Studi Kasus
Studi Kasus
Kelompok 1
Anggota Kelompok :
1. Achmad Bagus Maulana (2031210006)
2. Agus Irfan (2031210058)
3. Bagas Tri Kurniawan (2031210186)
4. Bayu Nur Alam (2031210093)
5. Farhan Abror Hariyanto (2031210130)
6. Farhan Satrio Wicaksono (2031210184)
Sampel 1
MENDALAMI
SEBUAH
HUKUM
Hukum perburuhan adalah seperangkat
aturan dan norma, baik tertulis maupun
tidak tertulis, yang mengatur pola
hubungan industrial antara pemberi kerja
(pengusaha, perusahaan, atau badan
hukum) di satu sisi dan penerima kerja
(pekerja atau buruh) di sisi yang lain.
Sampel
ATTENTION PLEASE KAWAN!!2
Studi kasus merupakan metode
STUDI KASUS MASALAH dalam mengetahui dan
memahami seseorang
menggunakan praktek inklusif
dan menyeluruh atau
komprehensif. Lewat praktek
yang dilakukan, peneliti akan
mengumpulkan individu yang
dijadikan sebagai subjek
penelitian. Penggalian informasi
secara mendalam akan
dilakukan peneliti demi
pemahaman secara detail.
Slide CTAPEMBAHASAN
PASAL
KLIK DI SINI
Sampel 5
PASAL 1 Pembahasahan
Contoh Kasus Ayat 1
Di Pasal 1 ayat 14
dan Pasal 54
1
AYAT 1
1
Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama,
dan sesudah masa kerja.
Perjanjian kesepakatan antara Perusahaan dengan
Tenaga Kerja untuk waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja.
Contoh Kasus
Ayat 2
Ayat 2
2
Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
2
Beberapa tenaga kerja yang bekerja untuk
menghasilkan barang sebagai kebutuhan
masyarakat yaitu produksi rokok
BAGAS TRI KURNIAWAN
PASAL 1 AYAT 3
Yang Berbunyi : Sampel 8
Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain. (persamaan Pasal 1 Ayat 30)
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
PASAL 1 AYAT 4
Yang Berbunyi :
Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
PASAL 1 AYAT 5 (a)
Yang Berbunyi :
Sampel 8
orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri.
UANG
KAMI WAJIB PESANGON ATAU
MENDAPATKAN UANG
HAK PENGHARGAAN
NEXT SUNGGG
AGUS IRFAN
Sampel 7
PASAL 160
Ayat (1) Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana
bukan atas pengaduan pengusaha, maka pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi wajib
memberikan bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari upah.
Ayat (2) Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan
takwin ter-hitung sejak hari pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang berwajib.
Ayat (3) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang
setelah 6(enam) bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam
prosesperkara pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Ayat (4) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan
sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah, maka pengusaha
wajib mempekerjakan pekerja/buruh kembali.
Sampel 7
PASAL 160
Ayat (5) Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6
(enam) bulan berakhir dan
pekerja/ buruh dinyatakan bersalah, maka pengusaha dapat melakukan
pemutusan hubungan
kerja kepada pekerja/buruh yang bersangkutan .
Ayat (6) Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dan ayat (5) dilakukan tanpa
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Ayat (7) Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang mengalami
pemutusan hubungan kerja
sebagai-mana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5), uang penghargaan masa kerja 1
(satu) kali
ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal
156 ayat
(4) .
Contoh Kasus Pasal 160
Sampel 2
Sampel 7
PASAL 160
Untuk lebih memahami praktik pelaksanaan PHK atas alasan pekerja ditahan pihak berwajib,
ada baiknya melihat penerapan norma Pasal 160 UU 13/2003 pada Putusan Mahkamah Agung
dalam perkara Arnold Milians Robert Here (“Arnord”) vs. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
(“Bank Mandiri”) No.: 316 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 10 September 2012. Pada intinya, kasus
posisi dan pertimbangan hukumnya adalah sebagai berikut:Hubungan Kerja antara Arnold dan
Bank Mandiri dimulai pada tanggal 15 Desember 1996 (ex. PT. Bank Dagang Negara) dengan
upah terakhir sebesar Rp. 4.562.250,-/bulan.Pada tanggal 2 September 2010, Bank Mandiri
melakukan stop payment terhadap pembayaran gaji Arnold. Hal ini karena adanya Surat Perintah
Penahanan dari Penyidik Polresta Kupang terhadap Arnold yang telah ditetapkan sebagai
tersangka tindak pidana korupsi.Terkait dengan penahanan terhadap Arnold, sesuai ketentuan
pada pasal 160 ayat (1) dan (2) UU 13/2003, Bank Mandiri tidak membayar upah, tetapi
memberikan bantuan kepada keluarga Arnold yang menjadi tanggungannya. Karena Arnold
memiliki 3 (tiga) orang tanggungan, sesuai pasal 160 ayat (1) huruf c dan ayat (2) UU 13/2003,
Bank Mandiri telah memberikan bantuan kepada keluarga Arnold sebesar 45% dari upah Arnold
untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.UU No. 13 Tahun 2003, Pasal 160 ayat (7).Disebabkan
Arnold telah ditahan pihak berwajib selama lebih dari 6 (enam) bulan, pada tanggal 17 Januari
2011 Arnold diberhentikan oleh Bank Mandiri berdasarkan SK No.:
XI.CB.KUS/020/2011.Mengingat masa kerja Arnold sejak 15 Desember 1996 dan upah terkhir
Rp. 4.562.250,-, maka rumusan Kompensasi PHK yang diterima Arnold adalah [1 (x) UPMK +
UPH] dengan rincian:
Slide CTA
RINCIAN
STUDI KASUS
Sampel 6
TELAH USAI PRESENTASI
DARI KELOMPOK KAMI,
SEPERTI HUBUNGAN
KAMU DAN DIA YANG
TELAH SELESAI :”
SABAR
MASSEH