0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis ritel, termasuk pengertian bisnis ritel, paradigma bisnis ritel tradisional dan modern, fungsi-fungsi bisnis ritel, karakteristik bisnis ritel, dan peluang bisnis ritel di Indonesia.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
RPS 1_Pengertian Tentang Bisnis Ritel, Paradigma Dan Peluangnya Di Indonesia_Kelompok 1
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis ritel, termasuk pengertian bisnis ritel, paradigma bisnis ritel tradisional dan modern, fungsi-fungsi bisnis ritel, karakteristik bisnis ritel, dan peluang bisnis ritel di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang bisnis ritel, termasuk pengertian bisnis ritel, paradigma bisnis ritel tradisional dan modern, fungsi-fungsi bisnis ritel, karakteristik bisnis ritel, dan peluang bisnis ritel di Indonesia.
Pertemuan Pertama Judul Pengertian Tentang Bisnis Ritel, Paradigma Dan Peluangnya Di Indonesia
Bidang Ilmu MANAJEMEN
Nama Fakultas EKONOMI DAN BISNIS
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id ANGGOTA KELOMPOK 1
Agus Yudi Indrawan Seraya
1907521189
Bremaba Tuahta S Meliala
1907521205
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id TABLE OF CONTENT
Pengertian Paradigma dan
01 Bisnis Ritel 02 Fungsi Ritel
Peluang Bisnis Karakteristik Ritel di 03 Bisnis Ritel 04 Indonesia
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id 1. Pengertian Bisnis Ritel
Pada awalnya ritel dilatarbelakangi adanya perbedaan kebutuhan
kebutuhan konsumen yang berbeda-beda waktu, jumlah, harga, tempat yang dapat dijangkau oleh pelanggan. Dengan demikian ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Para produsen manufaktur menjual produk-produknya kepada peritel maupun ritel besar wholesaler.
Berikut beberapa ciri dari paradigma pengelolaan ritel traditional :
a. Kurangnya dalam memilih lokasi. b. Tidak mempertimbangkan potensi kembali. c. Jenis barang dagangan yang kurang beragam dan tidak terarah. d. Tidak terdapatnya seleksi merek. e. Kurangnya menyeleksi dan memperhatikan pemasok. f. Sebagaian ritel tradisional melakukan pencatatan penjualan secara sederhana, bahkan banyak peritel tradisional yang tidak melakukan pencatatan penjualan sama sekali. g. Tidak melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk. h. Arus kas yang tidak jelas dan tidak terencana. i. Rendahnya control dan mekanisme untuk melakukan evaluasi usaha mengakibatkan peritel tradisional sering kali tidak mampu melakukan perencanaan yang matang dalam Integritas, Inovasi, Kolaborasi feb.unud.ac.id melakukan pengembangan bisnisnya. 2. Paradigma Bisnis Ritel Modern
Berikut ciri dari paradigma bisnis ritel modern:
a. Pemilihan lokasi yang lebih strategis. b. Prediksi yang cermat terhadap potensi kembali. c. Pengelolaan jenih barang yang beragam dan lebih terarah. d. Seleksi merek yang sangat ketat. e. Seleksi ketat terhadap pemasok. f. Melakukan pencatatan yang jelas dan cermat. g. Selalu melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk. h. Arus kas yang lebih matang dan terencana. i. Pengembangan bisnis yang terencana untuk kedepannya.
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id FUNGSI BISNIS RITEL :
Berikut fungsi bisnis ritel :
a. Membeli dan menyimpan barang. b. Memindahkan hak milik barang kepada konsumen akhir. c. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan cara penggunaan suatu barang. d. Memudahkan konsumen untuk membeli barang. e. Memudahkan konsumen memilih produk yang diinginkan. f. Mengubah produk ke dalam bentuk yang lebih menarik. g. Memberikan layanan purna jual produk tertentu dan ikut menangani keluhan konsumen. h. Pada situasi tertentu, retailer dapat memberikan kredit atau sewa kepada konsumen sehingga pembayaran dapat dilakukan lebih mudah. Integritas, Inovasi, Kolaborasi feb.unud.ac.id 3. KARAKTERISTIK BISNIS RITEL
Berikut ini beberapa karakteristik penting bisnis ritel:
1. Bisnis ritel menjual barang dalam jumlah satuan
2. Bisnis ritel berhadapan secara langsung dengan konsumen
3. Bisnis ritel memiliki berbagai jenis sesuai kebutuhan
konsumen
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id 4. PELUANG BISNIS RITEL DI INDONESIA
Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO),
bisnis ritel atau usaha eceran di Indonesia mulai berkembang pada kisaran tahun 1980 an seiring dengan mulai dikembangkannya perekonomian Indonesia. Hal ini timbul sebagai akibat dari pertumbuhan yang terjadi pada masyarakat kelas menengah, yang menyebabkan timbulnya permintaan terhadap supermarket dan departement store (convenience store) di wilayah perkotaan. Hal lain yang mendorong perkembangan bisnis ritel di Indonesia adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat kelas menengah ke atas, terutama di kawasan perkotaan yang cenderung lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern.
Integritas, Inovasi, Kolaborasi
feb.unud.ac.id Industri ritel di Indonesia saat ini semakin berkembang dengan semakin banyaknya pembangunan gerai-gerai baru di berbagai tempat. Kegairahan para pengusaha ritel untuk berlomba-lomba menanamkan investasi dalam pembangunan gerai-gerai baru tidaklah sulit untuk dipahami. Pertumbuhan usaha ritel yang pesat dapat dijadikan salah satu alasan bahwa perekonomian Indonesia bisa menguat kembali di masa mendatang.