Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DAN MODEL MODEL TRIASE

BENCANA, BERFIKIR KRITIS DAN


SISTEMATIS, SURVEILEN BENCANA

Kelompok 6:
Afifah lorenza
Ani purwasi
Fani gushendra
Vitri febriyanti
Wandriauni pangestuti
KONSEP DAN MOEL-MODEL TRIASE BENCANA

PENGERTIAN
 Triase adalah penilaian, pemilihan dan pengelompokan penderita yang
mendapat penanganan medis dan evakusasi pada kondisi kejadian masal
atau kejadian bencana.
 Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera
atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi.
 Tujuan Triage adalah untuk memudahkan penolong untuk memberikan
petolongan dalam kondisi korban masalah atau bencana dan diharapkan
banyak penderita yang memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.
KONSEP DAN MOEL-MODEL TRIASE BENCANA
Prioritas tindakan METTAG (Triage tagging system

a.      Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin
diresusitasi.

b.      Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan dan transport
segera (gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau maksilo-fasial berat, shok
atau perdarahan berat, luka bakar berat).

c.     Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami
ancaman jiwa dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan
respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher, serta luka
bakar ringan).

d.      Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi
segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa
gangguan jalan nafas serta gawat darurat psikologis).
KONSEP DAN MOEL-MODEL TRIASE BENCANA
Konsep dan klasifikasi triase

• Konsep Triase antara lain :


• Triase iklasifikasi
a) Tujuan utama adalah untuk
mengidentifikasim kondisi mengancam berdasarkan pada :
nyawa

b) Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan


pasien menurut ke akutannya a)      Tingkat pengetahua
c)      Pengkatagorian mungkin ditentukan n
sewaktu-waktu

d)     Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi b)      Data yang tersedia
untuk menghindari penurunan triage
c)      Situasi yang
berlangsung
LANJUTAN.......

  
Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun
klasifikasinya sebagai berikut :

a)      Prioritas 1 atau Emergensi


b)      Prioritas 2 atau Urgent
c)      Prioritas 3 atau Non Urgent
d)     Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian
LANJUTAN.......

Klasifikasi Triage Dalam Gambaran Kasus

a)      Prioritas 1 – Kasus Berat


b)      Prioritas 2 – Kasus Sedang
c)      Prioritas 3 – Kasus Ringan
d)     Prioritas 0 – Kasus Meninggal
KONSEP DAN MOEL-MODEL
TRIASE BENCANA
KONDISI PENILAIAN DI TEMPAT DAN PRIORITAS
TRIASE

a.      Pertahankan keberadaan darah universal dan cairan.


b.   Tim respons pertama harus menilai lingkungan atas
kemungkinan bahaya, keamanan dan jumlah korban untuk
menentukan tingkat respons yang memadai.
c.      Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah
massal dan kebutuhan akan dukungan antar instansi sesuai
yang ditentukan oleh beratnya kejadian.
LANJUTAN......

d.      Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang


mampu tersedia
e.       Kenali dan tunjuk area sektor musibah massal
f.       Rencana Pasca Kejadian Musibah massal
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN PENOLONG SAAT TERJADI
BENCANA :

1)      Langkah 1: Respirasi
• Tidak bernapas, buka jalan napas, jika tetap tidak bernapas beri TAG
HITAM
• Pernfasan >30 kali /menit atau <10 kali /meni beri TAG MERAH
• Pernafasn 10-30 kali /menit: lanjutkan ke tahap berikut
2)      Langkah 2: Cek perfusi (denyut nadi radial) atau capillary refill test (kuku
atau bibir kebiruan)
• Bila CRT > 2 detik: TAG MERAH
•  Bila CRT < 2 detik: tahap berikutnya
• Bila tidak memungkinankan untu CRT (pencahayaan kurang), cek nadi
radial, bila tidak teraba/lemah; TAG MERAH
• Bila nadi radial teraba: tahap berikutnya
LANJUTAN......
3)      Langkah 3: Mental Status

• Berikan perintah sederhana kepada penderita, jika dapat


mengikuti perintah: TAG KUNING

• Bila tidak dapat mengikuti perintah: TAG MERAH

• Tindakan yang harus CEPAT dilakuakn adalah :

• Buka jalan napas, bebaskan benda asing atau darah

•  Berikan nafas buatan segara jika korban tidak bernafas

• Balut tekan dan tinggikan jika ada luka


terbuka/perdarahan
BERFIKIR KRITIS

Pengertian Berfikir Kritis

Pengertian berpikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar


menurut Gunawan (2003:177-178) menyatakan bahwa
keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir
pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan
evaluasi.
berpikir kritis adalah kemampuan mendeteksi bias, melakukan
evaluasi, membandingkan dan mempertentangkan. 
BERFIKIR KRITIS
Karakteristik Berpikir Kritis

• Konseptualisasi
• Rasional dan beralasan.
• Reflektif.
• Bagian dari suatu sikap
• Kemandirian berpikir
• Berpikir adil dan terbuka
• Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan
BERFIKIR KRITIS
Model Berfikir Kritis

Menurut Costa and Colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai “The Six Rs”
yaitu :

a.       Remembering (Mengingat)
b.      Repeating (Mengulang)

c.       Reasoning (Memberi Alasan/rasional)
d.      Reorganizing (Reorganisasi)
e.       Relating (Berhubungan)

f.       Reflecting (Memantulkan/merenungkan
BERFIKIR KRITIS

• Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan


gambaran berpikir dan mengklasifikasikan menjadi 5 model
disebut T.H.I.N.K. yaitu: 

Total Recall

 Habits
 Inquiry,
New Ideas and Creativity

 Knowing How You Think.


BERFIKIR KRITIS
Metode berfikir kritis

Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking :

a.       Debate 
b.      Individual decision 
c.       Group discussion 
d.      Persuasi .
e.       Propaganda 
f.       Coercion 
g.      Kombinasi beberapa metode.
BERFIKIR KRITIS

Elemen berfikir kritis


a.      Menentukan tujuan
b.      Menyususn pertanyaan atau membuat
kerangka masalah

c.       Menujukan bukti
d.      Menganalisis konsep
e.       Asumsi
BERFIKIR KRITIS

Aspek berfikir kritis


a.       Relevance.   
b.      Importance. 

c.       Novelty. 
d.      Outside material. 
e.       Ambiguity clarified.

f.       Linking ideas. 
g.      Justification. 
BERFIKIR KRITIS

Pemecahan Masalah Dalam Berfikir Kritis

• Langkah-langkah pemecahan masalahantara lain

a.  Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang


dihadapi.

b.      Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.

c.      Mengolah fakta dan data.

d.      Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.

e.      Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.

f.       Memutuskan tindakan yang akan diambil.

g.      Evaluasi.
 BERFIKIR SISTEMATIS

• PENGERTIAN

Berpikir sistemik (Systemic Thinking)  adalah  sebuah cara


untuk  memahami sistem yang kompleks dengan menganalisis
bagian-bagian sistem tersebut untuk kemudian mengetahui pola
hubungan yang terdapat didalam setiap unsur atau elemen
penyusun sistem tersebut. Pada prinsipnya berpikir sistemik
mengkombinasikan dua kemampuan berpikir, yaitru kemampuan
berpikir analis dan berfikir sintesis. 
SURVEILANS DALAM BENCANA

Pengertian Surveilans

Surveilans adalah proses pengamatan secara teratur


dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit
tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam
suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan
pencegahan dan penanggulangan.
SURVEILANS DALAM BENCANA

Tujuan surveilans (WHO, 2002)

a. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak/wabah)


b. Memonitor, mengevaluasi dan memperbaiki program
pencegahan dan pengendalian penyakit.
c. Memasok informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan
kebijakan, perencanaan, implementasi dan alokasi sumber
daya kesehatan.
d. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.
e. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.
Surveilans Dalam bencana

ada beberapa jenis surveilans:

a. Surveilans Individu
b. Surveilans Berbasis Laboratorium
c. Surveilans Terpadu
d. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
Surveilans Dalam bencana

Pengertian Kejadian Luar biasa (KLB)

Dalam PP No 41 Tahun 1991 tentang


Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, Kejadian
Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah.
SURVEILANS DALAM BENCANA

Surveilans bencana dan Kejadian luar biasa (KLB)

• Surveilans Bencana
Surveilans Bencana adalah upaya untuk
mengumpulkan data pada situasi bencana, data yang
dikumpulkan berupa jumlah korban meninggal, luka
sakit, jenis luka, pengobatan yang dilakukan, kebutuhan
yang belum dipenuhi, jumlah korban anak-anak,
dewasa, lansia
SURVEILANS DALAM BENCANA

Surveilans bencana meliputi:

• Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana


• Surveilans data pengungsi.
• Surveilans kematian.
• Surveilans rawat jalan.
• Surveilans air dan sanitasi
• Surveilans gizi dan pangan.
• Surveilans epidemiologi pengungsi.
SURVEILANS DALAM BENCANA

• Surveilans Kejadian Luar Biasa (KLB)

Kegunaan surveilans kejadian luar biasa yaitu


identifikasi, investigasi, serta penanggulangan KLB atau
wabah sekaligus mencegah terulang lagi, Identifikasi
kelompok risiko tinggi, Menetapkan prioritas
penanggulangan penyakit, Evaluasi keberhasilan
program dan Memonitor kecenderungan (trends)
penyakit, kematian, atau peristiwa kesehatan lain.
Surveilans Dalam bencana

Tujuan surveilans KLB

• Teridentifikasi adanya ancaman KLB


• Terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB
• Terselenggaranya kesiap-siagaan menghadapi kemungkinan terjadinya
KLB
• Terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB
• Terdeteksi secara dini adanya KLB

Anda mungkin juga menyukai