Anda di halaman 1dari 11

DEPRESI PADA REMAJA

Dokter Internship UPT PKM Batumandi


Definisi

Depresi kondisi ditandai ketidakmampuan berkonsentrasi, perubahan pola


tidur yang parah, menurunnya energi, ketidaknyamanan fisik, mudah
tersinggung, serta perasaan sedih, kesal dan tidak berdaya yang ekstrim
Klasifikasi Depresi
A. Gangguan depresi berat
Terdapat 5 atau lebih gejala selama 2 minggu
(mudah terpancing amarah, kehilangan intens atau perasaan senang signifikan dalam menjalani
sebagian besar aktifitas sehari-hari, berat badan turun signifikan atau naik drastis tanpa diet,
insomnia atau hypersomnia, agitasi, letih, perasaan tidak berharga, konsentrasi menurun,
pikiran ingin mati atau bunuh diri muncul berulang kali, distress dan hendaya signifika
B. Gangguan distimik (depresi yang lebih kronis, tanpa ada suatu bukti depresi berat)
Terjadi beberapa hari selama minimal 2 tahun. Minimal terdapat 2 hal
Tidak nafsu makan atau makan berlebihan, lemah letih, self esteem rendah, konsentrasi
rendah. Selama 2 tahun lamai gangguan, dapat terjadi tanpa gejala selama 2 bulan, tidak ada
episode manik yang terjadi
C. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik
Sebuah episode depresi berat atau lebih, riwayat paling tidak satu episode hipomanik, tidak
ada riwayat episode manik, bukan merupakan bentuk gangguan jiwa skizofrenia
Perbedaan Kondisi Emosi Normal dan Tidak Normal

Depresi dapat terjadi dalam kondisi yang normal sebagai bagian dalam
perjalanan proses kematangan emosi, yang membedakan:
1). Pada keadaan normal, berupa gangguan kemurungan (kesedihan, patah
semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan
pesimisme terhadap masa yang akan datang
2) Pada keadaan patologis, ketidakmampuan ekstrim untuk mereaksi rangsang
disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpuasan, tidak mampu dan putus asa.
Penyebab Depresi Remaja

• Faktor genetik
Bila satu orang tua riwayat menderita depresi, anak berisiko menderita depresi 2 kali lipat atau bila
kedua orang tua depresi , risiko mengalami gangguan perasaan pada anak dibawah usia 18 tahun
meningkat 4 kali lipat
• Faktor sosial
Riwayat penganiaayan, kekerasan seksual, bullying, perpisahan orang tua, jumlah saudara, perkawinan
dan struktur keluarga
• Faktor biologis
Gangguan hormone (produksi serotonin, norepinefrin berlebih)
Gejala Klinis
• Mood labil, afek depresif (raut wajah tampak depresi), mudah marah dan perubahan
mood meningkat
• Pada pubertas -> feeling blue (merasa murung), sedih, menangis tanpa sebab,
mengurung diri di kamar, lebih banyak tidur
• Keterlambatan proses berpikir, prestasi sekolah menurun, tugas sekolah tidak selesai,
perasaan rendah diri, kecenderungan penggunaan NAPZA
• Antisosial
-> sering membolos, mencuri, berkelahi yang terjadi pada remaja yang
sebelumnya memiliki riwayat perilaku yang baik
• Perilaku seksual -> tidak ada minat untuk mengenal lawan jenis, kecenderungan terjadi
pernikahan dini untuk menghindari konflik keluarga (namun hal ini memperparah
kondisi depresi)
• Tampilan fisik -> depresi, Lelah, pucat, tidak ada semangat hidup/kegembiraan, berat
badan turun drastic
• Perilaku bunuh diri
Terapi

• Psikoterapi (konseling dengan psikiater atau psikolog)


• Farmakologi/obat-obatan (harus dengan resep dokter atau konsultasi
terlebih dahulu)
Pencegahan

• Membentuk kelompok belajar


• Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
• Pemilihan jurusan sesuai minat
• Pramuka dsb
• Mengikuti kegiatan positif di sekolat atau luar sekolah
• Menghindari perilaku pergaulan bebas
• Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Memiliki tempat curhat yang dapat dipercaya untuk melepaskan perasaan
tertekan
Waspada Depresi Pada Remaja!

Jika ditemukan gejala depresi yang mengganggu aktifitas ->


Segera periksakan pada diri anda atau orang lain ke Psikoater atau
Psikolog
Depresi berat yang tidak diobati selama 7-12 bulan, cenderung menjadi
episode depresi berulang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai