Anda di halaman 1dari 11

PENGENALAN LOGIKA

Inisiasi Tutor ke: 1


Mata Kuliah: Logika
Program Studi: Sosiologi
Fakultas: FHISIP
Penulis: Puri Kurniasih
Email: purikurniasih@gmail.com
Penelaah: Nurhayati, S.Sos., M.Si
Email:
Pengertian Logika
• Secara etimologi, berasal dari kata Yunani Kuno λόγος (logos) yang
digunakan dalam beberapa arti, seperti: ucapan, bahasa, kata,
pengertian, pikiran, akal budi, dan ilmu.
• Secara definisi, menurut Irving M. Copi, logika sebagai suatu studi
tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam
membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang keliru. (Irving
M. Copi, Introduction to logic, (second edition) New York: The Macmillan
Company, 1976, hlm.3) 
• Secara konseptual kita berangkat dari definisi terminologis bahwa
logika adalah “sistem penalaran tentang penyimpulan yang sah” (Bakry,
2016: 1.3)
Pengertian Logika
• Yang perlu diperhatikan dari definisi tersebut, yaitu sistem penalaran
dan penyimpulan yang sah. Untuk memahami tentang penalaran dan
penyimpulan, kita perlu mengenal LOGIKA DEDUKTIF dan LOGIKA
INDUKTIF.
• Deduktif dan Induktif dapat dibedakan dengan melihat sifat
kesimpulan yang dihasilkannya. Logika deduktif, kesimpulannya
bersifat PASTI; Logika induktif, kesimpulannya bersifat MUNGKIN.
Deduktif dan induktif dapat dibedakan dengan melihat BENTUK atau
ISI pernyataan yang digunakan.
Pengertian Logika
• Contoh logika deduktif

Semua manusia pasti mati (A – B) Premis Mayor Universal   


Soekarno adalah manusia   (C – A) Premis Minor Partikular
Jadi, Soekarno pasti mati  (C – B) Kesimpulan Partikular
Kesimpulan bersifat PASTI, karena ditarik dari premis-premis.

• Contoh logika deduktif

Soekarno mati, Fatmawati mati, Soeharto mati, Tien mati, Budi mati, dan
Tuti mati. Jadi, semua manusia pasti mati

Kesimpulan bersifat MUNGKIN, karena data tidak pernah habis.


Kesimpulan akan gugur jika ada satu manusia yang tidak bisa mati.
Pengertian Logika
• Logika deduktif dikenal dengan logika FORMAL (FORM/bentuk),
sebab kepastiannya ditentukan oleh bentuk pernyataan atau struktur
dari penyataan yang digunakan. Kesimpulan selalu ditarik dari premis
mayor dan premis minor, tidak ada satu hal pun yang berasal dari luar
itu, sehingga kepastiannya benar-benar pasti secara bentuk (perhatikan
rumus dalam tanda kurung contoh logika deduktif!). Sedangkan isi dari
premis, mengenai manusia, mengenai mati, mengenai soekarno itu
berasal dari kesimpulan yang diperoleh secara induktif.

• Logika induktif dikenal dengan logika MATERIAL (MATTER/isi),


karena kemungkinannya ditentukan oleh isi pernyataan yang
digunakan. Isi pernyataannya itu sesuai dengan kenyataan atau tidak,
sehingga kesimpulan yang dihasilkannya adalah kemungkinan.
Kemungkinan itu benar atau salah.
Bahasa dan Logika
• Berpikir sebagai proses bekerjanya akal dalam menelaah sesuatu
merupakan ciri hakiki dari manusia dan hasil bekerjanya akal ini tidak
dapat diketahui oleh orang lain jika tidak dinyatakan dalam bentuk
Bahasa. Bahasa adalah pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat
komunikasi manusia.
• Bahasa terbagi menjadi kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis yang
membentuk kalimat. Kalimat terdiri dari kalimat bermakna dan kalimat
tidak bermakna. Kalimat bermakna terbagi menjadi kalimat berita dan
kalimat bukan berita. Kalimat bukan berita terbagi menjadi kalimat
tanya, kalimat perintah, kalimat seru, dam kalimat harapan. Kalimat
berita adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah. Bahasa ilmiah
adalah kalimat berita yang berupa suatu pernyataan-pernyataan atau
pendapat-pendapat. Untuk menelaah bahasa ilmiah perlu dijelaskan
tentang penggolongan Bahasa.
Bahasa dan Logika
• Bahasa tergolong menjadi dua, yaitu bahasa alami dan bahasa buatan.
Bahasa alami terdiri dari bahasa isyarat dan bahasa biasa. Bahasa buatan
terdiri dari bahasa istilah dan bahasa artifisial.
• Semantara fungsi bahasa ada tiga, yaitu fungsi ekspresif, fungsi afektif,
dan fungsi simbolik. Fungsi eksresif berupa pencurahan rasa. Fungsi
afektif menimbulkan efek psikologis terhadap orang lain. Fungsi
simbolik dinyatakan dalam symbol-simbol dan fakta yang meliputi
fungsi logis dan komunikatif. Di antara tiga fungsi tersebut, untuk
logika dan bahasa ilmiah harus memperhatikan fungsi simbolik, karena
komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang
berupa pengetahuan.
Bahasa dan Logika
• Kalimat terbagi menjadi kalimat bermakna dan kalimat tidak bermakna.
Kalimat bermakna terbagi menjadi kalimat deklaratif dan bukan kalimat
deklaratif. Kalimat deklaratif menunjukkan benar atau salah. Kalimat
deklaratif melahirkan pernyataan atau proposisi yang terbagi menjadi:
proposisi tunggal, proposisi kategori, dan proposisi majemuk. Proposisi
ada yang bersifat analitik dan ada juga yang bersifat sintetik.
Sejarah Perkembangan Logika
• Konsepsi logika tidak lepas dari sejarah yang membentuknya. Secara historis
ada dua zaman yang membentuk logika, yakni: zaman Yunani dan zaman
Modern.
• Pada zaman Yunani, Aristoteles menjelaskan bahwa “logika adalah ilmu
yang mengkaji hukum-hukum berpikir untuk memelihara proses penalaran
dari kesalahan” (Bakry: 2016: 1.30). Logika zaman Yunani ini dikenal dengan
logika Tradisional atau logika Aristoteles yang berpusat pada karyanya
Organon. Buku Organon berisi tentang Categoriae, De Interpretatione, Analytica
Priora, Analytica Posteriora, Topica dan Sophistici Elenchi. Pada zamannya,
konsepsi logika menurut Aristoteles diikuti oleh Theoprastus, kaum Stoik,
Megaria Porphyrius, dan berkembang pada empat wilayah, yaitu: Athena,
Iskandariah, Antiokia, dan Roma. Logika zaman Yunani berakhir pada masa
Boethius di Roma. Akhir logika tradisional dikenal dengan zaman gelap (dark
ages).
Sejarah Perkembangan Logika
• Pada abad XII atau zaman Modern, di wilayah Eropa Peter Abelard
menghidupkan kembali logika pada pendidikan tinggi di Kota Paris. Hidup
kembali logika dengan ditemukannya naskah-naskah kuno oleh Abelard
tentang Topica karya Cicero, tentang Perihermenias komentar Apuleus,
tentang De Syllogimo Hypothetico dan De Syllogismo Categorico komentar
Boethius dan komentar tentang De Interpretatione. Masa ini disebut dengan
Ars Vetus atau Logika Tua. Kemudian, berkembang pada Ars Nova atau
Logika Baru, Logika kaum Scholastik, logika golongan Port Royal hingga
logika simbolik. Logika SIMBOLIK pada abad IX dipelopori oleh Leibniz
dengan idenya tentang ars combinatoria. Logika simbolik ditujukan untuk
menjelaskan logika sebagai ilmu pasti. Setiap pengertian, pernyataan, dan
hubungan digantikan dengan simbol-simbol. Logika simbolik dikembangkan
pertama oleh George Boole dan Augustus de Morgan dalam bukunya The
Mathematical Analysis of Logic (1847) tentang logika formal. Kemudian, John
Venn menulis tentang Symbolic Logic (1881). Dalam perkembangannya logika
terus berkembang pada pembahasan logika simbolik.
Sumber
Sumber bacaan: Noor Muhsin Bakri dan Sonjoruri Budiani
Trisakti. Logika. Ed.2. Jakarta: Universitas Terbuka, 2016, hal.
1.1-1.60

Anda mungkin juga menyukai