Beberapa catatan penting Unit usaha syariah merupakan unit usaha dari suatu bank konvensional yang dijalankan berdasarkan prinsip bank syariah dan oleh karenanya secara operasional harus dilakukan secara terpisah dalam bentuk pemisahan dengan bank konvensional sebagai induknya (diperlakukan seolah-olah seperti anak perusahaan) karena prinsip syariah tidak memperkenankan adanya percampuran antara bank syariah dengan bank non syariah. Sesuai dengan ketentuan BI bank yang ingin mendirikan cabang syariah harus menyisihkan dana (“modal”) minimal sebesar Rp 2 miliar untuk jabotabek dan Rp. 1 miliyar untuk luar jabotabek. Lanjutan….. Dana tsb. Akan dipergunakan untuk investasi, pengeluaran pra operasi dan modal kerja awal. Seluruh beban operasional unit usaha syariah harus ditanggung oleh unit usaha syariah (tidak boleh langsung dibebankan pada induk) dan jika tidak mencukupi maka subsidi oleh induk harus diperlakukan sebagai tambahan “modal” sehingga performance dan akuntabilitas unit syariah dapat dipertanggungjawabkan baik secara bisnis maupun secara syariah. Sebagai contoh jika UUS/KCS menempati gedung/ruangan yang menjadi satu dengan induk nya maka harus secara akuntansi dilakukan cost allocation sebanding dengan gedung / ruangan yang dipakai oleh UUS/KCS. Lanjutan…..
Tidak dibenarkan adanya subsidi terselubung dan
alasan penggunaan fasilitas induk konvensional untuk efisiensi UUS jelas-jelas akan mengaburkan keberadaan UUS sebagi suatu system perbankan yang mempunyai filosofi yang berbeda dengan bank konvensional. Office channeling harus dipandang sebagai UUS melakukan outsourcing pelayanan dan system kepada cabang konvensional sehingga harus ada perhitungan nya (internal transfer pricing), jika tidak maka performance UUS akan bias krn mengandung subsidi terselubung. lanjutan
Tidak diperkenankan adanya perhitungan transfer pricing atas
dana yang disisihkan dari induk Bank Konvensional dengan UUS/KCS, sebagaimana perhitungan kantor pusat konvensional dengan cabang konvensional nya. Kontra prestasi dari UUS pada induk konvensional adalah dalam bentuk hasil akhir atau kontribusi laba UUS/KCS pada induk konvensional setelah konsolidasi. Pada setiap akhir periode dilakukan konsolidasi laporan keuangan unit usaha syariah dengan induk konvensional nya karena secara legal unit usaha syariah bukan unit yang terpisah. Proses konsolidasi akan menunjukkan akun-akun yang secara langsung dapat dikonsolidasi tetapi untuk akun-akun tertentu yang spesifik bank syariah harus disajikan secara tersendiri (unconsolidated account). lanjutan
Untuk kepentingan publikasi disarankan agar penampilan
laporan keuangan konsolidasi menunjukkan adanya lajur khusus yang menggambarkan adanya unit usaha syariah sehingga pembaca atau pihak yang berkepentingan dapat secara langsung mengetahui performance dari unit usaha syariah yang ada pada bank konvensional tersebut. Contoh akun yang dapat dikonsolidasi misalnya aktiva tetap sedang contoh akun yang tidak dapat dikonsolidasi misalnya pembiayaan, giro wadiah , tabungan dan deposito mudharabah Proses konsolidasi
KCS UUS Kantor Pusat (konvensional) KCS
KCS BI Contoh laporan konsolidasi AKUN UUS KONV. KONS.
Kas xxx xxx xxx
Giro pada BI ---- xxx xxx Giro wadiah pada BI xxx ---- xxx Giro pada bank lain xxx xxx xxx Giro wadiah pd bank lain xxx ---- xxx Kredit ---- xxx xxx Piutang Murabahah xxx ---- xxx Pembiayaan Mdrb xxx ---- xxx Aktiva Tetap xxx xxx xxx Giro ---- xxx xxx Giro Wadiah xxx ---- xxx Deposito ---- xxx xxx Deposito Mdrbh xxx ---- xxx
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya