Anda di halaman 1dari 21

DISIPLIN

KELOMPOK 3:
- MUHAMMAD ROFI
- YANSEN ALTHER MAROMON
- REGITA APRILA SANDI
- AKHMAD FIQRI ILHAMNI
- DEDY ENSTEIN LAWIT
- AJEN SRI IRADATULLAH
PENGERTIAN
Sikap Disiplin – adalah rasa ketaatan dan kepatuhan
terhadap nilai- nilai yang dipercaya dan menjadi tanggung
jawabnya. Dengan kata lain, disiplin adalah rasa kepatuhan
terhadap aturan atau pengawasan dan pengendalian.
Disiplin adalah upaya untuk memberikan suatu objek rasa
nilai atau obsesi untuk menaati aturan.
MACAM-MACAM DISIPLIN
Disipilin Waktu Disipilin Ilmu
Arti disiplin waktu adalah seseorang bisa Disiplin Ilmu adalah memenuhi
menggunakan waktu dengan baik dan membaginya. semua syarat yang ditetapkan
Waktu sangat berharga dan salah satu kunci sukses sebagai seorang ilmuwan, jika
adalah penggunaan waktu dengan baik. Kita semua ilmuwan memiliki bidang
tahu bahwa hidup adalah persoalan menjalankan keilmuan dan berprinsip
waktu yang kita miliki. membangun kebaikan dan manfaat
bagi orang banyak.
Disipilin Sosial Disipilin Kebangsaan

Disiplin sosial merupakan manifestasi dari Disiplin Kebangsaan adalah


adanya disiplin pribadi yang berkembang kemampuan dan kemauan untuk
melalui komitmen pribadi dalam diri mengatur diri sendiri untuk
individu. Kehidupan bermasyarakat adalah menaati segala peraturan yang
hakikat manusia. ditetapkan oleh Negara.
TUJUAN
tujuan dari disiplin ini adalah untuk
memberikan lingkungan yang
memberikan kenyamanan kepada
seseorang dan membantu mereka
belajar dan mengembangkan
pengembangan diri dan pengendalian
diri tanpa pengaruh eksternal. untuk
membuat. Kontrol cek.
SIKAP DISIPLIN SEBAGAI PRAJA
Terdapat di dalam PERMENDAGRI NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA
KEHIDUPAN PRAJA BAB X & BAB XI

01 02 03
Hadir tepat waktu pada Keluar dari barisan setelah Membersihkan asrama
saat jam dinas dibubarkan

04 05 06
Istirahat dan bangun tidur Melaksanakan perintah Berpenampilan rapih
tepat waktu atasan dengan cepat dan
tepat
Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah Keinginan seseorang untuk
menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai
01
apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan.
HIERARKI
KEBUTUHAN
 Tahap terendah berisi kebutuhan yang paling mendasar, seperti
makanan, air, dan tempat tinggal.
 Tahap kedua mewakili kebutuhan keamanan.
 Yang ketiga meliputi kebutuhan memiliki atau hubungan.
 Tahap keempat melibatkan kebutuhan akan rasa hormat atau
harga diri, baik dari diri sendiri maupun orang lain.
 Tahap kelima, atau puncak piramida, adalah aktualisasi diri.
CARA MENERAPKAN
AKTUALISASI DIRI
Hidup secara spontan
Cobalah untuk senantiasa menikmati momen yang akan
datang, tanpa perlu mencoba mengkhawatirkan apa yang
harus dilakukan. Sebagai contoh, seseorang yang tiba-tiba
memilih untuk mengganti kariernya, dan memilih untuk
mengikuti kata hatinya. Tanpa memikirkan apa yang akan
Melatih penerimaan diri terjadi di masa mendatang.
Belajar menerima apa yang sudah atau akan terjadi pada diri sendiri,
dapat membantu seseorang mencapai aktualisasi diri. Sebab, memikirkan
beberapa kemungkinan terburuk yang dapat terjadi, cenderung
membantu seseorang untuk menerima hal-hal yang tidak diketahui dalam
hidup. Selain itu, hal ini juga mungkin membuat seseorang untuk melihat
atau merencanakan sesuatu dengan lebih realistis, dibandingkan dengan
berangan-angan.
CARA MENERAPKAN
AKTUALISASI DIRI
Mensyukuri hal-hal kecil
Hal ini mungkin terdengar sepele, tetapi ini adalah langkah
kunci untuk aktualisasi diri. Karena itu, luangkanlah waktu
untuk menghargai aspek kehidupan sehari-hari yang sering
diabaikan dalam kesibukan hidup.
Nyaman dengan
kesendirian
Orang yang sedang mengaktualisasikan diri biasanya merasa tenang dan
damai ketika sedang sendiri. Maka, cobalah untuk berhubungan kembali
dengan diri sendiri sampai kamu menantikan saat-saat sendirian,
sebanyak (atau lebih dari) waktu yang dihabiskan bersama orang lain.
CARA MENERAPKAN AKTUALISASI DIRI
SEBAGAI PRAJA

Melatih Penerimaan Hidup Secara Nyaman dengan


Diri Spontan kesendirian
belajar menerima bahwa menjadi Menerima dengan sepenuh Menikmati momen-momen di
seorang praja itu mempunyai hati tanpa memikirkan apa wisma guna merehatkan diri
kewajiban yang harus dikerjakan, yang terjadi karena tindakan dari berbagai kegiatan atau
seperti belajar menerima bahwa akibat koreksi korsa. berolahraga mandiri untuk
adanya siklus kehidupan praja menenangkan pikiran.
Ketaatan Pada
PETADUPRA 02
merupakan hasil akhir dari perubahan perilaku yang dimulai Dari
peningkatan pengetahuan, setelah seseorang memiliki pengetahuan yang
baik Tentang sesuatu maka akan merubah sikap orang tersebut terhadap
pengetahuan Yang baru dimilikinya dan selanjutnya seseorang akan
merubah perilakunya, dan Dalam merubah perilakunya seseorang terlebih
dahulu menilai manfaat yang akan Didapatkan (Notoatmodjo, 2003
dalam Silvia, 2012).
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 63 TAHUN 2015
TENTANG Pedoman Tata Kehidupan Praja Institut Pemerintahan Dalam
Negeri
Ditetapkan pada tanggal 24 Agustus 2015
Menimbang 2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
a) Bahwa pembinaan mental dan disiplin secara Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2012
konseptual bagi Praja Institut Pemerintahan Dalam tentang Peraturan Disiplin Praja IPDN, dan
Negeri merupakan persyaratan untuk mencapai tujuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46
pendidikan kepamongprajaan Kementerian Dalam Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Kehidupan
Negeri dalam rangka menyiapkan kader Pamong Praja Praja sudah tidak sesuai lagi dengan
sebagai calon aparatur pemerintah yang berdisiplin perkembangan keadaan sehingga perlu diganti;
tinggi, unggul, berwawasan negarawan, ilmuan, C) Bahwa berdasarkan pertimbangan
profesional, demokratis, dan bertaqwa kepada Tuhan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
Yang Maha Esa; b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman
b) Bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tata Kehidupan Praja Institut Pemerintahan
Tahun 2009 tentang Pembinaan Praja IPDN, Peraturan Dalam Negeri;
Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun
KETAATAN PRAJA DALAM
PETADUPRA
BAB VII PASAL 11
Tentang Kegiatan Praja
-) Pengajaran
-) Pelatihan
-) Pengasuhan

BAB VI PASAL 10
Tentang Tata Krama
Contoh : Praja saat menghadap pimpinan, tata cara makan praja,
Praja saat berbicara
SANKSI
BAB XI PASAL 19
Tentang Jenis Pelanggaran Disipilin

+Pasal 22
Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22
Point H
Tentang Jenis Tentang Jenis Tentang Jenis Melecehkan dan
Pelanggaran Pelanggaran Pelanggaran melawan Perintah
Disiplin Ringan Disipin Sedang Disiplin Berat atasan baik dalam
bentuk perkataan
maupun perbuatan
PANCA AKSI

Zero Pelanggaran

01 02 03
Trilogi Kepemimpinan
-) Ing ngarso sung tuladha (di Reward dan Punishment
depan memberi teladan), Berimbang
-) Ing madyo mangun karso (di
tengah membangun kehendak
atau niat), dan
-) Tut wuri handayani (dari
belakang memberikan dorongan)
PANCA AKSI

04 05
Kebanggaan Sebagai Disiplin Sebgai
Seorang Praja Kebutuhan
MAWAS DIRI
03
merupakan hasil akhir dari perubahan perilaku yang dimulai Dari
peningkatan pengetahuan, setelah seseorang memiliki pengetahuan yang
baik Tentang sesuatu maka akan merubah sikap orang tersebut terhadap
pengetahuan Yang baru dimilikinya dan selanjutnya seseorang akan
merubah perilakunya, dan Dalam merubah perilakunya seseorang terlebih
dahulu menilai manfaat yang akan Didapatkan (Notoatmodjo, 2003
dalam Silvia, 2012).
04 KEMANDIRIAN
Kemandirian merupakan salah satu tujuan yang hendak
dicapai dalam setiap proses kehidupan.Meski manusia
terlahir membutuhkan orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya, seiring dengan berjalannya waktu dan tugas
perkembangan, seorang remaja akan perlahan melepaskan
diri dari beberapa ketergantungan, seperti orangtua dengan
belajar untuk mandiri.
Faktor Pembentuk Kemandirian

01 Gen 03 Sistem Pendidikan Sekolah


Lingkungan pendidikan cenderung
Sifat kemandirian orangtua dapat diturunkan pada mengembangkan demokrasi dan
anak. Namun beberapa ahli masih mendebatkan menekankan penghargaan terhadap
hal ini, karena kemandirian terjadi karena potensi anak didik. Hal ini akan
dibentuk menstimulasi perkembangan kemandirian
anak.
02 Pola Asuh Orang Tua 04 Sistem Kehidupan
Pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak di masyarakat
sangat memengaruhi kemandirian anak. Bila
Lingkungan masyarakat yang
orangtua memberikan siasana keluarga yang
menghargai potensi dan tidak begitu
nyaman dan aman dalam membangun
menekankan hirarki struktur sosial akan
komunikasi, maka perkembangan kemandirian
mendorong perkembangan kemandirian
anak akan berjalan dengan bagus.
remaja.
IMPLEMENTASI DALAM
KEHIDUPAN PRAJA
adapun kaitannya dengan kehidupan praja yaitu seorang
praja di bentuk atau di tuntut untuk bisa hidup mandiri
agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
secara baik dan tidak bergantung kepada orang lain baik
dalam mengatasi masalah, menguasai emosi dan dalam
menentukan nasibnya sendiri. dimana seperti yg
diketahui seorang praja hidup jauh dari keluarga maka
dari itu seorang praja haruslah bisa hidup secara mandiri
“Selesai sudah presentasi kelompok kami hari ini, seperti
kamu dan dia yang selesai tanpa pernah dimulai.
Jika ada kekurangan mohon maaf, karena yang lebih
hanya perasaanku kepada dia.
Sekian yang bisa kami sampaikan, kami pamit undur diri
karena kalo maju dia nggak peka, terima kasih.”

—KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai