Anda di halaman 1dari 38

Textbook Reading Cardiologi

Marker Jantung

Dr. DARMAWATY. RAUF Sp.PK (K)

1
Marker Jantung
Marker kerusakan myocard
Marker faktor resiko
Marker Congestif Heart Failure

2
MARKER KERUSAKAN MYOCARD /
NEKROSIS JANTUNG

3
Marker kerusakan myocard / Nekrosis jantung

• Cardiac marker lokasinya di myocardium


• Disekresi pada saat adanya cardiac injury
– Myocardial infarction
– Non-Q-wave infarction
– Unstable angina pectoris
– Other conditions affecting cardiac muscle (trauma,
cardiac surgery, myocarditis etc.)
• Dapat di ukur pada darah

4
...Marker kerusakan myocard

• Myocard terdiri dari sel –sel yang kerjanya


untuk memompa jantung dengan cara
kontraksi dan relaksasi
• Sel Otot jantung terdiri atas protein :
 Specific contractile: actin & myosin

 Regulator: troponin & tropomyosin

 Energy: myoglobin
 Enzyme: SGOT, CK, CK-MB, LDH

5
Aspartate Aminotransferase (AST)

 AST : otot jantung, sel hati, sel otot skelet, ginjal,


pankreas, sel darah merah
 Diperkenalkan sebagai petanda biokimia diagnosis
IMA pada tahun 1954
 Untuk diagnosa IMA perlu penanda lain (CPK, LDH)
 Kadar meningkat 6-10 jam stlh IMA,
puncak : 12-48 jam, normal 3-4 hari
 Kelemahan :
- Tidak ada isoenzim yg spesifik untuk jantung

6
Aspartate Aminotransferase (AST)
 AST meningkat :
- Penyakit jantung (IMA, operasi jantung,
kateterisasi jantung)
- Penyakit hati (hepatitis, sirosis hepatis, drug-
induced liver injury)
- Penyakit otot (trauma otot, operasi noncardiac,
trauma multiple, luka bakar berat, myositis)
- Penyakit lain : anemia hemolitik akut,
pankreatitis akut
Nilai normal : 0-35 unit/L

7
Lactate Dehidrogenase (LDH)

 Didapatkan pada semua sel yang bermetabolisme 


sel rusak LDH >>
 Normal LDH = 110-210 units/L
 LDH total tidak spesifik thd suatu jaringan  dipakai
isoenzim (LDH1-LDH5) masing-masing BM 134.000kDa
 LDH1 dan LDH2 : jantung, ginjal, sel darah merah
 LDH3 : otak dan ginjal , limpa, timus, leukosit
 LDH4 dan LDH5 : hati, otot skeletal dan ginjal
 Pada serum normal : LDH2 > LDH1, IMA  LDH1 >
 Meningkat 10-12 jam stlh IMA, persisten selama 12
hari
 LDH1 dan LDH2 meningkat jg pada : anemia
pernisiosa, kerusakan ginjal akut dan hemolisis
8
LD isoenzyme electrophoresis (abnormal)

LD-1
LD-1 > LD-2
LD-2

LD-3
LD-4
LD-5

Cathode (-) Anode (+)

9
CK/CPK (Creatine Kinase)

 Suatu enzim yang diekspresikan pada : otot jantung,


otot skelet, otak
 Normal : 0- 5 ng/L
 Meningkat : 6 jam, puncak : 18 jam, normal stlh 2-3
hari (bila kerusakan tidak berlanjut)
 CK memiliki isoenzim (elektroforesis) : CK-BB (CK-1),
CK-MB (CK-2), CK-MM (CK-3)
 CK-MB : spesifik untuk sel miokardium & pada otot
skelet (dlm jmlh kecil)
– CK-BB : otak dan paru2
– CK-MM : sesuai CK total pada org sehat
– CK-MB ↑ : 3-6 jam stlh infark, puncak : 12-24 jam , normal
stlh 12-48 jam stlh infark
10
CK/CPK (Creatine Kinase)
 CK-MB, 50% kasus IMA meningkat setelah 3
jam & 90% setelah 6 jam
 CKMB mass mrp gold standar untuk IMA (WHO
1980)
 Agar tdk misdiagnosis :
% RI = (CK-MBmass / Tot CK activity) x 100
 RI > 4% dgn peningkatan aktivitas CK 
myocardial necrosis

11
CK/CPK (Creatine Kinase)

 Kelemahan CK-MB :
- Tidak kardio spesifik dapat meningkat
pada trauma otot
- kurang sensitif untuk memprediksi
IMA pada 0-4 jam setelah nyeri dada dan tidak
mendeteksi jejas pada pasien dengan onset IMA lama
- Tidak bisa mendeteksi adanya jejas miokard
yang kecil, yang berisiko tinggi untuk IMA dan
kematian jantung mendadak.

12
CK/CPK (Creatine Kinase)

 CK total meningkat : penyakit atau injuri otot


jantung, otot skeletal, otak
 CK-MB meningkat :
- AMI
- Cardiac aneurysm surgery
- Cardiac defibrilation
- Myocarditis
- Ventrikular arrhytmias
- Cardiac ischemia
- Trauma otot skeletal (59%)
- Penyakit otot kronik (78%)
- GGK (3,8%)
13
TROPONIN
 Troponin : protein yang terdapat pada otot
skeletal dan otot jantung  regulasi interaksi
aktin-miosin (calcium dependent) untuk
kontraksi otot
 Cardiac troponin dipisahkan dari skeletal
troponin dgn antibodi monoclonal / ELISA 
cTnT (39 kDa), cTnI (26 kDa), cTnC (18 kDa)
 cTnT & cTnI : susunan asam amino yg berbeda
antara otot jantung dan skelet
 cTnC : susunan asam amino sama antara otot
jantung dan skelet.

14
TROPONIN

• Cardiac troponin : spesifisitas + sensitivitas


tinggi untuk cardiac injury  normal pada
non-cardiac injury
• Peningkatan lebih awal & lebih lama
dibanding CK-MB
• CTn ↑ : 3 jam stlh miocardial injury
• ↑ CTnI sampai 7-10 hari stlh miocardial
injury
• ↑ CTnT sampai 10-14 hari stlh miocardial
injury
15
TROPONIN
• Pemeriksaan CTn biasa digabung dgn
pemeriksaan LDH  bagi pasien yang
memerlukan pengawasan ketat > 24-48 jam
stlh onset
• Troponin meningkat hanya pada iskemik
pertama kali  tdk berguna pada keadaan
reinfark
Nilai normal :
• cTnT : <0,2 ng/mL
• cTnI : <0,03 ng/mL

16
TROPONIN
cTn digunakan untuk :
1. Membedakan sakit dada (cardiac/ bukan):
 Bila riwayat penyakit, EKG, CPK-MB tidak
menunjukkan tanda klasik IM
 cTn normal : bukan myocardial injury
2. Deteksi reperfusi karena rekanalisasi :
- “wash out” / second peak cTn  rekanalisasi / angioplasy
koroner
3. Estimasi ukuran MI :
- Peningkatan cTn slm 4 mgg (late)  degradasi
contractile apparatus
4. Deteksi perioperatif MI

17
Myoglobin

 Mioglobin : protein heme berukuran kecil (BM


17,8 kDa) yang membawa oksigen ke sel otot
skeletal dan sel jantung
 2% dari protein total dan terdapat pada sitoplasma
 Merupakan petanda paling dini IMA  molekulnya
kecil, cepat menuju sirkulasi tanpa melalui saluran
limfe stlh jejas otot
 Terdeteksi setelah 1-3 jam stlh jejas, puncak : 4-
12 jam, kembali normal 24-36 jam krn klirens
ginjal cepat
 Mioglobin ↑ : pada 2/3 pasien IMA stlh 3 jam dan
hampir semua pasien stlh 6 jam onset nyeri
18
Myoglobin

 Sensitivitas dan spesifisitas meningkat bila tes


mioglobin dilakukan serial setiap 2 jam
 Kelemahan :
- Durasi pendek
- Tidak spesifik untuk otot jantung
- Meningkat pada : penyakit otot, syok, gagal ginjal,
stlh olah raga berlebihan, operasi by pass, konsumsi
alkohol >>
- Dipengaruhi Faktor ras, jenis kelamin, usia (laki-laki
> perempuan)
- Rentang rujukan bervariasi : 50-120 µg/mL

19
Carbonic Anhydrase (CA III)

 CA III : enzim yg terutama ditemukan pada otot


skeletal
 Pada Kerusakan myocard : ratio mioglobin dan
CA III  spesifisitas >>
 Rasio Mioglobin/CA III  konstan pada
kerusakan otot skeletal, meningkat pada
kerusakan miokard

20
Myosin Light Chains (MLC)

 Molekul miosin : otot skeletal dan jantung


 Terdiri dari 2 rantai berat (MHC) dgn BM 220 kDa
& 2 pasang rantai ringan (MLC)
 Miosin : protein sangat besar dan tidak larut,
terikat pada sarkomer dan tidak berdifusi keluar
dari sel yang utuh
 MLC terikat pada miosin, (<1%) terdapat dlm
bentuk bebas dalam sitosol sel otot  bentuk
bebas akan dilepas ke sirkulasi bila ada
kerusakan minor

21
Myosin Light Chains (MLC)

 Peningkatan MLC 3-6 jam stlh nyeri dada


 wkt paruh dlm plasma:75 mnt
 puncak stlh 4 hari onset nyeri
 Keparahan klinik dan mortalitas berkorelasi positif
dengan nilai puncak MLC stlh infark
 MLC : petanda yang cukup sensitif untuk
diagnosis dan menentukan secara kuantitatif
nekrosis miokard

22
HF-FABP
(Heart fatty acid-binding protein)

• Secara kinetik hampir sama dengan myoglobin


tetapi tidak spesifik untuk kerusakan otot
jantung
• Bisa digunakan untuk prediksi prognosis
pasien NSTEMI

23
Markers of Cardiac Necrosis

24
25
Marker Resiko Penyakit Jantung Koroner

27
• Faktor Resiko CHD awal yang perlu dideteksi
adalah serum cholesterol terutama fraksi LDL
• Secara Umum ± 70% LDL berkorelasi positif
terhadap faktor resiko koroner.
• Sedangkan HDL berkorelasi negatif terhadap
faktor resiko koroner.

28
C-Reactive Protein
• CRP : protein yang diproduksi oleh hati selama
proses inflamasi
• Struktur nya pentameric, BM 23-kDa
• Di dalam plasma meningkat cepat , bisa smp
1000X dari nilai kadar normal pd respon
inflamasi akut
• Berikatan dengan multipel ligand ;
– Mengaktifkan jalur klasik komplemen
– Stimulasi fagositosis
– Berikatan dengan Imunoglobulin

29
CRP

• Peran CRP pada cardiovasculer disease ;


– Screening faktor resiko
– Prediksi terhadap disease severity
– Prognosis Acut Coronary Syndrome
- Digunakan untuk evaluasi IMA : CRP + CK-
MB
• Puncak CRP : 18-72 jam
• Tidak spesifik untuk otot jantung
• hs-CRP : mendeteksi secara akurat pada kadar
yang rendah  petanda yang baik untuk IMA
• Nilai Normal : CRP <1.0 mg/dL
30
CRP
 Menurut AHA :
- Low risk of developing cardiovascular disease if hs-
CRP level < 1.0mg/L
- Average risk of developing cardiovascular disease if
levels 1.0 - 3.0 mg/L
- High risk for cardiovascular disease if hs-CRP level
> 3.0 mg/L
- CRP levels > 10 mg/L may suggest an acute
coronary process, such as heart attack (acute
myocardial infarction)

31
Homocysteine
• Asam amino intermedite yang dibentuk oleh
konversi methionine menjadi cysteine
• Sebagai faktor resiko independent untuk
patogenesis atherosclerotic vascular disease
dan venous thrombosis.
• Dipengaruhi oleh kelainan genetik
(heterozygot defek pada CBS/cystathionine –β
synthase, methionin synthase), drugs, vitamin
deficiencies (folat, B12, B6), or smoking

32
Homocysteine
Homocysteine secara langsung berperan
secara seluler pada endothelial injury ,
perubahan metabolisme NO, aktivasi platelet,
proliferasi smooth muscle .
 Disertai dengan pemeriksaan marker faktor
resiko yang lain ; cholesterol
Terdapat hubungan antara resiko CHD dengan
Moderate hyperhomocysteinemia

33
MARKER CONGESTIF HEART FAILURE

40
CARDIAC NATRIURETIC PEPTIDES

 4 jenis NP : ANP (otot atrium jantung), BNP


(otot ventrikel jantung, porcine brain), CNP
(sistem saraf, diproduksi oleh sel endotel), DNP
(tidak ditemukan pd human)

41
CARDIAC NATRIURETIC PEPTIDES

figure 18.5 Amino acid sequences of the natriuretic peptides


42
Henry’s, 2011
BNP (Brain,B-Type Natriuretic Peptide)

Golongan Natriuretic Peptide : peptida


neuroendokrin yg mempunyai efek berlawanan
dgn aktivitas renin-angiotensin
BNP dilepas sbg respon trhdp peregangan otot
atrium,ventrikel  vasorelaksasi, inhibisi sekresi
renin-angiotensin  natriuresis >, volume
darah <
Akurasi diagnostik BNP pd CHF :
- Nilai cut-off 100 pg/mL, sensitivity 90%, positif
predictive value 79%, negative predictive value 89%

43
... BNP
BNP ↑ : CHF, IMA, systemic hipertension
Keterbatasan BNP  range luas pada pasien
dengan HF dan tanpa HF.
BNP meningkat pada keadaan imbalance
cairan, renal insufficiency yang bersamaan
dengan HF
Pada pasien tanpa HF dipengaruhi oleh jenis
kelamin, umur dan BMI yang rendah

44
TERIMA KASIH

45

Anda mungkin juga menyukai