MRL oral durasi kronis
0,3 μg / kg / hari didasarkan hasil
perkembangan saraf dalam studi oleh
15
Davidson et al. (1998) pada paparan metil
merkuri dalam rahim ibu yang
mengonsumsi ikan.
ACGIH
American Conference of Governmental Industrial Hygienists
MERKURI

Merkuri adalah karsinogen A4: tidak dapat


diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia
(ACGIH, 1996), dengan notasi pernyerapan di
kulit yang mengindikasikan potensi kerusakan
kulit.

16
IARC & GHS
MERKURI

17
TLV & BEI
MERKURI

Batas pemaparan di tempat kerja: OSHA PEL


0.1mg/m3 (8 jam hari kerja). NIOSH REL 0,05
mg/m3 (TWA 10 jam). ACGIH TLV 0.01mg/m3
(bentuk alkil merkuri). STEL 0,03mg/ m3 (merkuri
anorganik). TWA 0,0025 mg/m3 (anorganik air
raksa). TWA 0,1 mg/m3 (bentuk aril merkuri).

18
MONITORING
MERKURI

Environmental Monitoring
Sampling Udara lingkungan
Nilai Ambang Batas TWA (OSHA): 0,05 mg/m3 selama 8 jam
IDLH: 10 mg/m3

Biomonitoring
Sediaan Urin, darah
Waktu sampling Sesuai waktu paruh
Nilai rujukan BEI: 35 mcg/g (urin) dan 15 mcg/g (darah)

19
20
MERKURI
PERTOLONGAN PADA
INTOKSIKASI
MERKUR
I
PERTOLONGAN PERTAMA
• Kontak mata: Segera basuh mata dengan air mengalir selama minimal 15
MERKURI

menit, sesekali angkat kelopak mata bawah dan atas. Segera rujuk ke fasilitas
medis terdekat.
• Kontak kulit: Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Basuh kulit
dengan air mengalir selama minimal 15 menit. Segera rujuk ke fasilitas medis
terdekat. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu secara menyeluruh sebelum digunakan kembali.
• Tertelan: JANGAN memuntahkan merkuri yang tertelah. Jangan pernah
memasukkan apapun, baik makanan padat maupun cairan melalui mulut
kepada orang yang tidak sadar untuk menghindari resiko aspirasi. Segera
rujuk ke fasilitas medis terdekat.
• Terhirup: Segera jauhkan korban. Pindahkan korban ke tempat terbuka dan
22
terpapar udara segar. Dapatkan bantuan medis segera dan bila sulit bernapas,
berikan terapi oksigen
PERTOLONGAN LANJUTAN
• Pre Hospital
MERKURI

• Pastikan Airway & Breathing clear


• Terapi oksigenasi
• Pemberian cairan intravena, pantau tanda vital
• Hospital
• Pemberian activated charcoal 1g/kgBB, 25-100g PO + Sorbitol 25g untuk dekontaminasi
GIT
•Organik  cuci lambung
•Inorganik  hidrasi agresif, hindari induksi emesis!
• Hemodialisa bila ditemukan kerusakan ginjal
• Agen kelasi bila terdapat gejala absorpsi sistemik massif atau terdapat peningkatan kadar
merkuri darah dan/atau urin, dimercaprol (inorganik), succimer (uap merkuri)
• Hindari ikan laut ukuran besar berjenis predator (akumulasi merkuri ↑)
23
PENUTUP
MERKURI

Merkuri merupakan satu-satunya logam berbentuk


cair. Toksisitas merkuri paling besar berada pada ion
divalen dengan penyerapan via inhalasi. Gejala
umum intoksikasi merkuri berupa iritasi, batuk,
nyeri dada, dispneu, tremor, nyeri kepala, dan lesu
(tidak spesifik). Diperlukan monitoring lingkungan
& biomonitoring untuk memastikan pajanan
merkuri pada pekerja.

Click icon to add picture

24
REFERENSI
MERKURI

1. Kurniawidjaja, L. M., Lestari, F., Tejamaya, M. & Ramdhan, D. H. Konsep Dasar Toksikologi Industri. Edisi 1.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Indonesia, 2021.
2. NIOSH. The National Institute for Occupational Safety and Health. 3–5 https://www.cdc.gov/niosh/topics/mercury/
(2004).
3. pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Mercury [Internet]. Accessed: December2022. Available from :
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Mercury#section=AbsorptionDistribution-and-Excretion (2021).
4. Stephen FD. Mercury. In: Hamilton and Hardy’s Industrial Toxicology. Editor: Harbison RD, Bourgeois MM,
Johnson GT. Sixth Ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2015.
5. Horvat M, Tratnik JS, Miklavcic A. Mercury: Biomarkers of Exposure and Human Biomonitoring. Chapter 3H. In:
Biomarkers and Human Biomonitoring Volume 1: Ongoing Programs and Exposures. Editor: Knudsen LE, Merlo
DF. United Kingdom: The Royal Society of Chemistry, 2012.
6. Department of Health and Human Services Center Disease of Control and Prevention. NIOSH Pocket Guide to
Chemical Hazards. 2007.
7. Agency of Toxin Subtances and Disease Registry CDC. Toxicological Profile for Mercury. ATSDR’s Toxicological
Profiles. 2002. doi:10.1201/9781420061888_ch109
8. Badan Standarisasi Nasional. Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerja. Nilai ambang batas
(NAB) zat kimia di udara tempat kerja. 2005. 31 p. Available from: http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/SNI 19-0232-
25
2005.pdf
9. Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Permenaker no. 5 tahun 2018.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai