Anda di halaman 1dari 76

GENERASI EMAS DARI SUDUT

ANTEPARTUM, INTRAPARTUM
DAN POSTPARTUM

Oleh :
dr. Setyawan Nurtanio, M.Biomed, SpOG
Outlined
ANTEPARTUM INTRAPARTUM POST PARTUM
ANC PREMATURITAS ASI EKSKLUSIF
NUTRISI CEREBRAL PALSY PENCEGAHAN POST
PARTUM BLUES
INFEKSI BRACHIAL PLEXUS
PARALYSIS
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Perlunya Asuhan Antenatal yang Berkualitas
Bukan dilihat dari Kuantitas nya (ANC Terfokus)

Kunjungan Awal, harus dilakukan :


1. Diagnosis Dini
2. Tindakan atau terapi dini
3. Menganggap semua wanita hamil berisiko
mengalami komplikasi

Kunjungan minimal bisa 4 kali : K1, K2, K3, K4 (WHO)


K1 : kurang dari 12 minggu, tidak lebih dari 16 minggu
K2 : 24-28 minggu
K3 : 32 minggu
K4 : 36 minggu
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Faktor Risiko Antropometri
Dilakukan pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan dan Lingkar Lengan Atas
 BERAT BADAN / INDEKS MASA TUBUH  Mempengaruhi risiko obesitas, risiko
penyakit kronis (Diabetes dan Hipertensi), Risiko Prematuritas dan Distosia Bahu
(Ukuran Saat Awal Kehamilan)

 TINGGI BADAN Mempengaruhi Luas Panggul (walaupun tidak selalu)

 LINGKAR LENGAN ATAS  Mempengaruhi Malnutrisi, risiko bayi kecil


ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Faktor Risiko Antropometri

 BERAT BADAN / INDEKS MASA TUBUH


Obesitas > 30 kg/m2 : Berkaitan dengan Makrosomia, Penyakit Jantung dan
Neural Tube Defect pada bayi

Penambahan kalori pada masa kehamilan :


Trimester I : + 100 kkal per hari
Trimester II dan III : + 300 kkal per hari
Kebutuhan Protein pada masa kehamilan :
Semester I : 0,8-1 g/kg per hari
Semester II : 1,1 g/kg per hari
Contoh 1 butir telur = 6 gram protein
Laju pertambahan BB : Trimester
I sebaiknya 1 – 2 Kg (350 –
400 gram tiap minggu)

Trimester II dan III sekitar 0,34 – 0,50 Kg


tiap minggu
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Faktor Risiko Antropometri
 LEOPOLD MANUVER : Terutama Leopold III dan IV (uk > 36 minggu)
 TINGGI FUNDUS UTERI
Pada umur kehamilan 20 – 36 minggu
Rumus :
Tinggi fundus = ( umur kehamilan + 2 ) cm
Misalnya : umur kehamilan 24 minggu
(24 + 2) cm = 26 cm
Bila - 3 dari seharusnya : IUGR

 TAFSIRAN BERAT JANIN


ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)

POSTMATUR (POSTTERM) sama buruknya dengan PREMATUR


Post matur = lebih dari 42 minggu

Lakukan pengawasan lebih intensif :


1. Pastikan HPHT atau umur kehamilan secara pasti
2. NST 2 kali seminggu sejak umur hamil 41 minggu
3. USG 2 kali seminggu sejak umur hamil 41 minggu (terutama melihat jumlah
air ketuban)
4. Gerak janin setiap hari oleh ibu (Fetal kick count)

Kehamilan dengan komplikasi :


Preeklamsia, IUGR, Diabetes Melitus tidak boleh > 40 minggu
NUTRISI SAAT HAMIL
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
15% Wanita Hamil mengalami komplikasi yang mengancam nyawa dalam
persalinannya, dan sebagian besar komplikasi tidak bisa diprediksi

Bila saat Kunjungan didapat masalah atau potensi masalah  Frekuensi pemberian
pelayanan ditingkatkan sesuai potensi masalahnya
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Defisiensi besi, Asam Folat dan Pemberian tablet besi dan Asam Folat
Vitamin B12 terutama trimester I
Cek HgB 2 kali (Awal kunjungan & 32-34 mg)
Diagnosis ANEMIA : Terapi Anemia Megaloblastik :
Trimester I dan III : HgB < 11 g/dL  Asam Folat 1 x 2 mg
Trimester II : HgB < 10,5 g/dL  Vitamin B12 1 x 250 – 1000 ug

MALARIA : Terapi Infeksi / Investasi :


-RDT (Rapid Diagnostic Test (+)) -Parvovirus B19 (penyebab Fifth Disease)
-Parasit pada apusan darah tepi -Cacing tambang
-Pemeriksaan Malaria pada area endemik
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Defisiensi Besi , berisiko : HINDARI :


 Imunitas menurun Minum tablet besi bersamaan dengan teh
 Kurang produktif atau kopi (Zat besi dicerna lebih cepat
 Gangguan kognitif dan stress dengan jeruk atau asam)
pada ibu saat post partum Tablet Besi (90 hari) : Mencegah Prematur
 Prematuritas & BBLR
 BBLR
 HPP Asam Folat berguna mencegah Kelainan
 Solusio plasenta Saraf Pusat (Neural Tube Defect) dan
 Terlambatnya Perkembangan Jantung
mental atau psikomotor bayi

Defisiensi Asam Folat


 Penutupan tabung saraf
selesai minggu 3-4 kehamilan
 Wanita hamil sering Diberikan 4 minggu pra konsepsi – 12 minggu kehamilan

menyadari hamil saat usia Makanan mengandung asam folat tinggi :


kehamilan 8 minggu Brokoli, Bayam, Kubis, hati sapi, kacang-kacangan, tomat
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)

Mengapa Minum Tablet Besi Selama 90 hari ( 3 bulan) ?

Kebutuhan Zat Besi selama hamil = 800 – 1040 mg


Asupan Harian Tanpa Suplemen
Per hari 10-15 mg/hari  Yang diserap 1-2 mg /hari
 9 bulan (270 hari) = 270 – 540 mg/hari

Asupan Harian dengan Suplemen


Sulfas Ferosus 200 mg (60 mg Fe)  Yang diserap 6-8 mg/hari
 Program pemerintah 90 hari
 Selama 90 hari = 540 – 720 mg

Total Asupan Selama HAMIL = 810 – 990 mg


ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Defisiensi Vitamin B12 Tidak perlu suplemen terapi


Terutama pada vegetarian
 Bisa didapat hanya dari hewani :
Vitamin B12 dan Asam Folat
- Susu
Dibutuhkan untuk perkembangan
- Ikan Tuna
kognitif dan motorik janin
- Kerang dan remis
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Defisiensi Vitamin, Mineral PENTING : Pemberian Suplemen terapi


Elektrolit lain : ASUPAN
- Vitamin D dan Calcium DHA : Ikan, Minyak ikan, kuning telur
- DHA (asam lemak tak Dosis : 200-300 mg per hari
jenuh) DHA dan Omega 3 (Asam lemak tak jenuh)
- Yodium Fungsi : Pertumbuhan saraf dan retina mata
- Choline Kapan diberikan : sebelum umur kehamilan 5 bulan
- Zinc
Konsumsi ikan berlebihan = penumpukan
merkuri  Kerusakan Sistem Saraf Bayi
Kalsium : 1000-1300 mg per hari
Sumber Calcium : Susu, keju, yoghurt, almond, brokoli
Vitamin D : 200 IU/ 5 ug per hari
Sumber Vitamin D : Sinar matahari, ikan, jamur
Vitamin D deficiency : IUGR, BBLR, Neonatal tetanus,
hipokalemia, penyakit kardiovaskular dan diabetes
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Defisiensi : Yodium
- Yodium / Iodine Defisiensi Yodium , menyebabkan janin mengalami
hipotiroidisme  KRETINISME

Hormon Tiroid :
Fungsi
- Perkembangan dan Maturasi otak
- Perkembangan kognitif dan behavioural (perilaku)

Defisiensi yodium  Hipotiroid  Terjadi penurunan


sel otak bayi (↓ 5-10 poin IQ) , gangguan
perkembangan dan mental

Kebutuhan harian Yodium : 150-250 ug


Sumber yodium : Ikan laut, Produk susu, garam
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Defisiensi : Dosis kebutuhan choline saat hamil : 450


- Choline, diperlukan untuk : mg/hari
 Integritas sel membran Sumber Choline : Ayam, kalkun, kuning telur,
 Transmisi impuls saraf soya
- Zinc
Malformasi kongenital Dosis kebutuhan Zinc saat hamil : 10 mg/hari
(Celah bibir dan palatum) Sumber Zinc : Daging merah, produk laut
Perkembangan otak

Kausa Defisiensi vitamin dan Note :


mineral : - Mual-Muntah Normal : sampai uk 3 bulan
MORNING SICKNESS- - Kehilangan energi protein serta derajat
HIPEREMESIS GRAVIDARUM dehidrasi trimester awal  IUGR
- Terapi : Rehidrasi dan Pemberian Nutrisi
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Dosis Vitamin A
INGAT : 3000 – 10.000 IU  Teratogenic
Kebutuhan Vitamin A tidak perlu
(Contoh : Suplemen Minyak Ikan)
tambahan suplemen
Cukup dari makanan sehari-hari :
1. Ikan, Hewan laut
2. Telur, Susu
3. Produk susu (keju)
4. Wortel , Bayam, labu (Karoten)  Aman
Makanan sumber vitamin A yang dihindari :
--- Hati ----
Vitamin E tidak perlu tambahan Kelebihan vitamin E menyebabkan penyakit
suplemen Jantung pada bayi
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

INGAT :
Hindari Caffein Maksimal 200 mg/ hari
 Menyebabkan IUGR (2 cangkir kopi ~
4 cangkir teh kecil

Hindari Alkohol Sebaiknya tidak mengkonsumsi alkohol sama


 Menyebabkan Gangguan sekali saat hamil, terutama 3 bulan pertama
pertumbuhan janin kehamilan
 Gangguan saraf dan mental
 Kesulitan dalam belajar dan Trimester II, III  Stunting, Abnormalitas otak
gangguan perilaku
Konsumsi > 1 x per hari  Prematur & BBLR
Kuantitas Vitamin dan Mineral per Hari Saat Hamil dan Menyusui
Rekomendasi WHO - 2017
TRIPLE ELIMINIASI
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Infeksi Menular Seksual Screening dan Deteksi Awal


(Triple Eliminasi) (PPIA)
Permenkes No 52 thn 2017 Terapi :
- Sifilis - HIV : Anti retro viral (segera mulai
- HIV
- Hepatitis B ARV pada usia hamil berapapun
tanpa memandang stadium HIV,
jumlah CD4 dan viral load pasien)

- Sifilis : Benzathin Penicilin

- Hepatitis B : Vaksin dan Imunoglobulin


ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Sifilis menyebabkan - Pemeriksaan Sifilis Rapid Test


Prematuritas, BBLR, lahir - Melakukan pemeriksaan genital pada pasutri
mati, dan sifilis kongenital yang berisiko
I. Minggu 9 II. Minggu 16
SIFILIS KONGENITAL III. Minggu 28 IV. Menjelang persalinan
a. Dini : Segera sebelum
atau saat persalinan Stadium
(Lahir - < 2 tahun) Primer
b. Lanjut : Transplasental
(> 2 tahun) Stadium Stadium
Sekunder Tersier
BAGAN ALUR SKRINING SIFILIS PADA IBU HAMIL

Tes ulang sebelum


melahirkan

Ulang cek 1 bulan lagi

Efektif menembus
sawar plasenta
BAGAN ALUR TATALAKSANA SIFILIS PADA IBU HAMIL DAN BAYI

ALTERNATIF :
Injeksi Prokain Benzil Penisilin : 600.000 IU / hari selama 20 hari
ASI
Profilaksis untuk Bayi : ks k l usif
E
H
Benzatin Penisilin 50.000 IU/kg BB IM Dosis Tunggal sebelum pulang BOLE
Diagnosis Sifilis pada Anak :
Gejala sifilis anak muncul biasanya pada umur 2 tahun
Titer serologi VDRL 4x titer serologi ibu, persisten 4 bulan
Terapi Sifilis pada Anak :
- Aquaeous crystalline 100.000-150.000 U/kg/hari
Injeksi IV 50.000 U/kg/dosis 2 x sehari (selama 7 hari) + 3x sehari (selama 3 hari)
- Prokain Penisilin G 50.000 U/kg/dosis IM , 1x / hari ~ 10 hari
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Hepatitis B - Ibu Hamil (Biasanya berada pada fase Immuno


Target Eliminasi th 2022 tolerance dan Inaktif)
-  Tidak Memerlukan Terapi Antivirus
Diagnostik : - Kecuali bisa cek HBV DNA (>106)  Antivirus TM3
HbsAg : Reaktif
Pada bayi > 90% Hepatitis B
akan menjadi kronik

Maternal Infeksius
HbeAg +, biasanya asimtomatis

Fase Akut = Gejala (ikterus,


hepatomegaly, mual-muntah) +
Enzim hati ↑ (SGOT/SGPT)
- Ibu Hamil dengan Hepatitis B, dengan atau tanpa
Imunitas = Anti HBsAg (+), Anti pengobatan antivirus tetap dapat ANC dan
Hbe (+) melahirkan di FKTP
- Diberikan HB 0 dan HBIg < 24 jam
BAGAN ALUR PENANGANAN HEPATITIS B PADA IBU HAMIL
ANTEPARTUM
TATALAKSANA HEPATITIS B PADA IBU HAMIL

Sisi = injeksi Vit K


dengan jarak 2 cm

ASI
k s kl usif
E
H,
BOLE
an
deng
t
syara

Tidak ada larangan pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan


Ibu HBsAg positif terutama bila bayi telah divaksinasi dan diberi HBIG
setelah lahir
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Bayi lahir dari Ibu Hepatitis B Diperiksa HBsAg dan Anti-HBs usia 9-18 bulan
(Saat imunisasi campak)

HB Lanjutan : 2, 3, 4 bulan

Terlindungi : - HBsAg negatif


- Anti HBs : > 10 mIU/ mL
Bila Anti HBs < 10 mIU/mL  Ulang vaksin HB
monovalent (0,1,6)

 cek kembali HBsAg 1-3 bulan setelah vaksin

Bayi lahir dari Ibu HBsAg (-)


Bayi Prematur / BBLR :
Vaksin HB 0 diberikan usia 1 bulan atau BB > 2000 g
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

HIV - ARV profilaksis pada bayi dan Ibu HIV


Profilaksis Kotrimoksasol (Infeksi Oportunistik)
Transmisi vertikal terjadi : - ARV FDC 1x sehari, segera diberi saat terdiagnosa
- Melalui plasenta selama ARV Profilaksis bayi < 72 jam setelah lahir
hamil - ASI eksklusif  Zidovudin & Nevirapin ~ 6 minggu
- Jalan lahir saat bersalin - Dengan terapi dan pencegahan yang baik :
- ASI pada masa menyusui Risiko penularan < 2%
- Status Gizi Ibu yang buruk (BB rendah) serta
infeksi selama hamil (Sifilis, STI, Malaria, TBC)
 Viral Load HIV ↑  Risiko transmisi ke bayi ↑
- Cegah bayi lahir prematur dan BBLR
- Cegah lecet pada mulut bayi dan puting / payudara ibu
saat menyusui
- Cegah ketuban pecah > 4 jam
- Hindari episiotomy
- Bisa lahir normal , bila viral load tidak terdeteksi
(minum ARV 6 bulan)
PROFILAKSIS ARV PADA NEONATUS

NOTE :
 Bayi yang mendapat susu formula, profilaksis ARV yang diberikan adalah ASI
Zidovudin k s k l usif
E
 Bayi yang diberikan ASI Eksklusif, profilaksis ARV yang diberikan adalah O L E H,
B
an
Zidovudin dan Nevirapin deng
t
 Profilaksis Kotrimoksasol diberikan usia 6 minggu – uji HIV negatif [PCR / syara
virologi (6-8 minggu) atau Serologi (9 atau 18 bulan), dan CD4 (1-5 tahun)]
Dosis : 4-6 mg/kgBB 1 kali per hari
No
M ixed
Vaksinasi BCG diberikan pada bayi setelah dinyatakan HIV negatif ing
Feed
INFEKSI DAN PENYAKIT
KRONIS LAIN
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

INFEKSI LAIN : TUBERKULOSIS


- TBC  TBC : Waspada batuk lama > 2 minggu + gejala tambahan
- Infeksi Saluran Kemih SEGERA cek BTA sputum (S-P-S)
Te rb ukti
- Malaria Thorax foto : Boleh uk > 12 minggu
- TORCH Mantoux test : Aman saat hamil (>1.5 cm = +) TB
M ulai
 HATI-HATI :
OAT
TBC ekstra paru bisa merusak tulang panggul
Dapat terjadi : gagal nafas pada Ibu, abortus,
IUGR, BBLR, Prematuritas, TB kongenital ( > post partum)
 Kehamilan tidak berpengaruh pada progresivitas TB
Terapi : Hampir semua OAT aman , kecuali Streptomisin
atau kanamisin  Ototoksik
Lini pertama : Isoniazid – Rifampicin - Etambutol
Jangan lupa berikan Piridoksin (Vit B6)
 ASI boleh diberikan, Persalinan boleh pervaginam
 Bila OAT Ibu < 2 minggu : Profilaksis bayi Isoniazid 5 mg/kg
+ Piridoksin 5-14 mg/kg , umur bayi 6-12 mg  Mantoux
 KB : Tidak KB hormonal (berinteraksi dengan OAT)
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

INFEKSI LAIN : INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


- Infeksi Saluran Kemih Tidak bisa melihat dari hasil Urine
Lengkap
Definitif :
- Kultur urin :
105 mikroorganisme per mL urin pada
asimtomatis
> 102 mikroorganisme per mL urin
disertai pyuria + simtomatis

Mengapa Penting mencegah dan


mengobati ISK ?
 ISK memicu persalinan preterm
dan ketuban pecah dini
Pencegahan : Minum air 2-2,5 L/hari
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

INFEKSI LAIN : Dengan atau


- Malaria tanpa insektisida
Puncak : 2nd , 3rd trimester
Preventif :
Malaria lebih sering dan lebih Chloroquine 300 mg
complicated (berat) selama hamil per minggu s/d partus
Plasmodium vivax : Jawa Bali Atau
Plasmodium falciparum : Luar Jawa Bali Sulfadoxin-pyrimethamine
N
2 Dosis setelah ada gerak / bulan
Diagnosis :
W E

Endemisitas 2004
# 1. Mikroskop cahaya (Parasit), Hapusan
#
#
#
#
#
#
#

#
#

# #
#
#
#

#
#
# #
#
#

#
#

#
##
#
# # #
darah tebal & tipis (setiap 8-12 jam)
2. RDT (Rapid Diagnostic testing)
# ## # #
# #
# # # #
# # # # #
#
#
# # # # # #
# # # #
#
# #
# # # #
# # # # # #
# # ##
## # #
# # # #
# #
#
#
# #
#

#
#
# #
# # # # #
# #

Terapi : MDT / Kombinasi


# # #
## # # # #
# # # #
# #### ###
### # #
#
# # # ### # #
## # # # # #
# #
## #
# # ##
#

## ## # ## ##
# ## ## #
#
# #
# # ##
# #

##
#
# #

 Kina : 1st trimester dan severe malaria


# #
## # # ####
## # ##
#
## #
###
##
#
#
#### ##
# # #
# ### # ## #
Kasus di Bukan Jawa Bali #
##
##
##
###
###
##
#
#
#

1 Dot = 20
#

Kasus Positif di Jawa Bali


1 Dot = 5
#

Endemisitas

 ACT (Artemisinin) : 2nd dan 3rd trimester


##
## #

rendah ### ####


## ###
#
####
### ##
###
# ##
# ####
## #
#
# ##
###
###
# # ###
# # ##
##
#

sedang
tinggi
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

Efek pada kehamilan HINDARI : Primaquin selama kehamilan


 Ibu : Anemia, Trombositopenia
Splenomegali Dosis Malaria Tanpa Komplikasi
Demam tinggi,nyeri otot, sendi Trimester 1 : Kina = 30 mg/kgBB/hari (@ 8 jam)
Edema paru
Gagal ginjal, gagal jantung Hari Jenis Obat Jumlah tablet per hari
Sekuestrasi plasenta (P. falci.) H1 Kina 3x2
Risiko HPP
H2 Kina 3x2
Nyeri perut
 Bayi : BBLR, IUGR, IUFD H3 Kina 3x2
Abortus H4 Kina 3x2
Prematuritas H5 Kina 3x2
Malaria kongenital H6 Kina 3x2
H7 Kina 3x2
Severe (non endemik ):
Koma, Dyspnea, Muntah, pucat, ikterus Dapat ditambah Clindamycin : 2x300 mg ~ 7 hari
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Tindakan / Preventif

Dosis Malaria Tanpa Komplikasi


Trimester 2& 3 :
Artesunat = 4 mg/kgBB per hari (Sediaan 50 mg)
Amodiakuine = 10 mg/kgBB per hari (Sediaan 200 mg)

Jumlah tablet per hari


Hari Jenis Obat Jumlah tablet per
40 – 60 kg > 60 kg hari
Hari Jenis Obat
Artesunat 3 4
H1
Amodiakuin 3 4 40 – 60 kg > 60 kg
Artesunat 3 4
H2 H1 DHP 3 4
Amodiakuin 3 4
H2 DHP 3 4
Artesunat 3 4
H3
H3 DHP 3 4
Amodiakuin 3 4
ALUR TATALAKSANA IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA dan
Kunjungan berikutnya dengan gejala
MALARIA PADA IBU malaria

HAMIL
PEMERIKSAAN ANC, KONSELING &
SKRINING MALARIA
Dengan RDT atau MIKROSKOP

POSITIF P.falcifarum atau P.vivax atau NEGATIF


Mix (P.falcifarum dan P.vivax)

TRIMESTER 1 TRIMESTER 2-3


DENGAN GEJALA TANPA GEJALA
Kina 3x2 (7 hari) ACT* (3 hari)

PERIKSA ULANG • LANJUTKAN ANC


SEDIAAN DARAH • LLIN
TEBAL • ZAT BESI/FOLAT
• NUTRISI

TAK ADA MEMBAIK


PERBAIKAN

POSITIF NEGATIF

RUJUK SEGERA

*Artesunate (4 – 4 -4) + Amodiaquin (4-4-4) atau • LANJUTKAN ANC


• LLIN
Dihydroartemisinin + Piperaquin (DHP) 3-3-3
• ZAT BESI/FOLAT
• NUTRISI
INFEKSI TORCH
I TOxoplasmosis Gambaran
Penyebab Parasit (Trimester 2-3)
Perantara Kucing, Daging tidak matang, Buah
sayur tidak dicuci
Gejala Ibu : Asimtomatis
Diagnosis  PCR air ketuban/Serologi IgG
(1-2 mg)
IgM + Trimester II
IgG seroconversi atau ↑ 4x
 USG
- Dilatasi ventrikel
- Kalsifikasi Intrakranial
- Penebalan plasenta
- Fetal ascites
- Tuli, korioretinitis
- Gangguan perkembangan
- IUFD, Hidrosefalus
Terapi Spiramicyn 3 g/ hari
Bila terdiagnosis pasti dari PCR
= Pyrimethamine + Sulfadiazine
INFEKSI TORCH
II Rubella Gambaran
(Campak Jerman)

Penyebab Virus (Togavirus family)


Kelainan congent: ↑ 1st trimest
Perantara Melalui droplet
(inkubasi 2-3 minggu)
Gejala pada Ibu - Ruam kulit (penyebaran
wajah  badan dan
ekstrimitas)
- Demam
- Nyeri sendi
- Sembuh dalam 3 hari

Manifestasi bayi CRS(Congenital Rubella Synd)


- Sementara (Purpura,
Splenomegali, ikterus,
meningoensefalitis,
trombositopenia
- Permanen (Katarak,
glaucoma, Peny. Jantung,
Tuli,Mikrosefali, Ret. Mental)
INFEKSI TORCH
II Rubella Gambaran
(Campak Jerman)

Diagnosis - Serologi (ELISA) IgG, IgM


- PCR
Terapi - Vaksin MMR (Measles,
Mumps, Rubella) (12-15
bulan)
- Vaksin MMR sebelum hamil
(jarak 1 bulan) [live virus]
- Terminasi kehamilan
- Ibu : simptomatis
INFEKSI TORCH
III Cytomegalovirus Gambaran

Penyebab Virus (Family Herpesvirus)


Infeksi virus tersering  cacat bayi
Perantara Cairan tubuh (saliva, cairan vagina,
darah).
Sering pada pekerja TK, PG

Gejala pada Ibu Subklinis, demam, limfadenopati,


SGOT/SGPT ↑
Manifestasi bayi - Tuli
atau anak - Kesulitan belajar, retard. mental
- Gejala Congenital CMV >
perinatal CMV
- CID (CMV inclusion disease) :
o/k infeksi CMV primer
• Hepatosplenomegali
• IUGR
• Trombositopenia
• Blueberry muffin baby
• Mikrosefali, cerebral atrofi
INFEKSI TORCH
III Cytomegalovirus Gambaran

Diagnosis SEROLOGI
Serokonversi IgG (-)  IgG (+)
IgM  IgM dan IgG (+)
IgG meningkat 4x
PCR (air ketuban) > 21 minggu

USG
- IUGR (Simetris)
- Kalsifikasi intracranial
- Ventrikulomegali
- Ekogenik fetal bowel
- Penebalan plasenta

Terapi - Tidak ada terapi yang efektif


- Lebih baik PREVENTIF
• Selalu mencuci tangan
• Tidak mencium anak kecil
saat hamil
• Transfusi aman
INFEKSI TORCH
IV Herpes Simplex Gambaran
Penyebab HSV (Herpes Simplex Virus)
HSV 1 dan HSV 2
(Inkubasi 2-14 hari)
Perantara Kontak seksual

Gejala pada Ibu - Asimptomatis


- Ulkus Oral atau genital
- Disuria, malaise, myalgia
- Keputihan (discharge)
- Pedih atau iritasi pada vagina
- Limfadenopati
- Rekuren : saat demam/ stress
- Hepatitis, ensefalitis

Manifestasi bayi  Abortus


atau anak  Prematuritas
 Korioretinitis
 Meningitis, ensefalitis
 Kejang
 Retardasi mental
INFEKSI TORCH
IV Herpese Simplex Gambaran

Diagnosis  Kultur jaringan ulkus


 Serologi (6-8 mg pasca infeksi)
(Antibodi HSV-1 dan HSV-2)
 PCR
Terapi Persalinan
Tidak pervaginam , dengan SC (1,2%)
pada lesi aktif
Pencegahan
Acyclovir 2x400 mg/hari, trimester III
pada ibu riwayat herpes dahulu
Kondom atau abstinence
Terapi infeksi primer saat hamil
Acyclovir oral (aman saat hamil)
Dosis : 3x400 mg/hari ~ 7-10 hari
Menyusui boleh
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

PENYAKIT BAWAAN DAN DIABETES MELITUS GESTASIONAL


DIDAPAT Kapan cek GDS ??
- Diabetes (DMG) Berisiko DMG : K1 (Kunjungan I)
- HDK dan Preeklamsia Tanpa faktor risiko DMG :
- Umur kehamilan 24-28 minggu
Terapi Diabetes :
- Mencegah makrosomia
- Mencegah hipoglikemia neonatal
- Mencegah komplikasi penyakit lain
- Mencegah DM pada anak kelak

DIABETES MELITUS GESTASIONAL


Target Gula Darah :
GDP < 95 mg/dL
Gula Darah 2 jam PP < 120 mg/dL
ANTEPARTUM
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Potensi Masalah Tindakan / Preventif

PENYAKIT BAWAAN DAN Terapi Definitif DMG


DIDAPAT Insulin (0,5-1,5 U/kgBB/hari)
- Diabetes (DMG) Note : Sebaiknya berkonsultasi
dengan Internis atau OBGYN

Cara bersalin : Pervaginam atau SC


Pertimbangkan risiko Distosia Bahu

Post Partum : Cek Gula Darah 6-12


minggu post partum  Risiko DM Tipe 2
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
Saat Kunjungan Antenatal I

Saat Pemeriksaan Umur Kehamilan 24-28 minggu

Persiapan : - Makan cukup karbohidrat 3 hari


- Puasa 8-12 jam
- Cek GDP
- Pemberian 75 g glukosa anhydrous dalam 200 ml air
- Cek Gula Darah 1 jam dan 2 jam
Skor Preeklamsia Glasgloe
Parameter Nilai
Umur > 40 1
Nulipara / Multipara > 10 tahun 2
IMT > 30 kg/m2 2
MAP > 100 mmHg 2
Riwayat Jantung, Ginjal, DM, APS 3

Riwayat Preeklamsia 3
Didapatkan Notching Unilateral/Bilateral pada 3
Aarteri Uterina
Hipertensi Kronik 4

Skor < 5 : Risiko Rendah Preeklamsia


Skor > 5 : Risiko Tinggi Preeklamsia
Update 2011
Pencegahan Preeklamsia

• Tidak direkomendasikan:
• Istirahat di rumah (untuk pencegahan primer Preeklampsia)
• Tirah baring (untuk memperbaiki luaran pada wanita hamil dengan
hipertensi dengan atau tanpa proteinuria).
• Pembatasan garam (mencegah preeklampsia dan komplikasinya selama
kehamilan).
• Pemberian vitamin C dan E (antioksidan bagi pencegahan Preeklampsia)
• Aspirin dosis ≤ 75 mg (80 mg), cukup aman diberikan pada
kelompok risiko tinggi risiko preeklampsia
• Pemberian kalsium 1,5-2 gram, berpengaruh baik pada
wanita risiko tinggi preeklampsia dan mencegah terjadinya
preeklampsia.
INTRAPARTUM
INTRAPARTUM
PREMATURITAS
Bayi prematur : Salah satu penyebab kematian neonatus

Rentan mengalami komplikasi medis serius saat BAYI dan DEWASA


Terjadi :
- Imatur organ
- Kelainan kongenital (>5x lipat)
- RDS (Respiratory distress syndrome)  Hipoksia  Cerebral palsy
HAT-HATI : jangan diberikan O2 berlebih
 Displasia Bronkopulmoner
 ROP (Retinopathy of Prematurity)

Pada RDS terjadi :


-Takipnea
-Retraksi dinding dada
-Merintih dan nafas cuping hidung
-Respiratori Asidosis
INTRAPARTUM
PREMATURITAS
Komplikasi Prematuritas
Respiratory Distress Syndrome (RDS), Hyaline Membrane Disease (HMD)
Bronchopulmonary Dysplasia
Pneumotorax
Pneumonia / Sepsis
Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Necrotizing Enterocolitis (NEC)
Retinopathy of Prematurity (ROP)
Perdarahan Periventrikular (Akibat hipoksik-iskemik), sering pada
prematur < 32 minggu
Perdarahan Intraventrikular : Akibat trauma saat proses persalinan
muncul setelah 3 hari
Perdarahan Intrakranial
Periventrikular Leukomalacia (kista akibat perdarahan lama atau iskemia)
> Akibat KPD lama, Korioamnionitis
Cerebral Palsy (4-10% bayi prematur)
INTRAPARTUM
PREMATURITAS

Intervensi Kita :
1. Maturasi Paru dengan Glukokortikosteroid (Betametasone atau Dexametasone)
Diinjeksi 24 jam sebelum lahir (uk 24-34 minggu)
Berguna mengurangi kejadian perdarahan intraventrikular
Berdasarkan ACOG 2012a : Injeksi Dexametasone single course
Bila setelah 7 hari tidak lahir, diulang lagi
Asalkan uk < 34 minggu
2. Cegah Persalinan Prematur
Tokolitik, hanya berfungsi mengundur kelahiran hingga 48 jam
Hanya untuk Pembukaan > 2 cm
Obat : Nifedipine, MgSO4
3. Antibiotik, terutama pada Ketuban Pecah Dini (Cochrane 2000, tidak signifikan
kejadian RDS atau sepsis)
4. Bed Rest (Cochrane maupun penelitian lain tidak menganjurkan bed rest)
Bed rest > 3 hari meningkatkan tromboemboli
INTRAPARTUM
CEREBRAL PALSY
Pengertian :
Kondisi yang dicirikan oleh abnormalitas postur atau pergerakan tubuh
yang kronis, dimana berasal dan dikendalikan oleh serebral, muncul saat
awal kehidupan dan tidak bersifat progresif.
Sering disertai oleh epilepsi dan retardasi mental

Tipe Cerebral Palsy :


 Berdasar Disfungsi Neurologis
Spastik
Diskinetik
Ataksia
 Berdasar Jumlah dan Distribusi BBLR
Anggota Gerak yang Terkena
Quadriplegia
Diplegia
Hemiplegia Perdarahan otak, Hipoksia + Sitokin infeksi 
Monoplegia Neuronal cell death
INTRAPARTUM
CEREBRAL PALSY

Tatalaksana Pencegahan Cerebral Palsy


Pemberian MgSO4 sebagai neuroprotektor pada persalinan < 32 minggu
Walaupun persalinan akan terjadi < 4 jam  Tetap diberikan

(Level Evidence A)
Cara Pemberian
 Loading dose (Dosis awal) : 4g MgSO4 40% (iv) dalam NS ~ 20-30 menit
 Dosis Rumatan : 6 g MgSO4 dalam Ringer Dextrose 5% ~ 28 tetes per
menit atau 1 gram per jam
INTRAPARTUM
BRACHIAL PLEXUS INJURY

Brachial Plexus Injury


(1-3 per 1000 kelahiran aterm)

Jangan melakukan tarikan biparietal pada


kepala secara berlebihan atau mendadak
WASPADA : KEMUNGKINAN DISTOSIA BAHU
INTRAPARTUM
BRACHIAL PLEXUS INJURY

Faktor Risiko :
- Distosia Bahu
 Berat bayi (Makrosomia) / Hamil post term
 Obesitas pada ibu / Diabetes
 Panggul sempit
 Durasi kala II lama
 Persalinan pervaginam operatif (Vaccum atau Forcep)
 Riwayat Distosia bahu sebelumnya
- Persalinan sungsang

Nervus atau saraf yang terlibat : C5-8 dan T1


Bila injury pada C5-6 (upper trunk) : Erb atau Duchene paralysis (paling sering)
Paralisis Deltoid, otot flexor lengan bawah, infraspinatus
 (86% sembuh total)
Bila injury pada C8-T1 (lower trunk) : Klumpke paralysis
 Flaksid atau lemah pada tangan
INTRAPARTUM
BRACHIAL PLEXUS INJURY

Penanganan
 Spontan recovery (regangan ringan pada saraf)
 Rehabilitasi (mencegah kontraktur)
 Rekonstruksi saraf (pada avulsi saraf) + Terapi fisik
Usia 3 bulan - < 9 bulan
Fungsi saraf kembali normal hingga 4-5 tahun pasca operasi
 Splint (bidai) pada tangan atau siku (terutama pada subluksasi)

Latihan fisik sebaiknya


dilakukan seawal mungkin
(hari pertama kehidupan)
Post Partum
POSTPARTUM
ASI EKSKLUSIF
ACOG WHO (Dulu : Ten Step to Successful
Breastfeeding)
 ASI 6 bulan, selanjutnya komplementari  Inisiasi menyusui dini dan skin to skin
selama yang diinginkan ibu dan bayi contact
 Dukungan dan edukasi pada ibu sangat  Dukungan menyusui (dalam 1 jam setelah
penting melahirkan)
 Dimulai dari masa Antenatal saat  Pemberian informasi dan praktek pada ibu
kunjungan awal : Anamnesa untuk menyusui dan mengatasi masalah
 Post operasi mastektomi dapat  Ibu diajarkan untuk memerah susu
menggunakan feeding tube
 Kesulitan menyusui, berisiko depresi post  Bila tidak ada kondisi medis khusus pada
partum bayi, sebaiknya ibu dan bayi rawat gabung
 Sebagian besar obat dan vaksin aman saat  Dukungan pada ibu untuk Responsive
menyusui  jangan sampai stop menyusui feeding
karena salah informasi
 Dukungan menyusui pada ibu dengan bayi  Edukasi pada ibu tidak memberikan
prematur , dimulai sejak hari pertama makanan atau minuman lain selain ASI,
kehidupan kecuali ada indikasi medis

 Diperlukan kebijakan dan fasilitas untuk  Dukungan pada kedekatan (bonding) ibu
menyusui di ruang publik bayi, serta tanda bayi ingin menyusui
POSTPARTUM
ASI EKSKLUSIF
WHO (Dulu : Ten Step to Successful Breastfeeding)
 Pada bayi prematur harus dilakukan stimulasi oral (sucking) sampai
menyusui dapat dilakukan
 Bayi aterm dengan indikasi medis, metode feeding seperti penggunaan
cangkir, sendok, dan botol dapat digunakan
 Sedangkan bayi preterm dengan indikasi medis, lebih baik menggunakan
cangkir dan sendok
 Adanya kebijakan tentang fasilitas menyusui di RS
 Tenaga kesehatan yang memberi pelayanan feeding pada bayi, harus
memiliki pengetahuan dan skill yang mendukung proses menyusui
 Dukungan dan edukasi menyusui dilakukan sejak asuhan antenatal
 Setelah keluar dari RS, ibu dan keluarga harus mendapat arahan tentang
rencana asuhan dan pelayanan kontak untuk berkoordinasi
POSTPARTUM
ASI EKSKLUSIF

Rekomendasi IDAI 2010


1. ASI direkomendasikan pada semua bayi, kecuali ada kontraindikasi medis
2. ASI eksklusif : tanpa suplementasi makanan/ minuman lain
3. Perlunya edukasi sejak kehamilan
4. Inisiasi menyusui dini dan skin-to-skin contact (dalam 1 jam pertama)
- Sambil melakukan penilaian Afgar dan mengeringkan bayi
- Penimbangan dan injeksi vitamin K ditunda setelahnya
5. Hindari penggunaan dot, kecuali perawan khusus (bayi prematur)
6. ASI on demand
- Lihat mimik bayi : mouthing, rooting
- Payudara kanan-kiri bergantian
- Minggu awal , susui setidaknya @ 3 jam
7. Pentingnya Evaluasi
8. Bayi kontrol 3-5 hari dan 2-3 minggu setelah pulang dari MRS (ikterus, BB tidak
↓ >7%)
9. Lamanya ASI eksklusif : 6 bulan ; MPASI : mulai usia 6 bulan, sufor fortifikasi
10. Pada ibu dengan penyakit medis, usahakan tetap memerah susu untuk bayinya
POSTPARTUM
ASI EKSKLUSIF

Rekomendasi IDAI 2010


11. ASI dilanjutkan hingga usia bayi 24 bulan
12. ASI tidak diberikan hanya pada kondisi :
- Penyakit medis ibu
- Ibu meninggal
- Penyajian sufor dibawah pengawasan tenaga kesehatan
- Tidak dianjurkan susu cair (kental manis)
POSTPARTUM
ASI EKSKLUSIF

 Pada suhu ruangan 25° C bertahan 6-8 jam, > 25°C bertahan 2-4 jam
Wadah ASI harus ditutup

 Bertahan 6-12 bulan (-20°C)

 Bertahan 24 jam

 Bertahan 3-6 bulan (-18°C)


POSTPARTUM
ASI EKSKLUSIF
POSTPARTUM
DEPRESI POST PARTUM

 Lebih dari 50%  perubahan mood post partum


 Mood swing mengawali post partum blues

Perubahan awal pada ibu :


1. Merasa Menderita
2. Nafsu makan menurun
3. Penurunan konsentrasi dan waktu tidur

Perubahan post partum normal :


Terjadi pada hari 2-3 post partum , puncak hari kelima
Resolve dalam 2 minggu Berlanjut ,menjadi Depresi Post Partum

Depresi Post Partum terjadi pada 5% kehamilan


POSTPARTUM
DEPRESI POST PARTUM

Etiologi :
Belum sepenuhnya diketahui, namun kemungkinan akibat perubahan yang cepat
hormone estrogen, progesterone dan prolaktin
Di samping masalah psikososial : Kurang tidur dan kurang dukungan sekitar
Tingkat sensitivitas yang lebih tinggi : Riwayat mental illness dahulu atau pada
keluarga, adanya gejala depresi selama hamil, serta penggunaan KB post partum
 Predisposisi mengalami Depresi Post Partum

Tanda dan Gejala Depresi Post Partum


 Sering capek  Gangguan tidur  Anoreksia
 Anhedon (tidak  Sedih berkepanjangan  Apatis
bahagia)  Merasa tidak mampu  Murung
 Ide bunuh diri merawat bayinya
Terjadi menetap selama beberapa minggu
POSTPARTUM
DEPRESI POST PARTUM

Penanganan dan Prognosis


- Dukungan keluarga terutama suami (orang terdekat ibu)
- Konseling pada petugas kesehatan / konselor professional
(Psikoterapi)
- Nutrisi : terutama makanan kaya Omega 3 (pada treimester 2
dan trimester 3), contoh : Ikan salmon, sarden, susu dan telur
- Medikasi SSRI : Amitriptilin , Sertraline (breastfeeding)
TAKE HOME MESSAGE

NUTRITION FIRST
PREVENTION NEXT
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusuma J, Putra A, Mulyana RS. Panduan Pelayanan Antenatal Terfokus.
Himpunan Kedokteran Fetomaternal Denpasar. 2015 : 1-71
2. Meija L & Rezeberga D. Proper maternal nutrition during pregnancy planning
and pregnancy : a healthy start in life. 2017 : 1-31
3. Pedoman program pencegahan penularan HIV, Sifilis & Hepatitis B dari ibu ke
anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2019
4. James D, Steer P, Weiner CP, Gonik B, Crowther CA, Robson SC. High risk
pregnancy management options, 4th ed. 2011
5. Powrie RO, Greene MF, Camann W. de Swiet’s Medical disorders in obstetric
practice, 5th ed. 2010.
6. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL,
Casey BM, Sheffield JS. William Obstetrics, 24th ed. The McGraw Hill Company,
New York. 2014
7. Yang LJS. Neonatal brachial plexus palsy – Management and prognostic factors.
Seminars in Perinatology. 2014 : 222-234
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai