Anda di halaman 1dari 16

Situasi Pendidikan Sebagai

Objek Studi Pedagogik


By: Aris Supriatna dan Endang Jaelani
Situasi Pergaulan dan situasi Pendidikan

Dalam Pedagogik ada dua Situasi pergaulan yaitu Pergaulan antara orang dewasa
situasi yang harus dengan anak di dasarkan atas niat untuk keuntungan orang
dewasa, tidak di dasarkan untuk mencapai tujuan Pendidikan.
dibedakan dengan tegas,
Situasi Pendidikan yaitu pergaulan yang terjadi antara
yaitu: orang dewasa dan anak yang di dasarkan atas suatu tujuan
1. Situasi Pergaulan Pendidikan dan untuk mencapai tujuan Pendidikan. Maka
2. Situasi Pendidikan situasi pergaulan yang tercipta adalah situasi Pendidikan.
Alat Pendidikan
Situasi Pendidikan adalah pergaulan antara orang dewasa dan anak
yang didasarkan atas tujuan Pendidikan. Dalam pergaulan tersebut
dilakukan Tindakan tertentu dengan sengaja dan sadar serta memiliki
tujuan tertentu yang hendak di capai. Tindakan tertentu itulah yang
disebut sebagai Alat Pendidikan.
 
Langeveld (1980) mengelompokkan lima jenis alat Pendidikan:

1 Perlindungan
Perasaan Bersatu
4

2 Kesefahaman
5 Pendidikan Karena
Kepentingan diri sendiri

3 Kesamaan Arah Pikiran dan


Perbuatan
Kriteria Menggunakan Alat Pendidikan

Tujuan Pendidikan Anak mana yang dikenai


1 yang akan dicapai 3 alat Pendidikan

Bagaimana alat
Orang dewasa Yang 4
2 menggunakan Alat Pendidikan itu bekerja,
Pendidikan Memuaskan atau tidak
JENIS-JENIS ALAT
PENDIDIKAN
1. Pembiasaan
2. Pengawasan
3. Perintah
4. Larangan
5. Hukuman
1
PEMBIASAAN
Kriteria yang harus diperhatikan pendidik dalam menerapkan pembiasaan,
seperti berikut (Purwanto, 2004):
1. Mulai pembiasaan sebelum terlambat
2. Pembiasaan hendaknya dilakukan terus-menerus.
3. Pendidik hendaknya konsekuen.
4. Pembiasaan yang awalnya mekanitis harus menjadi kesadaran dan kata
hati.
2
PENGAWASAN
Pengawasan harus sesuai dengan taraf usia anak, anak
yang masih kecil tentu membutuhkan pengawasan,
makin besar anak pengawasannya berkurang yang pada
Akhirnya kalua anak sudah dewasa makai a di harapkan
Mampu mengawasi dirinya sendiri.
3
PERINTAH
Dalam memberikan perintah ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan
(Ngalim Purwanto, 2004), yaitu:
1. Perintah hendaknya jelas dan singkat
2. Perintah hendaknya disesuaikan dengan usia anak dan kemampuannya
3. Kadang perlu merubah perintah menjadi suatu permintaan agar terdengar lebih
halus.
4. Jangan terlalu sering dan berlebihan dalam memberi perintah
5. Pendidika harus konsekuen terhadap apa yang telah diperintahkannya
6. Perintah yang bersifat mengajak umumnya kan lebih ditaati oleh anak.
4
LARANGAN
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
larangan:
1. Larangan harus diberikan dengan singkat jelas namun dapat
dimengerti isi dan maksud larangannya.
2. Jangan terlalu sering menggunakan larangan
3. Bagi anak kecil larangan dapat dialihkan kepada sesuatu lain
yang menarik perhatian dan minat anak.
5
HUKUMAN
Menurut langeveld (1980) Menghukum adalah suatu perbuatan yang
dengan sadar, senagaja menyebabkan penderitaan bagi seseorang yang
biasanya lebih lemah dan dipercayakan kepada pendidik untuk dibimbing
dan dilindungi.
Menurut Ahmadi dan Uhbiyati (2001) Tindakan yang pantas dan wajar
adalah kurangi menghukum, beri contoh yang baik serta anjuran untuk
berbuat baik dalam membentuk kemauan anak didik sehingga tujuan anak
tercapai karna hukuman bukan satu-satunya alat Pendidikan.
Teori-teori dalam Pemberian
Hukuman
1. Teori Pembalasan (balas dendam)
Hukuman diberikan sebagai balas dendam terhadap anak, misalnya anak telah mengecewakan pendidik dengan
harapan anak/peserta didik tidak mengulangi.
2. Teori ganti rugi.
Hukuman diberikan kepada anak, karena ada kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatannya. Missal anak bermain di
dalam kelas dan memecahkan vas bunga.
3. Teori perbaikan
Hukuman diberikan agar anak dapat memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahannya. Alat Pendidikan yang dapat
dipergunakan misalnya teguran atau nasihat agar tidak mengulanginya.
4. Teori Menakuti – nakuti
Teori ini diberikan agar anak didik merasa takut untuk mengulangi perbuatannya.
5. Teori menjerakan
Teori ini dilaksanakan dengan tujuan agar anak setelah menjalani hukuman merasa jera terhadap hukuman yang
ditimpakan kepadanya.
Interaksi Pedagogis Antara Pendidik
dengan anak didik.
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak
dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan Pendidikan, yaitu
manusia mandiri manusia dewasa. Interaksi pedagogis pada
dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan Pendidikan.
Syarat Interaksi Pedagogis
Rasa Tenang Kesediaan
Suatu interaksi pedagogis hanya
mungkin terjadi kalau pada Membantu
anak didik ada suatu perasaan Interaksi pedagogis akan
bahwa ia dapat berkembang terjadi apabila dari pihak
dengan tenang pendidik ada kesediaan atau
kerelaan untuk membantu
anak didiknya.

Hadirnya Perhatikan minat


kewibawaan Dalam interaksi pedagogis
pendidik harus
Anak didik secara relative
memperhatikan minat anak
merasa dirinya tidak
didik.
berdaya, maka diharapkan
kewibawaan pendidik untuk
memberikan yang ia
perlukan.
BIBLIOGRAPHIQUE RÉFÉRENCES
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai