Anda di halaman 1dari 36

Konsep Onkologi dan Asuhan

keperawatan Leukimia
Kel 4
Feisal Fauzan Firdaus 043315121012
Herni Martiani 043315121017
Juariah Puspa Triani 043315121020
Neng Rohmat 043315121026
Novya Ashlahatul Mar’ah 043315121028
Shinta Nurul Nadya 043315121036
Siti Mahmudah 043315121033
Vivi Novya Andreani 043315121037
Wisnu Yogo Pratomo 043315121039
 
Konsep Keperawatan Onkologi

Pengertian Onkologi
Merupakan terminologi yang di pakai
dalam himpunan yang mengobati kanker
dan studi tumor(berasal dari bahasa yunani
oncos, massa). Neoplasma di klasifikasi
secara luas dengan di bedakannya antar
benigna dan maligna
Pengertian Kanker
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum
untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat
mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah
lain yang digunakan adalah tumor ganas dan
neoplasma. Ada juga yang mendefinisikan
kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara
abnormal yang tumbuh melampaui batas normal,
dan yang kemudian dapat menyerang bagian
sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain.
Karsinogenesis

Transformasi maligna di duga mempunyai


sedikitnya tiga tahapan proses seluler:

Inisiasi
Inisiasi adalah tahap awal, dimana inisiator
seperti zat kimia, factor fisik, dan agens
biologis melepaskan mekanisme enzimatik
normal dan menyebabkan perubahan dalam
struktur genetic asam deoksiribonukleat seluler
(DNA).
Promosi
Selama promosi pemajanan berulang
terhadap agents yang mempromosikan
menyebabkan ekspresi informasi abnormal
atau genetic mutan bahkan setelah periode
laten yang lama.
Progresi
Progresi adalah rahap ketiga dari
karsinogenesis seluler.sel-sel yang
mengalami perubahan bentuk selama
inisiasi dan promosi kini melakukan
perilaku maligna . Sel-sel ini sekarang
menampakkan sesuatu kecenderungan
untuk menginfasi jaringan yang berdekatan
dan bermetastase .
System menentukan klasifikasi tingkatan TNM
Tumor  
TO Tidak ada tumor primer
TIS Tumor pada tempat itu
T1,T2,T3,T4 Tingkatan yang naik dari ukuran dan akibatnya

Kelenjar getah bening  


NO Tidak ada kelenjar getah bening regional yang mencolok
N1a, N2a Memperlihatkan kelenjar getah bening, metastase tidak di duga
N1b, N2b,N3 Memperlihatkan kelenjar getah bening regional di duga
metastase
NX Kelenjar getah bening regional tidak terkaji klinis

Metastase  
MO Tidak ada tanda metastase di tempat yang jauh
M1,M2,M3 Tingkatan naik demkian juga pengaruh terhadap penderita
termasuk kelenjar jarak jauh
Patologi neoplasma
Mekanisme Nyeri Pada kanker

Nyeri kanker umumnya diakibatkan oleh infiltrasi


sel tumor pada struktur yang sensitif dengan nyeri
seperti tulang, jaringan lunak, serabut saraf, organ
dalam, dan pembuluh darah. Nyeri juga dapat
diakibatkan oleh terapi pembedahan, kemoterapi,
atau radioterapi. Meskipun penyebab nyeri kanker
dan tipenya bervariasi, mekanisme yang
mendasarinya telah dipahami sebagai fenomena
neurofisiologik dan neurofarmakologik yang
kompleks.
Neurofisiologi Nyeri
Terdapat beberapa reseptor yang sensitif
terhadap stimuli noksius. Nosiseptor ini adalah
saraf aferen primer dengan ujung perifernya
berespon terhadap berbagai stimuli noksius.
Nosiseptor ini memiliki dua fungsi yaitu
transduksi dan transmisi. Beberapa faktor
kimiawi, mekanik dan termal dapat mengaktivasi
reseptor, mengakibatkan impuls saraf
elektrokimiawi pada aferen primer.
Penilaian dan Pemeriksaan Nyeri Pada Kanker

Dalam menangani pasien nyeri dengan


kanker, perlu diidentifikasi sifat nyeri
(somatik, viseral, neuropatik).
Penilaian intensitas dan sifat nyeri

1. Onset  
2. Lokasi
3. Deskripsi
4. Intensitas
5. Faktor yang mengganggu dan membuat
nyaman
6. Terapi sebelumnya
7. Efek
Evaluasi diagnostik

Evaluasi rekurensi atau progresi penyakit


atau trauma jaringan akibat terapi kanker.
Melakukan pemeriksaan radiologik yang
sesuai dan melihat korelasi normal atau
tidak normal dari temuan pemeriksaan
fisik dan neurologik. Mengetahui
keterbatasan pemeriksaan diagnostik.
LEUKEMIA
Pengertian Leukemia
Leukemia adalah proliferasi patologin dari
sel pembuat darah yang bersifat sistemik
dan biasanya berakhir dengan
fatal.Leukemia dikatakan penyakit darah
yang disebabkan terjadinya kerusakan pada
pabrik pembuatan sel darah yaitu pada
sumsum tulang.
Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan


tetapi terdapat factor predispoisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
Factor genetic
Radiasi
Obat-obat imunosupresif, obat-obatan
karsinogenik
Factor herediter
Kelainan kromosom
Patofisiologi
Adanya proliferasi sel kanker sehingga sel kanker
bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan
nutrisi dengan cara infiltrasi sel normal digantikan
dengan sel kanker.
Dengan adanya sel kanker akan terjadi depresi
sumsum tulang yang akan mempengaruhi eritrosit,
leukosit, factor pembekuan dan jaringan
meningkat karena adanya depresi dari sumsum
tulang maka produksi eritrosit menurun dan terjadi
anemia, produksi leukosit juga menurun sehingga
sistem retikoloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh
dan mudah mengalami infeksi yang
manifestasinya berupa demam.
Factor pembekuan juga mengalami
penurunan sehingga terjadi perdarahan yang
akan menimbulkan trombositopenia .dengan
adanya pergantian sel normaloleh sel kanker
terjadi infiltrasi ekstra medular sehingga
terjadi pembesaran limpa, liver, nodus limfe
dan tulang sehingga bisa menimbulkan nyeri
tulang dan persendian. Hal terseut juga akan
mempengaruhi ssp ( sistem saraf pusat )
yakni adanya infiltrasi ssp sehingga timbulah
meningitis leukemia, hal tersebut juga akan
mempengaruhi metabolism sehingga sel
akan kekurangan makanan
Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB ( Fragment
Antigen Binding ) mengenai Leukemia Akut

Leukemia Limfoblastik Akut

L- 1 Leukemia limfositik akut anak-


  anak;
L- 2 Populasi sel homogeny
  Leukemia limfositik akut pada
L- 3 dewasa; Populasi sel heterogen
Leukemia jenis limfoma Burkitt:
sel besar, Populasi sel homogen
Leukemia Mieloblastik Akut
M- 0 Berdiferensiasi minimal
M- 1 Diferensiasi granulositik tanpa maturasi
M- 2 Diferensiasi granulositik dengan maturasi sampai stadium
  promielositik
M- 3 Diferensiasi granulositik dengan promielosit
  hipergranular, dihubungkan dengan koagulasi
  intravascular diseminata
M- 4 Leukemia mielomonosit akut; garis sel monosit dan
  granulosit
M- 5a Leukemia monosit akut; berdiferensiasi buruk
  Leukemia monosit akut; berdiferensiasi baik
M- 5b Eritroblastosis yang menonjol dengan diseritropoiesis
M- 6 berat
M- 7 Leukemia megakariosit
Manifestasi klinik

Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada


penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
Pilek tidak sembuh-sembuh
Pucat, lesu, mudah terstimulasi
Demam dan anorexia
Berat badan menurun
Ptechiae, memar tanpa sebab
Nyeri pada tulang dan persendian
Nyeri abdomen
Lymphedenopathy
Hepatosplenomegaly
Abnormal WBC
Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan darah tepi


Kimia Darah
Biofsi Limfa
Cairan Serebrospinalis
sitogenik
Penatalaksanaan
1. Medic
Transpusi darah
Biasnya di berikan jika kadar HB kurang dari 6
gram %
Kortikosteroid
Sitostatika
Di berikan metotreksat atau MTX 2 mingg/kg BB
secara intrafekal 3x seminggu 6-Merkaptopurin atau
6-MP setiap hari dengan dosis 65 mg/m² luas
permukaan badan.
Infeksi sekunder dihindarkan
Imunoterapi
Kemoterapi
2. Keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan
umumnya sama dengan pasien lain yang
menderita penyakit darah.tetapi karena prognosis
pasien pada umumnya kurang menggembirakan
(sama seperti kanker lainnya) maka pendekatan
psikososial harus diutamakan.yang perlu
diusahakan adalah ruangan yang aseptik dan cara
bekerja yang aseptic pula.sikap perawat yang
ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk
pasien saja tetapi juga pada keluarga yang dalam
hal inisangat peka perasaannya jika mengetahui
penyakit anaknya.
Konsep Dasar Askep Leukimia
1. PENGKAJIAN
A. Biodata
Terutama menyerang usia 3-4 tahun
B. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama : Pucat,panas.
2) Riwayat Penyakit Sekarang : Pucat mendadak
disertai panas dan pendarahan
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1) Antenatal : ibu menderita leukemia
2) Natal : -
3) Post Natal : -
D. Activity Daily Life
1) Nutrisi : Nafsu makan hilang,penurunan BB.
2) Eliminasi : Terjadi konstipasi dan diare.
3) Istirahat : Sering tidur
4) Aktifitas : Lemas,lelah,nyeri sendi.
5) Kesehatan personal :Terganggu
C. Pemeriksaan Fisik
1. Umum
a. Kesadaran : composmentis sampai koma
b. Tekanan darah : Hipotensi
c. Nadi : Takikardi dan filiformis
d. Suhu : Demam sampai dengan
hipepireksia
e. Pernapasan: Takipnea sesak napas
2. Fisik
a. Wajah : Pucat
b. Mata : Konjungtiva pucat, pendarahan
retina, pupil, oedema.
c. Hidung : Epistaksis
d. Mulut : Gusi berdarah, bibir pucat,
hypertropi gusi,stomatitis
e. Leher : Pembesaran kelenjar getah bening,
Faringitis.
f. Dada : Nyeri tekan pada tulang dada,
terdapat efusi pleura
g. Abdomen : Hepatomegali, splenomegali,
limfodenopati
h. Skeletal : Nyeri tulang dan sendi
i. Integumen : Purpura,ekimosis,ptekieng,mudah
memar
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi
2. Kimia Darah
3. Pemeriksaan Sumsum Tulang
4. Cairan Serebrospinalis
5. Sitogenik
6. Pemeriksaan Laboratorium
(pemeriksaan darah)
Analisa data

No. Data Etiologi Problem


1.    Ds: Riwayat infeksi yang berulang Sel darah putih imatur Resiko infeksi
Do:- suhu tubuh meningkat (S: >38),  
tampak tanda-tanda infeksi.  
Penurunan daya tahan
tubuh

2.      Ds: Lesu, lemah, terasa payah, merasa Produksi sel darah Intoleransi aktivitas
tidak kuat untuk melakukan aktivitas merah menurun
sehari-hari  
Do: Kontraksi otot lemah  
Klien tampak tidur terus dan tampak
bingung Anemia

3.  Ds: perdarahan yang tidak terkonrol Produksi trombosit Resiko cedera.
meskipun trauma ringan. menurun
Do: memar, purpura, perdarahan retina,  
perdarahan pada gusi, epistaksis,  
pembesaran kelenjar limpa, atau hepar.  
Trombositopenia
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Risiko infeksi yang berhubungan


ketidakefektifan sistem imun
2. Intoleran aktivitas yang berhubungan
dengan gangguan transfer oksigen sekunder
terhadap berkurangnya jumlah sel darah
merah.
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan
ketidakadekuatan faktor pembeku
(platelet).
Intervensi
Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Mencegah terjadinya infeksi Monitor TTV tiap 4jam, Deteksi dini terhadap
kriteria hasil : jangan memakai infeksi dan menjaga
Menunjukan tidak ada tanda- thermometer rectal. keadaan mukosa
tanda infeksi Cegah konstipasi dan rectal
Suhu : 36.5o-37,4o prosedur invasi jaringan, Mencegah
Kultur darah (-) melakukan injeksi pendarahan
Tidak ada tanda infeksi dalam IM,SC,IV. Mencegah
pemeriksaan fisik Ambil darah melalui ibu Pendarahan
jari tidak dengan Kulit yang sempurna
menggunakan jarum sebagai pertahanan
Inspeksi kulit setiap hari pertama melawan
pada daerah yang rusak serangan organisme.
Inspeksi rongga mulut Kesehatan mukosa
apakah ada candida dan oral adalah sebagai
kerusakan pada lapisan pertahanan melawan
mukosa oral. serangan organisme
2. Aktifitas anak Kaji HAR dan urine Memonitor transport oksigen
menjadi meningkat tiap 4jam dalam toleransi kegiatan.
Kriteria hasil : Diskusikan dengan Orang tua kooperatif dan
HR, Keseimbangan orang tua/ anak tanda mampu melakukan tindakan
cairan sesuai unsur. anemia dan tindakan pilihan.
Keluarga atau anak pilihan. Menormalkan jumlah sel darah
mengerti tanda Berikan transfusi merah dan kapasitas oksigen.
tanda anemia dan RBC Memberikan energi untuk
penyebab. Susunlah periode penyembuhan dan regenarasi
Membentuk ADL istirahat sel.
yang tepat tanpa
bantuan
3 Mencegah luka yang Monitor platelet Mencegah terjadinya
berkelanjutan Inspeksi feses, gusi, pendarahan
Kriteria hasil : emesis, sputum, secret Mengetahui adanya
Menunjukan tidak ada nasal. persyarafan sebagai
tanda-tanda Minimalkan/ hindari tanda-tanda
pendarahan dalam prosedur invasi. tromvositopenia.
prosedur RS. Cegah konstipasi Mengurangi
Mempunyai Sediakan lingkungan yang kerusakan integritas
pergerakan perubahan aman mulut yang
sehari. Instruksikan pada klien memunginkan
Bebas luka dan untuk memodifikasi terjadinya infeksi.
lingkungan yang kegiatan yang tepat untuk Mencegah kerusakan
bebas. meminimalkan risiko anus sehingga
Orang tua atau anak trauma. mengurangi risiko
secara verbal infeksi.
mengenal tindakan Lingkungan yang
yang diperlukan ketika aman akan
jumlah platelet turun. menurunkan risiko
spontan pendarahan
bila anak mengalami
trombositopenia.
Diagnosa keperawatan
tidak bosan dan
terhindar dari luka.
4. Mengurangi terjadinya Buat orang tua Orang tua mengerti dan
stress diagnosa dan kooperatif dalam
Kriteria hasil : tindakan dengan tindakan
Orang tua teratur Antara keluarga yang
mengungkapkan secara Perkenalkan keluarga satu dengan keluarga
verbal tentang diagnosa kepada keluarga lain yang lain bisa saling
Orang tua ikut serta dimana anak mereka tukar menukar informasi
dalam rencana mempunyai diagnose tentang penyakit yang
pelaksanaan sama dan terapi yang diderita anaknya.
Orang tua memikirkan sama. Keluarga kooperatif
spesifik untuk Perkuat secara verbal dalam tindakan
pelaksanaan perawatan rencana setiap hari keperawatan.
Berikan tulisan dan Melanjutkan intervensi
verbal tentang
instruksi tindakan
yang dilakukan
dirumah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai