Anda di halaman 1dari 16

Perencanaan, Pemantauan &

Evaluasi
Percepatan Penurunan Stunting
Subandi Sardjoko
Plt. Deputi Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas

25 Januari 2023 1
@UNICEF
Tugas Bappenas
Termasuk dalam Perpres No.72 Tahun
2021
Perencanaan Pelaporan
 Perencanaan MP Stunting, termasuk
penentuan lokus prioritas & integrasi Presiden RI
pendanaan
Wakil Ketua Pengarah
bid. Perencanaan,
Pemantauan dan Evaluasi Ketua Pengarah
Pemantauan, dan
Evaluasi
Menteri PPN/ Kepala
 Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh kementerian/lembaga dan Bappenas
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
Ketua Pelaksana
 Ketua Pelaksana mengoordinasikan laporan penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting kepada Wakil Presiden dua kali dalam
setahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan Wakil Ketua Pelaksana bid.
Wakil Ketua Pelaksana bid.
Perencanaan, Pemantauan, dan
Koor. Binwas Penyelenggaraan
 Pemantauan dan Evaluasi didukung dengan: Pemerintah Daerah
Evaluasi
Kementerian PPN/Bappenas
a. Sistem manajemen data terpadu di pusat, daerah, dan desa dengan
memaksimalkan sistem informasi yang sudah ada melalui mekanisme Satu
Data Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; Gubernur Kementerian/Lembaga
dan
b. Riset dan inovasi serta pengembangan pemanfaatan hasil riset dan
inovasi. Bupati/walikota
Pencapaian Target-Target RPJMN 2020-2024
Perlu usaha keras Akan tercapai
Perkembangan capaian program belum sesuai Diperkirakan akan tercapai a progress
yang diharapkan kar

INDIKATOR CAPAIAN TARGET 2024


KIA › Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran › 305 (2015) › 183
hidup KIA › Aangka kematian bayi (per › 24 (2017) › 16
› Imunisasi dasar lengkap anak 12-23 bulan › 65,8 (2021) › 90 1000 kelahiran hidup)
(%) › Age specific fertility rate 15-19 › 20,5 (2021) › 18
› Pemakaian kontrasepsi cara modern › 57 (2021) › 63,41 tahun (%)
(mCPR) (%) GIZI › Prevalensi wasting balita (%) › 7,1 (2021) › 7
› Unmet need KB (%) › 18 (2021) › 7,4
PM › Insidensi HIV (per 1.000 › 0,18 (2021) › 0,18
GIZI › Prevalensi stunting balita (%) › 21,6 (2022) › 14 penduduk yang tidak terinfeksi)
PM › Insidensi TB (per 100.000 penduduk) › 301 (2020) › 190 SISTEM › RS terakreditasi (%) › 88,4 (2021) › 100
› Eliminasi malaria (Kab/Kota) › 347 (2021) › 405 › Puskesmas dengan ketersediaan › 91,1 (2021) › 96
obat esensial (%)
PTM › Penduduk 10-18 tahun merokok (%) › 9,1 (2018) › 8,7
› Puskesmas tanpa dokter (%) › 4,97 (2021) › 0
› Prevalensi obesitas usia >18 tahun (%) › 21,8 (2018) › 21,8
› Obat memenuhi syarat (%) › 86,41 (2021) › 94,75
SISTEM › Puskesmas dengan nakes sesuai standar (%) › 48,17 (2021) › 83
› Makanan memenuhi syarat (%) › 86,24 (2021) › 86
› FKTP terakreditasi (%) › 56,4 (2021) › 100
› Cakupan Penerima Bantuan Iuran JKN (juta › 84,67( 2022) › 112,9
jiwa)
Cakupan kepesertaan JKN (%) 86,96 (2021)
› 98
Kemajuan Penurunan Stunting
Tren Prevalensi Balita Stunting (%), 2013-
37.2 2022
 Capaian 2022: 21,6%*  Prevalensi balita stunting nasional: 21,6
30.8  Target RKP 2022: 18,4%
persen (4,7 juta balita)
27.67
Target:
24.4  Dalam 9 tahun, stunting menurun
21.6  RPJMN : 14% (2024)
24,1 secara konsisten
21,1 18,4  RKP 2023: 17,5%  Rata-rata penurunan: 1,7% per tahun
Target RKP 2020 -
2023 14  Tahun 2019-2022 stunting turun 6,1%
17,5
Target RPJMN
atau 2,0% per tahun
 Estimasi jumlah balita stunting (2022)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
mencapai 4,7 juta orang

 Idealnya, prevalensi stunting menurun


sebesar 3,8% per tahun untuk mencapai
Tahun 2021: lebih dari target RPJMN
separuh kasus stunting
nasional (69% atau
3,66 juta balita) terjadi Sesuai dengan Keputusan Men.PPN/Ka.Bappenas
di 12 provinsi No.101/M.PPN/HK/06/2022, 12 provinsi telah
ditetapkan sebagai provinsi prioritas khusus pada tahun
2023
4
Sumber: Diolah dari Riskesdas 2018, SSGI 2019, SSGI 2021, dan Proyeksi Jumlah Penduduk 2015-2045; Capaian 2022: Raker Menkes dengan DPR RI – 24 Januari 2023
Stunting diproyeksikan masih menjadi
indikator RPJMN 2025-2029 dan RPJPN 2026-2045*
Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 318,9 juta jiwa pada
tahun 2045

Target Pembangunan
Potensi bonus dioptimalkan dengan Kesehatan 2045
meningkatkan:
Prevalensi stunting balita 5%
1) status gizi anak, ibu dan
remaja; Usia Harapan Hidup (UHH) 75,5 tahun
2) pendidikan yang tinggi dan relevan; menurun
Penyakit HIV/AIDS,
3) keterampilan tenaga kerja; Tubercolosis, dan penyakit
4) partisipasi kerja perempuan; tidak menular lainnya
5) entrepreneurship skills; Malaria tereliminasi di
6) iklim tenaga kerja yang kondusif; seluruh
7) iklim investasi dan wirausaha; kab/kota

8) serta sistem kepemerintahan yang 5


baikStudy Visi Indonesia 2045, Executive Summary Visi Indonesia 2045, Bappenas: Catatan: masih dalam tahap pemikiran awal RPJPN 2026-2045 dan RPJMN 2025-2029
Sumber: Background
Dukungan Belanja K/L terhadap Indikator Perpres 72/2021, Tahun 2021-2022
Jumlah Keluaran yang Mendukung Indikator Spesifik,
Tahun 2021-2022*
INDIKATOR PERPRES K
NO
9. Persentase balita yang memperoleh imunisasi dasar 14 72/2021
lengkap. 14

8. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) 5


A Indikator Spesifik
gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi. 5
1 Bumil KEK mendapat
7. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) 6
PMT
yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. 5 2 Konsumsi TTD bumil
6. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) 3 Konsumsi TTD remaja
2
gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi
8 putri
buruk
4 Bayi kurang 6 bulan
5. Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat 3 mendapat ASI eksklusif
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). 1
5 Anak 6-23 bulan
4. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air 3 mendapat MP-ASI
susu ibu (ASI) eksklusif. 1

3. Persentase remaja putri yang mengonsumsi Tablet 8


6 Balita gizi buruk
Tambah Darah (TTD) 1 mendapat tata laksana
2. Persentase ibu hamil yang mengonsumsi Tablet gizi buruk
2
Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa
2
kehamilan. 7 Balita dipantau
1. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang 9 pertumbuhan &
mendapatkan tambahan asupan gizi 3
perkembangan
0 2 4 6 8 10 12 14 16 8 Balita dengan
tambahan asupan gizi
Jumlah RO 2022 Jumlah RO 2021
9 Balita dengan IDL
Sub Total
TAHUN 2021 TAHUN 2022 Catatan: 1 RO dimungkinkan mendukung lebih dari 1 indikator
sehingga ada potensi double counting alokasi anggaran
Indikator Spesifik didukung 38 keluaran (Kemenkes) Indikator Spesifik didukung 44 keluaran (Kemenkes)
Sumber: Laporan Kinerja Anggaran Semester 1 Tahun 2022
Dukungan Belanja K/L terhadap Indikator Perpres 72/2021, Tahun 2021-2022 (2)
ALOKASI
JUMLAH ALOKASI JUMLAH
PAGU
Keluaran PAGU Keluaran
NO INDIKATOR PERPRES 72/2021 REVISI Jumlah RO Mendukung Indikator Sensitif
TAHUN REVISI TAHUN
TAHUN 2022
2021* TAHUN 2021 2022* 11. Persentase desa/kelurahan stop Buang Air Besar
(Rp juta)* 6
(Rp juta)* Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free… 11

B Indikator Sensitif 10. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang 3


menerima bantuan sosial pangan. 3
1 KB pascapersalinan 2 201,73 1 92.948 9. Persentase target sasaran yang memiliki 8
pemahaman yang baik tentang Stunting di 2
2 Kehamilan yang tidak diinginkan 0 - 0
lokasi…
2
3 PUS yang mendapat 1 531,24 0 8. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang 1
pemeriksaan kesehatan memperoleh bantuan tunai bersyarat.
4
4 Akses air minum layak pada RT 14 359.695,13 1 177.600 7. Cakupan keluarga berisiko stunting yang 2
memperoleh pendampingan
5 Akses sanitasi pada RT 1 740.500,00 1 500.000 1
6. Cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan 1
6 PBI JKN 1 740.500,00 1 5.575.680 Kesehatan Nasional dari 40% penduduk…
1
5. Persentase rumah tangga yang mendapatkan 1
7 Pendampingan pada keluarga 2 70.289,90 4 74.415,5
akses sanitasi (air limbah domestik) layak di…
berisiko stunting 4. Persentase rumah tangga yang mendapatkan
1
14
8 Keluarga miskin & rentan yang 1 9.106.084,50 2 7.730.221,9 akses air minum layak di kabupaten/kota lokasi…
0
memperoleh bantuan tunai 3. Cakupan calon pasangan usia subur (PUS) yang 1
bersyarat memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai…
0
2. Persentase kehamilan yang tidak diinginkan 0
9 Pemahaman yang baik tentang 2 12.877,75 8 72.838,3
stunting di lokasi prioritas 1. Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) 1
pascapersalinan. 2
10 Keluarga miskin & rentan dengan 3 14.997.106,56 3 33.495.384,9
bantuan sosial pangan 0 2 4 6 8 10 12 14 16
11 Desa/kelurahan Stop BABS/ODF 11 171.098,37 6 65.316,1 Jumlah RO 2022 Jumlah RO 2021
Sub Total 38 26.198.885,16 27 47.784.404,8

TAHUN 2021 TAHUN 2022


Indikator Sensitif didukung 38 keluaran (Kemenkes, Indikator Sensitif didukung 28 keluaran (Kemenkes
BKKBN, Kemensos, KemenPUPR) BKKBN, Kemensos, KemenPUPR)
Sumber: Laporan Kinerja Anggaran Semester 1 Tahun 2022
Target & Capaian Indikator Perpres 72/2021, Tahun 2021-Semester I 2022
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
No Indikator (satuan) 2021 2022 2023 2024
No Indikator (satuan) 2021 2022 2023 2024 Target Capaian Target Capaian Target Target
Target Capaian Target Capaian Target Target
1 Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) 40 30,2 50 7,9 60 70
1 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik 82% pascapersalinan
89.71 85%(%) 82.7 87% 90%
(KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi 2 Persentase kehamilan yang tidak diinginkan (%) 16,8 10,7 16,5 N/A 16 15,5
(%) 3 Cakupan calon pasangan usia subur (PUS) yang N/A N/A 20 11,5 60 90
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari
2 Persentase ibu hamil yang mengonsumsi 50% pelayanan
N/A nikah (pasangan)
60% N/A 70% 80%
Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet 4 Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air 601 594 1.725 Desa 23 - 100
(%)
minum layak di kabupaten/kota lokasi prioritas (%) Desa Desa
5 Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses 74.050 71.242 50.000 KK 31.561 - 90
3 Persentase remaja putri yang mengonsumsi 40% sanitasi
15.77 (air limbah
45% domestik)
16.47 layak50% 58%
di kabupaten/kota KK KK KK
Tablet Tambah Darah (TTD) (%) lokasi prioritas (%)
6 Cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan 96,8 90,5 96,8 87,3 96,8 112,9
4 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan 65% 69.7 Nasional
Kesehatan 70% dari 65.4 75% berpendapatan
40% penduduk 80%
mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif (%) terendah (juta penduduk)
7 Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh N/A N/A N/A N/A N/A 90%
5 Persentase anak usia 6-23 bulan yang 50% 52.5 60% N/A 70% 80%
mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu pendampingan (%)
(MP-ASI) (%) 8 Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh 10 10 10 10 10 10
bantuan tunai bersyarat (juta penduduk)
6 Persentase anak berusia di bawah lima tahun 9
80% Persentase
89.7 target
83%sasaran82.6
yang memiliki
87% pemahaman
90% yang - N/A - N/A - 70
(balita) gizi buruk yang mendapat pelayanan baik tentang Stunting di lokasi prioritas (%)
tata laksana gizi buruk (%) 10 Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima 18,8 18,5 18,8 18,2 18,8 15,6
bantuan sosial pangan (juta jiwa)
7 Persentase anak berusia di bawah lima tahun 11
65% Persentase
69.81 desa/kelurahan
75% stop Buang
24.0 85%Air Besar
90% 50 50,2 60 50,6 70 90
(balita) yang dipantau pertumbuhan dan Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) (%)
perkembangannya (%)
*Target dan capaian didapatkan dari pelaporan mandiri K/L yang telah dibahas dalam pertemuan konfirmasi pada 21 September 2022
8 Persentase anak berusia di bawah lima tahun 75% 77.9 80% 64.9 85% 90%
(balita) gizi kurang yang mendapat tambahan
asupan gizi (%)  Belum terdapat data konsumsi TTD pada ibu hamil
9  Pentargetan
Persentase balita yang memperoleh imunisasi sebagian indikator berbasis pada 93,6% jumlah
66.85 pelaporan
90% 64.9 pada fasilitas
100% 90% kesehatan, sehingga
dasar lengkap (%) dimungkinkan adanya under-reporting (misal: balita yang dipantau pertumbuhan, bumil & bumil KEK)

Isu:  Cakupan pengukuran balita masih belum mencapai 90%


 Gap sasaran PBI JKN yang masih tinggi
 Terdapat indikator yang belum diukur: % rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak, % rumah tangga
dengan akses sanitasi layak, % keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan
Satu Data Stunting
Kebijakan tata kelola data untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan serta
mudah diakses dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan standar data, metadata,
interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi data induk (merujuk Perpres No.39 tahun 2019)

MONEV I N P U T P R O S E S O U T P U T OUTCOM I M PA C T
E

PERENCANAAN IMPLEMENTASI MEMASTIKAN MENGUKUR MENGUKUR


TUJUAN  Sasaran intervensi intervensi manfaat intervensi. Dampak intervensi.
diterima lokus & mencapai
 Intervensi sasaran target
.

 Penyepakatan Basis Data  Laporan monev kegiatan  Data capaian program  Data capaian indikator
TAHAPAN  Data status gizi
SATU Sasaran  Laporan mandiri K/L  Laporan kinerja K/L antara  Hasil survey nasional
DATA  Tagging & tracking
anggaran  Laporan kinerja  Laporan mandiri K/L  Hasil survey nasional
 Konvergensi Intervensi
BASIS SATU DATA LAPORAN MONEV BASIS DATA KOMPONEN DATA &
KELUARAN BASIS DATA PREVELANSI STUNTING
SASARAN STUNTING CAPAIAN INDIKATOR ANTARA
CAPAIAN YANG INTEROPERABILITAS
TERINTEGRASI
PROGRAM

Dalam satu platform yang mudah diakses, mencakup level pusat-daerah dan pemerintah-non-pemerintah
serta interface yang komprehensif.
9
Perlunya Satu Data Sasaran

01 Acuan dalam
perencanaan

Memastikan
konvergensi lebih
efektif dan tepat
sasaran
02
03
Memastikan delivery
dan compliance
intervensi
10
Isu dan Rekomendasi Data Sasaran di
Lapangan
Isu strategis Alternatif Solusi
Penentuan  Pelaksanaan intervensi belum ditujukan kepada sasaran
prioritas yang sama
 Pemanfaatan data Pendataan Keluarga (BKKBN) yang
sudah terintegrasi dengan NIK sebagai basis awal data
sasaran
Sasaran  Sasaran data rutin berbasis proyeksi (bukan gambaran
riil)

Isu strategis Alternatif solusi


 Pemenuhan kebutuhan operasional tim pengukur &  Dukungan anggaran melalui belanja APBD murni dan
pendamping keluarga (nakes dan kader) DAK untuk pemenuhan kebutuhan alat ukur dan
 Belum semua nakes dan kader mempunyai kapasitas operasional tim pengukur & pendamping keluarga (biaya
dalam melakukan pengukuran terstandar transportasi dll)
Pengumpulan  Keterbatasan alat ukur (antropometri) yang  Peningkatan pelatihan nakes dan kader secara
terstandar rutin
data/ dalam pemantauan tumbuh kembang anak
 Potensi adanya under-reporting karena belum semua
untuk memperkuat pengumpulan data rutin di lapangan
 Terintegrasinya pelaporan pengukuran, baik fasilitas
pengukuran sasaran (bumil & balita) datang ke puskemas/posyandu milik pemerintah atau non-pemerintah
 Advokasi & kunjungan rumah untuk memperkecil
under-reporting
 Panduan baku manajemen, pemanfaatan dan bagi
pakai data
Isu strategis Alternatif solusi
Integrasi dan  Data keluarga 1.000 HPK belum menjadi pertimbangan
utama dalam intervensi, terutama sensitif
 Pemanfaatan data Pendataan Keluarga (BKKBN) yang
sudah terintegrasi dengan NIK sebagai basis awal data
Pemanfaatan  Intervensi perlu diarahkan pada data sasaran yang
terintegrasi dan berbasis NIK
sasaran
 Peningkatan pelayanan adminduk agar semua
data sasaran mendapatkan NIK, termasuk potensi “jalur
khusus” untuk balita stunting/gizi buruk

11
Sumber: Hasil Kunjungan Lapangan
Harapan untuk Perbaikan
Perencanaan, Pemantauan, dan Evaluasi PPS

Penggunaan satu data yang menjadi Kemensos perlu mendorong pencapaian


rujukan/referensi dalam perencanaan & target PBI JKN sesuai dengan target
penganggaran, termasuk penyediaan RPJMN
metadata & interoperabilitas data
Penyediaan data konsumsi, seperti
Peningkatan kualitas data rutin melalui konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada ibu
penyempurnaan & pengembangan data & hamil & remaja putri
pengukuran melalui E-PPGBM, termasuk
pengukuran compliance intervensi spesifik
Penyediaan data indikator Perpres
72/2021 yang belum diukur:
DAK 2024 difokuskan untuk akselerasi  % rumah tangga yang mendapatkan akses air
pencapaian target RPJMN minum layak;
 % rumah tangga dengan akses sanitasi
layak;
Skema pembagian peran makanan  % keluarga berisiko stunting yang
tambahan (PMT) yang jelas antara lokal & memperoleh pendampingan.
pabrikan, berbasis hasil evaluasi tahun 2022
12
TERIMA KAS
IH
sekretariat1000hpk@bappenas.go.id

Cegahstunting.id

SUN_Indonesia

kesehatan dan gizi masyarakat


bappenas

Sekretariat SUN Indonesia

Gedung TS 2A, Lantai 3


Jl. Taman Suropati No. 2, Menteng Telp: (021) 31934379
Jakarta Pusat 10310 Fax: (021) 3926603
Hasil Penandaan (Tagging) Anggaran
yang Mendukung Penurunan
No K/L 2018 2019 Stunting
2020 2021 2022
 Dihitung berdasarkan proses tagging
keluaran (rincian output) dari Krisna Renja
1 Kemenkes 416 6.675,10 5.756,70 7.354,16 8.261,99
2 BKKBN 34,2 93,4 89,7 74,67 810,44
3 Kemensos 12.304,00 16.945,10 31.954,90 26.948,577 23.333,304
 Disepakati sebagai “tagging anggaran
4 Kemenag - 10,1 5,6 12,9 31,126 6 K/L dengan tematik” sehingga memungkinkan untuk
5 KemenPUPera 6.561,40 4.760,60 1.593,60 576,41 1.352,46 intervensi kunci double tagging.
6 Kemendikbud 29,3 52,5 6,32 6,69 25,477
7 Kemenko PMK 1,8 0,8 0,8 0,5 1,25  Meningkatkan kinerja kegiatan, alokasi, dan
8 Kemensetneg - 46,8 50,8 54,25 25,59 pemanfaatan anggaran intervensi percepatan
9 Kemendagri 1,7 12,1 23,8 26,08 7,35 pencegahan/penurunan stunting.
10 KemenPPN/Bappenas 2,2 0,8 15 17,2 0,7
5 K/L koordinasi
 Tagging dilakukan pada tataran “rincian
11 Kemendes PDTT - 7,7 0,7 5 0,8 output” belanja K/L dalam APBN
12 Kementan 169,2 284 46,1 112,68 137,1
13 KKP 15,5 32,2 28,1 71,38 15,17
 Identifikasi awal rincian output yang dapat
14 Kemenkominfo - 27,6 11,4 11 14,90 di-tagging stunting (secara top-down dan
15 BPOM 1,5 60,1 36,7 58,41 130,09 bottom-up)
16 Kemenperin - 1,2 0,5 - -  Di-input oleh K/L  pada saat penyusunan
17 KemenPPPA - 1,6 0,7 1,05 2,63 9 K/L dengan
penajaman KRISNA (Renja K/L) dan RKA K/L
18 BPS 191,8 221,3 211 - -
19 Batan 9,6 13,8 0,2 0,25 - intervensi  Ditelaah oleh Bappenas dan Kemkeu 
20 BPPT - - 2 2 - memastikan rincian output kegiatan yang di-
21 BNPP - - - 0,85 0,7 tagging relevan dan berkontribusi signifikan
Jumlah 24.138,30 29.246,80 39.834,70 35.334,10 34.151,14 pada penurunan stunting
KL dengan Intervensi Spesifik

KL dengan Intervensi Sensitif

KL dengan Pendampingan, Koordinasi dan Dukungan Teknis 14


Dukungan DAK dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2021
Total
No. Bidang Subbidang

I DAK Fisik
1 Kesehatan dan Keluarga a Penguatan Percepatan Penurunan Stunting
Berencana

i. Penyediaan Makanan Tambahan 257,232,483,550 194,639,894,031 75.7%


(Pabrikan)
ii. Penguatan Promosi, Surveilans dan 343,455,201,239 286,525,403,652 83.4%
Tata Laksana Gizi
Jumlah 600,687,684,789 481,165,297,683 80.1%

c Keluarga Berencana 99,230,179,952 90,475,721,366 91.2%


2 Air Minum d Air Minum 823,721,620,262 718,507,474,296 87.2%
3 Sanitasi e Sanitasi 981,402,762,603 950,451,689,586 96.8%
4 Lingkungan Hidup dan f Lingkungan Hidup
Kehutanan i. Provinsi 9,107,090,000 6,320,000,000 69.4%

ii. Kabupaten/Kota Lokus 215,521,166,600 187,764,120,512 87.1%


Jumlah 224,628,256,600 194,084,120,512 86.4%
Sub Total DAK Fisik 2,729,670,504,206 2,434,684,303,443 89.2%
II DAK Nonfisik
1 Pendidikan a. 3,488,432,200,000 3,030,812,288,038 86.9%
BOP PAUD

2 Kesehatan dan Keluarga b. Stunting-BOK 270,000,000,000 180,383,667,926 66.8%


Berencana (KB) c. Stunting-BOKB 220,099,900,000 170,889,936,048 77.6%
3 Ketahanan Pangan dan d. Pekarangan Pangan Lestari (P2L) 96,880,000,000 88,643,104,052 91.5%
Pertanian

Sub Total DAK Nonfisik 4,075,412,100,000 3,470,728,996,064 85.2%


Total DAK Fisik dan Nonfisik 6,805,082,604,206 5,905,413,299,507 86.8%
15
Dukungan DAK dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022
Total (juta)
Bidang Subbidang
Pagu Realisasi %

DAK Fisik
1 Kesehatan dan Keluarga a Penguatan Percepatan Penurunan Stunting
Berencana
i. Penyediaan Makanan Tambahan 4,278,358,800 0 0.0%
(Pabrikan)
ii. Penguatan Promosi, Surveilans dan 349,939,482,840 49,259,446,570 14.1%
Tata Laksana Gizi
Jumlah 354,217,841,640 49,259,446,570 13.9%
c Keluarga Berencana 215,460,159,035 73,563,338,323 34.1%
2 Air Minum d Air Minum
i. Provinsi 68,528,679,568 46,953,625,786 68.5%
ii. Kabupaten/Kota Lokus 2,901,942,359,775 1,860,945,322,009 64.1%
Jumlah 2,970,471,039,343 1,907,898,947,795 64.2%
3 Sanitasi e Sanitasi 1,978,862,315,560 1,344,132,507,095 67.9%
Sub Total DAK Fisik 5,519,011,355,578 3,374,854,239,783 61.1%
DAK Nonfisik
1 Pendidikan a. BOP PAUD 4,244,851,290,000 -
2 Kesehatan dan Keluarga b. Stunting-BOK 238,999,206,000 73,384,709,715 30.7%
Berencana (KB) c. Stunting-BOKB 1,399,392,390,000 313,654,770,350 22.4%
3 Ketahanan Pangan dan d. Pekarangan Pangan Lestari (P2L) 119,366,700,000 52,456,158,123 43.9%
Pertanian
Sub Total DAK Nonfisik 6,002,609,586,000 439,495,638,188 7.3%
Total DAK Fisik dan Nonfisik 11,521,620,941,578 3,814,349,877,971 33.1%
16

Anda mungkin juga menyukai