Anda di halaman 1dari 13

Pengertian dan Proses Terbentuknya

Hukum Adat di Indonesia


Djuniarti, SH., MH
Sumber-sumber Hukum Adat
• Adat-istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat
• Kebudayaan tradisionil rakyat
• Ugeran/ Kaidah dari kebudayaan Indonesia asli
• Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat
• Pepatah adat
• Yurisprudensi adat
• Dokumen-dokumen yang hidup pada waktu itu, yang memuat ketentuan -ketentuan hukum
yang hidup.
• Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan oelh Raja-Raja.
• Doktrin tentang hukum adat
• Hasil-hasil penelitian tentang hukum adat Nilai-nilai yang tumbuh dan berlaku dalam
masyarakat.
Pengertian Adat Istiadat Menurut Ahli
Mohammad Daud Ali (1999 : 196)
Adat istiadat adalah segala dalil dan ajaran mengenai bagaimana orang bertingkah-laku dalam
masyarakat. Rumusannya sangat abstrak, karena itu memerlukan usaha untuk memahami dan
merincinya lebih lanjut. Adat dalam pengertian ini berfungsi sebagai dasar pembanguan hukum
adat positif yang lain. Adat istiadat yang lebih nyata yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.

Soleman B. Taneko (1987 : 12)


adat istiadat dalam ilmu hukum ada perbedaan antara adat istiadat dan hukum adat. Suatu adat
istiadat yang hidup (menjadi tradisi) dalam masyarakat dapat berubah dan diakui sebagai
peraturan hukum (hukum adat)
Dasar yang Membentuk
Masyarakat Hukum Adat
Faktor ikatan yang membentuk masyarakat hukum adat ada 2 faktor :
• Faktor Genealogis (keturunan)
• Faktor Teritorial (wilayah)
Batas antara Hukum Adat dan Adat
Koentjaningrat mengatakan batasan hukum adat dan adat adalah :
Attribute of Authority
Adanya keputusan-keputusan melalui mekanisme yang diberi kuasa dan berpengaruh dalam masyarakat

Attribute of Intention of Universal Application


Keputusan-keputusan dari pihaj yang berkuasa itu harus di maksudkan sebagai keputusan-keputusan yang
mempunyai jangka waktu panjang & harus dianggap berlaku juga terhadap peristiwa-peristiwa yang serupa
pada masa akan datang

Attribute of Obligation (ciri kewajiban)


Keputusan-keputusan dari pemegang kuasa itu harus mengandung rumusan mengenai hak & kewajiban

Attribute of Sanction (ciri penguat)


Keputusan-keputusan dari pemegang kuasa itu harus dikuatkan dengan sanksi dalam arti luas. Bisa berupa
sanksi jasmaniah; sanksi rohaniah (rasa malu, rasa dibenci)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN HUKUM ADAT
Magis dan Animisme
1. Kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus, roh-roh, dan hantu-hantu
yang menempati seluruh alam semesta dan juga gejala-gejala alam,
semua benda yang ada di alam bernyawa.
2. Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan sakti dan adanya roh-roh yang
baik dan yang jahat.
3. Adanya orang-orang tertentu yang dapat berhubungan dengan dunia
gaib dan atau sakti.
4. Takut adanya hukuman/ pembalasan oleh kekuatan-kekuatan gaib. Hal
ini dapat dilihat adanya kebiasaan mengadakan siaran-siaran, sesajen di
tempat-tempat yang dianggap keramat.
Lanjutan…
Animisme yaitu percaya bahwa segala sesuatu dalam alam semesta ini bernyawa.
Animisme ada 2 macam, yaitu :
Fetisisme
Memuja jiwa-jiwa yang ada pada alam semesta, yang mempunyai kemampuan jauh
lebih besar dari pada kemampuan manusia, seperti halilintar, taufan, matahari,
samudra, tanah, pohon besar, gua dan lain-lain.

Spiritisme
Memuja roh-roh leluhur dan roh-roh lainnya yang baik dan yang jahat.
Faktor Agama
Agama Hindu
Pada abad ke 8 masuknya orang India ke Indonesia dengan membawa agamanya, pengaruhnya
dapat dilihat di Bali. Hukum-hukum Hindu berpengaruh pada bidang pemerintahan Raja dan
pembagian kasta-kasta.

Agama Islam
Pada abad ke 14 dan awal abad 15 oleh pedagang-pedagang dari Malaka, Iran. Pengarush Agama
Islam terlihat dalam hukum perkawinan yaitu dalam cara melangsungkan dan memutuskan
perkawinan dan juga dalam bidang wakaf. Pengaruh hukum perkawinan Islam didalam hukum
adat di beberapa daerah di Indonesia tidak sama kuatnya misalnya daerah Jawa dan Madura,
Aceh pengaruh Agama Islam sangat kuat, namun beberapa daerah tertentu walaupun sudah
diadakan menurut hukum perkawinan Islam, tetapi tetap dilakukan upacara-upacara perkawinan
menurut hukum adat, missal di Lampung, Tapanuli
Lanjutan…
Agama Kristen
Agama Kristen dibawa oleh pedagang-pedagang Barat. Aturan-aturan
hukum Kristen di Indonesia cukup memberikan pengaruh pada hukum
keluarga, hukum perkawinan
Agama Kristen juga telah memberikan pengaruh besar dalam bidang
social khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan, dengan
didirikannya beberapa lembaga Pendidikan dan rumah-rumah sakit.
Kekuasaan yang Lebih Tinggi
Kekuasaan-kekuasaan yang lebih tinggi yang dimaksud :
• Kekuasaan raja-raja
• Kekuasaan kepala Kuria, Nagari dan lain-lain

Tidak semua Raja-raja yang pernah bertahta di negeri ini baik, ada juga Raja yang bertindak
sewenang-wenang bahkan tidak jarang terjadi keluarga dan lingkungan kerajaan ikut serta dalam
menentukan kebijaksanaan kerajaan misalnya penggantian kepala-kepala adat banyak diganti
oleh orang-orang yang dengan kerajaan tanpa menghiraukan adat istiadat bahkan menginjak-
injak hukum adat yang ada dan berlaku didalam masyarakat tersebut.
Adanya Kekuasaan Asing
• Kekuasaan penjajahan Belanda, dimana orang-orang Belanda
dengan alam pikiran baratnya yang individualisme
• Hal ini jelas bertentangan dengan alam pikiran adat yang
bersifat kebersamaan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai