Anda di halaman 1dari 22

ANGGARAN PERUSAHAAN

PERTEMUAN 3
Membahas Materi Tentang Disiplin
(5-10 Menit)
MATERI 3

ANGGARAN PENJUALAN
PENGERTIAN ANGGARAN PENJUALAN
Anggaran penjualan pada umumnya menggambarkan penghasilan
yang diterima karena ada penjualan. Anggaran penjualan meliputi
anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yng
akan dijual, harga perunit, waktu penjualan dan daerah
penjualannya.

Anggaran Penjualan yang disusun mempunyai


kegunaan sebagai berikut :
1. Secara Umum, sama dengan semua anggaran yaitu
pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat
pengawasan kerja.
2. Secara khusus, berguna sebagai dasar penyusunan
semua anggaran yang ada dalam perusahaan.
Agar anggaran penjualan dapat disusun, langkah awal yang harus
ditempuh adalah menetapkan target penjualan.

Beberapa pokok yang harus diperhatikan :


1. Harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
 Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional dan nasional
 Keadaan persaingan, monopoli, persaingan bebas dll
 Kemampuan pasar untuk menyerap barang (peluang pasar)
 Keadaan konsumen, yaitu konsumen akhir dan konsumen
industri
 Kemampuan finansial, kemampuan membiayai riset pasar,
modal kerja dll
 Keadaan personalia, berhubungan dengan tenaga kerja baik
dalam jumlah maupun kualitasnya

2. Membuat suatu proyeksi/ forecast penjualan (ramalan penjualan)


FORECAST PENJUALAN
Adalah perkiraan secara teknis permintaan konsumen potensial untuk
suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Meskipun demikian hasil
perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana.

Hal ini disebabkan karena :


• Forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang di kuantifisir
terhadap kondisi masa depan mengenai subyek tertentu, misalnya
penjualan.
• Forecast penjualan merupakan proyeksi teknis dari permintaan
konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu, dengan menyebutkan
asumsi yang mendasarinya.
• Forecast selayaknya hanya dipandang sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan suatu rencana penjualan.
• Manajemen dapat menerima, memodifikasi atau menolak hasil dari
suatu forecast.
Secara umum teknik forecasting yang umum diterapkan
untuk memperoleh suatu forecast penjualan dapat
dikelompokan menjadi :
1. Forecast berdasarkan judgement
2. Forecast berdasarkan analisis statistika
3. Forecast berdasarkan metode khusus

Forecast berdasarkan judgement


Dapat dilakukan melalui pendapatan pimpinan bagian
pemasaran, pendapatan para petugas penjualan,
pendapatan para penyalur, pendapat konsumen, maupun
pendapat para ahli.
Forecast berdasarkan analisis statistika

A. Apabila perhitungan berdasarkan data historis dari satu


variabel maka digunakan cara :
 Metode Tren Bebas
 Metode Tren Semi Average
 Metode Tren Momen
 Metode Tren Least Square
B. Apabila perhitungan berdasarkan data historis dari satu
variabel yang akan ditaksir dihubungkan dengan data
historis lain yang mempunyai hubungan kuat terhadap
perkembangan variabel yang akan ditaksir, maka
digunakan :
• Metode Korelasi
• Metode Regresi
Contoh .....
PT. ADIJAYA yang bergerak dalam bisnis makanan ayam, memiliki
data penjualan tahunan sebagaimana tertera pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penjualan Makanan Anak PT. ADIJAYA tahun 1995-1999

Tahun Jumlah Penjualan


(Juta Unit)
1995 140
1996 148
1997 157
1998 160
1999 169

Terhadap data penjualan PT ADIJAYA tersebut dapat dibuat forecast


penjualan untuk tahun 2000 dan seterusnya dengan menggunakan
beberapa metode yang disebutkan sebelumnya
Metode Tren Bebas
YY(Unit)
(Unit)

169

160

157

148

140
X
1995 1996 1997 1998 1999
Dari gambar yang diperoleh, bila asumsi yang disebutkan
sebelumnya dipenuhi, maka dapat diramalkan bahwa
penjualan PT. ADIJAYA tahun 2000 akan meningkat
melebihi penjualan tahun-tahun seblumnya.
Unruk memperoleh hasil peramalan yang lebih akurat,
pada umunya metode trens bebas perlu dilanjutkan ke
analisis yang dapat menunjukkan bentuk hubungan antara
data penjualan dengan waktu.
Metode Trend Semi Average

1. Membagi data penjualan


Tahun Jumlah Penjualan (Y)
1994 140
1995 148
1996 157
1997 157
1998 160
1999 169

Untuk kasus penjualan PT. ADIJAYA tersebut, kelompok pertama


adalah data penjualan tahun 1994, 1995 dan 1996. kelompok kedua
adalah data penjualan tahun 1997, 1998 dan 1999.
2. Mencari Rata-rata
Data Penjualan Setelah diolah

Tahun Jml Penjualan Total Average X


1994 140 -1
1995 148 445 445/3 = 148,33 0
1996 157 1

1997 157 2
1998 160 486 486/3 = 162 3
1999 169 4

3. Memberi score terhadap waktu yang terkait dengan data penjualan.


Score 0 diberikan bagi data yang berada di tengah dari data yang ada
pada kelompok pertama bila datanya ganjil. Selanjutnya terhadap data
yang sebelumnya diberi score -1, -2, -2 dst. Dan terhadap data yang
sesudahnya diberi score 1, 2, 2 dst.
4. Melanjutkan pemberian score pada kelompok data yang kedua.
Contoh pada kasus data penjualan PT. ADIJAYA score terakhir dari
kelompok 1 adalah 1, maka terhadap data penjualan tahun 1997,
1998, 1999 diberi score 2, 3, dan 4.

5. Membentuk persamaan Y=a+bx.


Jadi : a = 148,33
b = 162-148,33 = 4,5567
3
Dengan demikian persamaan yang terbentuk adalah Y= 148,33 + 4,5567 (X)
Maka forecast penjualan untuk tahun 2000 adalah : (beri score x = 5)
Y = 148,33 + 4,5567 (5) = 171,11
Untuk tahun 2001, diramalkan penjualn PT. ADIJAYA sebesar :
Y = 148,33 + 4,5567 (6) + 175,67

Dalam menggunakan metode trend semi average ini perlu disadari bahwa keakuratan
forecast akan semakin rendah bila periode waktu peramalannya semakin jauh ke depan
dari data yang digunakan untuk forecast.
METODE TREND MOMENT
Tahun Y X XY X2 ∑ Y = n.a + b. ∑ X
∑ XY = a. ∑X + b. ∑ X2
1995 140 0 0 0
1996 148 1 148 1
Keterangan
1997 157 2 314 4 n = Banyaknya Pasangan amatan
1998 160 3 480 9 X,Y = 5
1999 169 4 676 16
∑ 774 10 1.618 30

I. 774 = 5 . a + b (10) [ x2] 1.548 = 10 a + 20 b


II. 1.618
= 10 . a + b (30)[x1] 1.618 = 10 a + 30 b (-)
-70 = 10 b b=7
Substitusikan
b=7 (I) 774 = 5 a + 10 (7) Maka demikian forecast penjualan
5a = 774 -70 = 704 untuk tahun 2000 adalah :
a = 704 / 5 = 140,8 Y = 140,8 + 7 (5) = 175,8
Metode Least Square
Tahun Y X X2 XY a = ∑Y b = ∑ XY
1995 140 -2 4 -280 n ∑ X2

1996 148 -1 1 -148


a = 774 b = 70
1997 157 0 0 0 5 10
1998 160 1 1 160
1999 169 2 4 338
∑ 774 0 10 70

Sehingga persamaan trend metode least square adalah :


Y = 154,8 + 7 (X)

Forecast penjualan untuk tahun 2000 :


Y = 154,8 + 7 (3) = 175,8
Metode Korelasi dan Regresi
Tahun X Y XY X2 Y2
1995 9 140 1.260 81 19.600
1996 12 148 1.776 144 21.904
1997 14 157 2.198 196 24.649
1998 15 160 2.400 225 25.600
1999 17 169 2.873 289 28.561
Total 67 774 10.507 935 120.314

Metode regresi :

Jadi : Y = 106,02 + 3,64 X. Persamaan ini dapat diinterpretasikan


bahwa bila biaya iklan naik satu juta rupiah, jumlah penjualan akan
meningkat 3,64 juta unit.
Metode korelasi :

Dengan demikian, karena nilai yang diperoleh mendekati 1 berarti terdapat


keeratan hubungan yang sangat kuat antara biaya iklan dengan jumlah
penjualan. Sifat hubungan antara keduanya adalah positif yang berarti
dengan meningkatnya biaya iklan terjadi pula kenaikan jumlah penjualan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN
PENJUALAN
FAKTOR INTERN
yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan.
Diantaranya :
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan
masalah penjualan
c. Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
d. Tenaga kerja yang dimiliki
e. Modal yang tersedia
f. Fasilitas-fasilitas lain
FAKTOR EKSTERN
yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan.
Diantaranya :
a. Keadaan perusahaan dalam persaingan
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Tingkat penghasilan masyarakat
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang
dihasilkan perusahaan
f. Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
g. Kebijaksanaan pemerintah
h. Keadaan perekonomian nasional / internasional
i. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera
konsumen
Memberikan Tugas Setiap Akhir Pertemuan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai