Anda di halaman 1dari 44

PEWARNA

RAMBUT
&
TABIR SURYA
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2
KELOMPOK 2

4 22 5 23

Rizka Ramda Kartika Eka Abdurrohman Laura Elisabeth


Awalia Paksi 201951019 Pandiangan
201951014 201951115 201951120
PEWARNA
RAMBUT
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN KOSMETIK
PEWARNA RAMBUT DARI EKSTRAK KULIT BATANG
SECANG (Caesalpinia sappan L)
oleh
Rizka Ramda Awalia 201951014
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN KOSMETIK PEWARNA
RAMBUT DARI EKSTRAK KULIT BATANG SECANG
( Caesalpinia sappan L)

DEFINISI

Pewarnaan rambut atau pengecatan rambut adalah sebuah praktik


mengubah warna rambut. Alasan utamanya adalah untuk kecantikan,
untuk menutup rambut uban atau putih, untuk mengubah warna yang
dianggap yang lebih diinginkan atau bermode, atau untuk
mengembalikan warna rambut asli setelah luntur karena proses
penataan rambut atau pengaruh sinar matahari.
TEORI TERKAIT
Ada dalam lapisan dermis dan melalui saluran folikel rambut keluar dari kulit. Bagian rambut
yang keluar dari kulit dinamakan batang rambut (tranggono dan talifah, 2007; wasitaatmaja,
1997). Batang- batang rambut merupakan penempatan sel- sel tanduk yang berbeda dalam
panjang, tebal, dan warnanya. Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit
jika di pangkas ( bariqina dan ideawati, 2001).

Rambut berfungsi sebagai mahkota kecantikan, disamping itu rambut juga berfungsi sebagai
pelindung kulit. Pertama sebagai pelindung terhadap rangsangan fisik seperti panas, dingin,
kelembaban, dan sinar. Kedua sebagai pelindung terhadap rangsangan mekanik seperti pukulan,
gosokan, dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung terhadap rangsangan kimia seperti berbagai
zat kimia dan keringat (Ditjen pom, 1985).
TEORI TERKAIT
Warna rambut ditentukan oleh Pigmen Melanin di dalam rambut yang ada dalam lapisan korteks.
Bahan asal PIgmen Melanin adalah melanosit yang berada dalam Umbi rambut. Melanosit
adalah sel sel yang menghasilkan pigmen (zat warna) yang menyebabkan rambut Asli dapat
memiliki bermacam-macam warna (Ditjen pom, 1985).

Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tatarias rambut untuk
mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asli atau mengubah warna rambut
asli menjadi warna baru. Keinginan untuk mewarnai rambut memang sudah berkembang sejak
dulu. Bahkan ramuan yang dijadikan zat warna pada waktu itu diperoleh dari sumber alam, pada
umumnya berasal dari tumbuhan dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan Tutu (Ditjen
pom, 1985).
FORMULASI SEDIAAN
EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi Stabilitas Sediaan Pewarna Rambut

3. Pengukuran pH ( Kemenkes 2014).


1. Organoleptik ( Kemenkes 2014). Pengukuran pH dilakukan selama 4
Pengamatan meliputi perubahan perubahan minggu untuk mengetahi tingkat
bentuk, warna serta bau darisediaan pewarna keasaman pewarna rambut ekstrak kulit
rambut. Pengujian ini dilakukan selama 4 kayu seang, dikur menggunakan Ph
minggu berturut- turut. meter dengan cara sebagai berikut :
a. Kalibrasi alat terlebih dahulu
dengan menggunakan larutan
dapar pH 7 dan pH 4.
2. Homogenitas, sediaan pewarna rambut dioleskan pada b. sediaan pewarna rambut
kaca objek sebanyak 0,5gr. Lalu ditutupi dengan objek disiapkan dan mencatat nilai pH
glass, dilihat secara visual apakah permukaan halus
merata atau masih ada nya granul yang masih keras.
yang diperoleh.
Pengujian dilakukan selama 4 minggu.
EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi Stabilitas Sediaan Pewarna Rambut

4. Stabilitas warna terhadap sinar matahari, 6. Uji Biologis ( Uji Iritasi ) Model yang
Rambut beruban, rambut tanpa bleaching dan dijadikan sebagai panel dalam uji iritasi pada
rambut bleaching yang telah diwarnai dan
dibilas bersih dibiarkan terkena sinar formula pewarnaan rambut adalah orang
matahari langsung selama 5 jam mulai dari terdekat dan sering berada di sekitar pengujian
pukul 1000-1500 WIB, setelah itu diamati
perubahan warnanya. sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila
ada reaksi yang terjadi pada kulit yang sedang
diuji dengan kriteria sebagai berikut:
1) wanita berbadan sehat,
5. Stabilitas warna terhadap pencucian, rambut yang telah
2) usia antara 20-30 tahun,
melalui proses pewarnaan dulakukan pengujian dengan
pencucian sebanyak 10 kali dalam rentang waktu 4 3) tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan
minggu, untuk menguji apakah hasil rambut sebelum dan dengan alergi
sesudah pencucian tetap sama atau tidak
PEWARNA
RAMBUT
FORMULASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
(Psidium Guajava l.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT
oleh Kartika Eka Paksi 201951115
FORMULASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium
Guajava l.) SEBAGAI PEWARNA RAMBUT

Pewarna sintetik digunakan secara terus


DEFINISI
menerus dalam jangka waktu yang lama
dan kadar yang berlebihan maka dapat
menimbulkan berbagai macam kesehatan.
Oleh karena itu, penggunaan pewarna
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika sintesis dapat digantikan dengan pewarna
yang digunakan dalam tata rias rambut untuk alami. Salah satu tumbuhan yang dapat
mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan dimanfaatkan adalah Daun Jambu Biji
warna rambut asalnya atau warna lain. Pewarnaan (Psidium guajava L.). Tanaman jambu biji
rambut dapat dilakukan dengan berbagai cara, merupakan salah satu spesies dari famili
menggunakan berbagai jenis zat warna alam Myrtaceae yang mengandung zat yang
maupun sintetik. dapat dimanfaatkan sebagai pewarna yaitu
tanin.
TEORI TERKAIT
01 Uraian Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat
terbuka dan mengandung air cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagi pohon buah-buahan.
Namun, sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut.
Jambu bji berbunga sepanjang tahun. Sekarang tanaman ini sudah menyebar luas ke seluruh dunia,
terutama di daerah tropis. Diperkirakan terdapat sekitar 150 spesies Psidium yang menyebar ke daerah
tropis dan berhawa sejuk.

Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun jambu biji yaitu alkaloid, saponin, tannin,
dan flavonoid. Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang terkonjugasi
02 pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya gugus (OH) sebagai auksokrom
(pengikat warna) dapat menyebabkan warna coklat.
TEORI TERKAIT
Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna

1). Pewarna rambut temporer

Pewarna rambut temporer bertahan pada rambut untuk waktu yang singkat, hanya
sampai pada pencucian berikutnya. Pewarna ini melapisi kutikula rambut tetapi tidak
berpenetrasi ke dalam korteks rambut karena molekul-molekulnya terlalu besar. Jenis sediaan
pewarna rambut yang digunakan untuk pewarnaan rambut temporer meliputi bilasan warna,
sampo warna termasuk juga kombinasinya dengan bilasan warna, krayon rambut, dan semprot
pewarnaan rambut . Bahan pewarna jenis ini adalah pewarna yang mempunyai molekul besar
sehingga tidak mampu masuk ke dalam batang rambut dan mudah terlepas, misalnya asam
pirogalat dan asam tartrat serta beberapa zat warna azoic, azinic, indigoid, triphenilmetan dan
derivat antrakinon.
TEORI TERKAIT
Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna

2). Pewarna rambut semipermanen


Pewarna rambut semipermanen adalah pewarna rambut yang memiliki
daya lekat tidak terlalu lama, daya lekatnya ada yang 4-6 minggu, ada juga 6-8
minggu. Bahan pewarna ini dapat berasal dari alami (indigo) atau zat warna
sintetik golongan nitro (senyawa amino dan nitro aromatik). Pewarnaan rambut
ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika berulang dikeramas, zat
warnanya akan luntur juga . Tujuan pemberian pewarna semipermanen selain
untuk menyegarkan warna rambut yang kusam, dapat pula digunakan saat
pewarnaan permanen untuk mempertahankan kemilau rambut .
TEORI TERKAIT
Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna
3). Pewarna rambut permanen
Pewarna rambut permanen berpenetrasi ke dalam kutikula dan terdeposit pada
korteks rambut. Pewarna rambut jenis ini memiliki daya lekat yang jauh lebih lama
sehingga tidak luntur karena keramas dengan sampo dan dapat bertahan 3-4 bulan. Pewarna
rambut permanen terdapat dalam berbagai bentuk dan macam, seperti krim, jelli, dan cairan.
Bahan pewarna ini meliputi campuran zat warna nabati dengan zat warna senyawa logam,
zat warna derivat fenol seperti pirogalol, dan zat warna amino seperti orto atau para
diaminobenzen, aminohidroksibenzen, dan meta disubstitusi fenilendiamin. Pewarna ini
berguna untuk menutupi warna rambut putih, rambut beruban, serta rambut dengan warna
asli untuk mendapatkan warna-warna yang mendekati warna asli menurut selera atau
zaman. Susunan rambut atau berbagai macam tebal rambut akan mempengaruhi daya
penyerapan cat. Pada umumnya, rambut halus lebih cepat dan lebih mudah menyerap cat
dibanding rambut kasar dan tebal.
Uraian Bahan

Pirogalol berfungsi sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam
0 lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel lebih kuat
1 lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan
sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5%

0 Tembaga (II) sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan warna coklat dan
2 hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah menjadi tembaga oksida.

0 Xanthan gum adalah gom hasil fermentasi karbohidrat oleh Xanthomonas campestris yang
dimurnikan. Xanthan gum banyak digunakan dalam formulasi sediaan oral dan topikal,
3 kosmetik, dan makanan sebagai bahan pensuspensi serta bahan pengemulsi
Prosedur Kerja
Dicampurkan pirogalol, tembaga (II) sulfat, ekstrak daun jambu biji dan xanthan gum
ke dalam lumpang, digerus homogen. Dipindahkan massa ke dalam beaker glass,
kemudian ditambahkan dengan aquadest.

Pengujian terhadap rambut uban:

Empat ikat rambut uban masing-masing seratus helai yang telah dipotong kira-kira 7
cm dan dicuci dengan shampoo, dimasukkan ke dalam campuran bahan pewarna
rambut, dilakukan perendaman selama 1-4 jam, satu ikat rambut diambil setiap
jamnya untuk kemudian dicuci, dikeringkan, dan dipisahkan serta diamati warna
yang terbentuk sesuai dengan waktu perendaman
EVALUASI
a. Pengamatan secara visual

Pengamatan ini dilakukan terhadap masing-masing formula


untuk tiap kali perendaman. Dari hasil percobaan yang
dilakukan, ditentukan waktu perendaman yang optimal, yaitu
dengan membandingkan hasil pewarnaan setelah 1 sampai 4
jam perendaman. Kemudian masing-masing formula diamati
hasil akhir pewarnaannya dan warna tersebut diklasifikasikan
menurut Natural Color Levels seperti pada Gambar
EVALUASI
b. Pengamatan stabilitas warna
1) Stabilitas warna terhadap pencucian
Prosedur kerja:
Uban yang telah diberi pewarna dengan perendaman selama 4 jam dicuci
dengan menggunakan shampoo dan dikeringkan. Pencucian ini dilakukan
sebanyak 15 kali, kemudian diamati apakah terjadi perubahan warna rambut
setelah pencucian.

2) Stabilitas warna terhadap sinar matahari


Uban yang telah diwarnai dan dibilas bersih dibiarkan terkena sinar matahari
langsung selama 5 jam mulai dari pukul 10.00-15.00WIB, setelah itu diamati
perubahan warnanya
EVALUASI
c. Uji iritasi

Sukarelawan yang dijadikan sebagai panel dalam uji iritasi pada formula pewarnaan rambut
adalah orang terdekat dan sering berada di sekitar pengujian sehingga lebih mudah diawasi dan
diamati bila ada reaksi yang terjadi pada kulit yang sedang diuji dengan kriteria sebagai berikut :
1). Wanita berbadan sehat,
2). Usia antara 20-30 tahun,
3). Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi, dan
4). Bersedia menjadi relawan
TABIR SURYA
UJI POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK
KULIT BUAH JERUK NIPIS
oleh
Abdurrohman 201951019
UJI POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH
JERUK NIPIS

Tabir surya adalah sediaan kosmetik yang dirancang untuk dapat

DEFINISI mengurangi efek yang berbahaya dari terpaparnya kulit pada sinar
ultraviolet. Secara umum, tabir surya memiliki mekanisme kerja
yaitu partikel dari radiasi sinar UV dinamakan foton bertemu
dengan sepasang elektron pada molekul tabir surya
DEFINISI

Penetapan potensi tabir surya yang baik dapat ditinjau dari kemampuannya dalam
menyerap atau memantulkan sinar ultraviolet dengan penentuan nilai SPF serta
persentase eritema dan pigmentasinya. SPF (Sun Protecting Factor) merupakan
indikator universal yang menjelaskan tentang keefektifan dari suatu produk atau zat
yang bersifat UV protektor, semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk atau zat
aktif tabir surya maka semakin efektif untuk melindungi kulit dari pengaruh buruk
sinar UV
Manfaat Tabir Surya

Manfaat tabir surya bagi kesehatan kulit tidak perlu diragukan lagi.
Selain melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UVA (Sinar ultra
violet A) atau UVB (Sinar ultra violet B), tabir surya juga dapat
mencegah berbagai gangguan pada kulit akibat paparan sinar
matahari berlebih.
Paparan sinar matahari berlebih dapat menyebabkan kulit terbakar
dan menjadi lebih gelap. Tidak hanya menimbulkan masalah
kecantikan, terlalu lama terpapar sinar matahari atau sinar UV juga
bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit.
TEORI TERKAIT
Sun

Ultraviolet rays
Ultraviolet rays

Sunscreen

Penelitian uji potensi tabir surya ekstrak kulit buah jeruk nipis secara in vitro bertujuan untuk menentukan potensi
tabir surya ekstrak kulit buah jeruk nipis dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Uji potensi tabir surya
ditentukan berdasarkan metode perhitungan nilai persen Transmisi eritema (%Te) dan persen Transmisi
pigmentasi (%Tp) serta nilai Sun Protecting Factor (SPF). Dari pengujian tersebut.
TEORI TERKAIT
Sun

Ultraviolet rays Ultraviolet rays

Sunscreen

Dari pengujian tersebut diperoleh hasil dimana nilai rata - rata %Te pada konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200
ppm, 250 ppm dan 300 ppm, berturut - turut adalah 8,37 %, 2,29 %, 1,71 %, 1,50 % dan 0,19 % . Nilai rata - rata
transmisi pigmentasi %Tp pada konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm berturut - turut
adalah 21,62 %, 12,68 %, 11,16 %, 7,75 % dan 5,08 %.
FORMULASI SEDIAAN

aktifitas antioksidan ekstrak kulit buah jeruk nipis


yang diekstrak dengan metode maserasi dengan
pelarut etanol 70%, lalu dianalisis kandungan
flavonoid dan vitamin C. Pengujian aktivitas
antioksidan menggunakan radikal bebas DPPH.
EVALUASI SEDIAAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
maserasi, metode maserasi digunakan karena kulit buah jeruk nipis mengandung senyawa yang
tidak tahan terhadap panas, yaitu flavonoid. Diambil simplisia lalu ditimbang sebanyak 650 gr
kemudian dimasukkan dalam wadah maserasi.

Kemudian dituangi pelarut etanol 70% sebanyak 3 liter, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai dengan bugner dan
ampas ditambah cairan penyari, diaduk dan diserkai kembali sehingga diperoleh seluruh sari
EVALUASI SEDIAAN
Kemudian sari ditutup dan dibiarkan di tempat sejuk, terlindung cahaya selama 2 hari,
kemudian endapan dipisahkan. Sari kemudian dipekatkan dan diuapkan dengan rotary
evaporator dengan suhu 60º C selama 4 jam sampai diperoleh ekstrak kental.
Dilakukan remaserasi, ditambahkan pelarut etanol 70% sebanyak 2 liter hingga
simplisia terendam seluruhnya kemudian diaduk. Wadah maserasi ditutup dan
didiamkan. Proses ekstraksi terus berlanjuthingga diperoleh filtrat yang jernih,
kemudian dipekatkan hingga didapatkan ekstrak yang kental.
TABIR SURYA
FORMULASI DAN UJI POTENSI KRIM TABIR
SURYA DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK
ETANOL KULIT NANAS (Ananas comosus (L.) Merr)
oleh Laura Elisabeth Pandiangan 201951120
DEFENISI
Merupakan salah satu contoh sediaan kosmetik
TABIR SURYA pelindung yang berperan untuk melindungi kulit
utamanya dari bahaya sinar matahari khususnya sinar
ultraviolet (UV). Sinar UV dibedakan menjadi 3 yaitu
sinar ultraviolet A (UV-A), UV-B, dan UV-C

Adapula tabir surya di alam, misalnya senyawa


fenolik yang terdapat dalam tumbuhan yang berfungsi
melindungi jaringan tanaman terhadap kerusakan
akibat radiasi sinar matahari (Shovyana dkk.,
2013:110). Senyawa fenolik dapat berperan sebagai
tabir surya untuk mencegah efek yang merugikan
akibat radiasi UV pada kulit
Syarat-syarat bagi bahan aktif untuk preparat
tabir surya 

• Efektif menyerap radiasi UV-B tanpa perubahan


kimiawi, karena jika tidak demikian akan mengurangi
Syarat-syarat bagi preparat kosmetik tabir efisiensi, bahkan menjadi toksik atau menimbulkan
surya (Tranggono, 2007: 83) iritasi.

• Enak dan mudah dipakai • tabil yaitu tahan keringat dan tidak menguap

• Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan • Mempunyai daya larut yang cukup untuk mempermudah
formulasinya
• Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur
• Tidak berbau atau boleh berbau ringan
• Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan
dan kelembaban kulit. • Tidak toksik, tidak mengiritasi, dan tidak menyebabkan
sensitasi
KLASIFIKASI TABIR SURYA
Mekanisme
pemblok fisik
(memantulkan
Tabel penggolongan potensi tabir surya (Balsam, 1972:
radiasi matahari)
 
285)
Penggolongan tabir surya Persen transmisi sinar ultraviolet (%)
Klasifikasi produk
didasarkan pada persen Erythemal range Tanning range
transmisi sinar UV.
Berdasarkan mekanisme Total block <1,0 3-40
kerjanya, bahan aktif tabir Extra protection 1-6 42-86
surya dibagi menjadi 2 Regular suntan 6-12 45-86

Mekanisme Fast tanning 10-18 45-86

penyerap kimia
(menyerap
radiasi matahari)
METODE PENENTUAN POTENSI TABIR
SURYA

Ada beberapa cara untuk menentukan kekuatan suatu preparat tabir surya yaitu

SPF didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara pajanan


a. Metode SPF UV yang dibutuhkan untuk menghasilkan eritema minimal
(Sun Protecting Faktor)
(MED) pada kulit yang dilindungi dan pajanan yang dapat
menghasilkan eritema yang sama pada kulit yang tidak
dilindung

b. Berdasarkan persen Menurut Cumpelik (1972) persentase transmisi


transmisi eritema (%Te) dan eritema/pigmentasi adalah perbandingan jumlah energi sinar
pigmentasi (%Tp) UV yang diteruskan oleh sediaan tabir surya pada spektrum
eritema/pigmentasi dengan jumlah faktor keefektifan eritema
pada tiap panjang gelombang dalam rentang 292,5–372,5 nm
PENENTUAN KONSENTRASI EKSTRAK

Dibuat larutan stok 0,2 % dimana 0,1 g ekstrak dilarutkan dalam 50 ml


etanol PA. Kemudian dibuat pengenceran dengan konsentrasi ekstrak
(0,01%, 0,02%, 0,03%, 0,04%, dan 0,05%). Kemudian diukur absorbansi
dari masing-masing ekstrak pada panjang gelombang 290-400 nm dengan
interval 5 nm. Dihitung nilai SPF dari masing-masing ekstrak dan dipilih
konsentrasi ekstrak yang memenuhi kategori nilai SPF dengan
perlindungan minimal sebagai tabir surya
PEMBUATAN SEDIAAN KRIM

Rancangan Formula
Rancangan formula untuk membuat sediaan krim dari ekstrak etanol kulit nanas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini

     

    Formula
(%)
No. Nama Bahan        

I II III IV

           

1 Ekstrak etanol kulit nanas 0 0,1 % 0,2 % 0,4%


           

2 Parafin cair 5 5 5 5
           

3 Span 80 10 10 10 10
   
       
4 Tween 80
           

5 Asam stearate 5 5 5 5
           

6 Setil alcohol 5 5 5 5
           

7 Gliserin 15 15 15 15
           

8 Adeps lanae 5 5 5 5
           

9 Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18


           

10 Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02


           

11 Parfum (Ol. Rosae) qs qs Qs Qs


           

12 Aquadest ad 100 100 100 100


PEMBUATAN FORMULA PENGUKURUAN POTENSI TABIR SURYA
SEDIAAN KRIM

Krim dibuat dengan cara pertama dilebur fase minyak yaitu Penentuan tingkat kemampuan tabir surya dilakukan
campuran asam stearat, setil alkohol, span 80, paraffin dengan menentukan nilai SPF secara in vitro dengan alat
cair, dan adeps lanae diatas penangas hingga 70°C, lalu spektrofotometer UV-Vis. Caranya diambil ekstrak
tambahkan propil paraben. Fase air dibuat dengan cara sebanyak 2 g masing-masing sediaan krim ekstrak kulit
dilarutkan metil paraben dengan sebagian volume air nanas (formula I, II, III dan IV) dilarutkan dalam etanol p.a
panas, kemudian ditambahkan tween 80, dan dengan
sebanyak 10 ml, dicampur hingga homogen kemudian
volume air yang tersisa, dipertahankan suhunya hingga
disaring dengan menggunakan kertas saring. Setelah
70°C. Kemudian dimasukkan fase minyak dan fase air ke
diukur absorbansinya Panjang gelombang 290-400 nm dan
dalam lumpang panas sambil digerus hingga terbentuk
transmitannya pada panang gelombang 292,5-372,5 nm
massa krim. Kemudian dimasukkan ekstrak etanol kulit
nanas dan parfum secukupnya, dan digerus hingga dengan interval 5 nm. Hasil absorbansi dan transmitan

homogen dicatat kemudian dihitung nilai SPF, persen transmisi


eritema (%Te) dan persen transmisi pigmentasi (%Tp)
Hasil pengukuran potensi tabir surya sediaan krim ekstrak kulit nanas
Nilai SPF (Sun Protecting Factor), persen transmisi eritema (%Te) dan
pigmentasi (%Tp) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7.Nilai potensi tabir surya sediaan krim ekstrak kulit nanas
No. Formula Nilai SPF % Te % Tp

1. Formula I (Tanpa 2,2471 16,4505 57,1213


ekstrak)

2. Formula II (0,1 %) 5,2152 3,6552 23,0267

3. Formula III (0,2 %) 8,7340 1,5067 14,1955


4. Formula IV (0,4 %) 27,7364 0,2619 5,2105
ANALISIS DATA
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang didapat dari
absorbansi dan persen transmitan yang diukur untuk penentuan potensi
tabir surya. Pada penelitian ini potensi tabir surya ekstrak kulit nanas
ditentukan berdasarkan nilai SPF, persen transmisi eritema dan transmisi
pigmentasi.
VALIDASI dan RELIABILITAS
INSTRUMEN

Alat ukur yang digunakan untuk penentuan potensi tabir surya


adalah spektrofotometer UV-Vis. Validasi dijaga dengan cara
menggunakan instrumen yang terkalibrasi. Reliabilitas dijaga dengan
3 kali replikasi untuk setiap pengujian
EVALUASI & SARAN

1. Sebaiknya dilakukan pengujian karakteristik sediaan


sehingga nantinya memiliki kriteria fisik yang baik.
2. Sebaiknya uji kemampuan tabir surya sediaan dilanjutkan
secara in vivo agar efektifitasnya sebagai tabir surya dapat
diketahui pada kulit manusia.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai