Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK JALANAN
KELOMPOK 2 1. Marlinda
2. Erpandi
3. Nani Ramadiani
4. Denok Perdanan
Ningsih
Pengertian Anak Jalanan
• Menurut Departemen Sosial RI (2005: 5), Anak jalanan
adalah anak yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari
di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran
di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Anak jalanan
mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5 sampai dengan 18
tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan,
penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak
terurus, mobilitasnya tinggi.
FACTOR – FACTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK JALANAN

Departemen Sosial (2001: 25-26) menyebutkan bahwa penyebab


keberadaan anak jalanan ada 3 macam, yakni
• faktor pada tingkat mikro (immediate causes),
Faktor pada tingkat mikro ini yaitu faktor yang berhubungan
dengan anak dan keluarganya.
Departemen Sosial (2001: 25-26) menjelaskan
pula bahwa pada tingkat mikro sebab yang bisa diidentifikasi dari
anak dan keluarga yang berkaitan
tetapi juga berdiri sendiri seperti keluarga miskin, kehilangan orang
tua akibat perceraian dan
kekerasan dalam keluarga
•faktor pada tingkat messo (underlying causes),
faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan
pada tingkat ini yaitu faktor yang ada di masyarakat
dan Menurut Departemen Sosial RI (2001: 25-26),
pada tingkat messo
(masyarakat), terdapat sebab yang
dapat diidentifikasi seperti
mengikuti teman, bermasalah dengan komunitas,
ketidakpedulian terhadap anak
jalanan
• faktor pada tingkat makro (basic causes).
Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan
pada tingkat makro yaitu faktor yang berhubungan
dengan struktur makro. Departemen Sosial RI
(2001: 25-26) menjelaskan bahwa pada tingkat
makro (struktur masyarakat), sebab yang dapat
diidentifikasi seperti ekonomi, penggusuran,
korban bencana, korban penculikan, Adanya
kesenjangan sistem jaring pengamanan sosial
sehingga jaring pengamanan sosial tidak ada ketika
keluarga dan anak menghadapi kesulitan.
Perlindungan den pemberdayaan Anak Jalanan

• Perlindungan terhadap anak dan kesejahteraan anak di


Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang RI
Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak,
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, dan Undang-Undang RI Nomor 11
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
• Undang-Undang inilah yang menjadi dasar pemerintah
untuk melindungi dan memberdayakan anak-anak
bangsa, tidak terkecuali anak jalanan yang notabene
kurang memperoleh hak mereka sebagai seoranganak.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Pengkajian
Data Inti Komunitas
• Riwayat daerah
Pada kasus terjadinya anak jalanan dapat dipengaruhi oleh riwayat daerah.
Dimana riwayat daerah yang memiliki memiliki aspek-aspek
keberlangsungan hidupnya rendah seperti sosial ekonomi yang rendah,
permasalahan-permasalahan internal yang banyak maupun karna aspek-
aspek lainnya. Jadi riwayat daerah sangat mempengaruhi kejadian anak
jalanan.
• Demografi (usia dan karakteristik jenis kelamin)
Biasanya kasus anak jalanan dapat dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin,
biasanya kebanyakan anak jalanan yaitu anak pada usia sekolah, dari hasil
penelitian memiliki persentase yaitu 72%. sedangkan jenis kelamin juga
mempengaruhi, dimana dari hasil penelitian anak jalanan 75% berjenis
kelamin laki-laki. Oleh karena itu, dibuktikan bahwa usia dan jenis kelamin
memiliki hubungan terhadap anak jalanan.
Data Sub Sistem Komunitas
• Lingkungan Fisik
Biasanya lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi anak jalanan. Perilaku
anak termasuk dalam hal kesehtan yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
fisik dan sosial serta nilai-nilai yang ada pada lingkungan mereka. Apabila
anak berada pada lingkungan yang positif, maka perilaku yang terbentuk
adalah perilaku yang positif pula,. kondisi ini juga terjadi pada anak jalanan.
Semakin lama seotrang anak hidup di jalanan maka semakin sulit untuk
mengentasnya dari jalanan. Anak-anak tersebut telah melakukan perubahan
pada sikap dan perilaku sebagai upayanya untuk mengahadapai keekrasan
di jalanan, eksploitasi dan mengatasi bahaya.
• Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Biasanya peranan dari pelayanan kesehatan dan sosial juga memiliki peran
penting terhadap angka kejadian anak jalanan, karena pelayanan kesehatan
maupun sosial disini dapat berperan sebagai edukator atau pendidik untuk
memberikan dukungan sosial terhadap anak jalanan. Dukungan sosial ini
berfungsi untuk memotivasi anak jalanan untuk dapat menyesuaikan diri
dengan kehidupan mereka.
• Ekonomi
Umumnya anak jalanan ditimbulkan oleh dampak negatif yang
ditimbulkan dari pembangunan ekonomi yang tidak merata.
Pembangunan hanya dinikmati oleh segelintir orang saj, sehingga
terjadi jurang pemisah sosial dan kemiskinan. Jadi karna hal itulah
ekonomi sangat mempengaruhi adanya anak jalanan ini.
• Transportasi
Biasanya transportasi tidak mempengaruhi anak jalanan. Tetapi
terkadang soisal dan transportasi tersebut dapat memberikan
pengaruh perubahan sosial dari anak jalanan. Dimana terlihat
pernadaan perubahan sosial pada seorang anak jalanan.
Kontroling anak jalanan yang tidak baik akan menimbulakan
masalah.
• Politik dan Pemerintah
Biasanya politik dan pemerintah juga dapat mempengaruhi
angka kejadian anak jalanan. karena jika pemerintah tidak
memperhatikan sektor ini, maka tentunya akan menyebabkan
angka kejadian anak jalanan semakin meningkat. Maka dari itu
pemerintah pemerintah melakukan aplikasi regulasi
pembinaan anak jalanan. Sehingga anak jalanann dapat lebih
terarah.
• Komunikasi
Biasanya komunikasi dapat memberikan pengaruh terhadap
penurunan angka kejadian anak jalanan yaitu contohnya ada
pengaruuh media pendidikan tentang anaak jalanan dapat
mendapat dukungan sosial secara menyeluruh
• Pendidikan
Biasanya pendidikan memiliki pengaruh terhadap abgka
kejadian anak jalanan, biasanaya anak jalanan memiliki
tingkat pendidikan sekolah. Dimana pada umur tersebut
belum mengetahui perubahan sifat yang diperoleh dari
lingkungan fisik dan lainnya.
• Rekreasi
Biasanya rekreasi memiliki pengaruh terhadap terjadinya
anak jalanan. Dimana dengan adanya rekreasi sehingga
dapat melonggarkan terapi, sehingga dapat memberikan
letengan agar tidak tertekan pada anak tersebut.
Diagnosa keperawatan
• Defisit Perawatan Diri : Berpakaian b.d
Fungsi Penilaian Terganggu.
• Harga Diri Rendah b.d Pengalaman Tidak
Menyenangkan.
Intervensi keperawatan
Dx SLKI SIKI
Defisit Perawatan Diri Pencegahan primer
Perawatan Kriteria Hasil : Kontrak perilaku positif
Diri : Kemampuan mandi : 5 Tindakan :
Berpakaian b.d (meningkat). Identifikasi kemampuan
Fungsi Kemampuan mental dan kognitif untuk
Penilaian mengenakan pakaian : 5 membuat kontrak.
Terganggu. (meningkat). Identifikasi hambatan
Minat melakukan menerapkan perilaku positif.
perawatan diri : 5 Fasilitasi pembuatan kontrak
(meningkat). tertulis.
Mempertahankan Diskusikan perilaku kesehatan
kebersihan diri : 5 yang ingin diubah.
(meningkat).
DX SLKI SIKI
Pencegahan sekunder
Dukungan perawatan diri :
berhias
Tindakan :
Identifikasi usia dan budaya
dalam membantu
berpakaian/berhias
Sediakan pakaian pada
tempat yang mudah
dijangkau.
Sediakan pakaian pribadi,
sesuai kebutuhan.
Fasilitasi berhias.
Jaga privasi selama
berpakaian.
DX SLKI SIKI
Harga Diri Rendah Harga Diri Pencegahan primer
Situasional b.d Kriteria Hasil : Manajemen perilaku
Pengalaman Tidak Penilaian diri positif : Tindakan :
Menyenangkan. 5 (meningkat). Identifikasi harapan
Perasaan memiliki untuk mengendalikan
kelebihan atau perilaku.
kemampuan positif : Diskusikan tanggung
5 (meningkat). jawab terhadap
Konsentrasi : 5 perilaku.
(meningkat). bicara dengan nada
Kontak mata : 5 rendah dan tenang.
(meningkat). Hindari sikap
mengancam dan
berdebat.
DX SLKI SIKI
Pencegahan sekunder
Promosi harga diri
Tindakan :
Identifikasi budaya, agama, ras, jenis
kelamin. Dan usia terhadap harga
diri.
Motivasi terlibat dalam verbalisasi
positif untuk diri sendiri.
Anjurkan mengidentifikasi kekuatan
yang dimiliki.
Ajarkan cara mengatasi bullying.
Latih cara berfikir dan berprilaku
positif.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai