Anda di halaman 1dari 12

REMBUG STUNTING

PLH.CAMAT TINGKIR
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis
yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada
anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau
pendek (kerdil) dari standar usianya.
Sebagai upaya penurunan angka stunting di
tingkat kecamatan secara terintegrasi,
Pemerintah Kabupaten Magelang melalui
Bappeda bersama Pemerintah Kecamatan dan
Desa menggelar kegiatan 'Rembug Stunting'
yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Ngablak
yang diikuti sebanyak 16 desa
TUJUAN REMBUG STUNTING

Rembug Stunting tingkat kecamatan


merupakan salah satu strategi peningkatan
komitmen dan visi kepemimpinan di tingkat
pemerintah kabupaten.
tujuannya antara lain, untuk menyampaikan
hasil analisis situasi dan rancangan rencana
kegiatan intervensi penurunan stunting di
tingkat kecamatan secara terintegrasi.
Kemudian mendeklarasikan komitmen
pemerintah kecamatan dan desa/ kelurahan
dan menyepakati rencana kegiatan intervensi
penurunan stunting.

"Hasil kegiatan Rembuk Stunting akan menjadi


dasar gerakan penurunan stunting kecamatan
melalui integrasi program/kegiatan yang
dilakukan lintas sektor dengan melibatkan
partisipasi masyarakat," je
Capaian Angka Stunting
DIWILAYAH KECAMATAN Tingkir
Sebanyak 77 Anak
Melalui kegiatan rembuk stunting tingkat
kecamatan, konvergensi penurunan stunting
bisa dilaksankan di semua kecamatan dan
desa/kelurahan,
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali
dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik)
dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat
banyak yang hanya menerima tanpa berbuat
apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti
kita ketahui, genetika merupakan faktor
determinan kesehatan yang paling kecil
pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor
perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya,
politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata
lain, stunting merupakan masalah yang
sebenarnya bisa dicegah.
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan
dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan
terhadap pola makan, pola asuh, serta
perbaikan sanitasi dan akses air bersih
Stunting merupakan ancaman utama terhadap
kualitas manusia Indonesia,
juga ancaman terhadap kemampuan daya
saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak
stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan
fisiknya (bertubuh
pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu
perkembangan otaknya, yang mana tentu akan
sangat mempengaruhi kemampuan dan
prestasi di sekolah,
produktivitas dan kreativitas di usia-usia
produktif.
Aksi #1 Melakukan identifikasi sebaran stunting,
ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan
integrasi intervensi gizi.
Aksi #2 Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan
pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
Aksi #3 Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat
kabupaten/kota.
Aksi #4 Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk
menjalankan peran dan kewenangan desa dalam
intervensi gizi terintegrasi.
Aksi #5 Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader
yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan
intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa.
Aksi #6 Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting
dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota.
Aksi #7 Melakukan pengukuran pertumbuhan dan
perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting
kabupaten/kota.
Aksi #8 Melakukan review kinerja pelaksanaan program
dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu
tahun terakhir.
Camat dapat melakukan pertemuan secara
berkala untuk melakukan pemantauan kondisi
stunting di tingkat desa, sehingga perencanaan
dan penyelenggaran program berbasis data.
Tingkat Desa. Pemerintahan desa memainkan
peranan yang sangat penting karena dari desa
lah data sasaran intervensi pencegahan
stunting dikumpulkan

Anda mungkin juga menyukai