Anda di halaman 1dari 21

STUNTING

apt. Listiana Hidayati, M.Sc.


STUNTING
• Stunting ( Kekerdilan ) adalah subuah kondisi
dimana tinggi badan seseorang teryata lebih
pendek dibandikan tinggi badan orang lain
pada manusia umumnya yang sesuai usianya
atau tumbuh tidak maksimal.
 Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia
mencapai 37,2 %
• Pemantauan Status Gizi Tahun 2016, mencapai 27,5 %, batasan WHO < 20%
 Hal ini berarti pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar 8,9 juta
anak Indonesia, atau 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting
• Lebih dari 1/3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia tingginya berada di
bawah rata-rata
1 Penyebab Stunting
Content A

2 Dampak Buruk Stunting


Stunting
3 Pencegahan stunting

4 Penanganan Stunting
1 Penyebab Stunting
Content A

• Kurangnya asupan gizi • Stunting disebabkan oleh


yang diterima oleh bayi Faktor Multi Dimensi.
Intervensi paling
atau janin
menentukan pada 1.000 HPK
(1000 Hari Pertama
Kehidupan).
• Kekurangan gizi terjadi sejak
bayi dalam kandungan ibu
dan pada masa awal anak
lahir, tetapi stunting baru
nampak setelah anak
berusia 2 tahun
1 Penyebab Stunting
Content A

• ibu hamil belum • Tidak mendapat akses


mengkonsumsi suplemen yang memadai ke
zat besi yang memadai atau layanan imunisasi atau
ibu hamil anemia dan tak tidak melakukan
tercukupi gizi bagi janin. Imunisasi, jadi daya
• Bayi 0-6 bulan tidak tahan tubuh bayi lebih
mendapatkan ASI ekslusif lemah dalam sakit
atau kurang dibandingkan bayi
• Kurangnya akses ke air yang di imunisasi
bersih dan sanitasi
2 Dampak Buruk Stunting
2 Dampak Buruk Stunting

 Jangka pendek adalah kerdil • Dalam jangka panjang akibat


terganggunya perkembangan buruk yang dapat ditimbulkan
adalah tidak bisa tumbuh
otak, kecerdasan, gangguan
oktimal kerdil, kurang percaya
pertumbuhan fisik, dan diri menurunnya kemampuan
gangguan metabolisme kognitif dan prestasi belajar,
dalam tubuh menurunnya kekebalan tubuh
• Kesemuanya itu akan
menurunkan kualitas
sumber daya manusia
Indonesia,
produktifitas, dan daya
saing bangsa.
3 Pencegahan stunting

Peraturan Presiden • Instruksi Presiden No.


No. 42 Tahun 2013 1 Tahun 2017 tentang
tentang Percepatan Gerakan Masyarakat
Perbaikan Gizi, Sehat
• Peraturan Presiden
No. 83 Tahun 2017
tentang Kebijakan
Strategis Pangan dan
Gizi
4 Penanganan Stunting

• Intervensi Gizi Spesifik


• Perbaikan gizi dengan memberikan • Mengatasi kekurangan za
makanan bergizi sehat4, 5 sempurna pada besi, asam folat, zink, dan
anak penderita stunting dan pada ibu yang
mengandung dan menyusui (Asi esklusif
iodium dengan pemberian
berkwalitas 0-6 bln). suplamen/Obat dan
• Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, makanan
hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif
• Menanggulangi,
pendek, tinggi, berat badan anak.
• Mendorong penerusan pemberian ASI memantau, mengobati
hingga usia 23 bulan didampingi oleh penyakit cacingan, malaria
pemberian MP-ASI. diare pada ibu hamil dan
anak.
• Memberikan imunisas
lengkap.
4 Penanganan Stunting

• Intervensi Gizi Sensitif • Menyediakan Jaminan


• Memberikan Pendidikan Gizi Persalinan Universal
Masyarakat. (Jampersal).
• Menyediakan dan • Rutin periksa kesehatan
Memastikan Akses pada Air
anak di puskesmas dan
Bersih.
post Yandu. Desa
• Menyediakan dan
berwenang untuk
Memastikan Akses pada
Sanitasi. mengatur dan mengurus
• Menyediakan Akses kepada kegiatan berdasarkan hak
Layanan Kesehatan dan asal usul dan kegiatan
Keluarga Berencana (KB) yang berskala lokal desa.
KASUS STUNTING

Mengacu pada Grafik BB Perempuan menurut PB Usia 0-2 tahun dari WHO,
diketahui BB Rina 7 kg, dan PB 70 cm, maka disimpulkan berada di antara
skala garis -1 SD dan -2 SD, sehingga masuk kategori berat badan "normal”
PENJELASAN
Mengacu pada Grafik BB Laki-laki menurut TB Usia 2-5 tahun dari WHO,
diketahui bahwa BB Anton 24 kg dan TB 110 cm, disimpulkan berada di antara
skala garis 2 SD dan 3 SD, sehingga masuk kategori berat badan "gemuk".
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai