Anda di halaman 1dari 55

USULAN PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK, DISTRIBUSI, PERSEPSI HARGA,


DAN KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK UNGGULAN DAERAH BERBAHAN SAGU PADA
GENERASI Z DI KEPULAUAN MERANTI

KETUA : JUSHERMI, SE, MSBA /0019086264


ANGGOTA : DR.ALVI PURWANTI ALWIE, SE., MM /0012107004
DIAN PRATIWI, S.M.B., MM /1008029001

SUMBER DANA : FEB UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2022

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

Judul Penelitian : Analisis Kualitas Produk, Distribusi, Persepsi Harga, dan Kesadaran
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Unggulan Daerah
Berbahan Sagu Pada Generasi Z Di Kepulauan Meranti

Ketua Pelaksana :
a) Nama Lengkap : Jushermi SE., MSBA
b) Jenis Kelamin : Perempuan
c) NIP/NIDN : 196208191989032001/0019086264
d) Jabatan Fungsional : Lektor
e) Program Studi : Manajemen
f) Fakultas/Jurusan : Ekonomi & Bisnis/Manajemen
g) Alamat Kantor : Kampus Bina Widya KM 12.5 Simp. Baru - Pekanbaru
h) Alamat Rumah : Jalan Rokan Tanjung Rhu Pekanbaru
i) HP/Telp. : 082169562757
j) E-mail : monirokan18@gmail.com
Anggota 1 :
a) Nama Lengkap : Dr. Alvi Purwanti Alwie, SE.,MM
b) Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
c) NIDN : 197010121998022001/0027097001

Anggota 2 :
a) Nama Lengkap : Dian Pratiwi, S.M.B., MM
b) NIP/NIDN : 199008022019032020/1008029001

Anggota 3
a) Nama Lengkap : Ibnu Syahputra
b) NIM : 1802112110
Anggota 4
a) Nama Lengkap : Robi Bintang
b) NIM : 1802110128

Jangka Waktu Penelitian : 4 bulan, Tahun ke: 1 dari 1 tahun


Dana diusulkan/disetujui : Rp 10.250.000,00
Sumber dana : PNBP FEB Universitas Riau Tahun 2022

Pekanbaru, 4 Mei 2022


Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen Ketua Peneliti

Dr. Andewi Rokhmawati, SE.,MSi, M.Ed Jushermi.SE, MSBA


NIP. 197308112000122001 NIP. 196208191989032001
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL 2
DAFTAR ISI 3
A. Judul 4
B. Latar Belakang Penelitian 4
C. Rumusan Masalah 17
D. Tujuan Penelitian 17
E. Manfaat Penelitian 18
F. Tinjauan Pustaka 19
F.1 Landasan Teori 19
F.1.1 Keputusan Pembelian 19
F.1.1 Kesadaran Merek 21
F.1.2 Kualitas Produk 23
F.1.3 Distribusi 27
F.1.4 Generasi Z 33
F.2 Penelitian Terdahulu 33
G. Kerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian 40
H. Metode Penelitian 41
H.1 Lokasi Penelitian 41
I.2 Jenis dan Sumber Data 42
I.2.1 Data Primer 42
I.2.2 Data Sekunder 42
I.3 Populasi dan Sampel 42
I.3.1 Populasi 42
I.3.2 Sampel 43
I.4 Definisi Operasional Variabel 44
I.5 Teknik Pengumpulan Data 46
I.5.1 Studi Pustaka 46
I.5.2 Wawancara 46
I.5.3 Kuesioner 46
I.6 Teknik Analisis Data 47
I.6.1 Uji Instrumen 47
I.6.2 Uji Asumsi Klasik 47
I.6.3 Uji Hipotesis 49
I.6.4 Analisis Jalur (Path Analysis) 50
DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN-LAMPIRAN 52
A. Judul: Analisis Kualitas Produk, Distribusi, Persepsi Harga, dan Kesadaran Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Unggulan Daerah Berbahan Sagu Pada
Generasi Z Di Kepulauan Meranti

B. Latar Belakang Penelitian

Diantara hasil kekayaan hutan indonesia yang merupakan produk unggulan daerah di
Riau adalah tanaman sagu (mertroxylon sp), dari total area hutan sagu di dunia, Indonesia
memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di beberapa provinsi yang berkontibusi
sebesar 5,3% hutan sagu di dunia. Daerah di Indonesia yang memiliki lahan pohon sagu
terbesar di Indonesia terdapat di wilayah provinsi Papua, Maluku, Riau, dan Sulawesi
Tengah.

Salah satu tujuan pengembangan sagu di Indonesia adalah untuk mengoptimalkan


ketahan pangan serta terwujudnya industri agribsinis sagu. Sagu memiliki potensi yang besar
dalam memenuhi kebutuhan diversifikasi pangan. Kelebihan tanaman sagu adalah hanya
cukup ditanam sekali tanpa perlu membuka lahan untuk penanaman baru.

Sagu juga jenis tanaman yang tidak perlu pupuk, pestisida dan upaya budidaya
lainnya seperti lazimnya pertanian modern. Peningkatan produksi sagu dan bisa diterimanya
sagu sebagai karbohidrat alternatif maupun untuk pengembangan produk turunan lainnya
akan memberikan peluang terjadi revolusi produk karbohidrat secara murah dan massal,
sebab tidak ada tanaman yang mampu menghasilkan karbohidrat semurah dan semassal sagu
(Astuti,2008).

Sagu mempunyai peran strategis dalam upaya mengembangkan penganekaragaman


pangan di daerah untuk mendukung ketahanan pangan karena bahan baku ini tersedia spesifik
lokasi dan Riau adalah salah satu provinsi yang memiliki komoditas ini sehingga pangan
tradisional yang merupakan sumberdaya lokal yang diwariskan secara turun menurun.
Dengan demikian pangan tradisional dapat dijadikan sarana untuk mewujudkan
penganekaragaman pangan dalam memantapkan katahanan pangan tradisional (Boston, 2009;
Haryanto dan Pangloli 1992).

Selain itu. Sagu juga memiliki nilai sosial dan ekonomi yang sangat tinggi seperti
yang dikatakan oleh Loue (2001) dalam Lakuy dan Limbongan (2003) menyatakan bahwa
sekurang-kurangnya ada tiga peranan utama sagu bagi masyarakat adat papua terutama
kawasan Danau Sentani yakni : 1) sebagai makanan pokok, 2) sumber pendapatan rumah
tangga, 3) pengikat kebersamaam bagi pemilik areal sagu yang menghibahkan sebagai
tegakan sagu kepada sesama warga yang tidak memilikinya.

Budidaya sagu perlu dikembangkan ke daerah penghasil sagu lainnya guna memenuhi
berbagai kebutuhan ke depan. Di Indonesia, sagu telah diolah menjadi produk-produk pangan
maupun non pangan. Di Kepulauan Meranti, Riau sagu di produksi menjadi berbagai
makanan tradisional dan berbagai produk lainnya yang memiliki nilai jual yang baik.

Untuk melihat perkembangan Industri Sagu di Kepulauan Meranti, dapat dilihat data
Industri Kecil berbahan dasar sagu yang terdata di Dinas Perindustrian Provinsi Riau

Tabel 1. Industri Kecil Berbahan Sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti

N Nama
Nama Industri Alamat Jenis Industri
o Pemilik

Sagu Rendang Jl. Sukajadi, Banglas, Industri Makanan &


1 Asmindar
Asmindar, PO Tebing Tinggi Masakan Olahan

Sagu Rendang Jl. Pemuda Setia, Banglas, Industri Makanan &


2 Raudah
Raudah, PO Tebing Tinggi Masakan Olahan

Sagu Rendang Gg. Antara, Banglas, Industri Makanan &


3 Zuraida
Zuraida, PO Tebing Tinggi Masakan Olahan

Sagu Rendang Jl. Pemuda Setia, Banglas, Industri Makanan &


4 Nurma
Nurma, PO Tebing Tinggi Masakan Olahan

Sagu Rendang Jl. Pramuka, Banglas, Industri Makanan &


5 Yulinar
Yulinar, PO Tebing Tinggi Masakan Olahan

Sagu Rendang Azam Jl. Suak Baru, Banglas, Industri Makanan &
6
Azam Jamil, PO Jamil Tebing Tinggi Masakan Olahan

Sagu Rendang Siti Jl. H.A. Bakar Oemar, Industri Makanan &
7
Siti Mariana, PO Mariana Sonde, Rangsang Pesisir Masakan Olahan

Sagu Rendang Jl. H.A. Bakar Oemar, Industri Makanan &


8 Kamariah
Kamariah, PO Sonde, Rangsang Pesisir Masakan Olahan

Mie Sagu Jl. Nurdin, Tanjung Industri Makaroni Mie &


9 Sabariah
Sabariah, PO Kulim, Merbau Produk Sejenisnya
Mie Sagu Jl. H. Oemar, Tanjung Industri Makaroni Mie &
10 Mahani
Mahani, PO Kulim, Merbau Produk Sejenisnya

Mie Sagu Jl. Nurdin, Tanjung Industri Makaroni Mie &


11 Mariyana
Mariyana, PO Kulim, Merbau Produk Sejenisnya

Mie Sagu
Mayam, PO Jl. M. Sarif, Pelantai Industri Makaroni Mie &
Mayam
12 Dusun II, Merbau Produk Sejenisnya

Kerupuk Sagu Masjid,Pangkalan Balai, Industri Kerupuk Keripik


13 Rohani
Rohani, PO Pulau Merbau Peyek & Sejenisnya

Kerupuk Sagu Kasma Jl. Proyek Kelapa, Baran Industri Kerupuk Keripik
14
Kasma Wati, PO Wati Melintang, Pulau Merbau Peyek & Sejenisnya

Mie Sagu Jl. Geronggang, Baran Industri Makaroni Mie &


15 Katumi
Katumi, PO Melintang, Pulau Merbau Produk Sejenisnya

Sagu Lemak Jl. Delon, Sungai Tohor, Industri Makanan &


16 Rokiyah
Rokiyah, PO Tebing Tinggi Timur Masakan Olahan

Mie Sagu Usaha Jl. Antara, Sungai Tohor, Industri Makaroni Mie &
17 Arbiah
Bersaudara, PO Tebing Tinggi Timur Produk Sejenisnya

Mie Sagu W. W. Jl. Lintas Melibur, Industri Makaroni Mie &


18
Dahniar, PO Dahniar Mayang Sari, Merbau Produk Sejenisnya

RT/RW 01/02, Meranti Industri Makanan &


19 Gobak Sagu, PO Esah
Bunting, Merbau Masakan Olahan

Sagu Mahintan , Jl. M. Arip, Lukit Dusun Industri Makanan &


20 Mahintan
PO III, Merbau Masakan Olahan

Kerupuk Sagu Jl. Tuk Seman, Lukit Industri Kerupuk Keripik


21 Waginah
Waginah, PO Dusun IV, Merbau Peyek & Sejenisnya

Cendol Sagu Jl. Perusahaan Kondur, Industri Makanan &


22 Warti
Warti, PO Lukit DusuN III, Merbau Masakan Olahan

Mie Sagu Jl. H. Nawawi, Pelantai Industri Makaroni Mie &


23 Lindawati
Lindawati, PO Dusun II, Merbau Produk Sejenis
Mie Sagu Jl. M. Sarif, Pelantai Industri Makaroni Mie &
24 Kamariah
Kamariah, PO Dusun II, Merbau Produk Sejenis

Mie Sagu Zammi, Jl. M. Sarif, Pelantai Industri Makaroni Mie &
25 Zammi
PO Dusun II, Merbau Produk Sejenis

Mie Sagu Rosida, Jl. M. Sarif, Pelantai Industri Makaroni Mie &
26 Rosida
PO Dusun II, Merbau Produk Sejenis

Mie Sagu Linda Linda Teluk Belitung, Teluk Industri Makaroni Mie &
27
Wati, PO Wati Belitung, Merbau Produk Sejenis

Kerupuk Sagu, Jl. Utama, Bantar, Industri Kerupuk Keripik


28 Aisyah
PO Rangsang Barat Peyek & Sejenisnya

Dusun III, Tanjung


Sagu Rendang, Industri Makanan &
29 Zainab Peranap, Tebing Tinggi
PO Masakan Olahan
Barat

Dusun III, Tanjung


Sagu Rendang, Industri Makanan &
30 Kamariah Peranap, Tebing Tinggi
PO Masakan Olahan
Barat

Dusun III, Tanjung


Sagu Rendang, Industri Makanan &
31 Saudah Peranap, Tebing Tinggi
PO Masakan Olahan
Barat

Mie Sagu Jl. Utama, Alah Air, Industri Makaroni Mie &
32 Supardi
Supardi, PO Tebing Tinggi Produk Sejenis

Sumber. Dinas Peindustrian Provinsi Riau Tahun 2019

Dari tabel 1. diatas bisa dilihat bahwa sagu merupakan salah satu bahan baku produk
makanan yang banyak diolah sebagai produk makanan lainnya oleh masyarakat di
Kabupaten Kepulauan Meranti. Masyarakat di Kepulauan meranti menjadikan sagu sebagai
bahan baku pembuatan produk-produk yang memiliki nilai jual seperti, sagu rendang, mie
sagu, kerupuk sagu, sagu lemak, gobak sagu, sagu mahintan, cendol sagu dan lain-lain.

Dari hasil pengamatan dilapangan terhadap produsen produk sagu di Meranti ternyata
dari industri pangan berbahan sagu hanya sedikit yang betul-betul memperhatikan aspek
pemasaran seperti kualitas produk yang belum terstandar, kesadaran tentang perlunya merek
sebagai identitas produk, dan juga penetapan harga yang masih memberikan persepsi bahwa
produk tersebut mahal atau belum sesuai dengan kualitas yang dirasakan (survey terhadap
10 pelaku usaha di kepulauan Meranti).
Hal inilah yang menjadi salah satu hal yang menyebabkan pelaku usaha pada industri
pangan berbahan sagu ini tidak mengalami peningkatan penjualan, sekalipun usaha sudah
ada cukup lama dan belum bisa dijadikan sebagai sumber penghasil utama pendapatan
masyarakat di Kepulauan Meranti sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Riau.

Berdasarkan observasi di lapangan pada produsen produk sagu di Kepulauan Meranti


ternyata dari beberapa industri makanan berbahan sagu hanya sedikit yang benar-benar
memperhatikan aspek pemasaran diantaranya seperti kualitas produk yang belum terstandar,
pendistribusian yang belum merata dan hanya berada pada sebagian desa di Kepulauan
Meranti saja, serta pentingnya memberikan edukasi dan pelatihan mengenai kesadaran
merek sebagai identitas produk yang menjadi ciri khas dari sebuah produk. Hasil yang
didapatakan berdasarkan pra riset adalah responden memahami bagaimana pentingnya
kualitas produk, distribusi dan kesadaran merek dalam mempengaruhi keputusan pembelian
pada produk unggulan daerah berbahan sagu di Kepulauan Meranti. Namun hal tersebut
belum dapat di lakukan oleh masyarakat di Kepulauan Meranti karena beberapa hal, di
antaranya:

1. Belum mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai nilai tambah produk


2. Keterbatasan financial
3. Segmentasi produk yang kecil
4. Kurangnya optimalisasi social media

Hal inilah yang menyebabkan pelaku usaha pada industri pangan berbahan sagu ini
tidak mengalami peningkatan penjualan, sekalipun usaha sudah ada cukup lama dan belum
bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan utama pendapatan masyarakat di Kepulauan
Meranti sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Riau.

Tabel 2 Data Survey Beberapa Usaha Tentang Pertumbuhan Penjualan Produk Sagu di
Kepulauan Meranti tahun 2022
Pertumbuhan Penjualan
Meningkat 2019-2021
No Nama Usaha/Pemilik Keterangan
Ya Tidak
1 Tunas Meranti/ ✔ Memperbanyak jenis produk
Darmizun berbahan sagu (Mie, pilus,
tepung, semprong, dan
kerupuk)
2 Boejang/ Pratini ✔ Permintaan meningkat dan
daya beli menguat.
3 Mie Sagu Salmah/ ✔ Merek belum dikenal
Salmah
4 Semprong/ Ratna ✔ Masyarakat menyukai
Novita semprong berbahan terigu
5 Mie sagu Permai/ ✔ Perjualan stabil, tidak
Hartono mengalami kenaikan dan
penurunan yang signifikan
6 Sagu Renda/ Maria ✔ Pemberhentian usaha, karna
penurunan penjualan dan
daya beli rendah
7 Mie Sagu Azmi/ ✔ Margin rendah sehingga
Fainani tidak mampu bersaing
dengan pasar
8 Sagu Berkah/ ✔ Menguasai pasar di
Nazaruddin Kecamatan tersebut
9 Kerupuk Sagu/ ✔ Belum dikenal oleh pasar dan
Susilawati pasar terbatas
10 Cap Tiga Putra/ Anita ✔ Kurangnya peminat

Sumber. Hasil wawancara bersama pemilik usaha berbahan sagu Kepulauan Meranti

Salah satu strategi pemasaran yang harus menjadi perhatian adalah merek, untuk

produk sagu di Kepulauan Meranti baru terdapat beberapa yang memiliki merek seperti tabel

berikut:

Tabel 3 Jenis Produk dan Merek UMKM Olahan Sagu


No Jenis Produk Merek
Mie Sagu
1 Lempeng Sagu Tunas Meranti
Pilus Sagu
2 Mie Sagu Instan Yupaet
3 Mie Sagu No Merek
4 Kerupuk Sagu Kergu "Kresz Roso"
5 Semprong Sagu Ratna Novita
6 Mie Sagu Mie Sagu Permai
7 Sagu Rendang Sagu Rendang Maria
8 Mie Sagu Mi Sagu Azmi
Mie Sagu
9 Rendang Sagu Sagu Berkah
Sagu Lemak
10 Beras Sagu Cap Tiga Putra
11 Mie Sagu Mekar Sari
12 Kerupuk Sagu Kerupuk Sagu Aqila
13 Mie Sagu Inti Sari Makmur
14 Kerupuk Sagu Lita MS

Sumber: Rumah BUMN Kabupaten Kepulauan Meranti


Pada tabel diatas ini kita bisa mengetahui dan melihat bahwasanya hanya 14 usaha
yang sudah memiliki Merek, dan tentu saja ini bisa memberikan juga informasi tentang
kualitas produk yang dimiliki. Dari jumlah tersebut artinya dari total industri berbahan sagu
hanya 43,75% atau tidak sampai 50% yang memiliki pengetahuan tentang perlunya merek
untuk meningkatkan keputusan pembelian Masyarakat di Kepulauan Meranti.
Tujuan dari memperhatikan kualitas produk dan pembuatan nama merek pada produk
adalah sebagai alat promosi untuk menarik perhatian para konsumen dan menjadikan
identitas produk yang akan bermanfaat pada proses diferensiasi atas sebuah produk dengan
produk lainnya di pasaran sehingga akan memberikan kemudahan bagi para pembeli untuk
mendapatkan informasi atau memperoleh produk tersebut.
Pengembangan produk-produk berbahan sagu harus menjadi suatu perhatian sehingga
bisa bersaing dengan produk olahan lainnya dan menjadi pangan alternatif yang disenangi
oleh semua kalangan masyarakat terkhusus kalangan anak muda seperti generasi Z, yang
dimana generasi Z lebih banyak memiliki alternatif makanan lainnya yang mudah diperoleh.
Kenapa Generasi Z menjadi target pemasaran produk berbahan sagu? Selain karena produk
tradisional sering kalah oleh produk modern pada pilihan konsumsi generasi Z juga dari hasil
survei sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui jumlah penduduk
Indonesia hingga 2020 didominasi oleh generasi Z. Generasi Z adalah penduduk yang lahir
pada kurun tahun 1997-2012. Dari hasil survei sepanjang Februari-September 2020 itu
didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total
populasi penduduk Indonesia berjumlah 270,2 juta jiwa.

Pengembangan produk-produk berbahan sagu harus menjadi perhatian sehingga bisa


bersaing bersaing dengan produk olahan lainnya dan menjadi pangan alternatif yang
disenangi oleh semua termasuk juga kalangan anak muda seperti generasi Z yang banyak
memiliki alternatif makanan lainnya yang mudah didapat.

Anak muda adalah pasar masa depan, sehingga pentingnya mengetahui tentang
keputusan anak muda atau dalam hal ini adalah generasi Z. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) generasi Z adalah kelahiran antara 1997-2012. Selain karena sagu adalah produk
unggulan daerah juga karena anak muda generasi Z ini cukup banyak terdapat di Kepulauan
Meranti seperti data pada tabel berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2020

No Kecamatan Penduduk (jiwa) Persentase (%)

1 Tebing Tinggi Barat 18.732 8.94%

2 Tebing Tinggi 68.668 32.78%

3 Tebing Tinggi Timur 13.511 6.45%

4 Rangsang 20.372 9.73%

5 Rangsang Pesisir 19.121 9.13%

6 Rangsang Barat 19.772 9.44%

7 Merbau 15.482 7.39%


8 Pulau Merbau 15.972 7.63%

9 Tasik Putri Puyu 17.830 8.51%

Total 209.460 100,00%

Sumber: BPS Kabupaten Kepulauan Meranti, 2020

Keputusan pembelian terhadap produk berbahan sagu di Kepulauan Meranti sudah


banyak namun perlu adanya peningkatan terhadap strategi pemasaran, terutama untuk
menjangkau generasi Z. Tujuan melakukan peningkatan terhadap strategi pemasaran yaitu,
meningkat infomasi kepada masyarakat mengenai produk, mempengaruhi untuk keputusan
pembelian konsumen terutama generasi Z terhadap produk berbahan sagu di Kepulauan
Meranti. Generasi Z yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah generasi yang lahir
antara tahun 1997-2012. Jumlah generasi Z di Indonesia berjumlah 270,2 juta jiwa atau setara
dengan 27,94% dari total populasi. Sementara generasi Z di Kepulauan Meranti yang secara
jumlah adalah 53.330 atau 25% dari keseluruhan penduduk di Kepulauan Meranti.
Reputasi positif yang dimiliki suatu merek dapat menjadi pertimbangan remaja
Generasi Z dalam membangun preferensi keputusan pembelian terhadap suatu produk.
Menurut artikel Marketing to Generation Z ; How Reaching Gen Z with Your Brand Message
is Differentthan Engaging Millennials, menunjukkan sebanyak 91 % konsumen dari Generasi
Z melakukan research secara online lebih dulu sebelum membeli sebuah produk. Research
ini dilakukan juga untuk mengetahui review dari konsumen lain, yang telah lebih dulu
mencobanya.
Perilaku konsumen selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Perilaku konsumen
merupakan faktor utama konsumen dalam membuat keputusan-keputusan pembelian serta
bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa.
Keputusan pembelian merupakan situasi yang ditunjukkan oleh konsumen ketika
mereka menyadari bahwa kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan yang diharapkan
serta terpenuhi secara baik. Menurut Buchari Alma (2016:96) mengemukakan bahwa
keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi
keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence,
people, process. Ada beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam mengambil
keputusan untuk membeli suatu barang, yaitu:
1. Orang yang mengambil inisiatif (initiator).
2. Orang yang mempengaruhi (influencer)
3. Orang yang mengambil keputusan (decider)
4. Orang yang membeli (buyer)
5. Orang yang memakai (user).
Kualitas sebuah produk tidak bisa dianggap remeh, karena bisa menuntun sebuah
perusahaan lebih maju ataupun mengalami kegagalan. Menurut Tjiptono (2009), kualitas
mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi
pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-
dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2009) adalah:
1. Performance (kinerja) berhubungan dengan karakteristik operasi dasar darisebuah
produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umurproduk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk.
5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), merupakan hasil dari penggunaan pengukuran
yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen
tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk.
8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untukdireparasi, serta kompetensi
dan keramahtamahan staf layanan.
Distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat
dibutuhkan) menurut (Tjiptono, 2008).
Kesadaran merek merupakan sebuah bentuk kesadaran terhadap suatu brand yang
terkait dengan kekuatan brand dalam ingatan masyarakat, tergambarkan di benak masyarakat,
mampu membuat masyarakat mengidentifikasi berbagai elemen brand (seperti nama brand,
logo, simbol, karakter, kemasan dan slogan) dalam berbagai situasi. (Febriani & Dewi, 2018)
Menurut (Wilujeng & Edwar, 2014) indikator dari kesadaran merek yaitu sebagai
berikut: a). Brand recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya
merek apa saja yang mereka ingat. Top of mind adalah salah satu cara yang sering digunakan
oleh praktisi pemasaran untuk mengukur brand recall. b). Recognition, yaitu Seberapa jauh
konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam satu kategori tertentu. Sebagai
contoh, konsumen akan dengan mudah mengenali Aqua sebagai air mineral. Namun, untuk
ABC, konsumen mungkin memiliki jawaban yang berbeda: sebagai mie instan, sirup, kecap,
bahkan batu baterai. c). Purchase, yaitu Seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu
merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk/layanan. Indikator ini
menunjukkan, jika merek tersebut tidak termasuk dalam alternatif pilihan, terutama untuk
merek baru, maka aktivitas below the line menjadi sangat penting. d). Consumption, yaitu
Seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang menggunakan
produk/layanan pesaing. e). Daya saing harga
Beberapa literatur tentang hubungan keputusan pembelian, kulitas produk, distribusi
dan kesadaran merek dapat dijabarkan dari beberapa literature sebagai berikut:
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Oktavenia & Ardani, 2018) melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Handphone Nokia Dengan Citra Merek Sebagai Pemediasi”. Dalam penelitian
tersebut memperoleh hasil bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap keputusan pembelian Handphone Nokia.
2. Menurut penelitian (Prihartono, 2020) pengaruh harga dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian dengan judul “Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian (Survey Pelanggan Produk Sprei Rise)”. Hasil dari penelitian
tersebut harga dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
sprei merek Rise.
3. Menurut penelitian (Fernando & Aksari, 2017) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Sanitary Ware Toto Di Kota Denpasar”. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa distribusi berpengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi mampu meningkatkan sikap
konsumen dalam keputusan pembelian.
4. Menurut penelitian (Anggana & Idris, 2017) dengan judul “Analisis Pengaruh
Kesadaran Merek, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kartu
Prabayar XL di Kalangan Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Universitas
Diponegoro)”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesadaran merek
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Kesimpulan sementara yang di dapatkan dari hasil pra riset adalah responden
memahami pentingnya Kualitas Produk, Distribusi dan Kesadaran Merek dalam
mempengaruhi keputusan pembelian pada produk berbahan sagu di kepulauan meranti.
Menurut Hellen Katheria, Executive Director, Head of Watch Business dalam Nielsen
Indonesia menyatakan bahwa generasi Z (kelahiran 1997-2012) adalah masa depan, karena
itu penting bagi para pelaku usaha untuk memahami perilaku dan kebiasaan mereka. Dengan
memahami perilaku dan kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi suatu produk tentu dapat
dimanfaatkan bagi para pemilik brand dan pemasar untuk membuka peluang dan
membangun hubungan dengan para generasi Z.
Generasi Z memiliki peran potensial dimasa yang akan datang sehingga ini dapat
dijadikan peluang bagi pelaku usaha di Kepulauan Meranti dalam melakukan pemasaran
produk terhadap generasi Z untuk menginformasikan adanya produk berbahan sagu sehingga
minat beli terhadap produk sagu dapat meningkat. Selanjutnya terdapat data jumlah penduduk
di Kabupaten Kepulauan Meranti yang tersebar dalam 9 kecamatan (Tabel 5)

Dari tabel 4. terdapat 209.460 jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti


dimana 53.330 dari 209.580 atau 25 % dari keseluruhan penduduk di Kabupaten Kepulauan
Meranti adalah generasi Z (BPS Meranti 2020), dan jumlah terbesar ada di Kecamatan
Tebing Tinggi (25% dari 68.668 atau sejumlah 17.167 jiwa penduduk). Hal inilah yang
menjadikan generasi Z sebagai objek pada penelitian kali ini.

Generasi Z, tidak seperti generasi sebelumnya, generasi Z tumbuh dengan teknologi di


sekitar mereka dan tidak pernah mengenal zaman sebelum adanya internet. Menurut Suparno
(2020), ini memiliki rentang perhatian hanya delapan detik, dan mereka lebih memilih
keterlibatan langsung dengan produk mereka karena mereka menghargai pengalaman.
Generasi ini akan terus bertumbuh dan berpotensi di masa depan, khususnya di Indonesia
yang pada akhirnya akan memasuki “Indonesia Emas” dimana akan ada suatu periode waktu
di mana sebagian besar penduduk Indonesia berusia antara 20-45 (Wahyudi & Kurniasih,
2019). Sebagian besar Generasi Z menghabiskan uangnya untuk makanan terus untuk
pakaian dan perangkat elektronik. Fakta ini memberikan poin kuat bahwa sebagian besar
Generasi Z akan menganggap serius makanan dan minuman dalam hidup mereka.

Reputasi positif yang dimiliki suatu merek dapat menjadi pertimbangan remaja
Generasi Z dalam membangun preferensi keputusan pembelian terhadap suatu produk.
Menurut artikel Marketing to Generation Z : How Reaching Gen Z with Your Brand Message
is Different than Engaging Millennials, menunjukkan sebanyak 91% konsumen dari Generasi
Z melakukan research secara online lebih dulu sebelum membeli sebuah produk. Research
ini dilakukan juga untuk mengetahui review dari konsumen lain, yang telah lebih dulu
mencobanya.

Perilaku konsumen selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Perilakukonsumen


merupakan faktor utama konsumen dalam membuat keputusan- keputusan pembelian serta
bagaimana mereka menggunakan dan mengaturpembelian barang atau jasa.

Keputusan pembelian merupakan situasi yang ditunjukkan oleh konsumen ketika


mereka menyadari bahwa kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan yang diharapkan
serta terpenuhi secara baik. Kunci dari sebuah perusahaan dalam mempertahankan
konsumennya adalah kepuasan konsumen.

(Febriani & Dewi, 2018) menyatakan bahwa “kesadaran merek merupakan sebuah
bentuk kesadaran terhadap suatu brand yang terkait dengan kekuatan brand dalam ingatan
masyarakat, tergambarkan di benak masyarakat, mampu membuat masyarakat
mengidentifikasi berbagai elemen brand (seperti nama brand, logo, simbol, karakter, kemasan
dan slogan) dalam berbagai situasi.

Menurut (Wilujeng & Edwar, 2014) indikator dari kesadaran merek yaitu sebagai
berikut:

a) Brand recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa
saja yang mereka ingat. Top of mind adalah salah satu cara yang sering digunakan
oleh praktisi pemasaran untuk mengukur brand recall.
b) Recognition, yaitu Seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk
dalam satu kategori tertentu. Sebagai contoh, konsumen akan dengan mudah
mengenali Aqua sebagai air mineral. Namun, untuk ABC, konsumen mungkin
memiliki jawaban yang berbeda : sebagai mie instan, sirup, kecap, bahkan batu
baterai.
c) Purchase, yaitu Seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam
alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk/layanan. Indikator ini
menunjukkan, jika merek tersebut tidak termasuk dalam alternatif pilihan, terutama
untuk merek baru, maka aktivitas below the line menjadi sangat penting.
d) Consumption, yaitu Seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika
mereka sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

Persepsi harga Definisi persepsi harga menurut Sudaryono (2014), persepsi harga
adalah hal yang berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh
konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi merek. Menurut Kotler, Armstrong dan
Opresnik (2018), terdapat empat penetapan harga, yaitu :

1. keterjangkauan harga
2. kesesuaian harga dengan manfaat produk
3. kesesuaian harga dengan kualitas dan layanan yang baik
4. Daya saing harga

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Kadek Ayuk Riska Oktavenia, 2019


melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Nokia Dengan Citra Merek Sebagai Pemediasi”. Dalam penelitian
tersebut memperoleh hasil bahwa kualitas produk memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap keputusan pembelian Handphone Nokia.

Firda Ramadayanti, 2019 melakukan penelitian dengan judul “Peran Brand


Awereness Terhadap Keputusan Pembelian Produk”. Hasil dari penelitian tersebut Kesadaran
merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Brand awereness dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Brand awereness merupakan
kesadaran akan merek. Merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi produsen maupun
konsumen.

Aprillia Darmansah, 2020 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek
Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Online Pada Aplikasi Shopee Di
Wilayah Jakarta Timur” Berdasarkan penelitian yang di lakukan variabel Citra merek dan
variabel Persepsi harga berpengaruh simultan dan signifikan terhadap variabel Keputusan
pembelian.
Berdasarkan fenomena dan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian judul “Kualitas Produk, Distribusi, Persepsi Harga, dan
Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Unggulan Daerah Berbahan Sagu
Pada Generasi Z Di Kepulauan Meranti”

C. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui pengaruh dari Kualitas Produk, Distribusi, Persepsi Harga, dan
Kesadaran Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Unggulan Daerah Berbahan Sagu
Pada Generasi Z Di Kepulauan Meranti maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah:

1. Apakah Kualitas produk berpengaruh terhadap kesadaran merek produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

2. Apakah Distribusi berpengaruh terhadap kesadaran merek produk unggulan daerah


berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

3. Apakah Persepsi harga berpengaruh terhadap kesadaran merek produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

4. Apakah Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk


unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

5. Apakah Distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

6. Apakah Persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

7. Apakah Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui


kesadaran merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di
Kabupaten Kepulauan Meranti?

8. Apakah Distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui kesadaran


merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten
Kepulauan Meranti?
9. Apakah Persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui kesadaran
merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten
Kepulauan Meranti?

10. Apakah kesaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan
daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas produk terhadap kesadaran merek produk


unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

2. Untuk mengetahui pengaruh Distribusi terhadap kesadaran merek produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

3. Untuk mengetahui pengaruh Persepsi harga terhadap kesadaran merek produk


unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

4. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk


unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

5. Untuk mengetahui pengaruh Distribusi terhadap keputusan pembelian produk


unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

6. Untuk mengetahui pengaruh Persepsi harga terhadap keputusan pembelian produk


unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

7. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian melalui


kesadaran merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di
Kabupaten Kepulauan Meranti?

8. Untuk mengetahui pengaruh Distribusi terhadap keputusan pembelian melalui


kesadaran merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di
Kabupaten Kepulauan Meranti?
9. Untuk mengetahui pengaruh Persepsi harga terhadap keputusan pembelian melalui
kesadaran merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di
Kabupaten Kepulauan Meranti?

10. Untuk mengetahui pengaruh kesaran merek terhadap keputusan pembelian produk
unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti?

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelaku Usaha

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman pelaku usaha terhadap
penggunaan komunikasi pemasaran, social media marketing dan mengetahui
seberapa besar pengaruhnya terhadap Kesadaran merek serta Purchase Intention pada
produk berbahan sagu, sehingga dapat menjadi pertimbangan pelaku usaha dalam
penawaran dan pemasaran produk berbahan sagu yang mereka miliki.

b. Bagi Dunia Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media yang baik untuk memperluas
pengetahuan, mempertajam penalaran, wawasan berpikir, dan kemampuan dalam
melakukan penelitian.

F. Tinjauan Pustaka

F.1. Landasan Teori


1. Kualitas Produk

a. Definisi Kualitas Produk

Menurut (Sitorus et al., 2019) kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang
berdasarkan pada penilaian atas kesesuaiannya dengan standar ukur yang telah ditetapkan dan
kualitas produk ditentukan oleh tolak ukur penilaian, semakin sesuai dengan standar yang
ditetapkan dinilai semakin berkualitas.
Menurut (Martini et al., 2021) arti dari kualitas produk adalah kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Menurut (Oktavenia & Ardani, 2018) kualitas produk merupakan senjata strategis
yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi perusahaan dengan kualitas produk paling
baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih
berhasil dari perusahaan yang lain.
Kualitas dapat diartikan kemampuan dari produk untuk menjalankan fungsinya yang
mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan
dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya (Putra, 2021). Setiap produsen harus dapat
meningkatkan produk yang dihasilkan sehingga dapat membantu atau menunjang usaha
untuk meningkatkan ataupun mempertahankan produk dipasar sasarannya. Mengingat
kualitas produk memiliki kaitan dengan keputusan konsumen yang merupakan tujuan
produsen dari kegiatan pemasaran yang dilakukan.
Menurut (Sitorus et al., 2019) ada lima tingkatan produk, yaitu:
1. Core benefit

2. Basic Product

3. Expected

4. Augment Product

5. Potential Product

Menurut (Sitorus et al., 2019) kualitas suatu produk adalah kemampuan yang bisa
dinilai dari suatu produk didalam menjalankan fungsinya, yang merupakan suatu gabungan
dari daya tahan, keandalan, ketetapan, kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya
dari suatu produk. Dari segi pemasar kualitas harus diukur dari sudut pengelihatan dan
tanggapan pembeli terhadap kualitas itu sendiri. Dalam hal ini selera pribadi sangat
mempengaruhi. Oleh karena itu secara umum dalam mengelola kualitas produk, harus sesuai
dengan kegunaan yang diharapkan.
Berbagai performa pengukuran suatu produk menurut (Sitorus et al., 2019) dimensi
kualitas produk meliputi:
a) Kinerja (performance)

b) Keistimewaan tambahan (features)

c) Keandalan (reliability)

d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

e) Daya tahan (durability)

f) Estetika (asthethic)
Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah
karakteristik produk yang diciptakan oleh perusahaan sesuai kemampuan yang dimiliki dalam
hal memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen.
b. Indikator Kualitas Produk

Menurut (Putra, 2021) mengungkapkan indikator yang dapat digunakan untuk


mengukur kualitas produk yaitu:
a. Berbagai macam variasi produk
b. Daya tahan produk
c. Kualitas produk sesuai dengan spesifikasi dari konsumen
d. Penampilan kemasan produk (estetika)
e. Kualitas produk terbaik dibandingkan dengan merek lain
2. Distribusi
a. Definisi Distribusi
Menurut (Arianto & Octavia, 2021) saluran distribusi merupakan serangkaian
partisipan organisasional yang melakukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk
menyampaikan produk/jasa dari penjual ke pembeli akhir.
Menurut penelitian Kotler dan Armstrong (I.heryanto, 2015) menyatakan bahwa
tempat (distribusi) adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan yang membuat produk tersedia
bagi pelanggan sasaran.
Distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan seperti jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat
dibutuhkan menurut (I.heryanto, 2015).
Suatu produk baik itu dalam bentuk barang atau dalam bentuk jasa, akan laku di
pasaran apabila produk tersebut dapat disalurkan ke berbagai tempat dimana terdapat calon
pembeli yang potensial. Untuk tujuan yang dimaksud maka digunakanlah distribusi untuk
memasarkan produk tersebut. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di
bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Berdasarkan beberapa
teori diatas, dapat disimpulkan bahwa distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk
sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.
b. Indikator Distribusi
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) indicator distribusi sebagai berikut:
1. Kemudahan pengiriman produk
2. Kecepatan pengiriman
3. Ketersediaan produk
3. Kesadaran Merek
a. Definisi Kesadaran Merek
Menurut (Anggana & Idris, 2017) Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah
merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori
produk tertentudan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.
Menurut (Anggana & Idris, 2017) kesadaran merek terdiri dari brand recognition dan
brand recall performance. Brand recognition adalah kemampuan bagi konsumen untuk dapat
menanggapi suatu brand ketika diberi petunjuk mengenai brand tersebut. Sedangkan brand
Recall adalah kemampuan konsumen untuk dapat mengingat kembali suatu brand dari
ingatan konsumen pada saat diberi petunjuk.
Menurut (Rachmawati & Andjarwati, 2020) bahwa kesadaran merek merupakan
kesanggupan seseorang pembeli untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Maka semakin baik kesadaran merek yang
diingat oleh pengguna secara baik maka akan memberikan kesempatan pada pengguna untuk
melakukan keputusan penggunaan secara berulang-ulang.
Kesadaran merek adalah langkah awal ketika membangun sebuah merek produk,
dikarenakan kesadaran merek adalah proses bermula dari perasaan seorang konsumen
terhadap ketidaktahuan akan suatu merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah hanya
satu dalam kelas produk tertentu. Apabila sebuah merek dapat merebut perhatian tetap
dalam pikiran konsumen, maka merek tersebut akan sulit digantikan oleh merek lain.
Sehingga konsumen akan tetap mengingat merek yang telah diketahui walaupun sering
ditawarkan oleh para penyedia jasa dengan merek yang berbeda dengan merek sebelumnya
Menurut (Rachman, 2018).
Menurut (Rachmawati & Andjarwati, 2020) bahwa untuk meningkatkan keputusan
pembelian seseorang konsumen perlu dilakukan penciptaan kesadaran merek, menjaga
presepsi kualitas produk, asosiasi merek, dan loyalitas terhadap merek agar mampu tetap
diingat oleh konsumen sehingga konsumen tidak akan berpaling kepada produk lain.
Dari beberapa teori yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek
bahwa kesadaran merek merupakan kesanggupan seseorang pembeli untuk mengenali atau
mengingat bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Maka
semakin baik kesadaran merek yang diingat oleh pengguna secara baik maka akan
memberikan kesempatan pada pengguna untuk melakukan keputusan penggunaan secara
berulang-ulang.
b. Indikator Kesadaran Merek
Menurut (Prihani & Manurung, 2018) indikator kesadaran merek yaitu:
1. Logo, yaitu kemampuan seorang konsumen mendeskripsikan lambang suatu merek
terhadap produk tertentu.
2. Iklan, yaitu pemahaman konsumen terhadap merek produk melalui iklan yang
ditayangkan maupun ditampikan di media elektonik maupun media cetak.
3. Karakteristik produk, yaitu merek dikenal dengan beberapa karakteristik tanpa harus
membelinya terlebih dahulu.
4. Jumlah pengguna, konsumen mengetahui merek produk tertentu berdasarkan tingkat
penggunaannya di lingkungan sekitar konsumen.
5. Informasi, yaitu konsumen mendapatkan sejumlah pendapat terhadap produk yang
memiliki manfaat yang diinginkan.
4. Keputusan Pembelian
a. Definisi Keputusan Pembelian
Menurut (Harahab, 2019) keputusan pembelian adalah membeli barang yang paling
disukai tetapi berdasarkan dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan
pembelian di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai
proses konsumsi. konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah
dilakukannya.
Menurut (Anggana & Idris, 2017) pengambilan keputusan merupakan proses
pemecahan masalah dimana representasi kognitif konsumen terhadap suatu masalah menjadi
kunci utama untuk dapat memahami proses. Maka pada proses pemecahan masalah tersebut,
dibutuhkan informasi yang cukup dan jelas bagi konsumen mengenai suatu produk untuk
dapat dilakukan pertimbangan bagi konsumen sebelum konsumen mengambil keputusan.
Keputusan pembelian menurut (Oktavenia & Ardani, 2018) adalah pemilihan dari dua
atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian yang artinya bahwa seseorang dapat
membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.
Menurut (Maulana, 2021) keputusan pembelian adalah keputusan konsumen
mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.
Untuk memutuskan suatu pembelian biasanya konsumen melalui beberapa tahap
terlebih dahulu menurut (Martini et al., 2021) yaitu:
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan
yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu
dari kebutuhan normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan
menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Seseorang
mungkin mengagumi mobil baru tetangga atau melihat iklan televisi untuk liburan ke Hawai,
yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.
b. Pencarian informasi
Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Kita dapat
membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih
rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif
terhadap informasi tentang suatu produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki
pencarian informasi aktif, mencari bahan bacaan, menelpon teman, melakukan kegiatan
online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.
c. Evaluasi alternatif
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi :
Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk
sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
d. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan
pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling
disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima
subkeputusan merek (merek A), penyalur (penyalur 2), Kuantitas (satu komputer), waktu
(akhir minggu) dan metode pembayaran (kertu kredit).
e. Perilaku pasca pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur
mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan
waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Gambar 1 Proses Keputusan Pembelian

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Pasca


Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

Sumber: (Martini et al., 2021)

Kita juga dapat membedakan peran yang dimainkan orang dalam keputusan
pembelian menurut (Martini et al., 2021):
a. Pencetus ide (initiator)
Orang yang pertama kali mengusulkan untuk membeli produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (Influence)
Orang yang pandangan atau pendapatnya memengaruhi keputusan pembelian.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan
adalah suatu pemikiran yang dilakukan setelah mengevaluasi beberapa pilihan. Dengan kata
lain, agar seseorang membuat keputusan maka harus ada pilihan alternatif yang tersedia.
c. Indikator Keputusan Pembelian
Menurut (Senggetang et al., 2019) ada empat indikator keputusan pembelian yaitu:
1. Kemantapan pada sebuah produk.
2. Kebiasaan dalam membeli produk.
3. Memberikan rekomendasi pada orang lain.
4. Melakukan pembelian ulang.

5. Generasi Z

5.1 Definisi Generasi Z

Generasi Z menurut Bencsik & Machova (2016) mengatakan bahwa informasi dan
teknologi adalah hal yang sudah melekat dalam kehidupan generasi Z, karena mereka lahir
dimana semuanya akses terhadap informasi, khususnya internet sudah makanan sehari hari
untuk generasi Z sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai, pandangan dan
tujuan hidup mereka yang berpengaruh terhadap masa depan dan perubahan berikutnya.

Teori kelompok generasi menurut Gilboa dalam Ferina & Hananto (2014) adalah
generasi menjelaskan suatu kelompok individu yang lahir pada kelompok tahun tertentu, dan
didefinisikan sebagai suatu kelompok tahun tertentu, didefinisikan sebagai suatu kelompok
yang memiliki kepribadian tertentu yang terbentuk melalui kejadian pada perkembangan
masa kanak-kanak dan masa remaja.

Generasi Z menurut Bencsik, A., Csikos G., (2016) generasi yang lahir pada tahun
1997-2012, generasi z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu atau bisa
disebut multitasking seperti menjalankan social media meggunakan ponsel, kemudian
browsing menggunakan PC dan mendengarkan musik menggunakan headset. Generasi Z
kebanyakan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil, generasi
Z ini sudah diperkenalkan dengan teknologi dan akrab dengan gawai canggih yang secara
tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kepribadian.

F.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan kemudian
untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping kajian terdahulu
dapat memposisikan penelitian serta menunjukan osrisinalitas dari sebuah penelitian.

Tabel 5. Penelitian Terdahulu


No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. (Oktavenia Pengaruh Kualitas Kualitas 1) Memperoleh hasil


& Ardani, Produk Terhadap produk, bahwa kualitas produk
2018) Keputusan keputusan memiliki pengaruh
Pembelian pembelian, positif yang signifikan
Handphone Nokia citra merek terhadap keputusan
Dengan Citra pembelian Handphone
Merek Sebagai Nokia.
Pemediasi
2) Citra merek
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian.
2. (Prihartono, Pengaruh Harga Harga, 1) harga berpengaruh
2020) Dan Kualitas kualitas positif terhadap
Produk Terhadap produk, keputusan pembelian
Keputusan keputusan sprei merek rise.
Pembelian (Survey pembelian
2) kualitas produk
Pelanggan Produk
berpengaruh positif
Sprei Rise)
terhadap keputusan
pembelian sprei merek
rise.

3. (Fernando Pengaruh Kualitas Kualitas 1) Variabel kualitas


& Aksari, Produk, Harga, produk, harga, produk secara parsial
2017) Promosi, dan promosi, berpengaruh positif dan
Distribusi distribusi signifikan terhadap
Terhadap keputusan pembelian.
Keputusan
2) Variabel harga secara
Pembelian Produk
parsial berpengaruh
Sanitary Ware Toto
positif dan signifikan
Di Kota Denpasar
terhadap keputusan
pembelian
3) Variabel promosi secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian.
4. (Anggana & Analisis Pengaruh Kesadaran 1) Kesadaran merek
Idris, 2017) Kesadaran Merek, merek, harga, berpengaruh positif
Harga, dan promosi, terhadap keputusan
Promosi Terhadap keputusan pembelian.
Keputusan pembelian 2) Harga berpengaruh
Pembelian Kartu positif terhadap
Prabayar XL di keputusan pembelian.
Kalangan
3) Promosi berpengaruh
Mahasiswa (Studi
positif terhadap
Pada Mahasiswa
keputusan pembelian.
Universitas
Diponegoro).
5. (Muliasari, The Effect Of Price, product 1) variabel harga
2019) Product Price And quality, berpengaruh signifikan
Product Quality On purchasing terhadap keputusan
Purchasing cecisions pembelian.
Decisions For
2) variabel kualitas produk
Samsung Brand
produk berpengaruh
Handphones
signifikan terhadap
Among Stie Aas
keputusan pembelian.
Surakarta Students.
6. (Mukaroma The Effect of Green Green 1) variabel green
h et al., Marketing, Brand marketing, marketing berpengaruh
2019) Awareness and brand signifikan terhadap
Price Perception awareness, variabel Keputusan
on Purchase price Pembelian.
Decision. perception,
2) variabel brand
purchasing
awareness berpengaruh
decision
signifikan terhadap
variabel Keputusan
pembelian.
3) variabel persepsi harga
berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan
pembelian.
7. (I.heryanto, Analisis Pengaruh Produk, 1) produk berpengaruh
2015) Produk, Harga, harga, terhadap keputusan
Distribusi, Dan distribusi, pembelian sebesar
Promosi Terhadap promosi, 0,2595 atau 25,95%
Keputusan keputusan
2) harga berpengaruh
Pembelian Serta pembelian,
terhadap keputusan
Implikasinya Pada kepuasan
pembelian sebesar
Kepuasan pelanggan.
0,2137 atau 21,37%
Pelanggan
3) distribusi berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian sebesar
sebesar 0,1902 atau
19,02%
4) promosi berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian sebesar
sebesar 0,1836 atau
18,36%
8. (Harahab, Pengaruh Kualitas Kualitas 1) kualitas produk
2019) Produk dan produk, berpengaruh secara
Distribusi Produk distribusi, parsial terhadap
Terhadap keputusan keputusan pembelian
Keputusan pembelian
2) distribusi produk tidak
Pembelian Keripik
berpengaruh secara
Tempe Pada
parsial terhadap
Industri Rumah
keputusan pembelian
Tangga Tiga
Saudara di
Kabupaten Tebo
9. (Martini et Pengaruh Kualitas Kualitas Ada pengaruh positif dan
al., 2021) Produk Terhadap produk, signifikan dari Variabel
Keputusan keputusan Kualitas Produk terhadap
Pembelian pembelian Keputusan Pembelian
Handphone Oppo pada Produk Handphone
Di Kota Pagar Oppo di Konter Artha
Alam Jaya Kota Pagar Alam.

10. (Wulandari Pengaruh Citra Citra merek, 1) variabel citra merek


& Iskandar, Merek Dan kualitas memiliki pengaruh
2018) Kualitas Produk produk, secara signifikan
Terhadap keputusan terhadap keputusan
Keputusan pembelian pembelian produk viva
Pembelian Pada kosmetik
Produk Kosmetik
2) variabel kualitas produk
memiliki pengaruh
secara signifikan
terhadap keputusan
pembelian produk viva
kosmetik
3) variabel citra merek
dan kualitas produk
secara simultan
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap keputusan
pembelian produk viva
kosmetik
11. (Rachmawa Pengaruh Kesadaran 1) variabel kesadaran
ti & Kesadaran Merek merek, citra merek memiliki
Andjarwati, dan Citra Merek merek, pengaruh signifikan
2020) Terhadap keputusan terhadap keputusan
Keputusan pembelian pembelian
Pembelian (Studi 2) variabel kessadaran
pada Pengguna merek memiliki
JNE Express di pengaruh signifikan
Surabaya Selatan) terhadap keputusan
pembelian
12. (Prihani & Pengaruh Citra Citra merek, 1) citra merek
Manurung, Merek, Kualitas kualitas berpengaruh terhadap
2018) Produk, Harga Dan produk, harga, keputusan pembelian
Kesadaran Merek kesadaran
2) kualitas produk
Terhadap merek,keputu
berpengaruh terhadap
Keputusan san pembelian
keputusan pembelian
Pembelian Sabun
Cuci Piring 3) harga tidak
Sunlight Pada berpengaruh terhadap
Warga Desa Danau keputusan pembelian
Sijabut
4) kesadaran merek
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
13. (Rachman, Pengaruh Label halal, 1) pengetahuan
2018) Pengetahuan Label kesadaran berpengaruh positif dan
Halal Dan merek, tidak signifikan
Kesadaran Merek keputusan terhadap keputusan
Terhadap pembelian pembelian.
Keputusan
2) label halal berpengaruh
Pembelian
negatif dan tidak
Kosmetik Melalui
signifikan terhadap
Rekomendasi
keputusan pembelian
Kelompok Sebagai
Variabel 3) kesadaran merek
Moderating berpengaruh positif dan
tidak signifikan
terhadap keputusan
pembelian
14. (Arianto & Pengaruh Kualitas Kualitas 1) terdapat pengaruh
Octavia, Pelayanan dan pelayanan, kualitas pelayanan
2021) Distribusi terhadap distribusi, terhadap keputusan
Keputusan keputusan pembelian
Pembelian pembelian
2) terdapat pengaruh
kualitas pelayanan dan
distribusi terhadap
keputusan pembelian
15. (Amelisa et Analisis Pengaruh Kualitas 1) variabel kualitas produk
al., 2016) Kualitas Produk produk, harga, tidak berpengaruh
Dan Harga keputusan signifikan terhadap
Terhadap pembeelian keputusan konsumen.
Keputusan
2) variabel harga yang
Pembelian Gula
berpengaruh positif dan
Tebu
signifikan terhadap
keputusan pembelian
konsumen.
16. (Sumpu et Analisis Pengaruh Citra merek, 1) secara parsial citra
al., 2018) Citra Merek Dan kualitas Merek tidak
Kualitas Produk produk, berpengaruh secara
Terhadap keputusan positif dan signifikan
Keputusan pembelian terhadap keputusan
Pembelian pembelian
Smartphone
2) secara parsial kualitas
Samsung (Studi
produk berpengaruh
Pada Mahasiswa
secara positif dan
Universitas
signifikan terhadap
Samratulangi
keputusan pembelian
Manado Angkatan
2016) 3) secara simultan Citra
merek dan kualitas
produk berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
17. (Maulana, Pengaruh harga Harga, 1) variabel harga,kualitas
2021) kualitas produk dan kualitas produk, dan distribusi
distribusi terhadap produk, berpengaruh terhadap
keputusan distribusi, keputusan pembelian
pembelian keputusan PT Duta Kreasi Tehnik
pembelian cabang Samarinda

18. (Yusuf & Pengaruh Kesadaran 1) variabel Kesadaran


Abdulhaji, Kesadaran Merek, merek, harga, Merek berpengaruh
2020) Harga Dan Word keputusan secara signifikan
Of Mouth pembelian kepada Keputusan
Terhadap Pembelian Smartphone
Keputusan Merek Xiaomi di kota
Pembelian ternate.
Smartphone
2) variabel Harga
Xiaomi Di Kota
berpengaruh secara
Ternate
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
Smartphone Merek
Xiaomi di kota ternate
19. (Sudigdo & Pengaruh Kesadaran 1) kesadaran merek
Taufik, Kesadaran Merek merek, ersepsi berpengaruh positif dan
2020) dan Persepsi Harga harga, signifikan terhadap
terhadap keutusan keputusan pembelian
Keputusan pembelian
2) harga berpengaruh
Pembelian pada
positif dan signifikan
Lembaga Kursus
Bahasa Sentra terhadap keputusan
Lingua Depok pembelian

20. (Suari et al., Pengaruh Kualitas kualitas 1) ualitas produk


2019) Produk Dan Desain produk, berpengaruh signifikan
Produk Terhadap desain terhadap keputusan
Keputusan produk, pembelian
Pembelian keputusan
2) Desain produk
pembelian
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian

G. Kerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian

Gambar 2 Kerangka Penelitian

Kualitas Kesadaran
Produk (X1) Merek (Y)

Distribusi (X2)

Persepsi Harga Keputusan


(X3) Pembelian (Y)

Gambar 2 : Kerangka Penelitian

Hipotesis yang dibentuk pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga Kualitas produk berpengaruh terhadap kesadaran merek produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti
2. Diduga Distribusi berpengaruh terhadap kesadaran merek produk unggulan daerah
berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti

3. Diduga Persepsi harga berpengaruh terhadap kesadaran merek produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti

4. Diduga Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti

5. Diduga Distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti

6. Diduga Persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan


daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti

7. Diduga Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui


kesadaran merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di
Kabupaten Kepulauan Meranti

8. Diduga Distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui kesadaran


merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten
Kepulauan Meranti

9. Diduga Persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui kesadaran


merek produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten
Kepulauan Meranti

10. Diduga kesaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk unggulan
daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti

H. Metode Penelitian

Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, maka metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriftip kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistic deskriptif dan statistic inferensial, yang
merupakan data yang diperoleh dari sampel populasi. Penelitian ini dianalisis sesuai dengan
metode statistik yang digunakan.
H.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tebing Tingg- Kabupaten Kepulauan Meranti


Provinsi Riau dengan melihat sebaran data penduduk di Kabupaten Meranti bahwa jumlah
penduduk yang terbesar adalah di Kecamatan Tebing Tinggi dengan jumlah 68.668 jiwa atau
sebesar 32.78% dari keseluruhan penduduk di Kabupaten Meranti dan jumlah Generasi Z
adalah 25% dari selutuh jumlah penduduk (data BPS Meranti 2020) atau sejumlah 17.167
jiwa. Generasi Z kelahiran tahun 1997-2012 yang berusia antara 10-25 tahun.

Dalam melakukan penelitian ini waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi yang berkaitan dengan penelitian dimulai pada bulan Februari 2022. Sedangkan
masalah yang akan diteliti adalah pengaruh Kualitas Produk (X1), Distribusi (X2), Persepsi
Harga (X3) terhadap Kesadaran merek (Y1) dan Keputusan Pembelian (Y2) produk unggulan
daerah berbahan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.

H.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber data di dalam penelitian merupakan factor yang sangat penting, karena sumber
data akan menyangkut pada kualitas dari sebuah penelitian. Oleh karenanya sumber data
menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Adapun sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini
peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrument-
instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Data primer dianggap lebih akurat, karena data ini
disajikan secara terperinci. Indriantoro dan Supomo dalam Purhantara (2010:79).

H.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya
sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian
rupa sehingga siap untuk digunakan, data statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor
pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan
penggunaan data (Moehar, 2022).
H.3 Populasi dan Sampel

H.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya menurut Sugiyono, 2012 dalam (Wahyuni, 2015).
Populasi dari penelitian ini mencakup konsumen produk berbahan sagu yang masuk kedalam
kriteria generasi Z dan berdomisili di Kabupaten Kepulauan Meranti

I.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan metode two stage sampling dengan pertimbangan bahwa
dari 17.167 jiwa penduduk di Kecamatan Tebing Tinggi Meranti yang dikategorikan sebagai
Gen Z diperlukan karakteristik tertentu untuk ketepatan respon dalam penelitian, dan
penetapan usia yang dipilih adalah pada rentang usia 15 sd 25 tahun dengan pertimbangan
kemampuan memahami pertanyaan penelitian.

Tahap pertama ditentukan jumlah kecukupan sampel dari 17.167 jiwa (propability) dan
dihitung jumlah sampel minimal berdasarkan jumlah populasi yang diketahui. Pada tahap
kedua, dengan penetapan kriteria yang berbeda secara usia dan jumlah pastinya tidak
diketahui (non probabily) sehingga sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut atau pun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

Adapun kriteria yang termasuk dalam sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1) Merupakan konsumen produk unggulan daerah berbahan sagu.


2) Kelahiran tahun 1997-2012 atau berusia antara 10-25 tahun dan yang dipilih
berusia 15 tahun sd 25 tahun
3) Berdomisili diKabupaten Kepulauan Meranti Dalam penelitian ini jumlah
populasi tidak dapat diketahui secara pasti, sehingga peneliti menggunakan
perhitungan ukuran sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow (1997).
Berikut rumus Lemesshow:
z 2 p ( 1−p )
n= 2
d
Keterangan:

n = Jumlah sampel

z = skor z pada kepercayaan 95% nilai standart = 1.96

p = Maksimal estimasi = 0.5

d = alpha ( 0,10 atau sampling error ) = 10%

Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah 96,04 responden yang akan dibulatkan oleh peneliti menjadi 100 responden.

H.4 Definisi Operasional

Definisi Operasional Variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa
yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk menguji kesempurnaan.
Definisi operasional variabel ditemukan item-item yang dituangkan dalam instrumen sebuah
penelitian (Sugiyono, 2014).

Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu variabel Kualitas Produk, Distribusi,


Persepsi Harga, Kesadaran merek dan variable Keputusan Pembelian, dengan penjelasan
lebih lanjut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7 Definisi Operasional Varibel Penelitian

N Variabel Definisi Indikator Skal


o a
1. Attention (Menarik perhatian)
1 Keputusan pembelian adalah 2. Interest (Mempertahankan Ordi
pemilihan dari dua atau lebih minat) nal
Keputusan alternatif pilihan keputusan 3. Desire (Membuat keinginan)
Pembelian pembelian yang artinya 4. Action (Tindakan)
(Y2) bahwa seseorang dapat
membuat keputusan. (Kotler dan Keller, 2009:186)
(Oktavenia & Ardani, 2018)
Kesadaran Merek adalah 1. Logo
2 kesanggupan seorang 2. Iklan Ordi
konsumen dalam mengenali 3. Karakteristik produk nal
dan mengingat kembali 4. Informasi
terhadap merek serta
Kesadaran
hubungannya dengan suatu
merek
produk tertentu.
(Y1)
(Prihani & Manurung, 2018)
1. Berbagai macam variasi
3 Kualitas Kualitas Produk Merupakan produk Ordi
Produk Kualitas dapat diartikan nal
(X1) kemampuan dari produk 2. Daya tahan produk
untuk menjalankan fungsinya
yang mencakup daya tahan, 3. Kualitas produk sesuai
kehandalan atau kemajuan, dengan spesifikasi dari
kekuatan, kemudahan dalam konsumen
pengemasan dan reparasi 4. Penampilan kemasan produk
produk dan ciri-ciri lainnya. (estetika)
Menurut (Putra, 2021). 5. Kualitas produk terbaik
dibandingkan dengan merek
lain

Menurut (Putra, 2021)


Distribusi adalah suatu jalur 1. Kemudahan pengiriman
4 Distribusi yang dilalui oleh arus barang- produk
(X2) barang dari produsen ke 2. Kecepatan pengiriman
prantara dan akhirnya sampai 3. Ketersediaan produk
pada pemakai. Menurut
(Angipora, 2002) Menurut Kotler dan Amstrong
(2008)

Harga adalah sejumlah uang 1. Keterjangkauan harga,


5 Persepsi yang ditukarkan untuk produk 2. Kesesuaian harga dengan
Harga atau jasa, lebih jauh lagi harga kualitas produk,
(X3) adalah jumlah dari seluruh 3. Daya saing harga,
nilai yang konsumen tukarkan 4. Kesesuaian harga dengan
untuk jumlah manfaat dengan manfaat
memiliki atau menggunakan
suatu barang dan jasa” Kotler dan Amstrong (2008)
(Kotler & Amstrong2008)

H.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H.5.1 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode awal dalam pengumpulan data yang diarahkan kepada
pencarian data atau informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto,
gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil
penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada.”(Sugiyono,2005:83). Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka
dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan.

H.5.2 Wawancara

Menurut Sugiyono (2005) wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara
berdialog yang dilakukan peneliti secara langsung dengan informan atau pihak yang
berpengetahuan tentang suatu masalah. Dalam penelitian ini wawancara akan dikirimkan
kepada produsen dan konsumen produk unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di
Kabupaten Kepulauan Meranti untuk mendapatkan data dan informasi guna mendukung
analisis penelitian ini.

H.5.3 Kuesioner

Menurut Sugiyono (2005) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang telah ditulis sebelumnya untuk dijawab oleh
responden. Dalam penelitian ini kuisioner akan diberikan kepada konsumen produk
unggulan daerah berbahan sagu pada generasi Z di Kabupaten Kepulauan Meranti. Jawaban
akan menggunakan skala likert pengukuran untuk menjawab pertanyaan kuesioner. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok
tentang peristiwa atau fenomena sosial. Jadi dalam penelitian ini hanya lima kategori yang
digunakan antara lain (Sugiyono: 2014)

1. Sangat Setuju (SS) = Skor 5

2. Setuju (S) = Skor 4

3. Cukup Setuju (CS) = Skor 3

4. Kurang Setuju (KS) = Skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) = Skor 1

H.6 Teknik Analisis Data

H.6.1 Uji Instrumen

H.6.1.1 Uji Validitas


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang
benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam
Zulganef, 2006). Menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu
peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan
derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas
adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam
suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan
untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.

H.6.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan program IBM
SPSS 26 for windows. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika menunjukkan nilai
Cronbach Alpha > 0,06 (Ghozali, 2011).

H.6.2 Uji Asumsi Klasik

Tahapan pertama pelaksanaan analisis pada penelitian ini melalui uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik ini merupakan uji prasyarat yang dilakukan sebelum melakukan analisis lebih
lanjut terhadap data yang telah dikumpulkan.

H.6.2.1 Uji Linearitas

Terdapat beberapa asumsi dan prinsip dasar tentang analisis jalur, salah satunya adalah
linearitas. Hubungan antar variabel pada analisis jalur bersifat linier (Sarwono, 2011).
Dengan begitu, uji asumsi klasik yang pertama adalah uji linieritas. Secara umum uji
linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier
secara signifikan atau tidak (Santoso, 2015). Data yang baik seharusnya terdapat hubungan
yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Dalam beberapa referensi dinyatakan bahwa uji linearitas merupakan syarat sebelum
dilakukannya uji regresi linier. Suatu uji yang dilakukan harus berpedoman pada dasar
pengambilan keputusan dalam uji linearitas yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05,
maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dengan 84
variabel terikat (Y), sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka
kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Metode yang digunakan dalam uji linieritas pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji estimasi kurva.

H.6.2.2 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov


(Kolmogorov-Smirnov Test) dengan melihat signifikansi dari residual yang dihasilkan dan
pendekatan grafik normal probability plot. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat nilai residu yang berdistribusi normal dalam model regresi penelitian
(Santoso, 2015). Model dikatakan baik apabila menunjukkan persebaran yang berada tidak
jauh dari garis diagonal dan mengikuti arah sesuai dengan garis diagonalnya.

H.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi klasik yang selanjutnya adalah uji heteroskesdastisitas. Uji asumsi tersebut
adalah untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik heteroskesdastisitas
atau tidak. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas ini menggunakan grafik Scatterplot.
Pengujian heterokesdastisitas dapat diketahui melalui pola grafik, jika terdapat pola yang
jelas dan lokasi titik menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka tidak terjadi
heteroskesdastisitas (Santoso, 2015).

H.6.2.4 Uji Multikolinearitas

Asumsi dan prinsip dasar dari analisis jalur adalah tidak terjadi multikolinearitas
(Sarwono, 2011). Santoso (2015) mengatakan bahwa multikolinieritas ialah situasi dimana
beberapa atau semua variabel terikat mempunyai korelasi tinggi. Asumsi uji klasik dapat
terpenuhi apabila tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikoleniaritas dapat dilihat dari
Variance Inflation Faktor (VIP) dan nilai tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan sikap
variabel independen menakah yang dijelaskan variabel independen lainnya. Multikoleniaritas
terjadi jika nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIP > 10. Jika nilai VIP tidak ada yang
melebihi 10, maka dapat dikatakan bahwa multikoleniaritas yang terjadi tidak berbahaya
( lolos uji multikoleniaritas).

H.6.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Analisis linier berganda dilakukan dengan uji koefisien
determinasi, uji T, dan uji F.

H.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) merupakan alat pengukuran untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai
koefisien determinasi (R2 ) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y
dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2
= 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Dan sebaliknya jika
nilai yang mendekati 1 bearti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.

H.6.3.2 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji hipotesis parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial Uji t dengan membandingkan nilai t
hitung > t tabel maka ho ditolak dan ha diterima. Artinya terdapat pengaruh secara parsial
yang signifikan. Uji t merupakan pengujian hipotesis X terhadap Y secara parsial dengan
rumus sebagai berikut: Ho : pyx1 = 0 Ha : pyx1 ≠ 0 Menurut Schumaker dan
Lomax dalam Riduwan dan Kuncoro (2007) secara individual uji
statistic yang digunakan adalah uji-t yang dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :

𝐹ℎ = 𝑃𝑋𝑘1 𝑆𝑒 𝑝𝑥1

Keterangan : Statistik Se px1 didapat dari hasil olahan data melalui program SPSS
untuk analisis regresi setelah data ordinal diubah ke interval. Untuk mengetahui signifikasi
diterima atau ditolaknya suatu hipotes antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas
Sig dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Saat nilai probabilitas 0,05 ≤ atau = nilai probabilitas Sig
atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti tidak signifikan.
2. Saat nilai probabilitas 0,05 ≥ atau = nilai probabilitas Sig
atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti signifikan.

H.6.3.3 Uji Signifikas Simultan (Uji F)

Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-
sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pada
pengujian secara simultan akan diuji pengaruh kedua variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Statistik uji yang digunakan pada pengujian simultan
adalah uji F dengan rumus sebagai berikut:

R2 /k
F n=
(1−R 2)/( n−k −1)

Sumber : Sugiyono, 2013

Keterangan

R = Koefisien korelasi berganda

n = Jumlah sampel

k = Banyaknya komponen variabel bebas

H.6.4 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan sebuah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang inheren antar variabel yang disusun berdasarkan urutan temporer
dengan menggunakan keofisien jalur sebagai besaran nilai untuk menentukan besarnya
pengaruh variabel independen eksogen terhadap variabel dependen endogen (Sarwono,
2011). Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel yang
bertujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung variabel bebas (eksogen)
terhadap variabel terikat (endogen) (Riduwan & Kuncoro, 2008, h. 2).
Menurut Sarwono, terdapat 4 model dalam analisis jalur. Model tersebut adalah (1)
Model regresi linier berganda (2) Model mediasi (3) Model gabungan antara regresi berganda
dan mediasi (4) Model kompleks (Sarwono, 2011, h. 292- 294). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan model gabungan antara regresi berganda dan mediasi. odel penggabungan
antara regresi linier berganda dengan model mediasi ini mencari pengaruh variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara langsung (direct effect) dan mencari
pengaruh tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga variabel dependen (Y) melalui
variabel perantara (Z) (Sarwono, 2011, h. 293).
DAFTAR PUSTAKA

Amelisa, L., Yonaldi, S., & Hesti, M. (2016). Analisis Pengaruh Kualitas produk Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Gula Tebu (Studi Kasus Koperasi Serba Usaha
Kabupaten Solok). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 7(3), 1–4.
Anggana, R. F., & Idris. (2017). Analisis Pengaruh Kesadaran Merek, Harga, Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Prabayar XL Di Kalangan Mahasiswa (Studi
Pada Mahasiswa Universitas Diponegoro). 6(1), 1–10.
Arianto, N., & Octavia, B. D. A. (2021). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Distribusi
terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Disrupsi Bisnis, 4(2), 98.
https://doi.org/10.32493/drb.v4i2.9867
Edie Sugiarto. (2016). ANALISIS EMOSIONAL, KEBIJAKSANAAN PEMBELIAN
DANPERHATIAN SETELAH TRANSAKSI TERHADAP PEMBENTUKAN
DISONANSI KOGNITIF KONSUMEN PEMILIK SEPEDA MOTOR HONDA PADA
UD. DIKA JAYA MOTOR LAMONGAN. Applied Microbiology and Biotechnology,
85(1), 2071–2079.
Ernawati, E., Heliawaty, & Diansari, P. (2018). Peranan Makanan Tradisional Berbahan Sagu
sebagai Alternatif dalam Pemenuhan Gizi Masyarakat: Kasus Desa Laba, Kecamatan
Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian, 14(1), 31–40.
Fernando, M. F., & Aksari, N. M. A. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Dan
Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sanitary Ware Toto Di Kota
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 7(1), 441.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v7.i01.p17
Harahab, fitria . . (2019). Pengaruh kualitas produk dan distribusi produk terhadap keputusan
pembelian kripik tempe pada usaha rumah tangga tiga saudara dikabupaten tebo.
Manajemen Keuangan Dan Komputer, 2(3), 9–15.
http://jurnal.poltektriguna.ac.id/Juli_2019/JL2H.pdf
Hastini, L. Y., Fahmi, R., & Lukito, H. (2020). Apakah Pembelajaran Menggunakan
Teknologi dapat Meningkatkan Literasi Manusia pada Generasi Z di Indonesia? Jurnal
Manajemen Informatika (JAMIKA), 10(1), 12–28.
https://doi.org/10.34010/jamika.v10i1.2678
I.heryanto. (2015). Analisis pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap
keputusan pembelian serta implikasinya pada kepuasan pelanggan. Jurnal Ekonomi,
Bisnis & Entrepreneurship, 9(2), 80–101. https://doi.org/2443-2121Heryanto, I. (2015).
Analisis pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian
serta implikasinya pada kepuasan pelanggan. Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 9(2),
80–101. http://doi.org/2443-2121
IBRAHIM, K. (2015). Dampak kebijakan konversi lahan sagu sebagai upaya mendukung
Program Pengembangan Padi Sawah di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. 1,
1064–1074. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010517
Maharani, S., & Bernard, M. (2018). Analisis Hubungan Resiliensi Matematik Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Lingkaran. JPMI (Jurnal
Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(5), 819. https://doi.org/10.22460/jpmi.v1i5.p819-
826
Martini, A. N., Feriyansyah, A., & Venanza, S. (2021). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Oppo Di Kota Pagar Alam. Jurnal Aktiva : Riset
Akuntansi Dan Keuangan, 2(3), 29–39.
Maulana, M. I. N. (2021). Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Artfresh. Performa, 5(6), 512–521.
https://doi.org/10.37715/jp.v5i6.1854
Mukaromah, A. L., Ngurah, I. G., Eka, A., & Kusuma, T. (2019). The Effect of Green
Marketing , Brand Awareness and Price Perception on Purchase Decision. 4(3).
Muliasari, D. (2019). THE EFFECT OF PRODUCT PRICE AND PRODUCT QUALITY ON
PURCHASING. 2019(4), 501–506.
Oktavenia, K. A. R., & Ardani, I. G. A. K. S. (2018). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Nokia Dengan Citra Merek Sebagai Pemediasi. E-
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(3), 1374.
https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i03.p08
Prihani, & Manurung, H. P. (2018). Pengaruh Citra Merek Dan Kesadaran Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Sabun Cuci Piring Sunlight (Studi Pada Warga Desa Danau
Sijabut). Jurnal Aplikasi Bisnis, 21–31.
http://jab.polinema.ac.id/index.php/jab/article/view/57
Prihartono, R. M. S. (2020). Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian (Survey Pelanggan Produk Sprei Rise). Jimea, 4(1), 106–113.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1490064&val=12596&title=ANALISIS KOMPARATIF PENGUKURAN
KINERJA ENTITAS SYARIAH DENGAN BALANCE SCORECARD DAN
MASLAHAH SCORECARD
Putra, R. (2021). Determinasi Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan Terhadap
Kualitas Produk, Citra Merek Dan Persepsi Harga (Literature Review Manajemen
Pemasaran). Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 2(4), 516–524.
https://doi.org/10.31933/jemsi.v2i4.461
Rachman, T. (2018). PENGARUH PENGETAHUAN LABEL HALAL DAN
KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK
MELALUI REKOMENDASI KELOMPOK SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Saleh. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 7(1), 10–27.
Rachmawati, S. D., & Andjarwati, A. L. (2020). Pengaruh Kesadaran Merek dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian ( Studi pada Pengguna JNE Express di Surabaya Selatan
) ( The Effect of Brand Awareness and Brand Image on Purchasing Decisions ( Study of
JNE Express Users in South Surabaya )). E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi,
VII(1), 25–29.
Senggetang, V., Mandey, S. L., & Moniharapon, S. (2019). Pengaruh Lokasi, Promosi Dan
Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Perumahan Kawanua
Emerald City Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 7(1), 881–890.
Sitorus, C. V., Maolana, A., & Se, H. (2019). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli Iphone Di Bandug Tahun 2019 the Influence of Brand Image and
Product Quality Towards Purchase Intention Buying Iphone in Bandung 2019. E-
Proceeding of Applied Science, 5(2), 637–644.
Suari, M. T. Y., Telagawathi, N. L. W. S., Nyoman, N., & Yulianthini. (2019). Pengaruh
Kualitas Produk Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Jurusan
Manajemen, 7(1), 26–33.
Sudigdo, A., & Taufik, T. (2020). Pengaruh Kesadaran Merek dan Persepsi Harga terhadap
Keputusan Pembelian pada Lembaga Kursus Bahasa Sentra Lingua Depok. Jurnal
Pengembangan Wiraswasta, 22(3), 177. https://doi.org/10.33370/jpw.v22i3.473
Sumpu, N., Tumbel, A. L., Manajemen, J., Sam, U., & Manado, R. (2018). Analisis Pengaruh
Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung
(Studi Pada Mahasiswa Universitas Samratulangi Manado Angkatan 2016 ). Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 6(4), 2528–2537.
wahyuni, sri. (2015). Pengaruh Aktivitas Belajar Dan Kemandirian Dalam Mengerjakan
Tugas Terhadap Hasil Belajar Siswa Ekonomi Kelas Xi Di Sma Semen Padang.
Economica, 3(1), 95–99. https://doi.org/10.22202/economica.2014.v3.i1.240
Wulandari, R. D., & Iskandar, D. A. (2018). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Kosmetik. Jurnal Riset Manajemen Dan
Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(1), 11–18.
https://doi.org/10.36226/jrmb.v3i1.81
Yusuf, I. S. H., & Abdulhaji, S. (2020). Pengaruh Kesadaran Merek, Harga Dan Word of
Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi Di Kota Ternate. Jurnal
Manajemen Sinergi, 7(1), 1–20.
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/JMS/article/view/2574
JADWAL KEGIATAN

Uraian Kegiatan Mei Juni Juli Agust Sept


Masa Pelaksanaan Riset (4 bulan)
Penulisan Proposal penelitian V
Perbaikan usulan proposal V
Pengumpulan Data Riset V
Pengolahan Hasil V
Pembuatan laporan akhir V
RENCANA ANGGARAN BIAYA

RENCANA ANGGARAN BIAYA RISET

BIAYA PEMBUATAN PROPOSAL


Jumlah Biaya Proposal 500000

BIAYA SURVEY DAN PENGUMPULAN


DATA
Survey Data Awal
- Operasional 500000
- ATK dan habis pakai 100000
- Konsumsi 500000
Pengumpulan Data Riset
- Operasional 1500000
- ATK dan habis pakai 500000
- Konsumsi 750000
Jumlah Biaya Survey dan Pengmpulan
Data 3850000

BIAYA PENGOLAHAN DATA 1500000


Jumlah Biaya Pengolahan Data 1500000

BIAYA PEMBUATAN LAPORAN


- Operasional 1300000
- ATK dan habis pakai 300000
- Konsumsi 650000
Jumlah Biaya Pembuatan Laporan 2750000

BIAYA HAKI DAN JURNAL


Haki 750000
Jurnal Ilmiah 1500000
Jumlah Biaya Haki dan Jurnal 2250000

TOTAL PENGAJUAN BIAYA 10250000


SUSUNAN ORGANISASI

KETUA TIM

ANGGOTA 1 ANGGOTA 2
PEMBAGIAN TUGAS TIM

JABATAN PEMBAGIAN TUGAS TIM


Ketua Tim : 1 Membuat Proposal Penelitian
2 Mengkoordinasikan tugas tim
3 Mengasistensi Pembuatan Alat Riset/Kuesioner
4 Mengasistensi Data Mentah
5 Mengasistensi Pengolahan Data
6 Mengasistensi Analisis Data Kuantitati dan Kualitatif
7 Mengasistensi Laporan Hasil
8 Mengasistensi Mahasiswa Riset
Anggota 1 : Tim pembuatan alat riset/Kuesioner
Tim Pengolahan Data Riset Kuantitatif
Tim Analisis Hasil
Anggota 2 : Tim pendokumentasian data mentah
Tim Pengolahan Data Riset Kuantitatif
Tim Analisis Hasil

Anda mungkin juga menyukai