Anda di halaman 1dari 7

Client Centered

Roger dalam Mc. Loed mengatakan bahwa


Client Centered konseling merupakan teknik
konseling dimana didalamnya yang paling
berperan dalam konseling adalah klien nya
sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan
solusi sendiri terhadap persoalan hidup yang
mereka hadapi.
Pandangan Client Centered
Rogers memandang manusia adalah makhluk yang selalu rasional, baik, positif, boleh dipercayai,
bertanggung jawab dan mampu mengendalikan kehidupan sendiri, bermasyarakat, dinamis dan realistis.
Roger berpandangan bahwa konseli mempunyai kemampuan untuk memahami diri mereka, dan mampu
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi secara alami.
Pandangan client-centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang kecenderungan-kecenderungan
negatif dasar.
Adapun masalah-masalah yang dialami oleh individu itu dapat juga dilihat dari ciri-ciri yang ditampilkannya.
Prayitno mengemukakan beberapa ciri-ciri masalah yaitu :
1. sesuatu hal yang tidak disukai adanya
2. sesuatu yang dapat menghambat, menimbulkan atau mendatangkan kesulitan baik untuk sekarang
maupun yang akan datang.
Pendekatan client centered atau non directive counseling, didasari oleh
suatu teori kepribadian yang disebut self theory dari Carl Rogers sendiri.
Teori tersebut menjelaskan bahwa kepribadian manusia itu terdiri atas 3
unsur (Sayekti Pujosuwarno: 1993), yaitu:

Lapangan
Organisme Self
Fenomenal
Organisme merupakan Merupakan bagian yang
Merupakan keseluruhan
berdeferensiasi dari larangan
keseluruhan dan kesatuan pengalaman individu yang fenomenal yang terdiri atas
individu dan mempunyai pola-pola pengamatan yang
sifatnya sadar atau tidak
sadar serta nilai-nilai dari aku
sifat-sifat tertentu sadar. sebagai subyek dan obyek
Menurut Rogers mengemukakan beberapa sifat
konselor yang di jadikan sebagai teknik dalam client-
centered sebagai berikut :
Acceptance Congruence
Konselor menerima klien Karakteristik konselor
sebagaimana adanya adalah terpadu, sesuai kata
dengan segala masalahnya. dengan perbuatan dan
Jadi sikap konselor adalah konsisten
menerima secara netral

Understanding Non-judgemental
Konselor harus dapat Tidak memberi
secara akurat dan penilaian terhadap
memahami secara empati klien, akan tetapi
dunia klien sebagaimana konselor selalu
dilihat dari dalam diri klien objektif
itu
Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan Kekurangan

Client-centered memiliki beberapa kelebihan, antara lain :


 Memberikan landasan humanistik bagi usaha memahami Adapun kelemahan/ kekurangan client-centered terletak
dunia subyektif klien, memberikan peluang yang jarang pada beberapa hal berikut ini :
kepada klien untuk sungguh-sungguh didengar dan  Cara sejumlah pemratek menyalahtafsirkan atau
mendengar. menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi
 Mereka bisa menjadi diri sendiri, sebab mereka tahu bahwa client-centered.
mereka tidak akan di evaluasi dan dihakimi.  Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi client-
 Mereka akan merasa bebas untuk bereksperimen dengan centered, sebab banyak konselor yang tidak
mempercayai filsafat yang melandasinya.
tingkah laku baru.  Membatasi lingkup tanggapan dan gaya konseling
 Mereka dapat diharapkan memikul tanggung jawab atas diri mereka sendiri pada refleksi-refleksi dan mendengar
mereka sendiri, dan merekalah yang memasang langkah secara empatik.
dalam konseling.  Adanya jalan yang menyebabkan sejumlah pemraktek
 Mereka yang menetapkan bidang-bidang apa yang mereka menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga mereka
ingin mengeksplorasinya di atas landasan tujuan-tujuan bagi sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.
perubahan.
 Pendekatan client-centered menyajikan kepada klien umpan
balik langsung dan khas dari apa yang baru
dikomunikasikannya.
 Terapis bertindak sebagai cermin, mereflesikan perasaan-
perasaan kliennya yang lebih dalam.
Tujuan

Memiliki keterbukaan Kepercayaan pada


terhadap pengalaman diri sendiri

Keinginan yang
Dapat melakukan
berkelanjutan untuk
evaluasi internal
berkembang
Contoh Kasus
Dari seringnya bermain gadget, Farhan pada akhirnya lebih sering bolos sekolah. Farhan lebih mengutamakan bermain
gadget dibandingkan harus sekolah. Dan yang lebih parahnya lagi dari efek sering bolos sekolah, pihak sekolahpun
mendatangkan surat peringatan kepada orang tua Farhan. Ternyata bukan hanya sekali saja namun sudah hampir 3 kali
surat peringatan yang diberikan dari sekolah.
Dari uraian di atas, bagi remaja awal yang sering bermain dengan gadget, penulis memandang perlunya memberikan
Bimbingan dan Konseling dalam hal ini, terutama dalam teknik client-centered. Dengan menerapkan teknik client-
centered, pemberian solusi lebih santai karena teknik yang diterapkan sangat cocok untuk mengambil keputusan yang
tepat tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Pemberian solusi yang telah dilakukan oleh konselor akan dikembalikan
lagi kepada konseli karena keputusan yang diambil tidak lain dari konseli atau kliennya itu sendiri. Teknik pendekatan
client-centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan
arahnya sendiri. Dengan adanya penerapan client-centered sebagai alternatif solusi untuk remaja awal yang kecanduan
bermain gadget maka remaja akan lebih berperan aktif dalam pemecahan masalah yang dialami oleh remaja itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai