Anda di halaman 1dari 45

METODE PENULISAN HUKUM

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS PASUNDAN
MATERI :
SITASI
KUTIPAN
FOOTNOTES DAN DAFTAR PUSTAKA
PEMERIKSAAN TESIS
MENDELEY
SCIENCEDIRECT
SITASI
• Sitasi adalah referensi intelektual ke sumber yang diterbitkan
atau tidak diterbitkan dengan mengutip sebuah buku, atau
publikasi lain untuk mendukung fakta, ide, gagasan peneliti.

• Sitasi
didefinisikan sebagai daftar pustaka dari sejumlah
dokumen yang dirujuk atau yang dikutip oleh peneliti/penulis.

• Setiap daftar dokumen yang dimuat dicantumkan dalam


catatatan kaki (footnotes, atau running notes, atau end
notes) dan di dalam daftar pustaka.

DADANG EPI SUKARSA 3


CARA MEMBUAT SITASI

• Kutipan (Quote /Quotations)


• Kutipan harus sama dengan sumber yang dikutip;
• Dan tidak mengubah makna yang dikutip termasuk
ejaan atau tanda baca dari kutipan aslinya.

DADANG EPI SUKARSA 4


KUTIPAN
(QUOTE/QUOTATION)

"Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari


seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang
terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun dalam
majalah" 1)

-------------------------
1)
Gorys Kerap, Komposisi, Sebuah Kemahiran Bahasa, Ende Plores: Nusa Indah,
1984, hlm. 179.

DADANG EPI SUKARSA 5


PARAFRASE
• Parafrase (paraphrasing)
• parafrase berarti penulisan ulang lengkap dari bagian
sumber yang digunakan dan bukan hanya penataan ulang
kata-kata.

• parafrase melibatkan pengutip dalam penulisan, frasa demi


frasa dari sumber yang dikutip kembali, menjadi kata-kata
peneliti/penulis sendiri.

• bisa lebih panjang atau lebih pendek dari bagian aslinya


yang dikutip.

DADANG EPI SUKARSA 6


MERINGKAS (SUMMARIZING)
• Meringkas termasuk menempatkan ide utama suatu
bagian ke dalam kata-kata peneliti sendiri.

• Ringkasan jauh lebih pendek daripada bagian


sumber aslinya.

• Pastikan untuk tidak mengubah arti dan ide utama


dari aslinya

DADANG EPI SUKARSA 7


TUJUAN MENGUTIP
• Untuk menjungjung tinggi kejujuran intelektual (menghindari
plagiarisme);

• Untuk menghubungkan karya dan ide sebelumnya dengan sumber


yang benar;

• Untuk menemukan independensi apakah yang direferensikan


mendukung argumen penulis atau tidak;

• Untuk membantu pembaca mengukur validitas materi yang


digunakan peneliti.

DADANG EPI SUKARSA 8


JENIS KUTIPAN
1. Kutipan langsung
2. Kutipan tidak langsung

“Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil


secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah
teks asli”.

Kutipan tidak langsung adalah pendapat seorang pengarang atau


tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.

Perhatikan tanda kutip (“).


Pada kutipan langsung, selalu digunakan.

DADANG EPI SUKARSA 9


PRINSIP-PRINSIP MENGUTIP

•Jangan mengadakan perubahan

Apabila terjadi perubahan, maka perubahan tersebut tidak


mengenai substansi, tetapi hanya secara teknik saja, dan terbatas
pada berapa tujuan, misalnya bertujuan untuk memberi aksentuasi.

Kata/kalimat yang diubah tersebut harus diberi keterangan,


misalnya : garis bawah (underline), huruf miring (italic), ditebalkan
(bold), atau kursif (‘), bahwa perubahan itu secara teknik dibuat
oleh penulis/peneliti sendiri.

DADANG EPI SUKARSA 10


Keterangan tersebut harus ditempatkan di dalam tanda kurung
segi empat […].

Misalnya,

“konflik adalah pertentangan …[huruf miring, penulis].

“Konflik adalah pertentangan [garis bawah, penulis) antara


suatu ide tertentu yang mengubah paradigma yang lain”.

DADANG EPI SUKARSA 11


• Apabila terdapat kesalahan

Penulis/peneliti tidak diperkenankan untuk mengubah apa yang dikutip. Tulis saja
apa adanya!

Apabila terdapat kesalahan pada kata/kalimat yang dikutip, dan peneliti ingin
menjelaskan bahwa kesalah tersebut bukan oleh pengutip, maka pengutip
diperkenankan membuat catatan kaki, atau dijelaskan di dalam tanda kurung segi
empat […] dengan kata [sic!] Di belakang kata/kalimat yang salah dan yang akan
dijelaskan/diperbaiki.

[Sic!] Artinya sesuai dengan naskah aslinya.

Misalnya: “… kelapaan² …”
atau “… kelapaan [sic!]…”
--------------
² kata kelapaan di atas sebenarnya salah cetak. Seharusnya kealpaan.

DADANG EPI SUKARSA 12


MENGHILANGKAN BAGIAN KUTIPAN

• Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan (bisa di awal, di tengah,


atau di akhir), tetapi tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya
baik sebagian atau seluruhnya.

• Perubahan itu dinyatakan dengan menggunakan tiga titik berspasi [. . . ].


• Tidak diperkenankan menggunakan garis penghubung (-) sebagai
pengganti titik-titik.

DADANG EPI SUKARSA 13


 MENGHILANGKAN BAGIAN KUTIPAN

• Contoh:
• “hukum adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-
kaidah tetapi juga meliputi lembaga-lembaga dan
proses-proses yang dapat mewujudkan kaidah itu
dalam kenyataan”.

• “Hukum adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-


kaidah . . . meliputi lembaga-lembaga dan proses-
proses . . . ”².

DADANG EPI SUKARSA 14


TEKNIK MENGUTIP
Pada kutipan langsung

Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris:


 Kutipan diintegrasikan dengan teks;
 Spasi disesuaikan dengan body text;
 Diberi tanda kutip dua (“…”);
 Diberi nomor urut footnote [ “…”.²].

DADANG EPI SUKARSA 15


Kutipan langsung yang lebih dari empat baris:

Dipisahkan dari teks, jarak 2,5 spasi;


Ditulis satu spasi;
Diberi tanda kutip dua (“…”);
Diberi nomor footnotes ( “…”. );
3

Margin kiri 5 tik.

DADANG EPI SUKARSA 16


Pada kutipan tidak langsung

Kutipan diintegrasikan dengan teks;


Ditulis dua spasi (bergantung spasi body text);
Tidak menggunakan tanda kutip;
Diberi nomor footnotes.

DADANG EPI SUKARSA 17


KUTIPAN PADA CATATAN KAKI

• Ditempatkan dalam spasi rapat,


• Dikutip seperti teks aslinya,
• Menggunakan tanda kutip ("..."),
• Nomor foot note ditulis pada body teks.
• Biasanya pngutipan pasal-pasal dari per-uu-an.

DADANG EPI SUKARSA 18


KUTIPAN DARI
UCAPAN/VERBAL
• Sumber: dari kuliah, ceramah, diskusi,
seminar, simposium, atau dari interview.

• Bila perlu dan memungkinkan, sebaiknya


dibuat dulu teksnya, kemudian diperlihatkan
kepada sumbernya untuk mendapatkan
pengesahan.

• Sumber ini dapat diintegrasikan dengan teks


atau dimasukkan dalam catatan kaki.

DADANG EPI SUKARSA 19


SUMBER-SUMBER KUTIPAN

• Peraturan perundang-undangan
• Text books,
• Jurnal, makalah, majalah
• Situs internet,
• Mass media (cetak dan atau elektronik),
• Kamus, bibliografi, encyclopedia,
• Verbal: interview, seminar, diskusi, dll.
DADANG EPI SUKARSA 20
SISTEM MENGUTIP:

1. Footnote
2. Runningnote
3. Endnote

Model :
 American Psychological Association (APA)
 Modern Language Association (MLA)
 Chicago, Turabia, Oxford, dll
 MKN UNPAS Menggunakan Foootnotes.

DADANG EPI SUKARSA 21


FOOTNOTE

• Footnotes adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang


ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.

• Footnote berfungsi untuk menyatakan sumber suatu kutipan, buah


fikiran (verbal), fakta-fakta, atau ikhtisar dari yang berbubungan
teks karangan.

DADANG EPI SUKARSA 22


Yang perlu diperhatikan dalam membuat footnote :

• Setiap footnote diberi nomor atau simbol (numbering/bullet)


• Nomor footnote harus diberi jarak dengan garis margin teks sebelah kiri.
• Jika footnote lebih dari satu baris maka baris kedua dan seterusnya
dimulai pada margin teks.
• Penulisan footnote sbb:

Dari Buku (text book).


Nama pengarang (tanpa gelar), Judul Buku (cetak miring), cetakan,
edisi, Kota Penerbit: Nama Penerbit, tahun terbitan, halaman yang
dikutip.

Dari Jurnal atau selain text book


Nama penulis (tanpa gelar), “Judul Tulisan" (kutip dua “…”), nama
Jurnal (cetak miring), No. .. Vol., tahun terbitan, halaman yang dikutip.

DADANG EPI SUKARSA 23


• Sumber Lain (Internet)
• Nama Penulis, “Judul Tulisan” (“Kutip Dua”), http//:www/
jurnal hokum.unpas (Ditulis Dalam Huruf Miring),
diunduh/diakses tanggal, bln, thn, pukul, hlm.
• Massmedia Lain (Koran, Majalah)
Nama Penulis, “Judul Tulisan” (“Kutip Dua”), Nama
Massmedia (ditulis dalam huruf miring), tanggal-bulan-
tahun terbit, Nama Kota Terbit : Penerbit (Jika Ada Kota
dan Penerbitnya), hlm.

DADANG EPI SUKARSA 24


• Dalam pencantuman nama pengarang:

• Tidak menggunakan gelar akademik.

• Jika pengarangnya sebanyak sampai dengan tiga (3) orang, maka nama pengarang ditulis seluruhnya;

• Jika pengarangnya lebih dari tiga (3) orang, maka cukup mencantumkan nama pengarang pertama dan di belakangnya ditulis dalam tanda
kurung kata-kata (et. al), artinya dengan orang lain. Misalnnya : Rasjidi, (et.al),

• Untuk kumpulan karangan yang ditulis cukup nama editornya dan dibelakangnya ditulis dalam tanda kurung kata ed (ed);

• Jika bukunya merupakan terjemahan,


penerjemahnya.
pengarang aslinya harus dicantumkan pertama kali, kemudian di belakangnya ditulis nama

DADANG EPI SUKARSA 25


TEKNIK PENGUTIPAN DENGAN FOOTNOTES:
• Ibid
• singkatan dari ibidem, artinya pada tempat yang sama.

• Dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang


sama dengan yang mendahuluinya, yang tidak diselingi
oleh sumber atau footnote lain.

• Penulisan ibid, ditulis dalam huruf miring


diikuti dengan penulisan halaman (hlm.).
dan selalu

------------------
1)
Lili Rasyidi, Pengantar Filsafat Hukum, Bandung : Alumini, 1986, hlm. 2.
2)
Ibid, hlm. 4.

DADANG EPI SUKARSA 26


• Op. Cit.
• singkatan dari Opera Citato artinya dalam karangan yang telah
disebut.
• Dipakai untuk menunjuk pada suatu buku (teks), atau sumber yang
telah disebut sebelumnya lengkap pada halaman lain, tetapi telah
diselingi oleh sumber lain.

• Apabila nama pengarang sama, dan buku atau sumber yang


dikutip lebih dari satu, sebaiknya disebutkan sebagian dari judul
buku atau sumber tersebut.

• Penulisan op. Cit selalu diikuti dengan penulisan halaman.

DADANG EPI SUKARSA 27


• Loc. Cit,
• singkatan dari Loco Citato, artinya pada tempat yang
telah disebut.

• Digunakan untuk menunjuk kepada halaman yang


sama dari sumber yang telah disebut, tetapi telah
diselingi oleh sumber lain.

• Pada penulisan Loc. Cit., tidak disertai dengan


penulisan halaman.

DADANG EPI SUKARSA 28


Penulisan Daftar Pustaka
• Dicantukan secara lengkap kepustakaan yang dipergunakan,

• Tidak diperkenankan mencantumkan kepustakaan yang tidak di-footnotes-kan,

• Font yang digunakan harus lebih besar daripada yang digunakan dalam footnotes (sama
dengan body text)

• Tanpa menggunakan nomor halaman kutipan,

• Jika satu referensi dalam daftar pustaka terdiri lebih dari satu baris, maka baris kedua dst
ditulis menjorok ke dalam dan ditulis dalam satu spasi,

• Untuk referensi berikutnya setelah referensi pertema ke referensi kedua dst diberi jarak dua
spasi.

DADANG EPI SUKARSA 29


• Ditulis secara alfabetis menggunakan ascending (A – z),
• Tidak menggunakan nomor urut,
• Tidak menggunakan gelar akademik Pengarang/Penulis,
• Untuk nama indonesia yang tidak diketahui nama familinya,
atau marganya, tulis apa adanya.
• Untuk nama orang asing dan nama Indonesia yang
diketahui marga/familinya, ditulis lebih dulu nama familinya
diikuti dengan tanda koma (,) kemudian ditulis nama depan
dst.

DADANG EPI SUKARSA 30


DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Bernard Arief Sidharta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, Bandung : Mandar Maju, 2000.

Cambone, Stephen, “A New Structure For National Security Policy Planning”, Washington : Center
For Strategic And International Studies, 1998.

 Capra, Fritjop, The Web Of Life: A New Scientific Understanding Of Living Systems, New York :
Doubleday, 1996.

 C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung : Alumni,
1991.

Silalahi, M. Daud, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia,
Cetakan Ke-1, Edisi Revisi, Bandung : Alumni, 2001.

Soerjono Soekanto Dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta :
Rajawali Press, 2010.
DADANG EPI SUKARSA 31
• Peraturan Perundang-Undangan

• Perhatikan Tata Urutan Penulisan Peraturan Perundang-undangan sesuai


dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lihat Pasal 7 dan 8), Jenis dan Hirarki-
nya.

• Peraturang Perundang-undangan ditulis lengkap dengan LN dan TLN.

• Contoh
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservesi Sumber Daya
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3419);

DADANG EPI SUKARSA 32


JURNAL
Al Sentot Sudarwanto dan Dona Budi Kharisma. "Omnibus Law dan Izin
Lingkungan Dalam Konteks Pembangunan Berkelanjutan". Jurnal
Rechtsvinding, Vol. 9, Nomor 1, April 2020.
Lidya Suryani Widayati, “Ultimum Remedium Dalam Bidang Lingkungan
Hidup”, Jurnal Ius Quia Iustum, No.01, Vol. 22, Januari 2015.

DADANG EPI SUKARSA 33


• SUMBER LAINNYA
Ahmad Redi, "Omnibus Law Lingkungan Hidup", Koran Kontan, 14 Januari
2020.

Alexander Kuis & Dinah Shelton, “Guide To Lntemational Environnrental


Law”, Boston : Martinus Nijheff Publisher, 2007,
Http://Ssm.Comlabstract=1013617.
Bernard Arief Sidharta, “Filsafat Hukum Dalam Konteks Ldeologi Negara
Pancasila”, Makalah, Disampaikan Pada Konferensi Ke-2 Asosiasi Filsafat
Hukum Lndonesia, Semarang, 16-17 Juli 2012.

DADANG EPI SUKARSA 34


MEMERIKSA TESIS DENGAN SYSTEM BODY TEXT
• KLIK VIEW – KLIK NAVIGATION PANE – LIHAT NAVIGATION
• KLIK HOME – KLIK PARAGRAPH SETTING – KLIK OUTLINE LEVEL 1. 2.3.4. ETC

DADANG EPI SUKARSA 35


DADANG EPI SUKARSA 36
MENDELEY

DADANG EPI SUKARSA 37


DADANG EPI SUKARSA 38
SCIECEDIRECT

DADANG EPI SUKARSA 39


DADANG EPI SUKARSA 40
DADANG EPI SUKARSA 41
DADANG EPI SUKARSA 42
DADANG EPI SUKARSA 43
Membuat Daftar Pustaka yang tidak ada file Mendelay
Buka: di footnote, lalu dicopy - masuk ke mendelay - buka di ad entry manuali.

DADANG EPI SUKARSA 44


HATUR NU HUN

Anda mungkin juga menyukai