Anda di halaman 1dari 24

TUTORIAL 1

BLOK NEFROUROPOETIK
Alin Amalia Putri - 2013010030
ANATOMI
HISTOLOGI
GIN
JAL
URE
TER
VESICA
URINARIA
ALL ABOUT INFEKSI
SALURAN KEMIH
STADIUM
1) Stadium 0, Kanker serviks hanya ditemukan pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang
melapisi leher rahim. Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ.

2) Stadium I, Kanker masih terbatas didalam jaringan serviks dan belum menyebar ke dalam
rahim. Stadium I dibagi menjadi:
a) IA, Karsinoma yang didiagnosa baru hanya secara mikroskop dan belum menunjukan
kelainan/keluhan klinik.
b) IAI, kanker sudah mulai menyebar kejaringan otot dengan dalam 3 mm – 5 mm) dengan
lebar = 7 cm;
c) IB, Ukuran kanker sudah > dari 1A2;
d) IB1, Ukuran tumor = 4 cm;
e) IB2, Ukuran tumor >4 cm

3) Stadium II, Kanker sudah meluas melewati leher rahim ke dalam jaringan-jaringan yang
berdekatan dan kebagian atas dari vagina. Kanker serviks tidak menyerang ke bagian ketiga
yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvis (lapisan dari bagian tubuh antara pinggul).
Stadium II dibagi menjadi:
a) IIA, Tumor jelas belum menyebar ke sekitar uterus.
STADIUM
4) Stadium III, Kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan sudah mengenai jaringan
vagina lebih rendah dari 1/3 bawah. Bisa juga penderita sudah mengalami ginjal bengkak
karena bendungan air seni (hidroneprosis) dan mengalami gangguan fungsi ginjal. Stadium
IIIdibagi menjadi:
a) IIIA, Kanker sudah menginfasi dinding panggul.
b) IIIB, Kanker menyerang dinding panggul disertai gangguan fungsi ginjal dan atau
hidronephrosis.

5) Stadium IV, Kanker sudah menyebar kerongga panggul dan secara klinik sudah terlihat
tanda-tanda infasi kanker keselaput lender kandung kencing dan atau rectum. Stadium IV
dibagi menjadi:
a) IVA, Sel kanker menyebar pada alat atau organ yang dekat dengan kanker serviks.
b) IVB, Kanker sudah menyebar pada alat atau organ yang jauh dari serviks.
DETEKSI DINI
Deteksi dini merupakan
upaya terbaik untuk
menghindarkan
keterlambatan dalam
penanganan masalah
kanker serviks. Deteksi
dini kanker serviks dapat
dilakukan melalui
pemeriksaan PapSmear
atau IVA.
GOLD
STANDARD
Proses diagnosis medis yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa pasien dengan
kanker serviks terdiri dari beberapa pemeriksaan, yaitu IVA, pap smear, uji DNA-
HPV, Kolposkopi, dan Pap net.
ALL ABOUT
CA CERVIX
DEFINISI
Endometriosis merupakan kondisi medis pada wanita yang ditandai dengan tumbuhnya sel-
sel endometrium di luar kavum
uteri. Sel-sel dapat tumbuh dan berpindah ke ovarium, tuba Falopii, belakang kavum uteri,
ligamentum uterus, bahkan dapat sampai ke usus dan vesika urinaria. Pada saat menstruasi
berlangsung, sel-sel endometrium yang berpindah ini akan mengelupas dan menimbulkan
perasaan nyeri di sekitar panggul.
ETIOLOGI
Beberapa ahli mencoba menerangkan kejadian endometriosis dengan berbagai
teori, yakni :
- teori implantasi dan regurgitasi
- Metaplasia
- Hormonal
- Imunologik
EPIDEMIOLOGI
Umumnya endometriosis muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian endometriosis mencapai
5-10% pada Wanita umumnya, dan lebih dari 50% terjadi pada wanita perimenopause. Juga pernah
dilaporkan terjadinya endometriosis pada masa menopause, dan bahkan terjadi pada 40% pasien
histerektomi. Beberapa studi juga mengatakan bahwa wanita Jepang mempunyai prevalensi yang
lebih besar dibandingkan Wanita Kaukasia. Selain itu juga 10% endometriosis ini dapat muncul
pada yang mempunyai riwayat endometriosis di keluarganya.
GEJALA KLINIS
Gejala endometriosis bervariasi dan tidak bisa diprediksi. Nyeri haid (dismenorea), nyeri pinggang
kronis, nyeri pada saat berhubungan (dispareunea), pendarahan dan infertilitas merupakan gejala yang
umum terjadi. Hebatnya nyeri tergantung pada lokasi endometriosis. Pendarahan bisa banyak dan lama
pada saat menstruasi, berupa spotting sebelum menstruasi, menstruasi yang tidak teratur, dan darah
menstruasi berwarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan dalam biasanya didapatkan benjolan-bejolan di kavum Douglas, dan daerah
ligamentum sakrouterina yang sangat nyeri pada penekanan. Uterus biasanya sulit digerakkan. Jika
terdapat kista, di parametrium dapat teraba adanya massa kistik yang terasa nyeri bila disentuh.
Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk diagnosis pasti endometriosis agar dapat
menyingkirkan diagnosis banding antara radang pelvis dan keganasan di daerah pelvis. USG
transvaginal yang telah dikenal akurasinya, hanya sedikit membantu dalam menemukan massa
kistik di daerah parametrium.
TATALAKSANA
Terapi pada endometriosis yang ada yaitu obat-obatan, hormonal, bedah dan kombinasi obat dan bedah. Pilihan
pengobatan tergantung pada keadaan individu pasien, yang meliputi :
(1) gejala yang muncul dan keparahannya,
(2) lokasi dan keparahan endometriosis, dan
(3) keinginan untuk memiliki anak selanjutnya.
Tidak ada pengobatan yang menjanjikan penyembuhan permanen. Histerektomi abdominal total dengan
salpingo-ooforektomi bilateral berkaitan dengan 10% risiko berulang dan 4% risiko endometriosis tambahan.
Tujuan dalam penatalaksanaan endometriosis meliputi pengurangan nyeri panggul, meminimalkan intervensi
bedah, dan menjaga kesuburan.
Terapi medikamentosa bertujuan untuk mengurangi keluhan nyeri kronis pada wanita
dengan endometriosis dan memperkecil kemungkinan kambuhnya endometriosis. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan pil kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah
diberikan sebagai lini pertama. Jika gejala tidak membaik selama 3 bulan, terapi
berikutnya adalah dengan pemberian progestin atau hormon gonadotropin (GnRH). Terapi
ini diberikan untuk yang mengurangi nyeri dan perkembangan lesi endometriosis.

Analgesik
Penggunaan analgesik diberikan pada pasien yang mengeluh nyeri. Pemberian OAINS,
dapat berupa ibuprofen dengan dosis 3 x 400 mg atau asam mefenamat dengan dosis 3 x
500mg. Penggunaan OAINS dapat dikonsumsi beberapa hari sebelum dan saat
menstruasi.

Pil Kontrasepsi Kombinasi


Terapi hormonal ini mengandung estrogen dan progesteron. Pil KB yang mengandung
kombinasi ini dapat digunakan untuk tata laksana endometriosis. Terapi hormonal ini
dapat disarankan untuk wanita yang tidak berencana untuk hamil. Pil kontrasepsi
kombinasi (PKK) diberikan selama 3 bulan dan cenderung berkelanjutan.
• Hormon Progestin
• Gonadotropin-Releasing Hormone Agonist (GnRH Agonist)
• Pemberian agonis GnRH
• Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) Antagonists
• Danazol

● Pembedahan

Pembedahan merupakan baku emas untuk diagnosis definitif. See and treat merupakan cara yang
disarankan untuk tata laksana endometriosis. Pembedahan dinyatakan efektif mengurangi gejala pada
endometriosis yang ditemukan dengan prosedur laparoskopi. Namun, risiko morbiditas akibat
pembedahan dan potensi terganggunya ovarium, terutama dalam kasus endometrioma, perlu
dipertimbangkan
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada endometriosis adalah infertilitas, pembentukan kista
‘coklat’ atau endometrioma, dan kecenderungan untuk mendapatkan kanker ovarium di
masa depan.

PROGNOSIS
Prognosis dari endometriosis berkaitan dengan kekambuhannya. Banyaknya lokasi lesi
dapat meningkatkan risiko kekambuhan endometriosis. Komplikasi endometriosis yang
paling umum terjadi adalah infertilitas.

Anda mungkin juga menyukai