Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN

PUSTAKA

1
WHO (2017)
EPIDEMIOLOGI Estimasi 390 juta kasus  96 juta termanifestasi
secara klinis.
Studi  prevalensi dengue mengestimasikan 3,9
juta orang dalam 128 negara berisiko terinfeksi
PUSDATIN KEMENKES virus demam berdarah dengue
(2017)
Kasus DBD di Indonesia  68.047 kasus
Mengalami penurunan signifikan dibandingkan
tahun 2016 lalu (204.171).

Provinsi dengan kasus tertinggi adalah: : Jawa


Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Kasus terendah yaitu di Provinsi Maluku Utara

PUSDATIN
KEMENKES (2017)
Angka kematian DBD berjumlah 493 kematian.
Mengalami penurunan hingga 3 kali lipat
dibandingkan tahun 2016 lalu, (1.598 kematian).

Provinsi tertinggi: Jawa Timur, paling rendah


oleh Bangka Belitung, Maluku, Maluku Utara,
dan Sulawesi Barat

2
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi penyakit demam berdarah di indonesia tahun 2017. InfoDATIN. 2018;1–7.
EPIDEMIOLOGI

Kasus Demam Berdarah Dengue per Provinsi di Indonesia Tahun 2017 Kematian Demam Berdarah Dengue per Provinsi di Indonesia Tahun 2017

3
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi penyakit demam berdarah di indonesia tahun 2017. InfoDATIN. 2018;1–7.
Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Demak, 
EPIDEMIOLOGI sebaran kasus DBD paling banyak di Kecamatan
Mranggen, dengan pola merata di seluruh desanya
semakin tinggi angka kepadatan penduduk dengan
rumah, maka, semakin tinggi kejadian DBD.

01
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015,
penderita DBD mencapai 10.759 kasus, dengan angka Surveilans di Kabupaten Banyumas  DBD banyak
kematian sebanyak 29 orang. terdistribusi di dataran rendah dengan dominasi area
sawah dan meningkat di musim hujan

Hasil pengumpulan data sekunder Riset Khusus Vektora


Tahun 2017 menemukan:,

02
• Kabupaten Jembrana tercatat terdapat 345 kasus pada
tahun 2015 dan pada tahun 2016 terdapat 771 kasus.

• Kabupaten Badung menyebutkan pada tahun 2015


terdapat 2.178 kasus dan tahun 2016 terdapat 3.998
kasus.

• Kabupaten Karangasem menemukan pada tahun 2015


terdapat 790 kasus dan tahun 2016 terdapat 3.226 kasus

Widjajanti W, Ayuningtyas RTD, Adnyana NWD. Indeks entomologi vektor demam berdarah dengue di tiga kabupaten di provinsi bali. Vektora. 2019;11:11–20.
ETIOLOGI DAN
VEKTOR

Infeksi virus dengue Ada 4 serotipe virus ini: DENV- Vektor dari virus dengue
disebabkan: virus dengue 1, DENV-2, DENV-3 (paling dapat berupa Aedes
(arbovirus), yaitu virus dominan) , dan DENV-4.
aegypti dan Aedes
RNA rantai tunggal, famili Keempat serotipe ini terdapat di
dari Flaviridae Indonesia, albopictus.

5
Saraswati LPC, Mulyantari NK. Prevalensi demam berdarah dengue (dbd) primer dan sekunder berdasarkan hasil pemeriksaan serologis di rumah sakit balimed denpasar. Ikawati B. Aspek kekinian tentang penelitian demam berdarah dengue di pulau jawa dan sekitarnya. BALABA. 2018;14(1):85–94
E-J Med. 2017;6(8):1–6.
SIKLUS HIDUP
NYAMUK

Nyamuk Aedes aegypti membutuhkan waktu


sekitar 7-10 hari untuk berkembang dari sebuah
telur hingga menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk dewasa betina  bertelur pada dinding


bagian dalam dari sebuah kontainer / wadah air
maupun diatas permukaan air. Pada siklus larva,
(setelah menetas dari telur), hanya akan bisa
tinggal di dalam air. Pupae juga tinggal di dalam
air.

Nyamuk dewasa akan keluar dari pupa dan pergi


terbang menjauh untuk mengigit hewan dan
manusia.

6
Centers for Disease Control and Prevention. Life cycle of aedes aegypti and ae. albopictus mosquitoes [Internet]. 2020 [cited 2021 Dec 8]. Available from: https://www.cdc.gov/mosquitoes/about/life-cycles/aedes.html
SIKLUS HIDUP
NYAMUK

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus


biasanya hidup dibawah ketinggian 1000 m dan
akan menggigit pada pagi hari dan sore-
menjelang malam. Manusia menjadi inang
utama dari virus ini.

Nyamuk betina yang mengonsumsi darah orang


yang terinfeksi (dalam rentang waktu demam,
yaitu viremia 2-12 hari)  ikut terinfeksi di
dalam usus nyamuk  menyebar ke jaringan
lain, termasuk kelenjar ludah nyamuk 8-10
hari kemudian, virus akan dilepaskan ke dalam
air liurnya virus ditularkan melalui air
liurnya.

7
Centers for Disease Control and Prevention. Life cycle of aedes aegypti and ae. albopictus mosquitoes [Internet]. 2020 [cited 2021 Dec 8]. Available from: https://www.cdc.gov/mosquitoes/about/life-cycles/aedes.html
PATOFISIOLOGI

8
Kothai R, Arul B. Dengue fever: an overview. In: Aparecida Sperança M, editor. Dengue fever in a one health perspective [Internet]. United Kingdom: IntechOpen; 2020 [cited 2021 Dec 8]. Available from: https://www.intechopen.com/books/dengue-fever-in-a-one-health-perspective/dengue-fever-an-overview
SPEKTRUM
KLINIS

9
DERAJAT
DENGUE

10
Kalayanarooj S. Clinical manifestations and management of dengue/dhf/dss. Trop Med Health. 2011;39:S83–7.
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
DERAJAT
DENGUE

Confirmed diagnosis: probable + setidaknya 1 gejala berikut:


Probable diagnosis DF (selain dari tabel sebelumnya), • Isolasi virus dengue dari serum, cairan serebrospinal, ataupun
setidaknya mencakup salah satu dari gejala berikut: sampel autopsy.
◂ Serologi suportif pada sampel serum tunggal: titer • Peningkatan empat kali lipat atau lebih dalam serum Ig (dengan

≥1280 dengan penghambatan tes haemaglutinasi, uji haemaglutinasi) atau peningkatan IgM antibodi spesifik

titer IgG yang sebanding dengan uji imunosorben terhadap virus dengue.

terkait enzim, atau testing positif pada IgM tes • Deteksi virus dengue atau antigen dalam jaringan, serum, atau

antibodi, dan cairan serebrospinal dengan imunohistokimia, imunofluoresensi

◂ atau uji imunosorben terkait enzim


Kejadian di lokasi dan waktu yang sama dengan
• Deteksi sekuens genom virus dengue dengan reverse
kasus demam berdarah yang dikonfirmasi.
transcription-polymerase chain reaction.

1
1
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
PERJALANAN
PENYAKIT
Antibodi IgM terdeteksi
hari ke 3-5 onset
IgM dan IgG digunakan
demam/penyakit 
untuk membedakan
meningkat pesat dalam 2
infeksi primer vs
minggu
sekunder
Infeksi virus
primer jika
rasio IgM/IgG
Primer >1,2
Virem vs
ia IgM IgG Sekunde Infeksi
r
sekunder jika
rasio <1,2
Viremia terjadi dlm IgG terdeteksi pada
waktu singkat (2-3 hari tingkatan rendah di akhir
sblm demam) hingga 4-7 minggu pertama dan
hari sakit. dapat bertahan hingga
bertahun-tahun
12
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
PERJALANAN
PENYAKIT

13
Wang W-H, Urbina AN, Chang MR, Assavalapsakul W, Lu P-L, Chen Y-H, et al. Dengue hemorrhagic fever – a systemic literature review of current perspectives on pathogenesis, prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963–78.
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
KOMPLIKASI
DF dengan riw.perdarahan
(ulkus peptik, trauma)

DHF dengan shock berat 


asidosis metabolik, perdarahan
Komplikasi DF dan DHF hebat akibat DIC, gagal multiorgan
antara lain: (hepar, ginjal)

Terapi pengganti cairan


Gangguan metabolisme / elektrolit akibat shock
berlebih pasca periode
berkepanjangan dengan terapi cairan yang tidak
kebocoran plasma: edema
tepat dapat terjadi (hipoglikemia, hiponatremia,
paru akut, gagal jantung
hipokalsemia, hiperglikemia)

1
Wang W-H, Urbina AN, Chang MR, Assavalapsakul W, Lu P-L, Chen Y-H, et al. Dengue hemorrhagic fever – a systemic literature review of current perspectives on pathogenesis, prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963–78. 4
WHO. Dengue and severe dengue [Internet]. 2021 [cited 2021 Dec 27]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
TATALAKSANA

◂ Dengue Fever
◂ Tirah baring
◂ Parasetamol
◂ Kompres hangat
◂ Minum cairan dan elektrolit per oral (jus buah, susu)
◂ Monitor suhu, trombosit, dan hematokrit (terutama 2 hari setelah suhu turun)
hingga fase konvalesens + warning signs

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 22-32 p. 5
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
TATALAKSANA

◂ Dengue Hemorrhagic Fever Grade I, II


◂ Pada fase demam, tatalaksana DHF Grade I, II tidak jauh berbeda dengan DF.
◂ Pada fase kritis, volume cairan yang dibutuhkan: jumlah cairan rumatan
(maintenance) + 5% defisit (diberikan dalam 48 jam)  mempertahankan
volume dan sirkulasi intravascular agar cukup memadai. (Berlaku untuk semua
grade DHF)
◂ Pemberian cairan secara intravena sebaiknya tidak lbh dri 24-48 jam pada
pasien dengan syok. Pada pasien yang tidak mengalami syok, durasi
pemberian cairan intravena dapat lebih lama, namun tidak lebih dari 60-72
jam.
◂ Pada fase konvalesen  ruam di kulit dengan bercak putih (halo)  tanda
reabsorbsi cairan ekstravaskular ke intravaskuler.

16
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
TATALAKSANA

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 22-32 p. 7
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
TATALAKSANA

◂ DHF Grade III (DSS)


Resusitasi cairan pada DHF
Grade III akan cukup respon
dengan rate cairan IV 10
ml/kg/jam pada anak-anak
atau 300-500 ml pada dewasa
dalam 1 jam atau bolus jika
diperlukan. Pemberian terapi
cairan sebaiknya dipertahankan
dalam waktu minimal 24 jam,
dan dapat dilepas dalam 36-48
jam.
18
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
TATALAKSANA

Jika sudah diberikan terapi cairan yang adekuat, namun tidak menunjukkan perbaikan klinis, ada baiknya
melakukan pemeriksaan lab berikut
1
9
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
TATALAKSANA

◂ Dengue Hemorrhagic Fever Grade IV (Prolonged Shock)

◂ Pemeriksaan lab (ABCS) harus dilakukan sesegera mungkin + 10 ml/kg cairan


bolus diberikan secepat mungkin (10-15 menit).
◂ Tekanan darah sudah pulih?  cairan IV dapat kembali seperti derajat III.
◂ Jika syok tidak pulih setelah pemberian cairan 10 ml/kg pertama, berikan bolus
ulang 10 ml/kg, dan hasil laboratorium harus dicari dan dikoreksi sesegera
mungkin.
◂ Jika tidak membaik, pikirkan untuk melakukan pemberian transfusi darah.

20
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
KRITERIA
PEMULANGAN

Perbaikan secara klinis, Tidak ada distress pernafasan (efusi Hematokrit dalam batas stabil,
bebas demam 24 jam pleura, asidosis), tiga hari setelah trombosit >50.000/µl dan
tanpa antipiretik, nafsu syok teratasi (hemodinamik stabil) cenderung meningkat
makan baik

21
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 22-32 p.
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42 p.
PEMBERDAYA
AN
MASYARAKAT
Fisik/Mekanik Biologi Predator alami seperti ikan
Menguras bak mandi
/penampungan air, menutup rapat pemakan jentik (cupang,
tempat penampungan air, gabus, guppy)
memanfaatkan kembali/mendaur
ulang barang bekas (3M)

Perwakilan yang ditunjuk


Menggunakan insektisida: disebut Jumantik Rumah,
organophospat (malathion, harus mampu melaksanakan
methlpirimiphos), pyrethroid melalui PSN 3M Plus di lingkungan
pengabutan panas/fogging Gerakan 1 masing-masing.
Kimia
Rumah 1
Jumantik
2
2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 22-32
REFERENSI

1. Saraswati LPC, Mulyantari NK. Prevalensi demam berdarah dengue (dbd) primer dan sekunder berdasarkan hasil pemeriksaan serologis di rumah sakit balimed denpasar. E-J Med.
2017;6(8):1–6.

2. Ikawati B. Aspek kekinian tentang penelitian demam berdarah dengue di pulau jawa dan sekitarnya. BALABA. 2018;14(1):85–94.

3. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi penyakit demam berdarah di indonesia tahun 2017. InfoDATIN. 2018;1–7.

4. Widjajanti W, Ayuningtyas RTD, Adnyana NWD. Indeks entomologi vektor demam berdarah dengue di tiga kabupaten di provinsi bali. Vektora. 2019;11:11–20.

5. Centers for Disease Control and Prevention. Life cycle of aedes aegypti and ae. albopictus mosquitoes [Internet]. 2020 [cited 2021 Dec 8]. Available from:
https://www.cdc.gov/mosquitoes/about/life-cycles/aedes.html

6. Kothai R, Arul B. Dengue fever: an overview. In: Aparecida Sperança M, editor. Dengue fever in a one health perspective [Internet]. United Kingdom: IntechOpen; 2020 [cited 2021 Dec
8]. Available from: https://www.intechopen.com/books/dengue-fever-in-a-one-health-perspective/dengue-fever-an-overview

7. World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. 2nd ed. New Delhi: World Health Organization; 2011. 3-42
p.

8. Wang W-H, Urbina AN, Chang MR, Assavalapsakul W, Lu P-L, Chen Y-H, et al. Dengue hemorrhagic fever – a systemic literature review of current perspectives on pathogenesis,
prevention and control. J Microbiol Immunol Infect. 2020;53(6):963–78.

9. Kalayanarooj S. Clinical manifestations and management of dengue/dhf/dss. Trop Med Health. 2011;39:S83–7.

10. WHO. Dengue and severe dengue [Internet]. 2021 [cited 2021 Dec 27]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

11. CDC. Dengue case management for clinicians [Internet]. 2021 [cited 2021 Dec 27]. Available from: ttps://www.cdc.gov/dengue/resources/dengue-clinician-guide_508.pdf

12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 22-32 p

23
PENUTUP

Terima
Kasih!

24

Anda mungkin juga menyukai