Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Tata Guna Lahan:

ANALISIS PERUBAHAN
TATA GUNA LAHAN
TERHADAP RESAPAN AIR
MPL7

2 3 2 0 1 9 0 2 3 M . S H A L A H U D D I N A L - AY Y U B I

2 3 2 0 1 9 0 5 7 I Q B A L D AVA P R ATA M A
Tata Guna Lahan

Tata guna lahan adalah upaya atau hasil


upaya mengatur penggunaan tanah yang
rasional, dan serasi penguasaan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah
melalui pengaturan kelembagaan yang
terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai
satu kesatuan sistem untuk kepentingan
masyarakat secara adil.
Daerah Aliran Sungai

Menurut UU No. 7 Tahun 2004, daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut. Sub DAS
adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke
sungai utama. Secara alami kualitas DAS dipengaruhi oleh faktor biofisik pembentuk tanah yaitu
relief, topografi, fisiografi, iklim, tanah, air dan vegetasi.
Siklus Hidrologi

Siklus air global dapat digambarkan dengan delapan proses fisik yang besar yang
membentuk gerakan air yang kontinu. Melalui badan air di permukaan bumi seperti
lautan, gletser dan danau, dan pada saat yang sama (atau lebih lambat) melewati tanah
dan lapisan batuan di bawah tanah.

Jumlah air dari suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi bersarnya air yang
masuk (inflow) dan keluar (outflow) pada jangka waktu tertentu.Umumnya terdapat
hubungan dari neraca air secara umum yakni sebagai berikut :

Perubahan Air dalam tanah = jumlah air masuk – kehilangan air


Sumber : USGS
Intensitas Hujan

Intensitas curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan dalam tinggi
curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-
beda, tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Apabila dikatakan
intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak
dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman.
Koefisien Aliran

Salah satu konsep paling penting dalam upaya mengendalikan banjir adalah koefisien
aliran permukaan (runoff) yang biasa dilambangkan dengan C. Koefisien C didefinisikan
sebagai nisbah antara laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Factor
utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi tanah, tanaman penutup tanah dan
intensitas hujan
Analisis Debit

Beberapa metode yang biasa dipakai untuk menghitung debit aliran permukaan pada umumnya
metode perhitungan aliran permukaan yang disajikan adalah metode empirik yang merupakan
hasil penelitian lapangan dari para ahli hidrologi.
Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data langsung di lapangan
dan pengumpulan data yang telah ada dengan menggunakan metode pengumpulan data yang di
pergunakan sebagai berikut:

1. Data primer
 Survey lokasi yang berada di Desa Kemilau Baru Kecamatan, Baturaja timur, Kabupaten OKU.
 Melakukan pemetaan menggunakan GIS di Desa Kemilau Baru, Kecamatan Baturaja Timur,
Kabupaten OKU, pemetaan yang di lakukan meliputi batas daerah penelitian, dan daerah jalan.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap yang dalam penelitian ini meliputi :
 Data Curah Hujan 5 tahun terakhir dari Dinas Pertanian.
 Peta batas daerah dari Desa Kemilau Baru. Data Eksisting resapan air.
Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Perhitungan Intensitas Hujan

b. Analisis Tata Guna Lahan

c. Perhitungan Kofisien Limpasan Komposit

Anda mungkin juga menyukai