Anda di halaman 1dari 40

Psikososial sehat pada Anak

usia Sekolah

Ns.Nike Puspita Alwi, M.Kep


• Adalah tahap perkembangan anak
usia 6-12 th dimana pada usia ini
anak akan belajar memiliki
kemampuan bekerja dan mendapat
keterampilan dewasa, belajar
menguasai dan menyelesaikan
tugasnya, produktif belajar,
kenikmatan dalam berkompetisi
kerja dan merasakan bangga dalam
keberhasilan melakukan sesuatu
yang baik
• Industri vs inferiority
To achieve a sense of self-confi
dence by learning, competing,
performing successfully, and
receiving recognition from signifi
cant others, peers, and
acquaintances
Feels pride in achievement and
enjoy play balance between
fantasy and real world
• Nonachievement  difficulty
interpersonal relationship coz
feelings of personal inadequacy.
• The individual can neither
cooperate and compromise with
others in group activities nor
problem solve or complete tasks
successfully. He or she may
become either passive and meek
or overly aggressive to cover up
feelings of inadequacy.
• Mampu menyelesaikan tugas dari
sekolah/rumah
• Mempunyai rasa bersaing misal
ingin lebih pandai dari teman,
meraih juara pertama
Karakteristik

• Terlibat dalam kegiatan kelompok


• Mulai mengerti nilai mata uang
dan satuannya
• Mampu menyelesaikan pekerjaan
rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur,menyapu
dll
Cont’
• Memiliki hobby tertentu, misal
naik sepeda, membaca buku
cerita, menggambar
• Memliliki teman akrab untuk
bermain
• Tidak ada tanda bekas luka
penganiayaan
Kesiapan peningkatan
perkembangan usia sekolah
• Tujuan:
• Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik
yang optimal
• Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan
halus
• Mengembangkan ketrampilan adaptasi
psikososial
• Mengembangkan kecerdasan
• Mengembangkan nilai-nilai moral
• Meningkatkan peran serta keluarga dalam
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
Intervensi
Mempertahankan pemenuhan
kebutuhan fisik yang optimal
• Kaji pemenuhan kebutuhan fisik
anak
• Anjurkan pemberian makanan
dengan gizi yang seimbang
• kolaborasi pemberihan vitamin
dan vaksinasi ulang (booster)
• Ajarkan kebersihan diri
Mengembangkan ketrampilan motorik
kasar dan halus
– Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus
anak
– Fasilitasi anak untuk bermain yang
menggunakan motorik kasar (kejar-
kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak
bola, tangkap bola, lompat tali)
– Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan
menggunakan motorik halus (belajar
menggambar/melukis, menulis, mewarna,
membuat kerajinan tangan seperti vas,
kotak pensil, lampion dsb, )
– Menciptakan lingkungan aman dan
nyaman bagi anak untuk bermain
• Mengembangkan ketrampilan
adaptasi psikososial
– Kaji ketrampilan adaptasi psikososial
anak
– Sediakan waktu bagi anak untuk
bermain keluar rumah bersama teman
kelompoknya
– Berikan dorongan dan kesempatan ikut
berbagai perlombaan
– Berikan hadiah atas prestasi yang
diraih
– Latih anak berhubungan dengan orang
lain yang lebih dewasa
• Mengembangkan kecerdasan
– Kaji perkembangan kecerdasan anak
– Mendiskusikan kelebihan dan
kemampuannya
– Memberikan pendidikan dan
ketrampilan yang baik bagi anak
– Memberikan bahan bacaan dan
pemainan yang meningkatkan
kreatifitas
– Bimbing anak belajar ketrampilan
baru
– Libatkan anak melakukan pekerjaan
rumah sederhana misalnya masak,
membersihkan mobil, menyirami
tanaman, menyapu
– Latih membaca, menggambar dan
berhitung
– Asah dan kembangkan hobby yang
dimiliki anak
• Mengembangkan nilai-nilai moral
– Kaji nilai-nilai moral yang sudah
diajarkan pada anak
– Ajarkan dan latih menerapkan nilai
agama dan budaya yang positif
– Ajarkan hubungan sebab akibat suatu
tindakan
– Bimbing anak saat menonton TV dan
membaca buku cerita
– Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang
dilakukan anak
– Latih kedisplinan
Meningkatkan peran serta keluarga
dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan
• Tanyakan kondisi pertumbuhan dan
perkembangan anak
• Tanyakan upaya yang sudah
dilakukan keluarga terhadap anak
• Berikan reinforcement atas upaya
positif yang sudah dilakukan
keluarga
• Anjurkan pada keluarga untuk
memberikan makan bergizi
seimbang
• Berikan pendidikan kesehatan
tentang tugas perkembangan
normal pada usia sekolah
• Berikan informasi cara
menstimulasi perkembangan
pada usia sekolah
Pada Remaja
Identity Vs Role Confussion
• Adalah tahap perkembangan
remaja usia 12-18 thn dimana pada
saat ini remaja harus mampu
mencapai identitas diri meliputi
peran, tujuan pribadi, keunikan dan
ciri khas diri. Bila hal ini tidak
tercapai maka remaja akan
mengalami kebingungan peran
yang berdampak pada rapuhnya
kepribadian sehingga akan terjadi
gangguan konsep diri
karakteristik
– Menilai diri secara objektif, kelebihan dan
kekurangan diri
– Bergaul dengan teman
– Memiliki teman curhat
– Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni,
pramuka, pengajian, bela diri)
– Bertanggung jawab dan mampu
mengambil keputusan tanpa tergantung
pada orang tua
– Menemukan identitas diri, memiliki
tujuan dan cita-cita masa depan
– Tidak menjadi pelaku tindak antisosial
dan tindak asusila
– Tidak menuntut orang tua secara paksa
untuk memenuhi keinginan yang
berlebihan dan negatif
– Berperilaku santun, menghormati
orang tua, guru dan bersikap baik pada
teman
– Memiliki prestasi yang berarti dalam
hidup
Kesiapan peningkatan
perkembangan remaja
– Memfasilitasi remaja untuk mengikuti
kegiatan yang positif dan bermanfaat
– Tidak membatasi atau terlau
mengekang remaja melainkan
membimbingnya
– Menciptakan suasana rumah yang
nyaman untuk pengembangan bakat
dan kepribadian diri
• Menyediakan waktu untuk diskusi,
mendengarkan keluhan, harapan dan
cita-cita remaja
• Tidak menganggap remaja sebagai junior
yang tidak memiliki kemampuan apapun
PADA DEWASA
Intimacy vs Isolation
• Pada masa ini penekanan utama dalam
perkembangan identitas diri untuk membuat
ikatan dengan oranglain yang menghasilkan
hubungan intim.
• keb utk mencari kepuasan diri tinggi. Selain
itu masa dewasa awal seseorang berpindah
dari asumsi peran yunior pada pekerjaan,
memulai perkawinan dan peran orangtua dan
memulai pelayanan pada komunitas ke suatu
tempat yang lebih senior dirumah, pekerjaan
dan di komunitas. Kegagalan dalam
berhubungan akrab dan memperoleh
pekerjaan dapat menyebabkan individu
menjauhi pergaulan dan merasa kesepian lalu
menyendiri
karakteritik
– Menjalin interaksi yang hangat dan akrab
dengan oranglian
– Mempunyai hubungan dekat dengan
orang-orang tertenti (pacar, sahabat)
– Membentuk keluarga
– Mempunyai komitmen yang jelas dalam
bekerja dan berinteraksi
– Merasa mampu mandiri karena sudah
bekerja
– Memperlihatkan tanggungjawab secara
ekonomi, sosial dan emosional
– Mempunyai konsep diri yang realistis
– Menyukai diri dan mengetahui tujuan
hidup
– Berinteraksi baik dengan keluarga
– Mampu mengatasi strss akibat
perubahan dirinya
– Menganggap kehidupan sosialnya
bermakna
– Mempunyai nilai yang menjadi
pedoman hidupnya
Penyimpangan
• Tidak mempuyai hubungan akrab
• Tidak mandiri dan tidak
mempunyai komitmen hidup
• Konsep diri tidak realistis
• Tidak menyukai diri sendiri
• Tidak mengetahui arah hidup
• Tidak mampu mnegatasi stres
• Hubungan dengan orangtua
tidak harmonis
• Bertindak semaunya sendiri
dan tidak bertanggungjawab
• Tidak memiliki nilai dan
pedoman hidup yang jelas,
mudah terpengaruh
• Menjadi pelaku tindak
antisosial (kriminal, narkoba,
tindak asusila)
• Dewasa 30- 60 th=
GENERATIVITY Vs SELF-
ABSORPTION AND
STAGNATION
tahap dimana individu mampu
terlibat dalam kehidupan
keluarga, masyarakat,
pekerjaan, dan mampu
membimbing anaknya
• Menilai pencapaian hidup
• Merasa nyaman dengan pasangan hidup
• Menerima perubahan fisik dan psikologis
yang terjadi
• Membimbing dan menyiapkan generasi di

Kar bawah usianya secara arif dan bijaksana


• Menyesuaikan diri dengan orang tuanya
akt yang sudah lansia
• Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide
eris melakukan sesuatu yang bermanfaat
• Produktif : mampu menghasilkan sesuatu
tik yang berarti bagi dirinya dan orang lain,
mengisi waktu luang dengan hal yang
positif dan bermanfaat
• Perhatian dan peduli dengan orang lain :
memperhatikan kebutuhan orang lain.
• Mengembangkan minat dan hobi.
Kesiapan peningkatan
perkembangan dewasa
• Menjelaskan perkembangan usia dewasa
yang normal dan perkembangan yang
menyimpang
• Menerima proses penuaan dan
perubahan peran dalam keluarga
• Berinteraksi dengan baik dengan
pasangan dan menikmati kebersamaan
dengan keluarga
• Memperluas dan memperbaharui
minat/kesenangan
• Memanfaatkan kemandirian dan
kemampuan/potensi diri secara positif
Pada Lansia
Ego integrity vs despair
• tercapainya integritas diri yang
utuh. pemahaman terhadap
makna hidup secara keseluruhan
membuat lansia berusaha
menuntun generasi berikutnya
(anak dan cucunya) berdasarkan
sudut pandangnya
• Mempunyai harga diri tinggi
• Menilai kehidupannya berarti
• Menerima nilai dan keunikan orang
lain
• Menerima dan menyesuaikan
kematian pasangan
• Menyiapkan diri menerima
datangnya kematian
• Melaksanakan kegiatan agama
secara rutin
• Merasa dicintai dan berarti dalam
keluarga
• Berpartisipasi dalam kegiaan
sosial dan kelompok masyarakat
• Menyiapkan diri ditinggalkan
anak yang telah mandiri
Kesiapan peningkatan
perkembangan Lansia
– Lansia dapat menyebutkan karakteristik
perkembangan psikososial yang normal
(merasa disayangi dan dibutuhkan
keluarganya dan mampu mengikuti
kegiatan social dan keagamaan di
lingkungannya.
– Lansia dapat menjelaskan cara mencapai
perkembangan psikososial yang normal
dan merasa hidupnya bermakna.
– Lansia melakukan tindakan untuk
mencapai perkembangan psikososial
yang normal.
Kesiapan peningkatan
perkembangan Lansia
• Jelaskan ciri perilaku perkembangan
lansia yang normal dan menyimpang
(lihat tabel sebelumnya)
• Mendiskusikan cara yang dapat
dilakukan oleh lansia untuk mencapai
integritas diri yang utuh :
– Mendiskusikan makna hidup lansia
selama ini
– Melakukan life review (menceritakan
kembali masa lalunya, terutama
keberhasilannya)
– Mendiskusikan keberhasilan yang telah
dicapai lansia
– Mengikuti kegiatan sosial di
lingkungannya
–Melakukan kegiatan kelompok
• Membimbing lansia membuat
rencana kegiatan untuk mencapai
integritas diri yang utuh.
• Memotivasi lansia untuk menjalankan
rencana yang telah dibuatnya
Keluarga
– Keluarga dapat menjelaskan perilaku
lansia yang menggambarkan
perkembangan psikososial yang normal
dan menyimpang
– Keluarga dapat menjelaskan cara
memfasilitasi perkembangan lansia
– Keluarga melakukan tindakan untuk
memfasilitasi perkembangan lansia
– Keluarga merencanakan stimulasi untuk
mengembangkan kemampuan
psikososial lansia
• Menjelaskan perkembangan
psikososial yang normal dan
menyimpang pada keluarga
• Mendiskusikan cara memfasilitasi
perkembangan lansia yang normal
dengan keluarga
– Bersama lansia mendiskusikan makna
hidupnya selama ini
– Mendiskusikan keberhasilan yang telah
dicapai lansia
– Mendorong lansia untuk mengikuti
kegiatan sosial (arisan, menengok yang
sakit, dll) di lingkungannya
– Mendorong lansia untuk melakukan
kegiatan
– Mendorong lansia untuk melakukan
life review (menceritakan kembali
masa lalunya terutama
keberhasilannya)
• Melatih keluarga untuk
memfasilitasi perkembangan
psikososial lansia
• Membuat stimulasi perkembangan
psikososial lansia

Anda mungkin juga menyukai