Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan yang dikonsumsi
juga harus aman dan bermutu. Namun, tak jarang penggunaan styrofoam masih terlihat
sebagai kemasan untuk makanan, tidak terkecuali untuk makanan berkuah panas.
Menurut Environmental Protection Agency (EPA) styrofoam merupakan penghasil
limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia, hal ini disebabkan karena Styrofoam berasal
dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengimbau masyarakat agar tetap berhati-
hati dalam menggunakan kemasan styrofoam serta memperhatikan suhu, jenis makanan
dan lama kontak kemasan dengan makannan. Jika himbauan tersebut dilanggar
kemungkinan kemasan dapat menghasilkan residu monomer styrene. Jika residu styrene
monomer styrene > 5.000 mg/I akan berbahaya bagi tubuh diantaranya menyebabkan
kanker.
Rumusan Masalah
1 2 3
01 02 03
Campurkan tepung gandum, Kemudian tambahkan minyak Tambahkan air sedikit demi
garam dan gula. Aduk sampai ke adonan. Lalu uleni adonan sedikit ke adonan hingga kalis.
rata. tersebut. Kemudian buat adonan
menjadi bola.
04 05 06
Rol adonan hingga memiliki Olesi cetakan mangkuk Lalu masukkan ke dalam oven
ketebalan seperti mangkuk. dengan minyak. Tempatkan ± satu jam.
adonan sesuai cetakan
mangkuk.
Semalaman
Air
Hasil Uji Coba Produk Biasa Air yang berada di dalam
mangkuk tidak keruh dan
mangkuk tidak berubah lentur.
+ _
Kelebihan Kekurangan
Produk ini dapat dikonsumsi, bisa Warna air pada makanan berkuah jika
terurai dengan cepat di alam, serta ditempatkan pada produk ini akan keruh
sebagai mengkuk yang terbuat dari (terutama air atau kuah panas), dapat bertahan
bahan organik produk ini kuat. hanya + dua minggu, mangkuk menjadi lentur
bila terkena kuah atau air panas, serta bahan
dasar produk yang cukup mahal.
Upaya Terhadap Produk
Harapan Terhadap Produk
Harapan dari pelaksanaan proyek ini, yaitu produk ini dapat
mengganti penggunaan styrofoam dengan bahan organik
(tepung gandum) yang mudah terurai alami serta dapat
meminimalisir sampah styrofoam yang ada di lingkungan..
Untuk membantu memelihara keseimbangan lingkungan
dengan mulai menggunakan bahan yang ramah lingkungan
untuk gaya hidup berkelanjutan.
Kesimpulan &
Penutup
Setelah membuat produk edible bowl ini kami
mengetahui bahwa membuat produk yang ramah
lingkungan bukan suatu hal yang mudah dan
mungkin memiliki daya tahan yang berbeda dengan
plastik pada umumnya untuk saat ini. Namun, tanpa
usaha untuk memelihara lingkungan maka alam
perlahan akan rusak dan kehidupan manusia akan
terganggu. Walaupun dengan berbagai kekurangan,
tetapi dengan terbiasa menggunakan produk ramah
lingkungan sedikit demi sedikit alam akan kembali
bersih dan pulih.
Sumber Acuan
1. Putri Suhaila. 2019. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
WADAH STYROFOAM SEBAGAI KEMASAN MAKANAN PADA PENJUAL JAJANAN
DI KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN TAHUN 2019. Institut Kesehatan
Helvetia. http://repository.helvetia.ac.id/id/eprint/2768/6/SKRIPSI%20PUTRI
%20SUHAILA,%201515192031.pdf
2. Environmental Protection Agency (EPA). Plastics: Material-Specific Data [Internet]. 2018
[cited 2019 May 22]. Available from:
https://.epa.gov/facts-ang-figures-about-materials-waste-and-recycling/plastics-material-s
pecific-data
3. BPOM. InfoPOM : Kemasan Polistirena Foam Styrofoam [Internet]. Vol. 9. 2015 [cited
2019 May 22]. p. 1–12. Available from:
https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/pers/57/Keterangan-perstentang-kemasan-
makanan-styrofom.html
Video Pembuatan
Edible Bowl
Video Uji Coba