Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOTERA

PI TERAPAN
STEMI
(ST elevation myocardial infarction)
KELOMPOK 5

AISYAH RISQIE SALMA. A (O1B1 22 083)


CINDY FRESHIA RAQWAN.B (O1B1 22 094)
FANNY OLVI ANDARI (O1B1 22 105)
KARTINI KULUHU (O1B1 22 116)
NADIA DWIHAJRA MUSRIN (O1B1 22 127)
RINI NOVIANTI (O1B1 22 138)
SRI WAHYUNI ASTIANI OMIR (O1B1 22 149)
WINA SOFIANA (O1B1 22 160)
Pengertian Sindrom Koroner Akut

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan salah satu penyakit dimana terjadi
perubahan patologis atau kelainan dalam dinding arteri koroner yang dapat
menyebabkan terjadinya iskemik maupun infark miokardium. Acute Coronary
Syndrome (ACS) adalah Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh plak
aterosklerosis yang dapat menghambat aliran darah ke jantung. Penyumbatan ini
mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen (O2) ke miokardium, dan memicu
kerusakan sel jantung (Dipiro et al., 2009).
Epidemiologi

Pada pasien dengan STEMI, angka kematian di rumah sakit kira-kira 3% pada pasien
yang menerima PCI primer, 7% untuk pasien yang diobati dengan fibrinolitik, dan
16% untuk pasien yang tidak mendapatkan terapi reperfusi. Pada pasien dengan
NSTEMI, di rumah sakit kematian kurang dari 5%. Tingkat kematian telah menurun
sejak tahun 1990-an. Perbaikan dalam perawatan yang mungkin berkontribusi
terhadap hal ini pengurangan termasuk penggunaan yang lebih besar dari obat yang
direkomendasikan pedoman (misalnya, aspirin [ASA], -blocker, enzim pengubah
angiotensin [ACE] inhibitor, penghambat reseptor angiotensin [ARB], statin, clopido
grel); pengurangan waktu rata-rata untuk pemberian fibrinolitik dan melakukan PCI
primer; dan peningkatan penggunaan koroner dini angiografi dan PCI untuk pasien
berisiko tinggi dengan NSTE-ACS Selain perubahan segmen ST dan troponin yang
persisten, prediktor lain kematian di rumah sakit termasuk usia yang lebih tua,
peningkatan serum kreatinin (SCr), takikardia, dan gagal jantung (HF).
Etiologi Sindrom Koroner Akut

Menurut Muttaqin (2009) ada lima faktor risiko yang dapat diubah
(modifiable) yaitu:
1. Merokok
2. Tekanan darah tinggi
3. Kolesterol
4. Hiperglikemia
5. Pola perilaku
Patofisiologi

Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi jika


aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus
pada plak arterosklerosis yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri
koroner berat yang berkembang secara lambat biasanya tidak memicu
STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu. STEMI
terjadi jika thrombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok,
hipertensi dan akumulasi lipid. Pada kondisi yang jarang, STEMI dapat
juga disebabkan oleh oklusi arteri koroner yang disebabkan oleh emboli
koroner, abnormalitas kongenital, spasme koroner dan berbagai penyakit
inflamasi sistemik (Sudoyo et al., 2014).
Klasifikasi Sindrom Koroner Akut

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisikn pemeriksaan


elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan marka jantung, Sindrom
Koroner Akut dibagi menjadi :
1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment
elevation myocardial infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST
segment elevation myocardial infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris)
KASUS
• Ny. S, perempuan, berusia 56 tahun, datang ke rumah Pemeriksaan Fisik :
sakit pada tanggal 6 Januari 2020 dengan Pasien juga Keadaan umum:
mengeluhkan jika di malam hari sering terbangun tiba-  tampak sakit ringan
tiba karena sesak nafas. Sesak nafas yang dialaminya  suhu: 36,6oC
tidak dipengaruhi cuaca, debu, dan emosi.Jika tidur  tekanan darah: 130/90 mmHg
pasien agak merasa nyaman dengan 2-3 bantal.  frekuensi nadi: 104 kali/menit
• Selain itu sesak nafas semakin memberat dirasakan  nafas: 24 kali/menit
pasien saat beraktivitas dan berjalan kaki walaupun  berat badan: 39kg
dengan jarak jalan dekat  tinggi badan: 145 cm
• Riwayat merokok dan minum alkohol, mengonsumsi  status gizi: normoweight.
narkotika dan obat-obatan terlarang tidak ada. Setiap  Status generalis :kepala, telinga, hidung,
harinya pasien selalu dirumah dan jarang berolahraga. leher, paru, dan semua dalam batas normal
Pasien suka begadang dan tidur selalu setelah pukul
23.00 malam
• Riwayat peyakit HT 130/90mmHg tidak minum obat
lebih memilih herbal.
KASUS
• Pemeriksaan Fisik :
Ny. S, perempuan, berusia 56 tahun, datang ke rumah sakit
Keadaan umum:
pada tanggal 6 Januari 2020 dengan Pasien juga  tampak sakit ringan
mengeluhkan jika di malam hari sering terbangun tiba-tiba  suhu: 36,6oC
karena sesak nafas. Sesak nafas yang dialaminya tidak  tekanan darah: 130/90 mmHg
dipengaruhi cuaca, debu, dan emosi.Jika tidur pasien agak  frekuensi nadi: 104 kali/menit
 nafas: 24 kali/menit
merasa nyaman dengan 2-3 bantal.
 berat badan: 39kg
• Selain itu sesak nafas semakin memberat dirasakan pasien  tinggi badan: 145 cm
saat beraktivitas dan berjalan kaki walaupun dengan jarak  status gizi: normoweight.
jalan dekat  Status generalis :kepala, telinga, hidung, leher, paru, dan semua
• Riwayat merokok dan minum alkohol, mengonsumsi dalam batas normal
narkotika dan obat-obatan terlarang tidak ada. Setiap
I Ictus cordis terlihat pada tiga jari kekiri ICS V line
harinya pasien selalu dirumah dan jarang berolahraga. midclavi cularis sinistra.
Pasien suka begadang dan tidur selalu setelah pukul 23.00 P Ictus cordis teraba pada tiga jari kekiri ICS V linea
malam midclavi culari ssinistra,pulsasi keras,kekuatan kuatangkat,
• Riwayat peyakit HT 130/90mmHg tidak minum obat lebih thrill teraba. 
memilih herbal. P Batas jantung kiri melebar
A BJ I/II +/+ reguler, derajat bising 4, murmur (-), gallop (-)
 
Objektif
Subyektif
Nadi : 104 kali/menit
Nama : Ny.S
Suhu badan : 36,6 oC
Umur : 56 th
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Jk : perempuan
Berat badan : 39 kg
Keluhan : malam hari sering terbangun
tiba-tiba karena sesak nafas. Sesak nafas
yang dialaminya tidak dipengaruhi
cuaca, debu, dan emosi. Jika tidur pasien
agak merasa nyaman dengan 2-3 bantal.
Selain itu sesak nafas semakin memberat
dirasakan pasien saat beraktivitas dan
berjalan kaki walaupun dengan jarak
jalam dekat
RP : Tekanan darah 130/90 mmHg
RO : Tidak ada. Pasien memilih herbal
Assesment
Permasalahan Data lab Analisis DRP
malam hari sering terbangun tiba-tiba Status lokalis • Pasein di duga mengalami penderita • Ada indikasi tetapi tidak di terapi
karena sesak nafas. Sesak nafas yang I : Ictus cordis terlihat pada Gagal jantung (ICD-X I.24) dengan • Diberikan obat Digoxin 1 mg dosis
dialaminya tidak dipengaruhi cuaca, tiga jari kekiri ICS V line hipertensi grade II (ICD-X I.10), setelah tunggal, Furosemid 1 x 1/2 40 mg,
debu, dan emosi. Jika tidur pasien midclavi cularis sinistra pemeriksaan lab Foto rontgen dada, Bisoprolol Fumarate 1 x 2,5 mg,
agak merasa nyaman dengan 2-3 P : Ictus cordis teraba pada tiga dilakukan untuk mendeteksi adanya Clopidogrel 1 x 75 mg per hari pada
bantal. Selain itu sesak nafas semakin jari kekiri ICS V linea pembesaran ukuran jantung atau adanya pasien gagal jantung
memberat dirasakan pasien saat midclavi culari ssinistra, penumpukan cairan di dalam paru-paru, (majority,2020).
beraktivitas dan berjalan kaki pulsasi keras, kekuatan yang umumnya terjadi pada pasien gagal
walaupun dengan jarak jalam dekat kuatangkat, thrill teraba.   jantung.
P : batas jantung kiri melebar • Pemeriksaan rontgen dada dapat
A : BJ I/II +/+ reguler, derajat menunjukkan pembesaran jantung,
bising 4, murmur (-), gallop bayangan dapat menunjukkan dilatasi
(-) atau hipertrofi bilik atau perubahan
  pembuluh darah yang menunjukkan
peningkatan tekanan pulmonalis
• pasien ini termasuk dalam kelompok
stage C yaitu pasien gagal jantung
dengan adanya kelainan struktur jantung
disertai gejala gagal jantung yang masih
berlangsung sampai saat ini. Tujuan
penatalaksanaan pada pasien gagal
jantung disertai dengan adanya
penurunan fraksi ejeksi pada stage C
adalah mengontrol gejala, edukasi pasien
Planning
Terapi farmakologi Terapi non farmakologi
Nama obat Dosis Tujuan
Digoxin 0,5 -1 mg Menormalkan irama jantung dan 1. Olaraga yang rutin minimal sehari 15-
  0,75-1mg memperkuat jantung untuk
(Diawal) memompa darah ke seluruh 30 menit berjalan kaki
125 -250 mcg/hari tubuh
2. Makan –makan begizi dan berserat
 
Furosemid 0,5-1,0 mg/ KgBB/hari Mengeluar-kan cairan tubuh 3. hindari makan makan lemak dan
  atau sehingga aliran darah balik ke
20-40 mg/ jantung (preload) menurun. berminyak
1-2x/hari  
Maks. 600 mg/hari .
Bisoprolo 1,25-10 mg/ 1x1/hari Mengurangi frekuensi detak
  Maksimal, 20 mg/hari jantung dan tekanan otot jantung
saat berkontraksi
 
Clopidogrel 75 mg/hari Mencegah trombosit (platelet)
  Aspirin yang menempel dan berisiko
(Kombinasi) membentuk gumpalan darah
 
KIE dan Monitoring

KIE Monitoring
• Informasikan kepada pasien untuk patuh terhadap 1. Monitoring tekanan darah
pengobatanya dan minum obat tepat waktu 2. Monitoring kembali data lab untuk
• Informasikan kepada pasien tentang cara mencapai ke kadar normal
penggunaan obat 3. Monitoring efek samping obat yang
• Informasikan kepada pasien untuk menjaga pola kemungkinan dapat terjadi
makanya
• Informasikan kepada pasien bahwa menjaga
makan untuk menstabilkan tekanan darahya dan
tidak beraktivitas berat
• Informasikan kepada pasien untuk ber olarga
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai