Anda di halaman 1dari 300

MAKALAH ANALISIS MENGENAI

DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)


“METODE PENGUMPULAN DATA
KOMPONEN LINGKUNGAN (RONA
LINGKUNGAN AWAL)”
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allaah subhanawata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah denga Ilmu Lingkungan, dengan judul “METODE PENGUMPULAN DATA KOMPONEN LINGKUNGAN (RONA LINGKUNGAN AWAL)”
Latar Belakang
integrasi aspek lingkungan ke dalam proses
pembangunan. Konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainable development)
dirumuskan sebagai suatu upaya mengelola
sumberdaya alam dan lingkungan secara arif
dan bijaksana untuk memenuhi kebutuhan
generasi saat ini dan generasi yang akan
datang dengan tanpa merusak dan
menurunkan kualitas lingkungan.
harus diusahakan secara cermat dan bijaksana
agar tidak merusak kelestarian fungsi
lingkungan hidup. Lingkungan hidup
merupakan salah satu aspek yang sangat
penting untuk ditelaah sebelum suatu
investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang
tentu telaah yang dilakukan untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan jika
suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak
negatif maupun yang berdampak positif.
datang. Dampak lingkungan yang terjadi
adalah berubahnya suatu lingkungan
dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik ki
mia, biologi, atau sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari
awal akan merusak tatanan yang sudah ada,
baik terhadap fauna, flora maupun manusia
itu sendiri.
dilakukan terlebih dahulu studi tentang
dampak lingkungan yang bakal
timbul, baik dampak yang bakal timbul juga
mencari jalan keluar untuk mengatasi dampak
tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan
nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL).
dijalankan. Arti keberadaan suatu usaha atau
proyek akan mempengaruhi kegiatan-
kegiatan yang berada di sekitar rencana
lokasi, baik dampak rencana usaha dan atau
kegiatan terhadap kegiatan yang sudah ada.
Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL
suatu usaha sebelum dijalankan
sangat penting.
akhirnya jika aspek lingkungan dinyatakan
tidak layak untuk dijalankan, maka sebaiknya
dibatalkan karena akan memperoleh kerugian
lebih besar daripada manfaatnya. Bahkan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup
sudah merupakan bagian kegiatan studi
kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang
harus dijalankan.
pemikiran tentang rona lingkungan yang
terdapat dalam lingkungan tersebut. Hal
inilah yang mendasari pentingnya
pemahaman akan ronalingkungan. Rona
lingkungan merupakan kondisi lingkungan
pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal
sebelum perencanaan dan pembangunan
fisik dimulai.
dianggap merupakan unsur yang penting.
Dalam Makalah ini pula akan dijelaskan
mengenai berbagai dampak dan jenis rona
lingkungan yang diharapkan dapat
menimbulkan pemahaman yang benar akan
pemahaman terhadap rona lingkungan.
Tujuan
Permasalah yang akan dibahas pada makalah
ini meliputi:
Apa pengertian rona lingkungan?
Bagaiamana cara pendekatan rona lingkungan
bagi suatu proyek atau kegiatan?
Apa saja komponen pada rona lingkungan?
Apa manfaat rona lingkungan untuk
kehidupan?
Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini,
antara lain:
Memberikan wawasan kepada pembaca
mengenai rona lingkungan.
Memberikan wawasan kepasa pembaca
mengenai cara pendekatan rona lingkungan
bagi suatu proyek atau kegiatan.
Memberikan wawasan kepada pembaca
mengenai komponen pada rona lingkungan.
Memberikan wawasan kepada pembaca
mengenai manfaat rona lingkungan untuk
kehidupan.
Hidrooceanografi
Potamologi merupakan hidrologi yang
mempelajari air di permukaan tanah yang
berupa aliran-aliran permukaan.
Limnologi merupakan hidrologi yang
mempelajari air di danau termasuk rawa.
Geohidrologi merupakan hidrologi yang
mempelajari air di bawah permukaan tanah.
Kriologi merupakan hidrologi yang
mempelajari salju dan es.
Sementara itu di dalam oceanografi terdapat
empat macam aspek sebagai berikut:
Fisika Oceanografi mempelajari sifat-sifat air
laut dalam hubungannya dengan gerak air.
Kimia Oceanografi adalah reaksi-reaksi kimia
yang terjadi di dalam air laut dan di dasar
laut, serta analisis sifat-sifat air laut itu
sendiri.
Biologi Oceanografi mempelajari kehidupan
di dalam laut.
Geologi Oceanografi mempelajari struktur
dasar lautan dan proses yang terjadi disana
termasuk terbentunya lautan.
Sementara itu data sekunder diperlukan untuk
melengkapi data primer. Pengamatan
parameter hidroocanografi dilakukan pada
area dan lokasi yang telah ditentukan dalam
rancangan penelitian.
Metode Pengumpulan Data Komponen
Biotis
2.2.2.1 Flora
a. Pengertian
asosiasi ditemukan populasi tumbuh-
tumbuhan atau tanaman (barbour, burk, dan
Pitts, 1980). Populasi adalah sekumpulan
tanaman yang terdiri dari jenis yang sama
menempati suatu habitat tertentu yang tidak
terlalu luas dan memungkinkan terjadinya
interbreeding antar sesamanya.
dapat tumbuh di daratan (terrestris) maupun
di perairan dan ada pula yang tumbuh
diantara keduanya. Didalam formasi
tumbuhan ini terdapat komunitas tanaman
yang merupakan kesatuan atau kelompok
tanaman yang didalamnya terdapat interaksi
(hubungan) dengan sesamanya dan dengan
lingkungan (Colinvoux, 1986).
beberapa metode pembuatan (penarikan
cuplikan). Pembuatan cuplikan untuk
mempelajari kondisi dan sifat komunitas dan
populasi dilakukan dengan beberapa cara.
Cara yang umum dilakukan adalah denagn
membuat petak-petak ukur sebagai suatu unti
cuplikan. Pada saat ini banyak dikembangkan
oleh para ahli dan cara membuat cuplikan
untuk pengamatan komunitas tanama.
b. Dasar- Dasar Pengambilan Cuplikan
(Sampel)
dan waktu yang sangat banyak. Oleh karena
itu, dikembangkan cara-cara memperoleh
informasi tentang suatu populasi tetapi
dengan hanya mengambil suatu cuplikan
(sampel). Unit cuplikan (sampel) dapat
ditentukan atas dasar individu (pohon, ekor),
luas (petakan ukur, ubinan), atau bagian dari
tanah, air, dan udara.
Menurut Pasaribu (1975) cara-cara
pengambilan cuplikan (sampel) adalah
menurut aturan tetap yang ditentukan dan
tergantung pada jalannya penarikan cuplikan.
Secara rinci disebutkan ada beberapa cara
sebagai berikut:
Cuplikan Tetap
Cuplikan ini dibuat dengan engikuti aturan
tertentu dan cuplikan ini diambil serta
dibiarkan terus selama masa waktu
pengamatan. Ada beberapa cara pengambilan
cuplikan tetap.
Cuplikan Tak Terbatas (Unrestricted Random
Sample)
ada. Cara pembuatan cuplikan tetap ini dapat
dipergunakan untuk mengamati hubungan
timbal balik antara suatu komunitas dengan
lingkungannya. Biasanya pembuatan cuplikan
tak terbatas ini masih dibagi lagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
Cara sederhana merupakan cara dengan
menomori setiap tanaman yang diamati dan
penentuan cuplikan menggunakan nomor
acak (random number).
ditarik dengan membuat daftar kemudian
secara sistematis cupilkan ditentukan dengan
menentukan pada nomor urut tertentu. Cara
yang sama dilakukan terhadap unit cuplikan
untuk menentuka petak-petak ukur.
Cuplikan Terbatas (Restricted Sample)
atau daerah penelitian atas bagian-
bagiannya. Dari kelompok bagian ini dipilih
beberapa buah unit cuplikan yang ditentukan
secara random. Cuplikan terbatas ini masih
dapat dibagi menjadi empat buah, yaitu:
Cuplikan bertingkat banyak (Multistage
Sample) dapat digunakan sebagai
penentuannya dilakukan secara bertingkat.
Cuplikan bersrata (Stratified Sample) dibuat
dengan membagi populasi atau daerah atas
kelas-kelas (stratam).
memilih secara random beberapa strata dan
seluruh anggota dari strata terpilih
dimasukkan sebagai cuplikan untuk
diamati. Secara random ditentukan tataguna
lahan yang terpilih.
Stratified Cluster Sample ini merupakan
gabungan antara cara b dan c.
Sequantial Sample
ditentukan secara random dan berukuran
kecil ditarik dahulu dan dianalisis. Sesudah
cuplikan ini dianalisis dan ditentukan adanya
penarikan cuplikan yang lebih besar. Cara ini
dibagi menjadi dua lagi, yaitu:
Cuplikan ditarik secara bertingkat
Dengan mengamati satu per satu anggota
papulasi
c. Persyaratan Dalam Membuat Cuplikan
Vegetasi
Langkah-langkah dalam membuat cuplikan
(sampel)
Ada beberapa langkah untuk membuat
cuplikan sampel (Dombois dan Ellenberg),
yaitu:
Membuat sub komunitas dari satu kesatuan
komunitas yang ada agar diperoleh kesatuan
terkecil yang lebih seragam.
Memilih cara-cara cuplikan yang tepat pada
masing-masing bagian.
Membuat ukuran dan bentuk cuplikan
(sampel plot) yang akan dibuat.
Menentukan parameter apa saja yang akan
diukur dalam cuplikan plot tersebut.
Disamping itu juga komunitas apa saja yang
dihadapi untuk mendapat jaminan kebenaran
dalam membuat cuplikan. Camm dan Cactro
dalam Dombois dan Ellenberg (1974)
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Melakukan orientasi seluruh komunitas dan
melakukan survai “reconnaisance”.
Melakukan survai yang tidak intensif.
Melakukan survai intensif.
Pada survai “reconnaisance” dan survai tidak
intensif diperoleh data bersifat kualitatif dan
survai intensif diperoleh data kuantitatif.
sub-sub komunitas lebih mudah ditentukan
dan pencuplikan akan mudah ditentukan pula.
Kerajina (1969), Daubenmire (1968), dan
Marr (1967) dalam Dombois dan Muller
(1974) lebih menganjurkan agar komunitas
jangan dipandang dari pohon yang dominan
tetapi dari seluruh asosiasi termasuk dari
jenis-jenis pohon penyusun kanopi bawah.
Dengan cara ini, maka sub komunitas akan
dapat terbentuk lebih sempit tetapi lebih
homogen.
Persyaratan Pencuplikan
Untuk memperoleh cuplikan yang lebih baik
dan benar, maka beberapa syarat harus
dilakukan antara lain:
Pencuplikan harus seluas mungkin agar
semua spesies yang dimiliki oleh komunitas
itu dapat diketemukan.
Habitat tempat tumbuh seseragam mungkin
sehingga dengan hanya membuat satu unit
cuplikan akan dapat diperoleh informasi yang
cukup representatif.
Tanaman penutupannya sehomogen mungkin.
Dengan membuat sub komunitas seragam ini,
maka jaminan secara statistik dapat tercapai.
Luas Minimal Unit Cuplikan
komunitas perlu ditentukan luas minimal
cuplikan. Hal ini perlu dilakukan agar semua
spesies tanaman dapat dicakup. Minimal area
satu unti cuplikan sangat bervariasi. Untuk
vegetasi di daerah sedang ditentukan luas unit
cuplikan sebagai berikut:
saja200m – 500m 2.Hutan yang hanya
pohon-pohon dengan tajuk di lapisan bawah
saja yang diamati 50m2 – 200m2 3.Padang
Rumput50m2 – 100m2 4.Semak Perdu Kecil
10m2 – 25m2 5.Lahan Pertanian (sawah)
25m2 – 100m2 6.Rumput Untuk Peternakan
(pupuk) 5m – 10m 7.Komunitas Herbal
2 2

1m – 4m 8.Komunitas Lumut0,1m – 1m
2 2 2 2
cuplikan yang diperluas ukurannya. Dengan
memperluas ukuran akan ditemukan lebih
banyak jenis. Penambahan luas plot ini
dilakukan terus menerus, sehingga tidak
diketemukan lagi jenis yang baru meskipun
ukurannya ditambah. Contoh pembuatan plot
ukuran:
No. Ukuran PlotJumlah Jenis 1.0,5 m x 0,5
mdua 2.1 m x 1 m tiga 3.2 m x 2 mempat4.
4 m x 4 mempat
d. Parameter Yang Diamati
Kondisi Vegetasi Suatu Komunitas (Struktur
Vegetasi)
Struktur vegetasi dapat diketahui dengan
menghitung beberapa variabel (Colinvoux,
1986) sebagai berikut:
Kerapatan total ialah jumlah seluruh individu
dalam suatu area tertentu.
Kerapatan nisbi atau kerapatan relatif sama
dengan
Keanekaragaman jenis
Dominansi total
Dominansi nisbi (dominansi relatif)
Kekerapan (frekuensi)
Kekerapan nisbi
Importance Value
Summed Domminance Ratio
Prinsip kerjanya adalah denganmengukur
jarak terdekat dari pohon ke suatu titik yang
diambil secara acak. Urutan kerjanya adalah
sebagai berikut:
Buat garis utama dengan arah utara dan
selatan pada komunitas yang telah diketahui
luasanya.
Pada garis utama dibuat garis-garis transek
tegak lurus, berselang-seling dengan jarak
tertentu.
Pada garis transek ditentukan titik-titik
pengamatan dan amati jenis x dan amati jenis
dan pertumbuhannya.
Batas tingkatan anak pohon hingga dewasa
adalah sebagai berikut:
Tinggi < 1,5 cm yaitu tingkat bibit, semai
atau anakan (apabila terdapat di alam).
Tinggi > 1,5 cm hingga 3 meter dan diameter
2,5-10 cm, yaitu tingkat sapling atau sapihan.
Diameter antara 10-20 cm yaitu tingkat poles
atau tiang.
Diameter > 20 cm yaitu tingkat pohon.
Contoh perhitungan keanekaragaman
menurut rumus Simpson sebagai berikut:
Keanekaragaman (Diversitas)
Keterangan:
D = diversitas
N = jumlah individu dari seluruh jenis yang
ada
ni = jumlah individu dari jenis (spesies)
tertentu
Potensi Volume (Produktivitas)
Hasil dari pertumbuhan tanaman biasanya
berupa biomasa. Untuk mengukur volume
dan produktivitas (biomasa) dengan cara:
Volume
Produktivitas
Biomasa
Semua Tanaman yang ada di Petak Ukur
Parameter untuk faktor ini disebut “coverage”
merupakan persentase penutupan jenis atau
penutupan tajuk seluruh pohon atau seluruh
tanaman pada suatu area tertentu.
Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan dapat diukur dari:
Kondisi morfologi
Anatomis
Fisiologi
e. Cara-cara Pembuatan Petak Ukur
1. Cara Kuadrat
2. Point Quarter Sampling
3. Cara Cuplikan berupa jalur
Cara ini terdapat dua buah yaitu:
Line Intercept (Barner, 1943 dalam Dombois
dan Ellenberg, 1974) adalah untuk
mengetahui persentase penutupan suatu
tanaman dalam suatu komunitas.
Belt Transect (Strip Transect atau Line Stricp
Method) (Lindsey, 1955 dalam Dombois dan
Ellenberg, 1974)
Cara ini dapat dipergunakan untuk
mengetahui besar % penutupan dan kerapatan
tanaman.
Bisect atau Profil
seluruh vegetasi dalam suatu komunitas dan
cara penggambarannya adalah dengan
menggambarkan seluruh vegetasi pada
bidang vertikal dan penggambaran harus pada
skala tertentu.
Distance (Plotless) Method
Metode ini merupakan suatu metode cuplikan
yang tidak menggunakan cara- cara petakan
ukur hanya jarak antara pohon saja yang
diukur. Pada metode ini terdapat empat cara,
yaitu:
Nearest individual method
Point centered quarter method
Nearest neighbor method
Random pairs method
Cuplikan dengan cara Distance (Plotless)
tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan
analisis kerapatan dan kerapatan relatif.
Caranya adalah sebagai berikut:
x kerapatan untuk seluruh pohon
f. Pedoman Pengambilan Sampel Tanaman
Untuk Analisis Laboratorium
Dasar-dasar
Kekurangan Lawan Kelebihan Sesuatu Unsur
Beberapa Faktor Yang Harus
Dipertimbangkan Dalam Mengambil Sampel
Tanaman Atau Bagian Tubuh Tanaman
Waktu Pengambilan Sampel Tanaman
Pemilihan Lokasi
Sampel Tanaman
Tanaman Pangan (Musiman) dan Rumput
Sitem Jalur
Sistem Jalur Bergantian
Tanaman Berupa Pohon
Pencucian
Pengamatan Struktur Jaringan Secara
Anatomis
Pengeringan
Fauna
Fauna Daratan
Metode IPA
Frekuensi
Dominansi
Keterangan:
Di = nilai dominansi suatu jenis hewan
tertentu
Ni = jumlah individu suatu jenis
N = jumlah total individu dari seluruh jenis
Makin tinggi dominansi suatu jenis hewan
tertentu menunjukkan hewan itu makin
dominansi. Komposisi populasi itu bisa
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
Jenis hewan yang dominan memiliki nilai
dominansi lebih dari 5%.
Jenis hewan sub dominan dengan nilai
dominansi 2 - 5 %.
Jenis burung (hewan) tidak dominan dengan
nilai dominansi kurang dari 2%.
Indeks Kesamaan Jenis
Indeks kesamaan jenis adalah perbandingan
antara nilai jenis-jenis burung tertentu
dibandingkan dengan pada habitat lain.
Rumus indeks kesamaan jenis yang
digunakan menurut Sorensen yaitu:
Keterangan:
IS = indeks kesamaan Sorensen
A = jumlah jenis yang ada di luar tapak
proyek (habitat pertama)
B = jumlah jenis yang ada di derah tapak
proyek (habitat kedua)
C = jumlah jenis yang ada di kedua daerah
yang berpasangan (di luar dan di daerah
tapak proyek)
Metode Wawancara
Metode Inventarisasi
Metode Pengamatan Jejak dan atau Bekas
Kotoran Hewan
Fauna Perairan
b.1 Jenis Benthos
Benthos merupakan makhluk hidup di
perairan yang terdapat:
Di permukaan dasar laut atau di dasar
perairan sungai, danau, dan waduk. Benthos
yang hidup di permukaan dasar perairan
disebut Epibenthos atau Epifauna.
Sementara itu ada pula benthos yang hidup di
dalam sedimen atau lumpur. Bentos yang
demikian disebut Infauna.
b.2 Pengamatan Terhadap Benthos
a. Metode Pengamatan
Pengamatan terhadap benthos dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
Hard Substrate
Destructive Sampling
Scraped Sampling Cuplikan Kuadrat
Scraped Sampling Cuplikan Transek
Non Destructive Sampling
Perhitungan langsung sepanjang transek
Perhitungan langsung dengan cuplikan
kuadrat secara acak
Pemotretan organisme dalam cuplikan
kuadrat yang dibuat permanen
Pemotretan organisme dalam cuplikan
kuadrat dibuat secara acak
Penentuan Persen Penutupan
Planimeter dengan dot pattern
Soft substrate (dalam lumpur)
Menggali lapisan lumpur
Menangkap (populasi/m2 atau per m3)
Metode Cuplikan
Pada dasarnya metode pencuplikan ada dua
macam, yaitu:
Metode Transek (Transect Sampling)
Sejajar garis pantai
Tegak lurus garis pantai
Metode Kuadrat (Quadrat Sampling)
Bujur sangkar teratur
Trapesium teratur
Bujur sangkar letak tak teratur
b.3 Pengamatan Plankton
Pengamatan plankton dilakukan terhadap
zooplankton dan phytoplankton. Kedua
organisme perairan ini hampir sama dan
perbedaannya dapat diidentifikasi oleh Vallee
1972 dalam Tandjung (1989) sebagai berikut:
setelah hewan mencapai ukuran tubuh yang
maksimal 3.Pergerakan Umumnya menetap
di tempat dan mengirimkan akar-akarnya ke
dalam tanah untuk memperoleh air dan
garam, serta mendapatkan energi dari
matahari dengan mengekspan permukaan
datar yang luas Kebanyakan dapat berpindah
tempat untuk mendapatkan makanan4.Pola
Nutrisi (perbedaan terpenting) Membuat
sendiri makanannya “self nourishing” bersifat
autotrof Memperoleh makanan dari organisme
Metode Pengumpulan Data Sosial
Ekonomi Budaya dan Kesehatan
Masyarakat
Secara garis besar penelitian sosial ekonomi
menurut Whitte (1977) dalam Huffsmidt dkk
(1986) dapat dilihat pada tabel berikut:
Metode Pengamatan Data Sosial Ekonomi
Data Sekunder Metode Kuantitatif Metode
Kualitatif Data Demografi
Data Ekonomi Data PrimerMenggunakan
Kuesioner
Interview
Penskalaan PerilakuTest Individu
Interview Tak Berstruktur Partisipasi
observasi Survei perilaku sendiri
Pengamatan observasi individu ke kelompok
Observasi Tidak Langsung
Observasi Langsung BerstrukturObservasi
tak berstruktur
Cara Pengumpulan Data Komponen
(Parameter) Sosial Ekonomi Budaya dan
Kesehatan Masyarakat
Lingkungan Sumber DataMetode Analisis
Data Primer Data Sekunder
Kuantitatif Kualitatif 1.Sosial Ekonomi
Keadaan pusat dan perekonomian, infra
struktur mata pencaharian dan pendapatan.
Observasi
stratifikasi sosial yang ada dan mobilitas
kependudukan Integrasi dan kohesi
sosial yang ada Deep Interview,
Questionnaire Kecenderungan memusat,
sociogram Menggambarkan keeratan
hubungan sosial yang ada Kondisi tata
pranata sosial yang ada serta fungsi masing-
masing pranata Deep Interview,
Questionnaire Mean (X), deskriptif statistik
Menggambarkan struktur dan fungsi
pranata sosial yang ada Orbitasi kawasan
dan interaksinya dengan kawasan lain
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1975. Plant Sampling Instruction
for Cereals And Pasterus. Fertility Sciences
(CSBP).
Barbour, M.G., Burk, J.H., And Pitts, W.D.
1980. Terrestial Plant Ecology The
Benyamin/Cummings Publishing Company,
Inc. Menlot Park California. Massachusetts.
Chapman, D.H., And Pratt, F.P. 1961.
Methods of Analysis for Soil, Plant and
Water. Division of Agricultural Sciences
Univercity of California.
Canter, L.W., and Hill, l.g. 1979. Handbook
of Variables for Environmental Impact
Assesment. Ann Arbor Sciences Publisher
Inc. Michigan.
Canter, L.W. 1982. Enviromental Impact
Assesment. Mc Graw Hill Book Company.
New York.
Colinvaux, P. 1986. Ecology. John Wiley and
Sons, Inc. New York.
Dombois, D.M. dan Ellenberg, E.H. 1974.
Aims And Methods of Vegetation Ecology.
John Wiley and Sons Publisher, International
Edition. New York.
Bower, B.T., and Dixon, J.A. 1986. Benefit-
Cost Analysis of Natural System and
Environmental Quality Aspect of
Development. East West Environmental And
Policy Institute East West Center. Honolulu.
Munn, R.E. 1979. Environmental Impact
Assesment Principles And Procedurel. John
Wiley And Sons. Chischester.
Pasaribu, A. 1975. Pengantar Statistika Edisi
Revisi. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Sugiman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya
Aksara Jakarta. Terjemahan Dari Buku
Karangan Buchman H.O. dan Brady N.C.
(1969). The Nature and Properties of Soil.
The Macmillan Company. New York. 1959.
Simon, S. 1988. Metoda Pengumpulan Data
Hidrooceanografi Kursus Penyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama
KLH dan PPLH UGM: Yogyakarta.
Tanjung, S.D. 1989. Pengamatan Terhadap
Flora dan Fauna Kursus Lanjutan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama
Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
PPLH UGM: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai