Anda di halaman 1dari 10

KONSELING

KELOMPOK 3 :
1. Imanuel Trisaputra
2. Yan Rigel Para’pean
3. Friska Paborong
4. Imelda Toda
PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORISTIK
Definisi Teori Behavioristik

Berdasarkan asal katanya konseling berasal dari bahasa latin yaitu “consilium”
yang berarti dengan atau bersama, sedangkan ada juga yang menggunakan kata
“sellan”untuk mendefenisikan maksud dari kata koseli yang berarti menyerahkan
atau menyampaikan. Sedangkan defenisi umum dari konseling adalah hubungan
pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang (konsili dan konselor)
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus
yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar untk menyelesaikan masalah yang
dialami oleh konsili atau kliennya. M Antoni setiawan, “Pendekatan-Pendekatan
Konseling (Teori Dan Aplikasi),” Yogyakarta : Deepublish Publisher (Oktober
2018);2.
Behaviorisme berasal dari bahasa Inggris yaitu “behavior” dalam
bahasa Indonesia berarti perlilaku atau tindakkan. Teory behaviorial
juga mempunyai ragam defenisi yang berbeda secara pengolahan kata
tetapi sama secara makna contohnya seperti:
• Menurut Intan sujiwo berpendapat konseling behavioral adalah
suatu teknik dalam konseling yang berlandaskan teori belajar
berfokus pada tingkah laku individu untuk membantu konseli
mempelajari tingkah laku baru dalam memecahkan masalahnya.
• Menurut Muhamad Alvian Maulana, mengatakan bahwa Konseling
behavioral adalah teknik konseling yang berfokus penerapannya
pada perubahan perilaku konsili atau orang yang sedang berada
dalam masa konseling oleh konselor Insan Suwanto, “Konseling
Behavioral Dengan Teknik Self Management Untuk Membantu
Kematangan Karir Siswa SMK” JBKI: Jurnal Bimbingan
Konseling Indonesia Vol. 1 No. 1 (Maret 2016); 3.
Dari kedua defenisi tentang koseling behaviorial
diatas dapat dilihat adanya dua argumen yang berbeda
tentang teknik konseling tersebut, tetapi pada dasarnya
maknanya tetap sama yaitu teknik konseling yang
berfokus pada perilaku ata sikap yang tampak dari si
konsili untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
oleh konsili tersebut.
KARAKTERISTIK BEHAVIORISTIK
Konseling behavioristik salah satu teknik terapi dalam
konseling yang berlandaskan pada teori belajar yang berfokus
pada tingkah laku individu, serta untuk membantu konseli
mempelajari tingkah laku baru dalam memecahkan masalah
melalui teknik-teknik yang beriorentasi pada tindakan. Adapun
karakteristik konseling behavioristik adalah :
 Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik.
 Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling.
 Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan
masalah klien, penilaian yang obyektif terhadap tujuan
konseling.
Menurut Pihasniwati (2008), konsep utama dalam konseling
behavioristik adalah keyakinan tentang martabat manusia yang
bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis. Konseling
behavioristik berfokus pada perilaku manusia yang dipelajari dan
dapat diubah. Manusia pada dasarnya tidak berkarakter baik atau
buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk
bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah berdasarkan
bekal keturunan dan lingkungan (navitisme dan empirisme),
terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri khas
kepribadiannya.
LANGKAH-LANGKAH BEHAVIORISTIK
Menurut komalasari (2011), tahapan dalam konselong behavior adalah
sebagai berikut :
a. Assesment, bertujuan untuk menentukan apa yang dilakukan oleh konseli
pada saat ini atau asesmen adalah aktivitas nyata, perasaan dan pikiran
konseli.
b. Goal Setting, konseli menentukan tujuan konseling sesuai dengan
kesepakatan bersama berdasarkan informasi yang telah disusun dan
dianalisis.
c. Techique Implemenlation, konseli menentukan strategi yang baik untuk
membantu konseli mencapai perubahan tingkah laku yang inginkan.
d. Evaluation Termination, untuk mengevaluasi efektivitas konselor, seperti
menguji apa yang konseli lakukan terakhir.
e. Feedback. Untuk mengetahui apakah setelah adanya konseli terhadap
konselor ada feedback atau perubahan tingkah laku dalam diri yang
berubah.
Tujuan Konseling Behavior
Menurut Lapitun (2008), konseling behavior adalah
menciptakan suatu kondisi baru yang lebih baik melalui proses
belajar sehingga perilaku yang negatif dapat dihilangkan serta
mengubah tingkah laku adaptif dengan cara memperkuat tingkah
laku yang diharapkan dan meniadakan perilaku yang tidak
diharapkan serta berusaha menemukan cara-cara bertingkah laku
yang baru seperti berikut :
 Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku
 Meningkatkan kerampilan unuk menghadapi sesuatu
 Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan
 Meningkatkan dalam hubungan dalam perorangan
SASARAN
Sasarannya ialah, berfokus pada pengubahan tingkah
laku dengan menenkankan pada pembagian
penghargaan bagi seorang konseli ketika melakukan
sesuatu yang baik dan memberi konsekuensi untuk
mencegah konseli agar tidak melakukan hal yang buruk.
TERIMA KASIH
Den Raka Pekutanan?

Anda mungkin juga menyukai