2. Sedangkan Imam Syafi’i memperbolehkan jual beli ‘innah sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW sebagaimana artinya: “Tukarlah biji-bijian kualitas buruk dengan uang,
dan dengan uang tersebut belilah biji-bijian kualitas baik”
Praktik Jual Beli I’nah Di Masyarakat
Contohnya adalah, Ogi membutuhkan uang untuk pembayaran semester. Lalu, Ogi
meminjam uang kepada Agi sebesar Rp. 8.000.000,-. Agi adalah seorang penjual
laptop, jika Agi meminjamkan uang kepada Ogi maka ia tidak boleh mengambil
keuntungan dari Ogi. Tetapi, Ogi adalah orang yang membutuhkan uang bukan
laptop. Maka, Agi menjual laptopnya kepada Ogi seharga Rp. 10.000.000,- secara
kredit. Karena Ogi tidak membutuhkan laptop maka ia menjual kembali laptop
tersebut kepada Agi seharga Rp. 8.000.000,- dan dibayar tunai.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa Agi menjual laptop kepada Ogi
dengan harga yang lebih besar yang mana pembayaran yang dilakukan Ogi adalah
secara kredit untuk mendapatkan keuntungan. Kemudian, Ogi menjual kembali
laptop tersebut kepada Agi dengan harga yang lebih murah secara tunai sesuai
dengan jumlah uang yang dibutuhkan oleh Ogi. Maka transaksi tersebut dilarang
karena jual beli yang dilakukan hanya rekayasa untuk mengelabui akad riba
Kesimpulan!!!
jual beli ‘Inah (Bai’ Inah) merupakan praktik jual beli yang dilakukan oleh seorang
penjual sedangkan ‘Inah merupakan sebuah penjualan dimana seorang pembeli
membeli barang dari seorang penjual dengan harga yang telah ditentukan secara
kredit dan kemudian barang tersebut dijual kembali oleh si pembeli kepada penjual
aslinya dengan harga yang lebih rendah dari pada harga beli sebelumnya.
Apa Itu Wakaf Produktif?
*http://www.rumahwakaf.org/wakaf-produktif/
Rukun Wakaf Produktif
RUKUN
Ada beberapa rukun wakaf :
1. Wakif (orang yang mewakafkan harta)
*Muhammad Ismâil Kahlany, Subul al-Salâm, jilid III (Bandung: Dahlan, 1982)
Dasar Syariah
Surat Ali ‘Imran Ayat 92
َ لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتَّ ٰى تُ ْنفِقُوا ِم َّما تُ ِحب
ُّون ۚ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فَِإ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” (HR.
Muslim no. 1631)
*https://rumaysho.com/12119-hadits-wakaf-01-wakaf-termasuk-amal-jariyah.html
*https://tafsirweb.com/1224-surat-ali-imran-ayat-92.html
Praktik Wakaf Produktif Di Masyarakat
*Ketua Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Badan Wakaf Indonesia, (Dr. Uswatun Hasanah, MA)
Kesimpulan
Wakaf merupakan salah satu lembaga keuangan Islam di samping zakat, infak dan
shadakah yang menjadi salah satu alternatif yang mampu mengatasi permasalahan
yang saat ini menimpa masyarakat terutama kemiskinan. Dengan pengelolaan wakaf
secara produktif diharapkan mampu membantu pemerintah mencari penyelesaian
dari masalah yang ada. Namun yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengubah
pemahaman masyarakat yang menganggap bahwa wakaf hanya sebatas pada benda
tidak bergerak yang tidak dapat dikelola secara produktif. Dalam pelaksanaannya
wakaf dikelola oleh nazhir wakaf.
Nazhir wakaf harus memiliki kemampuan yang memadai sehingga mampu mengelola
wakaf secara maksimal. Selain itu perlu adanya regulasi peraturan perundangan
wakaf yang memberikan urgensi bahwa wakaf tidak hanya untuk kepentingan ibadah
tetapi pemberdayan wakaf secara produktif untuk kepentingan sosial yaitu untuk
kesejahteraan umat. Dengan pemahaman baru dan pengelolaan wakaf produktif
secara maksimal maka diharapkan akan mampu mengatasi masalah yang saat ini
sedang melanda umat.