Akhmad Suryonurafif
1. Biomarker pada
Neurotrauma
Biomarker cedera otak
• Myelin Basic Protein (MBP)
• Astroglial protein S-100β
• Neuron Specific enolase (NSE)
• Proteolytic fragment of the microtubule associated protein tau
[Cleaved-tau (C-Tau)]
• Spectrin Breakdown Product
Myelin Basic Protein
• Ditemukan pada membran ekstraselular pada myelin di CNS dan PNS
• Pelepasan MBP ke LCS dan serum berhubungan dengan kerusakan
myelin yang terjadi pada sistem saraf
• Terdapat hubungan antara peningkatan serum MBP dengan
keparahan cedera otak (Yamazaki et al, 1995)
S-100β
• Protein yang terutama terdapat pada astrosit
• Berat molekul 21kDa, T1/2 = 2 jam
• Normalnya tidak terdeteksi pada serum
• Peningkatan konsentrasi pada LCS dan serum setelah trauma otak
maupun stroke berhubungan dengan keparahan cedera otak.
• Beberapa publikasi menyimpulkan bahwa S-100β tidak berhubungan
dengan cedera otak namun berhubungan dengan kerusakan BBB.
NSE
• Enzim glikolitik enolase yang terdapat pada neuron dan sel
neuroendrokrin yang terlibat dalam metabolisme glukosa
• Berat molekul 78 kDa, T1/2 = 24 jam
• Nilai NSE pada serum berhubungan dengan prognosis pasien cedera
otak
• Nilai NSE serum >21,7 ng/dL merupakan prediktor luaran yang buruk
(Vos et al, 2004)
Cleaved Tau
• Dalam keadaan normal berada di intraselular sebagai protein MAP-
Tau
• MAP-Tau berperan dalam terbentuknya mikrotubulus di dalam
neuron sehingga pergerakan protein/nutrisi axoplasmic dapat terjadi
• Cedera pada sel neuron menyebabkan rusaknya mikrotubulus
tersebut sehingga protein ini keluar ke LCS
• Peningkatan nilai serum protein C-Tau 500-1000 kali merupakan
berhubungan dengan derajat keparahan cedera otak yang terjadi
(Zemlan et al, 2002)
αII-Spectrin Breakdown Products
• Protein yang banyak terdapat pada neuron, akson, dan ujung
presinaps
• Dapat terbagi menjadi beberapa jenis protein
• SBDP 150 dan SBDP 145
• SBDP 120
• SBDP 120 terkait dengan kerusakan neuron yang dikarenakan proses
apoptosis
• Nilai SBDP 145 >6ng/mL dan SBDP 120 >17,55ng/mL menjadi
prediktor kematian pada pasien dengan cedera otak (Mondello et al,
2010)
2. Autoregulasi, Vicious Cycle,
Vasodilatation &
Vasocontriction Cascade
Autoregulasi
• Kemampuan pembuluh darah otak untuk
menyesuaikan lumen untuk
mempertahankan aliran darah otak (CBF)
tetap konstan walaupun tekanan perfusi
serebral (CPP) mengalami fluktuasi
• Dg rentang tekanan 50mmHg hingga
150mmHg
CPP ↓ ICP ↑
Iskemia
PO2↓, PCO2↑, pH ↓
Central Kemoreseptor
Simpatis
Di Medulla
A1 Adrenergic
reseptor
Vasokonstriksi
N. Vagus
Baroreseptor di a. Carotis Denyut Jantung menurun
CPP ↑ Hipertensi
Bradikardia
Breathing Pattern
Central Hyperthermia
5. GOS & GOSE
GOS
• Skala praktis yang digunakan untuk menilai luaran pasien pasca cedera
otak yang didesain untuk melengkapi GCS sebagai sistem prediktif.
• Tujuan
• Menjaga jalan napas pada pasien tidak sadar
• Obat anestesi
• Penyakit dasar
• Mencukupi kebutuhan oksigen otak
• Hiperventilasi *
• Pertahankan PCO2 30-35 mmHg
• Menurunkan TIK
• <20 vasokontriksi total iskemia
• >40 vasodilatasi
• Pertahankan PO2 80-120 mmHg
• PO2 yg terlalu tinggi
peningkatan radikal bebas
Terapi Cairan
• Mencukupi kebutuhan cairan
• Menjaga keseimbangan cairan
• Cairan masuk
• Infus, minum, kandungan air dari makanan, volume obat-obatan
• Cairan keluar
• Urin, muntahan pasien
• IWL
• Kehilangan cairan yang tidak tampak, mis : keringat, uap air
pernapasan
Kebutuhan Cairan
• Rumus Holliday Segar
• 10 kg pertama 100cc/hari atau 4cc/jam
• 10 kg kedua 50 cc/hari atau 2 cc/jam
• 10 kg ketiga dan seterusnya 20 cc/hari atau 1 cc/jam
susu 150-200 7
Monitor kecukupan cairan
• Volume urin
• Dewasa 0,5-1 cc/kgBB/jam
• Anak 1-2 cc/kgBB/jam
• Respons hormonal
• Peningkatan hormon katabolisme : katekolamin, glukagon, dan cortisol
• Gluconeogenesis + lipolisis
• 75-90% energi didapat dari oksidasi lipid
Persamaan Harris Benedict
• Laki-laki
• 66,47 + (13,75 x BB) + (5,0 x TB) – (6,76 x usia)
• Perempuan
• 655,1 + (9,65 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x usia)
• Ceftriaxone
• Peta kuman RS dr Sutomo
• Broad spectrum selafosporin gerenasi 3
• Dapat menembus BBB
Penetrasi Antibiotik ke SSP
• Ukuran molekul
• Tidak ada batas absolut
• Bbrp sumber <400 dalton
• Lipofilisitas
• Ikatan dengan protein plasma
• Albumin
• Free drug penetrasi
• Transpor aktif
• MDR3, OAT2, PEPT2, dll
• Sistem ventrikel & canalis spinalis bukan entitas tunggal
• Konsentrasi ab canalis spinalis > sistem ventrikel pasca injeksi IV
• Metamizole (Dipyrone)
• NSAID
• Analgetik & antipiretik
• Efek anti inflamasi rendah
• Menurunkan cedera iskemik sel saraf pada model binatang dan selular
Friedlander R M, et al. Dipyrone Inhibits Neuronal Cell Death and Diminishes Hypoxic/Ischemic Brain Injury. Neurosurgery. 2011
Oct; 69(4): 942–956.
Profilaksis Kejang
• Mencegah PTS awal
• Diberikan minggu pertama sejak kejadian
• Indikasi
• GCS <10
• Immediate Seizure
• Kontusio kortikal
• Fraktur linear
• Penetrating head injury
• Fraktur impresi
• Alkoholik kronis
• Amnesia post traumatik >30mnt
• EDH, SDH, atau ICH
• Defisit neurologis fokal
• Usia >65th atau <15th
Phenytoin
• Dosis • Mekanisme
• Loading • Blok kanal Na
• Dewasa 15-20 mg/kgBB • Potensiasi GABA
• Anak-anak 10-20 mg/kgBB
• Maintenance
• 5-10 mg/kgBB/hari dibagi 2-3
dosis
• Efek samping
• Teratogen, gangguan fungsi
hati, ataksia, konstipasi,
depresi
Diuretik Osmotik
• Mengurangi TIK
• Menarik air dari ekstravaskuler ke intravaskuler
• Mengurangi edema sitotoksik
Manitol
• Syarat pemberian • 20%
• Euvolemia • 1098 mOsm/lt
• Normotensi
• Fungsi ginjal baik
• Osmolaritas <320 mmol/lt
• Dosis
• Loading 0,25-1gr/kgBB
• Maintenance
• Tappering off
Profilaksis Stress Ulcer
• Pencegahan stress ulcer
• Penurunan keasaman lambung
mengurangi risiko erosi lambung &
cedera aspirasi
• Ranitidin
• H2 receptor blocker
• Dosis
• Dewasa 50mg/12 jam iv
• Anak-anak 1mg/kgBB/12 jam iv
Diagnostik
• CT Scan
• Early post op
• Sesuai indikasi klinis
• Kejang
• Gcs turun
• Defisit neurologis baru
• Laboratorium
Terima Kasih
10. Perdarahan Subarachnoid
Traumatik
Perdarahan Subarachnoid
• Perdarahan yang terjadi di spatium
subarachnoid, yaitu ruangan di antara
pia matter dan arachnoid matter
• Trauma kepala adalah penyebab paling
banyak dari perdarahan subarachnoid
• Komplikasi dari perdarahan
subarachnoid yang membutuhkan
perhatian khusus, modalitas diagnostik
dan terapi spesifik adalah vasospasme
dan hidrosefalus.
• Diagnosis perdarahan subarachnoid dapat
ditegakkan dengan CT Scan kepala pada
95% kasus.
• Gambaran hiperdens pada sulcus-sulcus
cerebrum dan sisterna.
• Pada kasus yang meragukan
• Pungsi lumbal
• Angiografi serebral dapat menentukan
sumber perdarahan pada 80 hingga 85%
kasus yang terkonfirmasi.
Grading
Tatalaksana
• Prinsip sama dengan tatalaksana cedera otak pada umumnya yaitu
mencegah cedera otak sekunder seperti pada soal nomor 9
Terima Kasih
Mohon arahan