Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

KOMUNIKASI LINGKUNGAN
(USAPLAH DENGAN KAIN)

Fitri Handayni
2016041033

Komunikasi Lingkungan
USAPLAH DENGAN KAIN

Menurut riset yang dilakukan Kantor Pemasaran Mintel di tahun 2016,

sebanyak 56% konsumen membeli tisu makan, dan dalam 6 bulan terakhir,

tidak kurang dari 86% konsumen membeli tisu dapur.

Menurut riset diatas penggunaan tisu yang berlebihan bisa

menyebabkan efek global, maka dari itu kami akan membuat sebuah

kampanye “USAPLAH DENGAN KAIN”, untuk mendorong masyarakat agar

lebih perduli terhadap lingkungan maupun alam disekitarnya.


PENGGAGAS KAMPANYE

 Penggagas dari kampanye ini  Tugas : Untuk


adalah Kementerian Lingkungan menyelenggarakan urusan
Hidup dan Kehutanan. pemerintah di bidang lingkungan
 Pada masa Pemerintahan hidup dan kehutanan.
Presiden Jokowi, Kementrian
 Fungsi : Pengelolaan konservasi
Kehutanan di gabungkan
sumber daya alam dan
dengan Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, yang ekosistemnya,pengolahan hutan

sebelumnya pada tahun 2005- produksi lestari, pengendalian


2014 hanya Kementrian pencemaran dan kerusakan
IDENTIFIKASI MASALAH

Menurut data dari Organisasi Meteorologi Dunia menyebutkan bahwa

pada tahun 1990 dan 2014, pemanasan global semakin meningkat hingga

36%. Peningkatan suhu di bumi akan berdampak pada kehidupan makhluk

hidup, seperti terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim, kekeringan yang

berdampak kebakaran hutan, hingga punahnya spesies tertentu.

Penebangan hutan untuk memproduksi pulp (bubur kertas) dan erosi

tanah akibat hutan yang gundul akan mengakibatkan meningkatnya CO2 di

atmosfir yang menyebabkan tingginya suhu bumi. Bahkan limbah

pembuatan pulp mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan

manusia dan lingkungan hidup.


Tisu sangat berguna pada kehidupan sehari-hari. Menurut riset yang

dilakukan Kantor Pemasaran Mintel di tahun 2016, sebanyak 56%

konsumen membeli tisu makan, dan dalam 6 bulan terakhir, tidak kurang

dari 86% konsumen membeli tisu dapur. Dengan meningkatnya

konsumen tisu ini mampu berdampak yang besar terhadap lingkungan.

Proses pembuatan tisu sama dengan proses pembuatan kertas

yang terbuat dari bahan baku kayu dengan memerlukan banyak air

dalam prosesnya. Untuk membuat 3.2 juta ton tisu toilet, produsen harus

menebang sekitar 54 juta batang pohon. Dan dalam setiap 1 gulung tisu

yang di gunakan menghabiskan sekitar 140 liter air untuk proses

pembuatannya.
Koesnadi, Sekjen Serikat Hijau Indonesia mengatakan, “jika
jumlah penduduk Indonesia 200 juta orang, dan setiap harinya mereka
menggunakan setengah gulung tisu, artinya konsumsi tisu setiap
harinya sebanyak 100 juta gulung atau 25 ribu ton penggunaan tisu
dalam satu hari”. Hal ini akan berdampak pada hutan alami yang
menjadi rumah bagi satwa liar seperti Harimau Sumatra, Orangutan,
Gajah Sumatra, dan spesies lainnya.
ISU YANG DIANGKAT

Penggunaan tisu yang berdampak negatif pada makhluk hidup


yang tinggal di dalam hutan serta mengakibatkan meningkatnya
CO2 di atmosfir yang menyebabkan tingginya suhu bumi karena
hutan disekitaran menjadi gundul.
TUJUAN KAMPANYE

Tujuan dari kampanye ini untuk mengurangi pemakaian tisu


karena akan mengurangi terjadinya penebangan pohon dan
hemat air terhadap proses pembuatan tisu. Masyarakat menjadi
tidak menggunakan tisu, melainkan dengan menggunakan sapu
tangan atau handuk kecil yang berbahan dasar kain.
PERIODE KAMPANYE

Tanggal/waktu Penjelasan Visual


TAKTIK KOMUNIKASI
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai