Anda di halaman 1dari 64

TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH

BERBASIS GAP DAN GHP serta


Perbenihannya
BASWARSIATI
BPTP JAWA TIMUR
www.jatim.litbang.deptan.go.id
PENDAHULUAN
Umum
 Komoditas hortikultura bernilai tinggi (high
value commodities), termasuk bawang merah
 Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi
wilayah.
 Potensi keunggulan komparatif belum nampak
 Kecepatan pertumbuhan (teknologi, mutu,
daya saing) belum mampu mengimbangi
negara-negara kompetitor
PELUANG

 Potensi sumber daya alam dan sumberdaya


manusia perlu dioptimalkan
 Produksi dan produktivitas masih dapat
ditingkatkan
 Optimalisasi teknologi
 Peluang pasar terus meningkat (domestik,
nasional, luar negeri)
TANTANGAN

o Tuntutan akan kualitas, konsistensi, kuantitas


dan kontinyuitas serta harga bersaing
o Kualitas SDM (petani dan aparat harus tinggi)
o Ketersediaan saprodi, alsintan dan infra
struktur harus memadai
o Skala usaha harus ekonomi/komersial
o Penerapan teknologi harus maju dan merata
PRODUK BERDAYASAING

• PRODUK BERKUALITAS BERDASARKAN PROSES


PRODUKSI YANG DIRANCANG DENGAN BAIK (GAP)
• AMAN DIKONSUMSI ( DI BAWAH BATAS AMBANG
CEMARAN YANG DIIJINKAN-MRL-CODEX STANDARD)
• PROSES PRODUKSI RAMAH LINGKUNGAN
• HARGA YANG KOMPETITIF
• KESINAMBUNGAN PASOKAN TERJAGA
• MUDAH DIAKSES

PRODUK YANG SIAP MEMASOK PASAR


DALAM DAN LUAR NEGERI
TUJUAN GAP (Good
Agriculture Practices)
• Meningkatkan produksi dan produktivitas
• Meningkatkan mutu termasuk keamanan
konsumsi
• Meningkatkan efisiensi produksi dan daya
saing
• Efisiensi sumber daya alam
• Mempertahankan kesuburan lahan,
kelestarian lingkungan dan sistem produksi
berkelanjutan
• Petani bertanggung jawab terhadap
kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan
• Memberikan jaminan pd konsumen
KOMPONEN GAP
• Lahan
• Alat dan mesin
• Penggunaan benih dan pertanian
varietas • Pelestarian lingkungan
• Penanaman • Tenaga kerja
• Pemupukan • Fasilitas kebersihan
• Perlindungan Tanaman • Tempat pembuangan
• Pengairan • Pengawasan, pencatatan
• Pengelolaan/ dan penelusuran balik
pemeliharaan • Sertifikasi
• Panen • Formulir pengaduan
• Penanganan pasca • Pembinaan
panen
100 KOMPONEN
TITIK KENDALI

 14 Titik Kendali WAJIB (W) – 100%


 54 Titik Kendali SANGAT
DIANJURKAN (SA) - 60%
 32 Titik Kendali ANJURAN (A) –
40%
14 TITIK KENDALI WAJIB
1. Lahan bebas dari cemaran limbah bahan
berbahaya dan beracun.
2. Kemiringan lahan <30% untuk komoditas sayur
dan buah semusim.
3. Media tanam tidak mengandung cemaran bahan
berbahaya dan beracun (B3).
4. Tindakan konservasi dilakukan pada lahan miring.
5. Kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk.
6. Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian.

9
Lanjutan 14 TITIK KENDALI WAJIB……..

7. Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan


keterampilan mengaplikasikan pestisida.
8. Pestisida yang digunakan tidak kadaluwarsa.
9. Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian.
10. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
11. Wadah hasil panen yang akan digunakan dalam
keadaan baik, bersih dan tidak terkontaminasi.
12. Pencucian hasil panen menggunakan air bersih.
13. Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas
produk.
14. Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat
penyimpanan pupuk dan pestisida.

10
PERMASALAHAN
Bawang Merah
• Stabilitas harga bawang merah
fluktuatif dan ketersediaan benih
bermutu dan tingkat serangan
hama/penyakit tanaman tinggi
• Keterbatasan benih sumber,
walaupun varietas yang sudah
dilepas relatif banyak
• Varietas yang sudah dilepas belum
banyak dimanfaatkan pelaku
bisnis
POTENSI
Bawang merah sayuran unggulan nasional yang
dibudidayakan intensif
Bahan utama untuk bumbu masakan
Potensi pengembangan areal 90.000 ha
Propinsi penghasil utama (> 1.000 ha) : Jateng, DIY,
Jatim, Jabar,Sumut, Sumbar, Sulsel, Bali, NTB
Kontribusi 9 propinsi terhadap produksi total : 95,8
% dan Jawa 75 %
Kebutuhan perkapita 4,56 kg/th atau 0,38 kg/bulan
Menjelang hari raya keagamaan meningkat 10-20 %
PELUANG
Apakah Bawang Merah dapat ditanam di seluruh
area di Indonesia? Bawang merah dapat ditanam
hampir diseluruh wilayah Indonesia apabila tersedia
air. Semakin tinggi pertumbuhan akan lambat.

Apakah bawang merah dapat ditanam sepanjang


tahun di Indonesia? Bawang Merah tidak mengenal
musim, selama ada air penanaman dapat dilakukan.
Terbukti sepanjang tahun terdapat pasokan kedua
komoditas ini.
Tantangan
1. Luas dan pola tanam, umumnya terkait
dengan periode tanam padi, karena
sebagian besar berada di lahan padi.
2. Serangan OPT, terkait iklim dan perubahan
iklim. Serangan penyakit tinggi di Musim
Hujan dan hama tinggi di Musim Kemarau.
Pada saat ini perubahan iklim menyebabkan
keduanya dominan.
3. Produksi terkonsentrasi di Pulau Jawa
4. Penerapan pasca panen belum berkembang
untuk “merentang daya simpan”
Contoh Pola Tanam Bawang Merah
Pasir pantai, Kabupaten Bantul, DIY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tan. Hortikultura bukan Bawang Merah I Bawang Merah
Bawang Merah Cabai II
Tanah irigasi, Kabupaten Bantul, DIY
1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi Bawang Merah I Bawang Merah II Olah Padi
Cabai tanah
2 kali/tahun, Kabupaten Nganjuk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi kedelai Bawang Merah I Bawang Merah II

3 kali/tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Padi Bawang Merah I Bawang Merah II Bawang Merah III

Sumber: Masyhuri & Fuad, 2014


Tantangan
Tantangan
Tantangan
Varietas bawang merah
No Varietas Pengusul Tahun
1 Bima brebes Balitsa Lembang 1984
2 Medan Balitsa Lembang 1984
3 Keling Balitsa Lembang 1984
4 Maja Cipanas Balitsa Lembang 1984
5 Bauji BPTP Jatim 2000
6 Superphilip BPTP Jatim 2000
7 Keramat 1 Balitsa Lembang 2001
8 Keramat 2 Balitsa Lembang 2001
9 Kuning Balitsa Lembang 2001
10 Tiron BPSB/Diperta/UGM/Bupati Bantul 2002
11 Keta Monca BPSB NTB dan Balitsa Lembang 2003
12 Batu Ijo BPTP Jatim 2004
No Varietas Pengusul Tahun
13 Palasa Diperta, BPTP Untad Sulteng 2004
14 Tinombo Diperta, BPTP Untad Sulteng 2004
15 Tuk-Tuk PT. EWSI 2006
16 Sembrani Balitsa Lembang 2007
17 Katumi Balitsa Lembang 2007
18 Manjung Diperta Jatim 2009
19 Lembah Palu Diperta Kota Palu 2011
20 Rubaru Diperta Sumenep, BPTP JATIM, BPSB 2011
21 Mentes Balitsa Lembang 2011
22 Pikatan Balitsa Lembang 2011
23 Trisula Balitsa Lembang 2011
24 Pancasona Balitsa Lembang 2011
25 Ilokos APBMI 2013
SENTRA BAWANG MERAH
No Propinsi Kabupaten
1 Jateng Brebes, Tegal, Demak, Pemalang, Pati
2 DI Yogyakarta Bantul, Kulonprogo
3 Jatim Nganjuk, Mojokerto, Probolinggo, Malang, Pamekasan, Sumenep,
Sampang
4 Jabar Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu
5 Sumut Taput, Tobasa, Samosir, Simalungun, Karo
6 Sumbar Solok, Pesisir Selatan, Agam
7 NTB Bima, Lombok Timur
8 Bali Tabanan, Karang Asem, Klungkung
9 Kaltim Nunukan, Paser
VARIETAS DATARAN
RENDAH
• Bima • Super Philip
• Kuning • Bauji
• Pikatan • Biru Lancor
• Katumi • Rubaru
• Pancasona • Monjung
• Mentes
BIMA
KUNING
PIKATAN

Potensi hasil : 16 t/ha


Umur panen : 56 hari

Potensi hasil : 6 - 21,4 t/ha


Umur Panen : 55 hari
Umur panen : 57 hari Potensi Hasil : 6.20 – 23.31 t/ha
Keunggulan : Tahan simpan
sampai 4 bulan
MENTES

PANCASONA

KATUMI

Umur Panen : 58 hari


Potensi Hasil : 7.10 – 27.58 t/ha
Keunggulan : Tahan simpan
5 - 7 bulan
Umur Panen : 57 hari
Potensi Hasil : 6.90 – 23.70 t/ha
Potensi hasil : 24 t/ha Keunggulan : Tahan simpan
Umur panen : 56 hari 3 – 4 bulan
VARIETAS DATARAN TINGGI
• Maja
• Sembrani
• Trisula
• Batu Ijo
MAJA
SEMBRANI
TRISULA

Potensi hasil : 12 ton/ha


Umur panen : 62 hari
Potensi hasil : 9 – 24.4 t/ha
Umur panen : 58 hari
Umur Panen : 55 hari
Potensi Hasil : 6.50 – 23.21 t/ha
Keunggulan : Tahan simpan 5 bln.
Super Philip

Sangat disukai produsen dan konsumen


Produktivitas tinggi (18 t/ha umbi kering)
Ukuran umbi sedang (8-10 g), warna merah
keunguan menarik, bentuk umbi bulat
Rasa dan aroma sedang
Sifat adaptasi luas , sesuai untuk lahan
sawah, lahan kering, lahan tegal
Sangat sesuai ditanam musim kemarau
Sesuai untuk dataran rendah dan tinggi
20-1000 m dpl)
Bauji

Sesuai untuk musim hujan


Merupakan varietas lokal Nganjuk
Produktivitas tinggi di musim hujan (14 t/ha umbi kering)
Ukuran umbi sedang (6-10 g), warna merah keunguan, bentuk umbi bulat
lonjong, daun tebal
Sesuai untuk lahan sawah di dataran rendah (20-400 m dpl)
Agak tahan terhadap serangan Fusarium
Cukup digemari oleh konsumen
BATU IJO

• Asal lokal Batu dan telah berkembang puluhan tahun


• Umbi besar seperti bawang Bombay
• Ukuran umbi > 20 gram
• Tanaman kekar, berdaun lebar
• Jumlah anakan sedikit, 2-5 anakan/rumpun
• Sesuai ditanam di musim kemarau
• Sesuai ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi
(20-1300 m dpl)
• Produksi 15 t/ha
RUBARU

 Bawang merah var. Rubaru toleran pd Fusarium sp


dan Spodoptera exigua
 Rasa bawang enak, gurih, renyah dan aroma harum
(khas bawang merah), sesuai untuk bawang goreng
 Mampu beradaptasi di ketinggian 10-> 800 m dpl
 Produktivitas 14-17 t/ha umbi kering (lahan subur)
 Sesuai untuk MK dan MH
Biru Lancor
 
• Beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan altitude 3 – 240 m dpl
• Produktivitas tinggi di musim hujan (10,76 – 11,53 ton /ha) dan musim
kemarau (12,47 – 14,08 ton/ha)
• Berat per umbi kering panen (8,05 – 9,06 g)
• Warna umbi merah tua keunguan
• Aroma menyengat
• Ciri spesifik bentuk umbi bulat tinggi ujung lancip
• Bentuk penampang dan keadaan tengah daun bulat berongga
• Keadaan kulit umbi tipis dan mudah dikupas
• Umur panen 56 - 65 hari
• Daya simpan umbi 3- 4 bulan
MONJUNG

• Asal Pamekasan
• Sesuai untuk MK pada dataran rendah
• Bentuk umbi lonjong
• Warna umbi merah kekuningan,
• Produktivitas 15 t/ha
• Sesuai untuk lahan kering dan lahan sawah
TITIK
KRITIS

• Bibit = 30-40 % biaya produksi


• Bibit = kepercayaan dan
kejujuran

• Unsur kalium sangat berpengaruh


terhadap daya simpan
• Penyakit tular umbi
• Campuran varietas lain

• Yang disimpan hanya calon bibit


yang sehat dan bernas
• Kontrol penyimpanan
• Pencegahan hama gudang
PEMILIHAN
LOKASI  Tinggi tempat 20-1000
m dpl
 Suhu 25-32 o C
 Ph tanah 6-6,5
o Syarat tumbuh  Curah hujan 1000-1500
mm/th
o Riwayat lokasi
 Lahan subur, tidak
o Pemetaan lahan ternaungi
o Kesuburan lahan  Struktur tanah remah
o Pola pemanfaatan dan tekstur lempung
berpasir
lahan
o Konservasi lahan
PENENTUAN
WAKTU TANAM

o Bisa dilakukan atas


o Menetapkan waktu tanam yang dasar kesepakatan
tepat o Sesuai pola tanam

o Perlu data curah hujan dan


suhu tahunan
o Mengetahui saat air tersedia
o Menghindari musim tanam o Pandai2 melihat
pada saat curah hujan sangat situasi agar saat
panen tidak
deras (Des- Jan) melimpah
PEMILIHAN BENIH

Benih adalah kunci utama keberhasilan usahatani


Umur simpan benih 3-4 bulan, umur panen untuk umbi
benih 65-70 hari
Ukuran benih sedang, sekitar 6-10 g/umbi
Kebutuhan benih setiap hektar 800-1300 kg, tergantung
besarnya
Umbi benih berwarna cerah dan kulit mengkilat
Umbi benih bernas, sehat, padat, tidak keropos dan tidak
lunak
Umbi benih tidak terserang hama dan penyakit
Pilih Benih
yang baik,
sehat, bernas
Persiapan benih sebelum ditanam

Monjung

Benih var Rubaru siap ditanam


Varietas yg
berkembang

Pemotongan ujung benih


Benih yang sudah dipotong ujungnya
Umbi bibit berkualitas dan siap tanam

Umbi belum siap tanam


PENYIAPAN LAHAN
PEMBERSIHAN LAHAN &
PENGOLAHAN TANAH • PEMBUATAN BEDENGAN
 Membersihkan lahan • Ukuran bedengan
dari gulma dan bebatuan Musim kemarau
 Membuang sisa2 tanaman L=120-180 cm, T 25
sebelumnya dan akar-
akar tanaman cm, L parit =50 cm,
 Pengolahan dengan kedalaman parit 30-40
dibajak beberapa kali (4- cm
5 x) hingga tanah benar-
benar gembur, dibiarkan
2 minggu dan dibuat • Musim hujan
bedengan L= 120-150cm, T 40
 Dapat menggunakan cm, L parit 50 cm,
herbisida untuk kedalaman parit 50 cm
mematikan gulma
Penanaman dan Pemeliharaan
 Dilakukan pada dataran rendah sampai dataran
tinggi (20-800 m dpl)
 Pemilihan lahan agak terisolasi
 Pengolahan lahan dilakukan hingga tanah dalam
bedengan gembur dan halus
 Jarak tanam rapat (15 x 15 cm) atau 15 x 20
cm
 Dosis pukan 10-15 ton/ha dan 150 kg NPK/ha
diberikan seminggu sebelum tanam
 Urea 200 kg, KCl 200 kg dan ZA 200 kg per ha,
diberikan separo dosis pada 15 dan 30 HST
Penanaman di lapang
Pengairan setelah tanam
PEMUPUKAN
Awal Tanam
N dan K : Merangsang pertumbuhan awal
P : merangsang pengakaran dan penyiapan pembentukan umbi
S : meningkatkan pertumbuhan
B, Mn, Zn: memastikan pertumbuhan tunas
Pertumbuhan Vegetatif
N dan K : menjamin pertumbuhan dan perkembangan
Ca, Mg, S : Vigor tanaman, kesehatan daun, memnyiapkan pengisian umbi.
Hr Mikro : Menjamin laju fotosintesis tidak terganggu
Pembentukan Umbi
N : dalam bentuk nitrat menjaga pertumbuhan dan perkembangan umbi.
K : meningkatkan hasil dan mutu hasil
Ca : menjaga pengisian umbi dan meningkatkan daya simpan.
Hr Mikro : Mempertahankan pertumbuhan daun.
Pengisian Umbi
N : sedikit (untuk menjaga mutu) untuk mempertahankan pertumbuhan umbi
P : mempercepat pematangan dan ukuran umbi
K : akumulasi maksimum bahan kering dan mutu.
Ca : kekerasan umbi dan daya simpan
Hr Mikro : aroma umbi (S), daya simpan buah (B), kemulusan kulit umbi (Cu)
PEMUPUKAN
Jenis dan dosis :
UMUR 6-7 Mg
disesuaikan kesuburan ZA 100 kg/ha
lahan (speklok) SP36 50 kg/ha
Cara : diberikan disekitar KCL 100 kg/ha
alur tanaman UMUR 4 Mg
Urea 150 kg/ha
SP36 100 kg/ha
KCL 100 kg/ha
AWAL TANAM
NPK 15-15-15
150 kg/ha
Kapur 100 kg/ha

PRA TANAM
Pupuk Organik
10-15 ton/ha
Pengendalian OPT

 Dilakukan dengan intensif dan


sedini mungkin
 Pengendalian dengan pemantauan sesuai ambang
ekonomis
 Preventif membuat pertanaman sesehat
mungkin (pemupukan seimbang dan sanitasi)
 Kuratif : penggunaan pestisida, eradikasi (pencabutan
dan pembuangan tanaman terserang), penggunaan
barier mekanis (kelambu)
 Penggunaan trap dengan ME atau dengan lampu di
malam hari
PENGGUNAAN KELAMBU UNTUK MENGENDALIKAN
HAMA (Spodoptera exigua)
Lampu Perangkap Tenaga Surya (Nganjuk)

•Tinggi pemasangan lampu antara 10 – 15


cm di atas bak perangkap,
sedangkan mulut bak perangkap tidak boleh lebih
dari 40 cm di atas pucuk tanaman bawang merah.
PENGGUNAAN PERANGKAP KUNING UNTUK
MENGENDALIKAN HAMA (Liriomyza chinensis dan Thrips)
Penyakit Layu Fusarium
 Tanaman yang terserang segera dicabut
dan dimusnahkan
 Melakukan pergiliran tanaman dengan
tanaman yang bukan inangnya
 Drainase dan sanitasi lingkungan
 Benih direndam selama 15 menit dalam
larutan Trichoderma 10-20 ml/1 liter air.
 Menggunakan pupuk organik plus agensia
hayati Trichoderma sp atau Gliocladium sp
sebanyak 10-15 kg/ha ditabur di bedengan
Penyakit Becak Ungu dan Antraknose

 Bila tanaman terkena hujan


atau embun, segera disiram air
bersih untuk mengurangi
penularan spora penyakit yang
menempel pada daun
Becak Ungu /Trotol (Alternaria porri)  Pengendalian dengan
menggunakan fungisida selektif
atau dengan pestisida nabati
 Drainase dijaga dengan baik
agar kelembaban tanah dan
lingkungan pertanaman terjaga
Antraknose (Colletotrichum gloeosporioides)
Pengendalian dg Pestisida Nabati
• Pengendalian hama dan penyakit ramah lingkungan dapat
menggunakan pestisida nabati
• Bahan : serbuk biji mimba 2kg, daun serai 1 kg, bawang
putih 1kg, bunga cengkeh 500 g, tembakau 500 g, gula
merah 500 g, ragi tape 100 g dan cabai rawit 500 g.
• Semua bahan diblender lalu difermentasi dengan air bebas
clorin (20 l) diperam selama 30 hari, buat larutan dengan
konsentrasi 20-50 l
MEMPERTAHANKAN VIABILITAS
BENIH BAWANG MERAH

 Mempertahankan viabilitas benih selalu


diawali dengan kondisi pertanaman di lapang
 Jika pertanaman di lapang tumbuh tidak optimal, maka
viabilitas juga rendah
 Jika tanaman dan benih terserang OPT mempengaruhi
viabilitas
 Jika pertumbuhan vegetatif tidak seimbang dengan
generatif maka mempengaruhi viabilitas
 Viabilitas benih sangat dipengaruhi pra dan pasca
panen
 Kondisi gudang mempengaruhi viabilitas benih
PENENTUAN SAAT PANEN

• Menentukan saat panen yang tepat dengan indeks panen


yaitu : jumlah hari sejak tanam
• Memperoleh umbi yang sesuai tingkat ketuaan
• Umur panen tergantung varietas, namun dapat menggunakan
dasar : untuk benih (lebih 2 minggu dr konsumsi)
70-75 hari setelah tanam (di dataran rendah)
• 80-85 hari setelah tanam (di dataran tinggi )
     Waktu panen udara cerah dan tidak basah
     90 % daun rebah dan menguning
– Leher umbi kosong
     Sebagian umbi nampak tersembul keluar
• Timbul bau bawang yang khas , ditandai dengan timbulnya
warna merah tua atau merah keunguan pada umbi
• Umbi lapis kelihatan penuh berisi
   
PERAWATAN/PELAYUAN (CURING)
• Curing atau pelayuan daun warna kulit umbi lebih merah
dan mengkilat
• Dengan suhu dan kelembaban tinggi selama pelayuan, maka
akan terjadi pembentukan lapisan epidermis (calus) sehingga
dapat menutupi permukaan kulit umbi yang luka atau tergores
• Proses pelayuan dan pengeringan untuk mengurangi kadar air
• Menurunkan kadar air daun dan leher umbi bawang merah
• Pelayuan dan pengeringan umumnya dilakukan di lahan
pertanaman
• Ikatan daun bawang sebanyak 1 genggam menjadi 1 ontel/ 1
ikat/ 1 gedeng
• Pelayuan selama 2-3 hari atau sesuai kondisi daun (sudah
setengah kering), posisi daun di atas menutupi umbi sehingga
tidak terkena sinar matahari langsung
• Pelayuan dengan menghembuskan udara panas secara
mekanis, suhu 46 0 C selama 16 jam, kelembaban nisbi 70-80
% (jika cuaca tidak memungkinkan)

   
Proses Pelayuan (Curing)
PELAYUAN & PENGERINGAN (Ngantang,
Malang

Anda mungkin juga menyukai