Oleh:
Febri Diotama
keluhan sesak napas 3 hari SMRS ketika maag sebelum ini. Selain itu pasien juga
beraktivitas dan saat beristirahat sesak pasien mengaku mempunyai tekanan darah tinggi
sulit menghilang. Sesak napas disertai batuk- yang tidak terkontrol sejak 11 tahun yang lalu.
batuk namun tidak berdahak. 1 hari SMRS Pasien juga mengaku suka merokok sebungkus
pasien merasakan sesak makin memberat. perhari dan pasien suka minum kopi disertai
Pasien mengaku merasakan sesak saat tiduran suka makan yang bergoreng. Selain itu pasien
dicampur es batu.
pasien mengeluh saat tidur malam hari
batuk dan sesak. Pasien mengaku tidak mampu sama dan pernah dirawat inap RSUPF 6 kali,
beraktivitas dan memilih beristirahat. Pasien RS Sari Asih 4 kali dan di RS lain 4 kali
mengeluh mengalami bengkak pada kedua dengan keluhan yang semuanya sama yaitu
mempunyai keluhan mual namun tidak muntah Keluhan kencing manis disangkal, dan
disertai keringat dingin. Pasien mengaku tidak keluhan pada ginjal juga disangkal. Riwayat
ada nyeri dada yang menjalar, namun serangan jantung pada pasien disangkal.
berdebar-debar serta terdapat nyeri ulu hati. Riwayat penyakit asam urat disangkal. Pasien
Pasien tidak berolahraga. Pasien tidak perkusi didapatkan ada asites. Pada
dari 2 detik.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Tekanan Darah 104/94mmHg,
Pada pemeriksaan EKG (gambar 1)
frekuensi nadi 110x/m, frekuensi napas
Kalibrasi 25 mm/s, 10 mm/mV. Irama sinus
23x/m, suhu 36,6 oC. Dengan JVP meningkat
rythm. HR 1500/14= 107x/mins takikardi,
5+3,5 cmH2O, pada pemeriksaan auskultasi
reguler. Aksis Normo aksis. P wave durasi
paru terdapat ronkhi basah kedua-dua lapang
0,10s, amplitude 2mm, morfologi P normal.
paru.
PR Interval 0,24s. QRS complex durasi 0.12
Pada pemeriksaan jantung saat
sec. amplitudo 10 mm, RV1+SV5 = 12mm, Q
inspeksi tampak ictus cordis, saat palpasi
patologis tidak ada. ST segment normal T
teraba pulsasi ictus cordis, didapatkan thrill
wave normal. QT Interval 0,32 normal. U
dan heaving. Saat perkusi didapatkan kesan
wave tidak ada. Kesan Av Block Derajat 1.
batas jantung kiri bergeser, saat auskultasi
Saat dilakukan rotgen (gambar 2)
didapatkan BJ I-II disertai gallop.
didapatkan infiltrat di kedua lapangan paru
Pada pemeriksaan abdomen pada
DD/ Edema paru Efusi pleura kiri
inspeksi didapatkan perut membuncit, pada
Kardiomegali dengan klasifikasi aorta. Saat
dilakukan Ekokardiografi pada kontraktilitas
(Gambar 1)
mengancam jiwa sehingga membutuhkan dijumpai pada usia tua mulai dari 50-90 tahun
evaluasi dan perawatan segera, biasanya dan laki-laki memiliki faktor resiko lebih
(emergency). besar.
ADHF (acute decompensated hearth failure) Etiologi ADHF terbagi atas keadaan
adalah eksaserbasi akut gagal jantung kronis cepat yang dapat menyebabkan gagal jantung
yang ditandai dengan edema perifer dengan dan keadaan yang tidak secara cepat
onset bertahap (sering signifikan) dan dispnea. menyebabkan gagal jantung. Yang secara
Sedangkan gejala kurang tipikal meningkatkan hasil terapi jangka pendek dan
diantaranya edema perifer, krepitasi pulmonal, jangka panjang, memulai dan mengoptimalkan
suara pekak dibasal paru saat perkusi, terapi jangka panjang secara efektif.
framingham mempunyai 2 kriteria utama yang peningkatan dosis diuretik seringkali cukup
terbagi atas kriteria mayor dan minor. hanya dengan melanjutkan beta-bloker.
krieria minor diantaranya edema kaki, sesak, mungkin diperlukan untuk pengaturan syok
hepatomegali, batuk malam hari, efusi pleura, kardiogenik atau hipotensi simptomatik. ACE-
dan takikardi 120x/mnt. Pasien dapat I/ARB dan antagonis reseptor mineralkortikoid
didiagnosis mengalami gagal jantung jika (MRA) mungkin juga perlu stop sementara
jika ditemukan disfungsi ginjal, terutama jika dyspnea, ortopnea, paroxysmal nocturnal
ada oliguria atau hiperkalemia. dyspnea saat aktivitas dan istirahat (NYHA
baik didapatkan pada pasien yang memulai Pasien memiliki riwayat dirawat inap
tercetusnya ADHF pada pasien yaitu pasien yaitu edema pulmo, cardiomegali,
Dapat dilihat juga pasien sudah memiliki CHF PND/ortopnea. Sedangkan krieria minor yang
sebelumnya dari riwayat dirawat inap 14 kali dimiliki oleh pasien diantaranya edema kaki,
dengan keluhan yang semuanya sama (sesak sesak, batuk malam hari. Sehingga memiliki
nafas karena gagal jantungnya) yang kriteria 2 mayor ataupun memenuhi 1 mayor
hipertensi karena pasien suka meminum kopi, didapatkan kesan Av Block Derajat 1,
makan yang bergoreng , merokok 1 bungkus kemungkinan MI, pembesaran ventrikel kiri
hepatojugar. Sedangkan tanda tidak lapang paru, CTR didapatkan 80%. Dari EKG
spesifiknya didapatkan takikardi, asites, edema dan rontgen thorax memperkuat diagnosis
Ejection Fraction) karena EF dibawah 40%. PO dan ACEI (Ramipril) 1x 2,5 mg PO.
mg iv.
Physician. 2017 Nov 1;96(9):582-588.
DAFTAR PUSTAKA
2020
2016