1m – 4m 8.Komunitas Lumut0,1m – 1m
2 2 2 2
cuplikan yang diperluas ukurannya. Dengan
memperluas ukuran akan ditemukan lebih
banyak jenis. Penambahan luas plot ini
dilakukan terus menerus, sehingga tidak
diketemukan lagi jenis yang baru meskipun
ukurannya ditambah. Contoh pembuatan plot
ukuran:
No. Ukuran PlotJumlah Jenis 1.0,5 m x 0,5
mdua 2.1 m x 1 m tiga 3.2 m x 2 mempat4.
4 m x 4 mempat
d. Parameter Yang Diamati
Kondisi Vegetasi Suatu Komunitas (Struktur
Vegetasi)
Struktur vegetasi dapat diketahui dengan
menghitung beberapa variabel (Colinvoux,
1986) sebagai berikut:
Kerapatan total ialah jumlah seluruh individu
dalam suatu area tertentu.
Kerapatan nisbi atau kerapatan relatif sama
dengan
Keanekaragaman jenis
Dominansi total
Dominansi nisbi (dominansi relatif)
Kekerapan (frekuensi)
Kekerapan nisbi
Importance Value
Summed Domminance Ratio
Prinsip kerjanya adalah denganmengukur
jarak terdekat dari pohon ke suatu titik yang
diambil secara acak. Urutan kerjanya adalah
sebagai berikut:
Buat garis utama dengan arah utara dan
selatan pada komunitas yang telah diketahui
luasanya.
Pada garis utama dibuat garis-garis transek
tegak lurus, berselang-seling dengan jarak
tertentu.
Pada garis transek ditentukan titik-titik
pengamatan dan amati jenis x dan amati jenis
dan pertumbuhannya.
Batas tingkatan anak pohon hingga dewasa
adalah sebagai berikut:
Tinggi < 1,5 cm yaitu tingkat bibit, semai
atau anakan (apabila terdapat di alam).
Tinggi > 1,5 cm hingga 3 meter dan diameter
2,5-10 cm, yaitu tingkat sapling atau sapihan.
Diameter antara 10-20 cm yaitu tingkat poles
atau tiang.
Diameter > 20 cm yaitu tingkat pohon.
Contoh perhitungan keanekaragaman
menurut rumus Simpson sebagai berikut:
Keanekaragaman (Diversitas)
Keterangan:
D = diversitas
N = jumlah individu dari seluruh jenis yang
ada
ni = jumlah individu dari jenis (spesies)
tertentu
Potensi Volume (Produktivitas)
Hasil dari pertumbuhan tanaman biasanya
berupa biomasa. Untuk mengukur volume
dan produktivitas (biomasa) dengan cara:
Volume
Produktivitas
Biomasa
Semua Tanaman yang ada di Petak Ukur
Parameter untuk faktor ini disebut “coverage”
merupakan persentase penutupan jenis atau
penutupan tajuk seluruh pohon atau seluruh
tanaman pada suatu area tertentu.
Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan dapat diukur dari:
Kondisi morfologi
Anatomis
Fisiologi
e. Cara-cara Pembuatan Petak Ukur
1. Cara Kuadrat
2. Point Quarter Sampling
3. Cara Cuplikan berupa jalur
Cara ini terdapat dua buah yaitu:
Line Intercept (Barner, 1943 dalam Dombois
dan Ellenberg, 1974) adalah untuk
mengetahui persentase penutupan suatu
tanaman dalam suatu komunitas.
Belt Transect (Strip Transect atau Line Stricp
Method) (Lindsey, 1955 dalam Dombois dan
Ellenberg, 1974)
Cara ini dapat dipergunakan untuk
mengetahui besar % penutupan dan kerapatan
tanaman.
Bisect atau Profil
seluruh vegetasi dalam suatu komunitas dan
cara penggambarannya adalah dengan
menggambarkan seluruh vegetasi pada
bidang vertikal dan penggambaran harus pada
skala tertentu.
Distance (Plotless) Method
Metode ini merupakan suatu metode cuplikan
yang tidak menggunakan cara- cara petakan
ukur hanya jarak antara pohon saja yang
diukur. Pada metode ini terdapat empat cara,
yaitu:
Nearest individual method
Point centered quarter method
Nearest neighbor method
Random pairs method
Cuplikan dengan cara Distance (Plotless)
tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan
analisis kerapatan dan kerapatan relatif.
Caranya adalah sebagai berikut:
x kerapatan untuk seluruh pohon
f. Pedoman Pengambilan Sampel Tanaman
Untuk Analisis Laboratorium
Dasar-dasar
Kekurangan Lawan Kelebihan Sesuatu Unsur
Beberapa Faktor Yang Harus
Dipertimbangkan Dalam Mengambil Sampel
Tanaman Atau Bagian Tubuh Tanaman
Waktu Pengambilan Sampel Tanaman
Pemilihan Lokasi
Sampel Tanaman
Tanaman Pangan (Musiman) dan Rumput
Sitem Jalur
Sistem Jalur Bergantian
Tanaman Berupa Pohon
Pencucian
Pengamatan Struktur Jaringan Secara
Anatomis
Pengeringan
Fauna
Fauna Daratan
Metode IPA
Frekuensi
Dominansi
Keterangan:
Di = nilai dominansi suatu jenis hewan
tertentu
Ni = jumlah individu suatu jenis
N = jumlah total individu dari seluruh jenis
Makin tinggi dominansi suatu jenis hewan
tertentu menunjukkan hewan itu makin
dominansi. Komposisi populasi itu bisa
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
Jenis hewan yang dominan memiliki nilai
dominansi lebih dari 5%.
Jenis hewan sub dominan dengan nilai
dominansi 2 - 5 %.
Jenis burung (hewan) tidak dominan dengan
nilai dominansi kurang dari 2%.
Indeks Kesamaan Jenis
Indeks kesamaan jenis adalah perbandingan
antara nilai jenis-jenis burung tertentu
dibandingkan dengan pada habitat lain.
Rumus indeks kesamaan jenis yang
digunakan menurut Sorensen yaitu:
Keterangan:
IS = indeks kesamaan Sorensen
A = jumlah jenis yang ada di luar tapak
proyek (habitat pertama)
B = jumlah jenis yang ada di derah tapak
proyek (habitat kedua)
C = jumlah jenis yang ada di kedua daerah
yang berpasangan (di luar dan di daerah
tapak proyek)
Metode Wawancara
Metode Inventarisasi
Metode Pengamatan Jejak dan atau Bekas
Kotoran Hewan
Fauna Perairan
b.1 Jenis Benthos
Benthos merupakan makhluk hidup di
perairan yang terdapat:
Di permukaan dasar laut atau di dasar
perairan sungai, danau, dan waduk. Benthos
yang hidup di permukaan dasar perairan
disebut Epibenthos atau Epifauna.
Sementara itu ada pula benthos yang hidup di
dalam sedimen atau lumpur. Bentos yang
demikian disebut Infauna.
b.2 Pengamatan Terhadap Benthos
a. Metode Pengamatan
Pengamatan terhadap benthos dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
Hard Substrate
Destructive Sampling
Scraped Sampling Cuplikan Kuadrat
Scraped Sampling Cuplikan Transek
Non Destructive Sampling
Perhitungan langsung sepanjang transek
Perhitungan langsung dengan cuplikan
kuadrat secara acak
Pemotretan organisme dalam cuplikan
kuadrat yang dibuat permanen
Pemotretan organisme dalam cuplikan
kuadrat dibuat secara acak
Penentuan Persen Penutupan
Planimeter dengan dot pattern
Soft substrate (dalam lumpur)
Menggali lapisan lumpur
Menangkap (populasi/m2 atau per m3)
Metode Cuplikan
Pada dasarnya metode pencuplikan ada dua
macam, yaitu:
Metode Transek (Transect Sampling)
Sejajar garis pantai
Tegak lurus garis pantai
Metode Kuadrat (Quadrat Sampling)
Bujur sangkar teratur
Trapesium teratur
Bujur sangkar letak tak teratur
b.3 Pengamatan Plankton
Pengamatan plankton dilakukan terhadap
zooplankton dan phytoplankton. Kedua
organisme perairan ini hampir sama dan
perbedaannya dapat diidentifikasi oleh Vallee
1972 dalam Tandjung (1989) sebagai berikut:
setelah hewan mencapai ukuran tubuh yang
maksimal 3.Pergerakan Umumnya menetap
di tempat dan mengirimkan akar-akarnya ke
dalam tanah untuk memperoleh air dan
garam, serta mendapatkan energi dari
matahari dengan mengekspan permukaan
datar yang luas Kebanyakan dapat berpindah
tempat untuk mendapatkan makanan4.Pola
Nutrisi (perbedaan terpenting) Membuat
sendiri makanannya “self nourishing” bersifat
autotrof Memperoleh makanan dari organisme
Metode Pengumpulan Data Sosial
Ekonomi Budaya dan Kesehatan
Masyarakat
Secara garis besar penelitian sosial ekonomi
menurut Whitte (1977) dalam Huffsmidt dkk
(1986) dapat dilihat pada tabel berikut:
Metode Pengamatan Data Sosial Ekonomi
Data Sekunder Metode Kuantitatif Metode
Kualitatif Data Demografi
Data Ekonomi Data PrimerMenggunakan
Kuesioner
Interview
Penskalaan PerilakuTest Individu
Interview Tak Berstruktur Partisipasi
observasi Survei perilaku sendiri
Pengamatan observasi individu ke kelompok
Observasi Tidak Langsung
Observasi Langsung BerstrukturObservasi
tak berstruktur
Cara Pengumpulan Data Komponen
(Parameter) Sosial Ekonomi Budaya dan
Kesehatan Masyarakat
Lingkungan Sumber DataMetode Analisis
Data Primer Data Sekunder
Kuantitatif Kualitatif 1.Sosial Ekonomi
Keadaan pusat dan perekonomian, infra
struktur mata pencaharian dan pendapatan.
Observasi
stratifikasi sosial yang ada dan mobilitas
kependudukan Integrasi dan kohesi
sosial yang ada Deep Interview,
Questionnaire Kecenderungan memusat,
sociogram Menggambarkan keeratan
hubungan sosial yang ada Kondisi tata
pranata sosial yang ada serta fungsi masing-
masing pranata Deep Interview,
Questionnaire Mean (X), deskriptif statistik
Menggambarkan struktur dan fungsi
pranata sosial yang ada Orbitasi kawasan
dan interaksinya dengan kawasan lain
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1975. Plant Sampling Instruction
for Cereals And Pasterus. Fertility Sciences
(CSBP).
Barbour, M.G., Burk, J.H., And Pitts, W.D.
1980. Terrestial Plant Ecology The
Benyamin/Cummings Publishing Company,
Inc. Menlot Park California. Massachusetts.
Chapman, D.H., And Pratt, F.P. 1961.
Methods of Analysis for Soil, Plant and
Water. Division of Agricultural Sciences
Univercity of California.
Canter, L.W., and Hill, l.g. 1979. Handbook
of Variables for Environmental Impact
Assesment. Ann Arbor Sciences Publisher
Inc. Michigan.
Canter, L.W. 1982. Enviromental Impact
Assesment. Mc Graw Hill Book Company.
New York.
Colinvaux, P. 1986. Ecology. John Wiley and
Sons, Inc. New York.
Dombois, D.M. dan Ellenberg, E.H. 1974.
Aims And Methods of Vegetation Ecology.
John Wiley and Sons Publisher, International
Edition. New York.
Bower, B.T., and Dixon, J.A. 1986. Benefit-
Cost Analysis of Natural System and
Environmental Quality Aspect of
Development. East West Environmental And
Policy Institute East West Center. Honolulu.
Munn, R.E. 1979. Environmental Impact
Assesment Principles And Procedurel. John
Wiley And Sons. Chischester.
Pasaribu, A. 1975. Pengantar Statistika Edisi
Revisi. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Sugiman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya
Aksara Jakarta. Terjemahan Dari Buku
Karangan Buchman H.O. dan Brady N.C.
(1969). The Nature and Properties of Soil.
The Macmillan Company. New York. 1959.
Simon, S. 1988. Metoda Pengumpulan Data
Hidrooceanografi Kursus Penyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama
KLH dan PPLH UGM: Yogyakarta.
Tanjung, S.D. 1989. Pengamatan Terhadap
Flora dan Fauna Kursus Lanjutan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
PPLH UGM: Yogyakarta.