Anda di halaman 1dari 11

PENYIMPANGAN

ORDE BARU
( ORBA )
Kelompok 4
 FITRIA BALQIS KUSUMADEWI
 HELFI SUNDARI ANGGRAENI
 INDRI YANI HATSARI
 MOCH FATIH FADILAH PRATAMA
 MUHAMMAD FAZLE MAWLA YUSUP
 MUHAMMAD IQBAL ALFARIZY
 MULYA ADI PUTRA
1. Indoktrinasi Pancasila
Pada masa Orde Baru, pemerintah melaksanakan
Pancasila secara murni dan konsekuen sebagai bentuk kritik
terhadap penyimpangan yang terjadi di era Orde Lama.
Mencanangkan program P4, yaitu Pedoman, Penghayata n,
dan Pengamalan Pancasila. Berhasil mempertahankan
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Implementasinya menyimpang dari Pancasila.
Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan
kekuasaan pemerintah Orde Baru dan dijadikan sebagai
indoktrinasi oleh Presiden Soeharto guna melanggengkan
kekuasaannya.
Cara-cara yang digunakan dalam indoktrinasi Pancasila oleh
Presiden Soeharto, sebagai berikut:
- Melalui pembelajaran di sekolah-sekolah.
- Membolehkan rakyat membentuk organisasi-organisasi dengan
syarat harus berasaskan Pancasila.
- Melarang adanya kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan
pemerintahan.
2. Demokrasi Sentralistik
- Melakukan penyelewengan dengan menerapkan
demokrasi sentralistik, yakni demokrasi yang berpusat pada
pemerintah.
- Memegang kendali terhadap lembaga eksekutif, legislatif,
dan yudikatif sehingga setiap aturan harus sesuai dengan
persetujuanya.
3. Membentuk Departemen Penerangan

Presiden Soeharto melemahkan beberapa aspek demokrasi, terutama


pers, karena pers dinilai dapat menjatuhkan kekuasaannya.
Untuk menjalankan misinya, Presiden Soeharto membentuk
Departemen Penerangan sebagai lembaga yang berfungsi mengoreksi berita-
berita di media massa agar tidak menjatuhkan pemerintah.
4. KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme)

Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme telah dikenal di


masyarakat luas dengan istilah KKN. KKN berdampak negatif
di bidang politik, ekonomi dan moneter.
Praktik KKN dapat merusak sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
membahayaan eksistensi negara.
Pengertian KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
a. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.
b. Kolusi adalah permufakatan atau kerja sama melawan hukum antar-
penyelenggara negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat
dan atau negara.
c. Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan
hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di
atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
5. Pemberedelan Pers
Tujuan pemberedelan pers adalah untuk menghalangi adanya berita kritis
terhadap pemerintah.
Soeharto melarang penerbitan beberapa media massa dan melarang mereka
beroperasi selama dua pekan.
Puncak penyimpangan terhadap Pancasila pada Orde Baru adalah
terjadinya krisis moneter 1997 yang diduga disebabkan oleh hot money
bubble atau gelembung uang panas.
Uang panas adalah dana yang dikelola secara untung-untungan dan
mendapat hasil tinggi dalam waktu singkat.
Makin besar gelembung, maka semakin banyak dana yang diperlukan.
Kondisi ini lantas membuat perekonomian Indonesia anjlok dan
memicu terjadinya protes besar-besaran untuk menggulingkan rezim Orde
Baru. Protes tersebut berujung pada peristiwa Kerusuhan Mei 1998.
Sekian dari kelompok 4

TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai