Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI HUKUM Sampel 4

PERBURUHAN DAN ETIKA


Dosen Pengampuh : ETIK PUSPITASARI, ST., MT.

Kelompok 1
Anggota Kelompok :
1. Achmad Bagus Maulana (2031210006)
2. Agus Irfan (2031210058)
3. Bagas Tri Kurniawan (2031210186)
4. Bayu Nur Alam (2031210093)
5. Farhan Abror Hariyanto (2031210130)
6. Farhan Satrio Wicaksono (2031210184)
Sampel 1
MENDALAMI
SEBUAH
HUKUM
Hukum perburuhan adalah seperangkat
aturan dan norma, baik tertulis maupun
tidak tertulis, yang mengatur pola
hubungan industrial antara pemberi kerja
(pengusaha, perusahaan, atau badan
hukum) di satu sisi dan penerima kerja
(pekerja atau buruh) di sisi yang lain. 
Sampel
ATTENTION PLEASE KAWAN!!2
Studi kasus merupakan metode
STUDI KASUS MASALAH dalam mengetahui dan
memahami seseorang
menggunakan praktek inklusif
dan menyeluruh atau
komprehensif. Lewat praktek
yang dilakukan, peneliti akan
mengumpulkan individu yang
dijadikan sebagai subjek
penelitian. Penggalian informasi
secara mendalam akan
dilakukan peneliti demi
pemahaman secara detail.
Slide CTAPEMBAHASAN
PASAL

KLIK DI SINI
Sampel 5
PASAL 1 Pembahasahan
Contoh Kasus Ayat 1
Di Pasal 1 ayat 14
dan Pasal 54

1
AYAT 1

1
Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama,
dan sesudah masa kerja.
Perjanjian kesepakatan antara Perusahaan dengan
Tenaga Kerja untuk waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja.

Contoh Kasus
Ayat 2
Ayat 2

2
Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
2
Beberapa tenaga kerja yang bekerja untuk
menghasilkan barang sebagai kebutuhan
masyarakat yaitu produksi rokok
BAGAS TRI KURNIAWAN
PASAL 1 AYAT 3
Yang Berbunyi : Sampel 8
Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain. (persamaan Pasal 1 Ayat 30)
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

PASAL 1 AYAT 4
Yang Berbunyi :
Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
PASAL 1 AYAT 5 (a)
Yang Berbunyi :
Sampel 8
orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri.

PASAL 1 AYAT 5 (b)


Yang Berbunyi :
orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan
miliknya.
Sampel 3

PASAL 1 AYAT 6 (a)


Yang Berbunyi :
setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan,
PASAL 1 AYAT
6
atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun
milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain
PASAL 1 AYAT 6 (b)
PERUSAHAAN
Yang Berbunyi :
usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
Pasal 1 Ayat 7 Sampel 7

Perencanaan tenaga kerja adalah


proses penyusunan rencana
ketenagakerjaan secara sistematis yang
dijadikan dasar dan acuan dalam
penyusunan kebijakan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan
ketenagakerjaan yang
berkesinambungan.
PASAL 1 AYAT 9
Slide CTA
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Contoh Studi Kasus :
Pelatihan karyawan PT Nutrifood Indonesia (suatu evaluasi): studi kasus pada
Departemen Training & Development PT Nutrifood Indonesia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dan manajemen keorganisasian yang memfokuskan
pada sumber daya manusia. Aset organisasi paling pentirig yang harus dimiliki perusahaan dan harus dilaksanakan oieh
manajemen. Orang-orang (manusia) merupakan elemen yang ada disetiap organisasi, mereka membuat tujuan, inovasi
dan berusaha mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia membuat sumber daya Iainnya material, mesin
(termasuk fasilitas clan energi), uang dan informasi (termasuk data) dapat bekerja. Tidak merendahkan keunggulan
sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan, perusahaan tidak akan dapat memaksimakan produktivitas Iabanya
tanpa adanya karyawan kompeten yang berdedikasi terhadap keinginan perusahaan.
PASAL 1 AYAT 9
Contoh Studi Kasus : Slide CTA
Sejalan dengan perkembangan perusahaan clan perkembangan bisnisnya, PT.
Nutrifood Indonesia sejak tahun 1990 membentuk Departemen Training and
Development (TO), yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan
berdasarkan kebijakan perusahaan dan kebutuhan departemen yang ada.
Tujuan utama pelatihan menurut Manajer TD adalah supaya karyawan dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang baik dalarn
bekerja sehingja diharapkan dapat mendukung tujuan perusahaan. Evaluasi ini
bertujuan untuk mengetahui dengan tingkat efektivitas manejemen pelatihan
yang dikembangkan oleh Departemen Training & Development PT. Nutrifood
Indonesia. Untuk keperluan ml dikumpulkan data primer dengan cara
wawancara terhadap manajer Departemen TD atau yang terkait, karyawan yang
sudah pernah mengikuti pelatihan Deming, dan observasi atau pengamatan
langsung Sedangkan data sekunder yang berupa gambaran umum perusahaan,
bidang usaha, jumlah karyawan, keadaan manajemen Departemen Training and
Development, perencanaan pelatihan, dengan cara mempelajari dan
mendiskusikan sumber data yang berupa dokumen.
PASAL 1 AYAT 13 Sampel 4 STUDI KASUS

Tenaga kerja asing adalah warga negara asing


pemegang visa dengan maksud bekerja di
wilayah Indonesia.
Sikap tegas pemerintah soal TKA ilegal sudah dilakukan. Berdasar data yang masuk ke
kementeriannya, sampai pertengahan 2016 ini sebanyak 120 pekerja asing ilegal
dideportasi ke negara asalnya. Sementara tambahan 37 pekerja ilegal Tiongkok yang
baru terungkap di Serang, Banten sejauh ini masih dalam proses penindakan
keimigrasian. Bila jumlah itu digabung, berarti akan ada 157 TKA ilegal yang
dipulangkan ke negaranya secara paksa.
Menurut Hanif, pengendalian dan pengawasan TKA tidak hanya melibatkan
Kemenaker, tapi juga Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Polri, dan satuan
kerja di lingkungan pemerintah daerah. Dia mengatakan, berbagai tindakan seperti
penangkapan, pengeluaran dari lokasi kerja, pemeriksaan maupun deportasi
dilakukan secara tegas dan rutin terhadap TKA ilegal atau TKA yang melanggar
hukum.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan bahwa keberadaan tenaga kerja asing itu
memanfaatkan celah pembebasan visa di lebih dari 70 negara. Padahal, kebijakan
tersebut sebenarnya ditujukan untuk mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara
yang berpotensi pada peningkatan ekonomi dalam negeri. ”Memang ada orang (TKA,
red) orang yang masuk atas nama turis,” kata dia.
PASAL 1 AYAT 13 Sampel 4
Tapi, dia mengklaim jumlah TKA illegal yang ada di Indonesia itu tidak banyak. Jumlahnya diprediksi hanya
puluhan. Tidak sampai pada angka jutaan. Polisi dan imigrasi kini sedang bekerja keras untuk menangkap
dan mendeportasi TKA illegal itu. Bahkan, diketahui pula ada TKA illegal itu yang membuat sindikat
kejahatan. Seperti cyber crime. ”Double dia punya dosanya, membuat kejahatan kedua memakai visa
turis untuk kejahatan itu,” ungkap JK.
Plt Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Maruli Hasiholan menambahkan, pekerja asing yang
tidak memiliki IMTA akan diproses bersama dengan pihak imigrasi dan kepolisian. Khususnya di Banten,
penelusuran lebih jauh bakal dilakukan untuk mengetahui apakah masih ada TKA ilegal yang belum
teridentifikasi. ”Perusahaanya juga akan kami panggil dan akan ada nota pemeriksaan untuk kasus-kasus
itu,” jelasnya.
Menurut Maruli, pihaknya sebenarnya selalu melakukan pengawasan rutin, berkala dan khusus untuk
mengantisipasi masuknya TKA ilegal. Pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan imigrasi dan
kepolisian. Lantas, apakah pihaknya kecolongan terkait kasus pekerja asing tidak resmi di Banten? Maruli
mengatakan, temuan itu merupakan laporan yang akan ditindaklanjuti tim pengawasan orang asing.
”Nah, itu adalah bagian dari pengawasan, pekerja yang tidak ada IMTA akan diproses. Kami akan datang
(ke lokasi yang dilaporkan), disitu nanti ada tim pengawasan dari imigrasi dan kepolisian yang melakukan
tindakan,” bebernya. ”Tindakan keimigrasian seperti deportasi nanti akan dilakukan terhadap TKA ilegal,”
lanjutnya.
Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) dan Perluasan Kesempatan Kerja Herry
Sudarmanto menuturkan, berdasar Undang-Undang Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap
pemberi kerja TKA harus memiliki izin dari Kemenaker. Para pekerja asing juga tidak diperbolehkan
bekerja tanpa jabatan. Kata lain, TKA tidak diperkenankan berprofesi sebagai buruh kasar.
Bagi pelanggar, sanksi yang akan diberikan berupa penjara maksimal 4 tahun dan denda paling banyak Rp
400 juta. ”Sanksinya juga tegas diatur dalam undang-undang,” tutupnya
PASAL 54 AYAT 1 PEMBAHASAN PASAL
PASAL 54
(1) Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang Dengan demikian, yang diperjanjikan dalam hubungan
kurangnya memuat : kerja sebagaimana tertera dalam perjanjian kerja, pada
PEMBAHASA
a) nama, alamat perusahaan, dan jenis usahanya; hakikatnya hanyalah janji untuk melakukan pekerjaan N DAN STUDI
b) nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerja/buruh; sesuai dengan yang diperintahkan.
c) Jabatan atau jenis pekerjaan; Maksudnya, yang diperjanjikan adalah kesediaan
KASUS
d) Tempat pekerjaan; karyawan untuk melakukan pekerjaan atas dasar
e) besarnya upah dan cara pembayarannya; perintah, baik yang tertera dalam perjanjian kerja pada
f) syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban jabatan atau jenis pekerjaan yang ditentukan, maupun
pengusaha dan pekerja/buruh; yang dirinci lebih lanjut dalam peraturan perusahaan
g) mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja; (PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB), atau yang
h) tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan detailnya dijabarkan dalam job description.
i) tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

STUDI KASUS DARI PASAL 54 LANGKAH HUKUM PASAL 54


Di suatu perusahaan elektronik (sales and service), pada waktu merekrut Dalam hal tidak ada perjanjian yang menjadi alas kebijakan ini, maka
karyawan untuk pekerjaan pengantar barang pesanan dan penjemputan berpotensi timbul adanya perselisihan kepentingan, yaitu perselisihan karena
barang service, disyaratkan harus telah memiliki kendaraan bermotor tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau
roda dua. Dengan kendaraan itulah nantinya yang menjadi peralatan perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau
kerja karyawan untuk mengantar dan/atau menjemput ke berbagai peraturan perusahaan.
alamat. Namun penggunaan kendaraan roda dua milik karyawan oleh Langkah hukum untuk menyelesaikan masalah:
perusahaan tidak gratis. Akan tetapi, diperjanjikan secara tersendiri 1.Setiap perselisihan wajib diupayakan penyelesaiannya melalui perundingan
bipartit terlebih dahulu secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
melalui perjanjian sewa-menyewa antara perusahaan dengan pribadi
2.Jika perundingan itu gagal diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 30
karyawan.
hari, maka dilakukan pencatatan ke Dinas Ketenagakerjaan setempat dengan
Oleh karena itu, setidaknya ada 2 macam perjanjian yang akan dibuat,
melampirkan bukti bahwa perundingan bipartit telah dilakukan.
yakni: 3.Untuk perselisihan kepentingan, dapat diselesaikan melalui arbitrase atau
1.perjanjian kerja yang memperjanjikan segala hal berkenaan dengan konsiliasi atas kesepakatan bersama. Jika para pihak tidak menyepakati untuk
hubungan kerja; dan menyelesaikan melalui konsiliasi atau arbitrase, maka dilakukan mediasi.
2.perjanjian sewa-menyewa, memperjanjikan penggunaan kendaraan 4.Jika mekanisme yang dipakai adalah konsiliasi atau mediasi, dan tidak
motor milik karyawan sebagai alat kerja karyawan oleh perusahaan,
disertai segala klausul yang mengantisipasi dan cara menyelesaikannya
tercapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke
Pengadilan Hubungan Industrial.
BAYU NUR
jika terjadi permasalahan.
PASAL 54 STUDI KASUS
Mencari dan mendapatkan pekerjaan bukanlah hal
yang mudah. Ditambah dengan keadaan ekonomi
Sampel 5 1. Kesalahan dalam pembuatan CV
Kesalahan lamar kerja yang pertama adalah,
yang tidak menentu, dan banyaknya perusahaan yang keluputan dalam memerhatikan detail pembuatan CV.
melakukan penyusutan, seseorang akan dihadapkan 2. Tidak memperbarui cover letter
dengan kompetisi yang sangat ketat. Tak jarang Kerap kali rasa malas hinggap ketika berkaitan dengan
banyak pekerja yang sebenarnya memiliki kualifikasi memperbarui resume dan cover letter dalam proses
yang bagus tapi kesulitan dalam melamar atau pencarian kerja. Padahal membuat cover letter yang
mendapatkan pekerjaan. Agar kamu tidak menjadi menarik sangat penting, dalam meningkatkan
salah satunya, kamu perlu tahu beberapa masalah kesempatanmu untuk mendapatkan pekerjaan.
dalam melamar kerja dan cara mengatasinya

3. Apply banyak posisi ke satu perusahaan


Kesalahan lain dalam melamar kerja adalah mendaftar 6. Tidak mempersiapkan interview dengan matang
beberapa posisi di satu perusahaan. Terkadang karena belum
merasa yakin dengan kemampuan diri dan posisi yang ingin
Kesalahan dalam lamar kerja lainnya yang sering
dilamar, pelamar mendaftar beberapa posisi ke satu dilakukan adalah tidak mempersiapkan interview
perusahaan dengan matang.
4.Tidak membaca deskripsi pekerjaan dengan teliti 7. Tidak mengisi formulir aplikasi dengan lengkap
5.Selain mendaftar banyak posisi di satu perusahaan, Terkadang kamu diharuskan untuk mengisi formulir
kesalahan umum yang terjadi saat lamar kerja adalah tidak aplikasi pekerjaan saat melamar kerja. Mungkin kamu
membaca deskripsi pekerjaan dengan teliti. Jika kamu hanya
merasa malas melengkapi formulir yang diminta
asal apply saja tanpa mempertimbangkan deskripsi pekerjaan
tersebut, maka kamu hanya akan membuang waktu.
karena merasa sudah tercantum pada CV
yang kamu lampirkan
ACHMAD BAGUS
FARHAN ABROR HARIYANTO
Sampel 7
PASAL 79
(1) Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh.
(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :
a. istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu
istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja;
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam
1 (satu) minggu;
c. cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua
belas) bulan secara terus menerus; dan
d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu)
bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan
ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku
untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.
(3) Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
(4) Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf d hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang bekerja pada
perusahaan tertentu.
(5) Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Keputusan Menteri
STUDI KASUS MASALAH
Sampel 2
Dalam Pasal 79 ayat 1 Berbunyi “Pengusaha wajib memberi
waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh” dan ayat 2
“Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam
1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam
1 (satu) minggu. Dalam kenyataannya pekerja Satgas
pemerintahan kota X tidak dapat cuti sama istirahat panjang
serta istirahat tahunan jadi pasal yang disebutkan dipasal 79
tidak ada semua. Jadi teknis yang dilaksanakan adalah kerja
selama 1 bulan untuk jatah libur hanya 2 hari untuk waktu libur
terserah pegawainya mau diambil di Hari apa, jika telah melebihi
batas waktu yang sudah ditentukan sebagai gantinya akan
terpotong gajinya sesuai berapa hari si pegawai tadi tidak masuk
kerja Dalam prakteknya tidak semua perusahaan menerapkan
pasal 79 dikarenakan dapat memberikan kerugian bagi yang
punya perusahaan dikarenakan waktu adalah uang walaupun
hanya 1 jam jadi perusahaan yang menerapkan pasal 79 adalah
perusahaan BUMN dan Perusahaan besar contohnya
perusahaan Honda. Jadi sangat tidak mungkin perusahaan kecil
memakai UU 79 Kecuali pasal 1 yang menyebutkan istirahat saja
tanpa cuti dan ayat 2b.
Sampel 9
PASAL 156
Ayat (1) : Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
Ayat (2) : Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan
terhitung sejak hari pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang berwajib.

UANG
KAMI WAJIB PESANGON ATAU
MENDAPATKAN UANG
HAK PENGHARGAAN

FARHAN SATRIO WICAKSONO


Sampel 9
PASAL 156
Dan hal ini dapat ditilik dari adanya PT. Graha Andrasentra Propertindo Tbk. Pada tahun 2020. Yang mana hal itu
disampaikan oleh Chief Investor Relations & Corporate Affair Officer Nuziman Nurdin yang memberikan pernyataan
bahwa pihaknya belum membayar THR karyawan . Serta didalam pasal 10 juga telah dijelaskan bagi pengusaha yang
terlambat mebayar THR keagamaan kepada pekerja akan dikenakan denda sebesar 5 persen dan total THR
keagamaan yang harus dibayar sejak berakhirnya batas waktu kewajiban pengusaha untuk membayar. Dan dari kaca
mata lain. Sepertinya masyarakat sendiri kurang membaca secara detail dan memahamii secara garis besarnya. Dan
akibatnya muncul suara -- suara negative bahkan demontrasi menentang UU Ciptaker dalam pasal 156 ayat 1
menyebutkan bahwa "dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharunya diterima". Didalam UU
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 156 ayat 2 menjelaskan perhitungan uang pesangon dan di ayat 3
perhitungan uang penghargaan. Besaran pesangon menurut ayat 2 ditetapkan paling sedikit 1 sampai 9 upa
tergantung masa kerja.
Slide CTAPEMBAHASAN
PASAL 160

NEXT SUNGGG

AGUS IRFAN
Sampel 7
PASAL 160
Ayat (1) Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana
bukan atas pengaduan pengusaha, maka pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi wajib
memberikan bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari upah.
Ayat (2) Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan
takwin ter-hitung sejak hari pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang berwajib.
Ayat (3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang
setelah 6(enam) bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam
prosesperkara pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Ayat (4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan
sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah, maka pengusaha
wajib mempekerjakan pekerja/buruh kembali.
Sampel 7
PASAL 160

Ayat (5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6
(enam) bulan berakhir dan
pekerja/ buruh dinyatakan bersalah, maka pengusaha dapat melakukan
pemutusan hubungan
kerja kepada pekerja/buruh yang bersangkutan .
Ayat (6) Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dan ayat (5) dilakukan tanpa
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Ayat (7) Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang mengalami
pemutusan hubungan kerja
sebagai-mana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5), uang penghargaan masa kerja 1
(satu) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal
156 ayat
(4) .
Contoh Kasus Pasal 160
Sampel 2
Sampel 7
PASAL 160
Untuk lebih memahami praktik pelaksanaan PHK atas alasan pekerja ditahan pihak berwajib,
ada baiknya melihat penerapan norma Pasal 160 UU 13/2003 pada Putusan Mahkamah Agung
dalam perkara Arnold Milians Robert Here (“Arnord”) vs. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
(“Bank Mandiri”) No.: 316 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 10 September 2012. Pada intinya, kasus
posisi dan pertimbangan hukumnya adalah sebagai berikut:Hubungan Kerja antara Arnold dan
Bank Mandiri dimulai pada tanggal 15 Desember 1996 (ex. PT. Bank Dagang Negara) dengan
upah terakhir sebesar Rp. 4.562.250,-/bulan.Pada tanggal 2 September 2010, Bank Mandiri
melakukan stop payment terhadap pembayaran gaji Arnold. Hal ini karena adanya Surat Perintah
Penahanan dari Penyidik Polresta Kupang terhadap Arnold yang telah ditetapkan sebagai
tersangka tindak pidana korupsi.Terkait dengan penahanan terhadap Arnold, sesuai ketentuan
pada pasal 160 ayat (1) dan (2) UU 13/2003, Bank Mandiri tidak membayar upah, tetapi
memberikan bantuan kepada keluarga Arnold yang menjadi tanggungannya. Karena Arnold
memiliki 3 (tiga) orang tanggungan, sesuai pasal 160 ayat (1) huruf c dan ayat (2) UU 13/2003,
Bank Mandiri telah memberikan bantuan kepada keluarga Arnold sebesar 45% dari upah Arnold
untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.UU No. 13 Tahun 2003, Pasal 160 ayat (7).Disebabkan
Arnold telah ditahan pihak berwajib selama lebih dari 6 (enam) bulan, pada tanggal 17 Januari
2011 Arnold diberhentikan oleh Bank Mandiri berdasarkan SK No.:
XI.CB.KUS/020/2011.Mengingat masa kerja Arnold sejak 15 Desember 1996 dan upah terkhir
Rp. 4.562.250,-, maka rumusan Kompensasi PHK yang diterima Arnold adalah [1 (x) UPMK +
UPH] dengan rincian:
Slide CTA
RINCIAN
STUDI KASUS
Sampel 6
TELAH USAI PRESENTASI
DARI KELOMPOK KAMI,
SEPERTI HUBUNGAN
KAMU DAN DIA YANG
TELAH SELESAI :”
SABAR
MASSEH

Anda mungkin juga menyukai