Keperawatan
Peritonitis
Ns. Wella Juartika, S.Kep, M.Kep
Defenisi
• Peritoneum adalah membran serosa rangkap yang sebesar dalam
tubuh yang terdiri dua bagian utama yaitu peritoneum parietal yang
melapisi dinding rongga abdominal, dan rongga peritoneum viseral
yang meliputi semua organ yang berada pada didalam rongga itu
(Pearce, 2009).
• Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum ( lapisan membran
serosa rongga abdomen ) dan organ didalamnya (Muttaqin & Sari,
2011).
Etiologi
• Penyebab Peritonitis dapat disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal.
• Cedera. Trauma seperti luka tembak atau luka tusuk dapat
menyebabkan peritonitis.
• Peradangan. Peradangan yang meluas dari organ di luar area peritoneal
seperti ginjal dapat menyebabkan peritonitis.
• Bakteri. Bakteri yang paling umum terlibat adalah Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, dan Streptococcus.
Patofisiologi
• Leakage. Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organ perut ke
dalam rongga perut.
• Proliferasi. Terjadi proliferasi bakteri.
• Edema. Edema jaringan terjadi, dan eksudasi cairan berkembang dalam
waktu singkat.
• Invasi. Cairan di rongga peritoneum menjadi keruh dengan meningkatnya
jumlah protein, sel darah putih, puing-puing seluler, dan darah.
• Respon. Respon langsung dari saluran usus adalah hipermotilitas, segera
diikuti oleh ileus paralitik dengan penumpukan udara dan cairan di usus.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejalanya bergantung pada luas dan lokasi peradangan.
• Rasa sakit. Pada awalnya, terdapat nyeri difus, yang cenderung
menjadi konstan, terlokalisasi, dan lebih intens pada lokasi proses
patologis.
• Kelembutan. Area perut yang terkena menjadi sangat lunak dan
membengkak, otot menjadi kaku, dan gerakan bisa semakin
memperburuknya.
• Tanda-tanda vital berubah. Suhu 37,8C hingga 38,3C dapat diharapkan
seiring dengan peningkatan denyut nadi.
Komplikasi
Rongga perut menunjukkan infeksi luas yang dapat menyebabkan
komplikasi.
• Sepsis. Sepsis adalah penyebab utama kematian akibat peritonitis.
• Syok. Syok bisa terjadi akibat septikemia atau hipovolemia.
• Obstruksi usus. Proses inflamasi dapat menyebabkan obstruksi
usus, terutama dari perkembangan adhesi usus
Penilaian dan Temuan Diagnostik
Menilai dan mendiagnosis peritonitis melibatkan hal-hal berikut:
4. Derajat defisit.
6. I&O.
7. Keseimbangan cairan.
8. Adanya edema.