Anda di halaman 1dari 42

Social Determinants of Health

(Early Life, Work and Stress)

Kelompok 2- Ilmu Sosial dan Perilaku


Nama Anggota:
1. Riza Khoiriyah (291221005)
2. Angelia Audina BR (291221006)
3. Afina Puspita Zari (291221007)
4. Stephani Dwiyana Putri (291221009)
5. Achmad Dzulkifli (291221010)
6. Intan Nur Laylatul M (291221012)
7. Nida Asni Fuoridah (291221013)
8. Alya Shaira Azri (291221022)
9. Surma Elisa Manihuruk (291221024)
01 Early Life
(Awal Kehidupan)
EARLY LIFE

The effects of early development last a life-time;


a good start in life means supporting mothers
and young children

the importance of ensuring a good environment in


early childhood (from prenatal – childhood)
LINTASAN DAN KESENJANGAN HASIL
Poor social-economic :
WHO :
Prenatal-

the life-time risk of


poor physical health
and reduce physical,
cognitive and
emotional functioning
in adulthood
Early
childhood

Slow growth
lack of emotional support
Dampak Jangka Pendek – Panjang (Dewasa) “Gangguan
Gizi Pada Masa Janin dan Usia Dini” :
WHO :
parental poverty, smoking, poor physical
poor nourishment of the mother health and reduce
physical (cxardiovaskular,
Early respiratory, kidney,
Prenatal - childhood
infant pancreatic) in adulthood

poor physical
Parents’ smoking health and reduce physical
(development of
respiratory)  decreases
Prenatal - Early
infant respiratory functioning and
childhood thus increases
vulnerability in the adult

Poor nutrition and poor physical


physical development adversely
health and reduce
Early physical (increases
Prenatal -
infant childhood vulnerability )
in the adult
TIGA KEBUTUHAN DASAR ANAK
ASUH ASIH ASAH
Kebutuhan asuh meliputi Setiap anak membutuhkan Kebutuhan asah dapat
kecukupan pangan/gizi, kasih sayang dari orang tua dipenuhi dengan orang tua
perawatan kesehatan dasar, dan orang-orang disekitarnya. memberikan stimulasi kepada
tempat tinggal, kebersihan Dengan hubungan kasih anak. Stimulasi bertujuan
perorangan (Personal syaang antara ibu dan anak untuk merangsang
Hygiene), sanitasi lingkungan, akan menjamin anak untuk perkembangan anak dari segi
sandang, kebugaran jasmani, tumbuh kembang dengan baik psikologi, keterampilan anak,
rekreasi, dll. secara fisik, mental, maupun etika dan perilaku, kreativitas,
psikososial. dan lain-lain.
Kebijakan Harus Bertujuan:
• Mengurangi merokok
• Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang kesehatan dan pemahaman tentang
kebutuhan emosional anak-anak;
• Pengenalan anak pra sekolah membentuk perilaku di masa mendatang.
• Melibatkan orang tua dalam program pra sekolah agar mengetahui proses belajar
anak dan dapat mencegah adanya kekerasan dan pelecahan anak
• Memastikan seorang ibu memiliki sosial ekonomi yang tangguh
• Menjamin kesempatan sekolah untuk seluruh anak di segala usia karna Pendidikan
sangatlah penting.
Implikasi Untuk Pencegahan dan Intervensi

Fokus Utama Multi-Sistemik


⇨ Sosial Emosional ⇨ Keluarga
⇨ Kognitif ⇨ Sekolah
⇨ Kesehatan ⇨ Komunitas
Contoh Kasus

Early Life pada Pandemi


Covid-19
(Unicef Indonesia, 2021)
Work (Pekerjaan)

02
Definisi Work (Pekerjaan)

Strers &
(Schein, 1962) Westwood (2008)
Porters (1983)
Sebuah kumpulan
Pekerjaan meruapakan hal Kewajiban yang kuat
pekerjaan yang
penting karenanya adanya (kewajiban moral) pada
membangun sebuah set
timbal balik seperti tiap individu agar bisa
norma yang khusus dan
reward berupa uang serta berkontribusi terhadap
berasal dari perannya yang
kepuasan dalam memberi kesejahteraan keluarga
khusus dalam ruang
pelayanan.
lingkungan masyarakat
Manfaat Pekerjaan Untuk Kesehatan
Mempunyai Akses Memiliki
Pada Jaminan
01 Kesehatan 03 Banyak Relasi

Terhindar dari Mendorong


02 Kemiskinan 04 Produktivitas
Faktor Dalam Pekerjaan
Yang Dapat Mempengaruhi
Kesehatan
Faktor Lingkungan

PENERANGAN KEBISINGAN SUHU UDARA


Sumber cahaya yang Jika suhu udara diruangan
menerangi benda-benda dibawah 24 derajat maka
ditempat kerja. Namun pada Bunyi atau suara di tempat pekerja akan merasakan terlalu
beberapa kondisi kerja yang tidak diinginkan,
dingin dan mempengaruhi
penerangan yang berlebihan jika pekerja terus menerus
kinerja atau produktivitas kerja
akan menyebabkan mata mengalami kebisingan maka
Lelah karena penerangan akan terjadi ketulian sehingga merasakan badan
yang berlebihan, jika kaku. Jika lingkungan kerja
penerangan kurang atau terlalu panas atau diatas 27
redup juga akan memaksa derajat maka tubuh akan
mata lebih focus juga akan merasa Lelah dan kantuk.
menyebabkan mata Lelah
Faktor Manusia
Penggunaan
Umur Masa Kerja
APD

Tingkat Perilaku
Pendidikan Manusia
Faktor Psikososial
Faktor psikososial merupakan faktor-faktor yang
berkaitan dengan lingkungan sosial seseorang, atau
interaksi dengan orang lain yang dapat memberikan
pengaruh terhadap perilaku seseorang, baik menghambat
(negatif) atau justru memberikan dampak yang positif.
• Tekanan Kerja
• Kepuasan Kerja
Hubungan Work Dengan
Determinan Sosial
Kesehatan
Pekerjaan berada di lapisan
ketiga (level ekso)
• Pekerjaan dengan determinan sosial kesehatan berkaitan
dengan tempat kerja.
• Stres di tempat kerja meningkatkan risiko terhadap
penyakit dan kematian.
• Bukti-bukti menunjukkan bahwa stres di tempat kerja
memainkan peran penting dalam berkontribusi terhadap
masalah dalam kesehatan, ketidakhadiran sakit dan
kematian dini yang terkait dengan status sosial.
• Pengangguran, setengah pengangguran, pekerjaan yang penuh
tekanan atau tidak aman dapat berdampak buruk pada kesehatan.
• Risiko-risiko ini ditemukan tidak tergantung pada karakteristik psikologis
setiap individu. Namun, hal ini terkait dengan lingkungan kerja.
Beberapa menunjukkan interaksi antara tuntutan dan kontrol di tempat
kerja. Pekerjaan dengan permintaan tinggi dan kontrol rendah
membawa risiko khusus.
• Orang yang memiliki kontrol lebih besar atas keadaan kerja mereka dan
tuntutan pekerjaan yang lebih sedikit terkait stres lebih sehat dan sering
hidup lebih lama daripada mereka yang bekerja lebih stres atau
berisiko.
• Beberapa bukti tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial di
tempat kerja dapat mengurangi efek stres pada setiap individu.
Studi Kasus
● Keadaan pandemi Covid-19
berdampak luas terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat
termasuk keberlangsungan
pekerjaan dan penurunan
pendapatan pekerja.
● Pada fase awal International
Labour Organization (ILO)
memperkirakan bahwa sekitar 25
juta pekerjaan di dunia dapat
hilang disebabkan oleh pandemi
COVID- 19 (ILO, 2020)
.
• Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Berdasarkan Studi Kasus:
bersama dengan Lembaga Demografi
Universitas Indonesia (LD-UI) dan Masalah Utama
Badan Penelitian dan Pengembangan Mengalami PHK
(Putus Hubungan
Kementerian Ketenagakerjaan Kerja)
Akibat
melaksanakan survei online tentang Pemasukan Rendah,
dampak COVID- 19 terhadap tenaga tidak memiliki
kerja yang dilakukan pada 24 April- pekerjaan dan
mengalami pengucilan
02 Mei 2020 sebanyak 1.112 sosial
Dampak
buruh/karyawan/pegawai
menghasilkan bahwa: Pandemi - Stress
COVID-19 menyebabkan 15,6% - Kecemasan Berlebih
pekerja di Indonesia terkena PHK, - Depresi
- Bunuh Diri (Kematian)
bahkan 13,8% tidak mendapatkan
pesangon.
• Bekerjasama dengan stakeholder lintas
sektor untuk menyediakan fasilitas Peran Kesehatan Masyarakat
(materi ataupun non materi) untuk dapat
meningkatkan dukungan sosial Dalam Mengatasi Stress
• Mendorong pemerintah untuk
memberikan bantuan kepada para tenaga Karyawan yang Mengalami
kerja yang mengalami pemutusan
hubungan kerja PHK (Putus Hubungan Kerja)
• Bersama dengan tim CSR perusahaan
seperti membuat program pemberdayaan
sosial bagi keluarga pasca PHK dan
melakukan pendampingan atau konseling
untuk pekerja yang mengalami PHK.
> 03
Stress
Definisi Stress

Secara umum stress adalah suatu Dari sisi psikolgois, pengertian


bentuk ketegangan fisik, psikis, stress disebut juga sebagai suatu
emosi dan mental yang dialami gangguan mental yang terjadi pada
oleh seseorang sehingga dapat seseorang akibat adanya tekanan,
mempengaruhi kegiatan orang baik itu tekanan dari luar maupun
tersebut dari dalam dirinya sendiri
Definisi Stress
Stres kerja adalah perasaan yang menekan atau
merasa tertekan yang dialami karyawan dalam
menghadapi pekerjaan. Stres kerja tampak dari gejala
antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang,
suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan,
tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah
meningkat dan mengalami gangguan pencernaan
Definisi Stress Menurut Para Ahli

(RIVAI, 2004: 108) (HASIBUAN, 2012:204)

Stres kerja adalah Orang-orang yang


sesuatu kondisi mengalami stres menjadi
ketegangan yang nervous dan merasakan
menciptakan adanya kekuatiran kronis
ketidakseimbangan sehingga mereka sering
fisik dan psikis yang menjadi marah-marah,
mempengaruhi emosi, agresif, tidak dapat
proses berpikir, dan relaks, atau
kondisi seorang memperlihatkan sikap
karyawan yang tidak kooperatif
Penyebab Stress Kerja
Penyebab Stress Karyawan (Hasibuan,
2012:204):

• Beban kerja yang sulit dan berlebihan


2 Faktor Penyebab (Dwiyanti, 2001:75) : • Tekanan dan sikap pemimpin yang
kurang adil dan wajar
• Faktor Lingkungan Kerja: Kondisi fisik, • Waktu dan peralatan kerja yang kurang
manajemen kantor dan hubungan sosial di memadai
lingkungan pekerjaan. • Konflik antara pribadi dengan
• Faktor Personal: Tipe kepribadian, pimpinan atau kelompok kerja
peristiwa/pengalaman pribadi, sosial- • Balas jasa yang terlalu rendah
ekonomi keluarga dimana pribadi berada dan • Masalah keluarga, seperti anak, istri,
mengembangkan diri mertua, dll.
Faktor Yang
Mempengaruhi Stress
Stress adalah segala aksi
dari tubuh manusia terhadap
segala rangsangan baik yang
berasal dari luar maupun
dari dalam tubuh itu sendiri
yang dapat menimbulkan
bermacam-macam dampak
yang merugikan diri
Stress kerja merupakan suatu kondisi yang
muncul akibat interaksi antara individu Faktor-Faktor Yang
dengan pekerjaan mereka, dimana terdapat Mempengaruhi Stress Kerja:
ketidaksesuaian karakteristik dan perubahan-
perubahan yang tidak jelas yang terjadi dala 1. Faktor Individu
perusahaan. 2. Faktor Intrinsik
3. Faktor Hubungan Kerja
4. Faktor Pengembangan Karir
5. Faktor Struktur Organisasi dan Suasana
Kerja
6. Faktor Luar Pekerjaan: Umur, jenis
kelamin, agama, suku dan ras
Hubungan Stress
1. Kesehatan
2. Perilaku
3. Sosial Ekonomi
4. Kesejahteraan
Studi Kasus

1. PT. ADANS adalah sebuah perusahaan yang hergerak di bidang kontraktor pertambangan.
Perusahaan ini memiliki 13 area penambangan di Sumatra dan Kalimantan dan salah
satunya adalah Proyek KPM. Perkembangan Proyek KPM dapat dikatakan sangat cepat
karena rencana jumlah batubara yang akan diproduksi mengalami peningkatan sebesar
700 % dalam kurun waktu kurang dari dua tahun. Sejak pertengahan tahun 2021, Job Site
KPM menunjukkan kinerja yang kurang bagus, baik dari segi operasional maupun non
operasional. Pencapaian target selama tahun berjalan, pada tahun 2021 terjadi penurunan
8,84 % dibawah target, untuk produksi tanah penutup dan 13, 79 % dibawah target untuk
produksi batubara. Penyebabnya adalah tekanan dan stres penyelia lapangan salah satu
penyebab dari menurunnya kinerja di Proyek KPM, perubahan rencana produksi dapat
menjadi sumber stres yang dominan dan memunculkan masalah-masalah lain yang
berdampak pada kinerja proyek, tingginya jumlah hari tidak masuk kerja dari para
operator, dan pengemudi alat berat dapat menjadi salah satu indikator bahwa telah terjadi
stres kerja di Proyek KPM.
Studi Kasus

2. Hasil evaluasi tahap awal dari tim peningkatan (Improvement) menemukan beberapa
masalah teknis yang menyebabkan kinerja proyek turun. Namun yang menjadi pemikiran
adalah jumlah hari tidak masuk kerja operator dan pengemudi alat berat yang sangat
dasar. Perubahan target produksi menyebabkan arahan kerja menjadi tidak jelas. Hal ini
menjadi tekanan bagi para karyawan dan telah menyebabkan munculnya sumber stres
baru. Dampak terhadap perilaku yang terjadi dapat menjadi tanda dari gejala adanya
stress. Stres kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan menyebabkan penurunan
produktivitas kerja. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani secara serius oleh
manajemen. Beberapa faktor pemicu stres dan gejala yang ditimbulkan perlu dikenali
dengan baik. Hal ini bcrtujuan agar penanganan yang diberikan sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Studi Kasus
3. Dalam menangani masalah stres kerja yang terjadi dalam organisasi, pendekatan yang dilakukan
mencakup organisasi dan karyawan yang terlibat didalamnya. Rekomendasi yang diberikan
adalah usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh karyawan dan organisasi untuk mengatasi stres
yang telah terjadi, membekali karyawan dan organisasi dengan pcngetahuan agar dapat
mengantisipasi stres, dan membangun kembali kerjasama kelompok sebagai landasan utama
mencapai tujuan organisasi. Diperlukan adanya strategi manajemen stress kerja diantaranya
pendekatan individu dan organisasional. Pendekatan individu/Karyawan dapat dilakukan dengan
cara individu bertanggung jawab pribadi untuk menurunkan tingkat stress. Hal yang bisa
dilakukan yaitu: manajemen waktu, meningkatkan latihan fisik, relaksasi, dan memperluas
jaringan dukungan sosial.Olahraga teratur, makan makanan yang sehat, dan bersantai. Selain itu,
bisa melakukan teknik penenangan melalui aktivitas fisik. Tujuannya menggunakan sampai habis
stress oleh ketakutan dan ancaman serta mengubah sistem hormon ke dalam sikap
mempertahankan.Manfaat kedua yaitu menurunkan reaktivitas individu terhadap stress di masa
mendatang dengan melakukan relaksasi. Kenaikan detak jantung dan pernapasan memompa
darah dan oksigen untuk mengaktifkan otot-otot dan merangsang pusat-pusat kendali di otak.
Menggunakan sampai habis produk-produk dari stress dengan melakukan aktivitas fisik akan
membersihkan badan dari kekuatan destruktif daripada hanya dengan duduk diam. Aktifitas fisik
yang bias dilakukan semisal lari, berenang, menari, bersepeda, atau olahraga lainnya selama
kurang lebih satu jam.
Studi Kasus

4. Strategi pendekatan organisasional yang bisa dilakukan yaitu peningkatan seleksi


karyawan, penempatan pekerjaan, pelatihan, penetapan tujuan yang realistis,
merancang kembali pekerjaan untuk memberikan karyawan tanggung jawab yang lebih,
pekerjaan yang lebih bermakna, lebih mandiri, meningkatkan umpan balik.
Meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, melakukan
pemberdayaan karyawan akan menurunkan ketegangan psikologis. Meningkatkan
komunikasi organisasi secara formal dengan para karyawan dapat menurunkan
ketidakpastian peranan dan konflik peranan. Komunikasi yang efektif sebagai sarana
untuk membentuk persepsi karyawan, Cuti panjang karyawan, dan Program Kesehatan
(wellness program) mendukung program yang menitikberatkan pada kondisi total fisik
dan mental dari karyawan. Hal yang dilakukan yaitu: membantu orang-orang berhenti
merokok, menghentikan pemakaian alkohol, kehilangan berat badan, makan dengan
baik, dan mengembangkan program latihan secara teratur dengan menitikberatkan
pada kondisi fisik dan mental karyawan.
Laporan tahunan 2021 unicef indonesia. diakses dari
https://www.unicef.org/indonesia/id/laporan/laporan-tahunan-2021-unicef-indonesia

Manita, E., Mawarpury, M., Khairani, M., Sari, K., 2019. Hubungan Stres dan Kesejahteraan (Well-
being) dengan Moderasi Kebersyukuran. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP) 5, 178.
https://doi.org/10.22146/gamajop.50121

Musliha Fitri, A., 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja Pada
Karyawan Bank (Studi pada Karyawan Bank BMT).

Ngadi, N., Meliana, R., & Purba, Y. A. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap PHK dan
Pendapatan Pekerja di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 43-48. Daftar
Soetjiningsih. (2013). Tumbuh Kembang Anak. EGC.

Sunija, D. A. dkk. (2020) ‘Pekerja Sosial Industri Dalam Menangani Permasalahan Phk Di Dunia
Pustaka
Industri Indonesia’, Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 6(3), p. 181. doi:
10.24198/jppm.v6i3.26206.

Suryawan, K.D., 2018. Analisis Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Stress Kerja Pada Tenaga Kebersihan Kota di
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar Tahun 2017. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 10.

Wilkinson, R. G., Marmot, M. G., & World Health Organization. Centre for Urban Health. (1998). The
Solid Facts : social determinants of health. Centre for Urban Health, World Health Organization.
Thanks 
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai