Anda di halaman 1dari 3

JUDUL : Hubungan Antara Lingkungan Fisik Terhadap Kejadian Demam Berdarah

Dengue (DBD)

Berdasarkan Profil Kesehatan Tahun 2020, Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 bahwa kasus
DBD berjumlah 1.873 kasus dengan angka kematian sebanyak 11 orang dengan kasus
tertinggi ada di Kota Batam sebesar 729 Laporan Kinerja BTKLPP Kelas I Batam 2021 3
kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021, bahwa kasus
DBD berjumlah 1.602 kasus dengan angka kematian sebanyak 17 orang CFR (1.06%) dengan
kasus tertinggi ada di Kota Batam sebesar 632 kasus dengan kematian 3 orang CFR ( 0,47%)
kemudian Karimun 499 kasus dangan kematian 7 orang CFR (1,4%). Selain itu kasus
filariasis sebanyak 95 orang yaitu di Kota Batam 16 orang, Bintan 66 orang, Lingga 10 orang,
tanjungpinang 1 orang, Karimun 2 orang (Kemenkes, 2021)

Menurut WHO, Demam berdarah (demam patah tulang) adalah infeksi virus yang menyebar
dari nyamuk ke manusia. Ini lebih sering terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Kebanyakan orang yang terkena demam berdarah tidak menunjukkan gejala. Namun bagi
mereka yang mengalaminya, gejala yang paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala,
nyeri tubuh, mual, dan ruam. Sebagian besar juga akan membaik dalam 1–2
minggu. Beberapa orang menderita demam berdarah parah dan memerlukan perawatan di
rumah sakit. Dalam kasus yang parah, demam berdarah bisa berakibat fatal (WHO, 2023).

Pada akhir tahun 2022 jumlah kasus dengue di Indonesia mencapai 143.000 kasus, dengan
angka kejadian dengue terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Secara nasional, angka jumlah kasus dengue jauh lebih rendah dibanding estimasi
angka kejadian dengue di Indonesia. Bhatt et al (2013) memprediksi bahwa di Indonesia,
jumlah kasus dengue simtomatis mencapai 7,590,213 kasus atau 50 kali lebih tinggi
dibanding jumlah kasus yang terlaporkan di tahun 2022. Kesenjangan yang sangat lebar ini
disebabkan oleh karena diantara yang memiiki gejala dengue, hanya sekitar 30% yang
mencari pelayanan kesehatan dan sebagian besar mengalami misdiagnosis. Apabila mereka
memutuskan ke pelayanan primer swasta, maka kasus tidak akan terlaporkan. Hambatan
operasional, logistik dan teknis di RS dan Dinas Kesehatan mengakibatkan kasus dengue
kurang terlaporkan. Selain variasi geografis yang sangat berpengaruh pada infrastruktur
kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten, serta faktor di luar kesehatan
seperti mobilitas dan iklim juga berkontribusi menyebabkan kesenjangan ini (Kemenkes RI,
2022).
LINK WHO

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

Anda mungkin juga menyukai