ARSITEKTUR LINGKUNGAN
Praktikum ke 2 (dua)
Judul praktikum
MEMAHAMI SUKSESI DAN SIKLUS EKOSISTEM YANG ADA DI LINGKUNGAN
KAMPUS B UNINDRA
Disusun oleh:
Bintoro Juandaru 202145500013
Nadira Oktavia 202145500077
Nur Azizah Izmy 202145500031
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktkum kami mengenai
suksesi dan pengelolaan siklus ekosistem yang berada dilingkungan kampus Unindra ini
dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Arsitektur Lingkungan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai bentuk-bentuk suksesi ekosistem yang ada dilingkungan kampus dan keterkaitannya
dalam kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan ter-khusus bagi penulis.
Terlebih dahulu saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Andrianto Kusumoarto,
S.P., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Arsitektur lingkungan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang tersebut. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, terima kasih atas semua bantuannya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas ini
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kriktik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
menyempurkan laporan ini. Akhir kata semoga dengan kami membuat laporan praktikum ini
dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi para pembacanya. Demikian yang dapat
kami sampaikan saya ucapkan terima kasih.
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Komponen biotik dan abiotik saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem
yang seimbang. Pada ekologi memiliki tingkatan komponen yang terdiri atas individu,
populasi, komunitas, ekosistem, biosfer dan bioma. Ekosistem di alam ini memiliki pola
penyesuaian untuk mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan mengalami suatu perubahan.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan bentuk baik struktur
maupun fungsinya seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya
merupakan fluktuasi lokal yang sifatnya kecil, sehingga tidak memberikan arti yang signifikan.
Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi sistem secara
keseluruhan.
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan-lahan yang terbentuk secara alami
seperti delta, bukit pasir, dan daerah aliran lahar atau lava yang pada mulanya berupa hamparan
tanah. Nutrisi organik belum ada, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang
kehidupan di atasnya. Akan tetapi apabila di beri waktu yang cukup lama, lama kelamaan lahan
akan tertutup oleh koloni-koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini berkembang.
Konsep perubahan suksesi ini mendasarkan pada sistem perubahan komunitas yang teratur
yang kemudian terjadi perubahan gradual menuju status klimaks. Ide dari suksesi diterangkan
secara detail oleh clement yang mengembangkan teori suksesi tumbuhan dan perkembangan
komunitas yang disebut hipotesis monoklimaks. Menurut clements komunitas biotik
merupakan superorganisme yang sangat terintegrasi yang berkembang dengan proses suksesi
menuju satu titik akhir di area manapun yang disebut klimaks. Spesies tumbuhan pada fase
pioner akan mengubah lingkungan sehingga lingkungan tersebut sesuai untuk spesies-spesies
yang lainnya, siklus ini terjadi secara terus menerus sehingga status klimaks tercapai.
Pada praktek kenyataannya setiap kegiatan manusia di permukaan memberikan dampak.
salah satu dampak yang terlihat berupa penutup lahan hingga perusakan ekosistem alam.
Sehingga lahan yang mengalami perubahan berlanjut kepada proses suksesi. Kegiatan
pembangunan yang dilakukan sering mendorong timbulnya suksesi sekunder, dimana
ekosistem hanya mengalami gangguan. Pada masa ini terjadi perubahan susunan spesies dan
proses-proses komunitas. Apabila lingkungan mencapai optimum ekologis, maka kebutuhan
pada indikator tercukupi sehingga ekosistem dalam kategori pulih.
Dengan demikian proses pemulihan ekosistem diharapkan dapat dilakukan pada kawasan
yang melakukan proses pembangunan. Proses ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan
dan keamanan kepada penggguna dan lingkungan sekitarnya. Berkenaan dengan hal tersebut
perlu dilakukan sebuah pengamatan dilokasi Pembangunan atau bangunan kampus untuk
mengetahui bagaimana bentuk-bentuk suksesi serta apakah semua itu berjalan dengan sustain
atau tidaknya, guna menjadi sumber literatur untuk keberlangsungan kehidupan lingkungan
alam sekitarnya yang lebih baik dan terlepas kaitannya dengan dampak yang dihasilkan berupa
sampah maupun limbah.
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
Maksud di tulisanya hasil laporan kerja praktikum ini adalah:
1. Dapat mengidentifikasi berbagai bentuk suksesi dan siklus ekosistem yang
berlangsung di lingkungan kampus B Unindra.
2. Dapat mengetahui proses-proses pengelolaan limbah hingga bentuk pengendalian
perubahan lingkungan yang berada di lingkungan kampus B Unindra.
d. Manfaat
Dengan adanya pengamatan kecil ini diharapkan mampu mengetahui sudah sejauh apa
bentuk serta peran kampus dalam merespon perubahan limbah dan perubahan lingkungan
akibat berubah fungsinya lahan menjadi sebuah bangunan guna menjaga keberlangsungan
kehidupan ekosistem di era menuju sustainable development goals serta demi terciptanya suatu
lingkungan yang selaras berdampingan dengan makhluk hidup lainnya.
BAB II METODE PRAKTIKUM
a. Lokasi dan waktu praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at 14 Oktober 2022, pada pukul 09.00 s/d 11.00
WIB. Lokasi penelitian ini bertempat di lingkungan kampus B Universitas Indraprasta PGRI
Jakarta, Kelurahan Gedong, Kecamatan Ps. Rebo, Jakarta Timur, Kota DKI Jakarta.
b. Bahan dan alat
Alat dan bahan yang menunjang dalam penelitian kali ini berupa;
1. Buku/kertas
2. Alat tulis
3. Kamera handphone
4. Laptop
5. Software pendukung
6. Peta lokasi praktek
7. literatur
c. Metode praktikum
Pada kesempatan penelitian kali ini metode yang kelompok kami gunakan berupa
metode observasi langsung dikasawan kampus Unindra Gedung B. Metode ini dilakukan
dengan cara mengamati, dan menganalisa bentuk-bentuk suksesi serta pengendalian limbah
serta perubahan tanah, air, dan iklim yang ada di lingkungan kampus.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses suksesi kampus Gedong
Suksesi merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus yang ditandai oleh
perubahan vegetasi, tanah, dan iklim. Perubahan vegetasi dimulai dari tingkat pionir
sederhana sampai pada tingkat klimak. Faktor penyebab terjadinya suksesi ada 3 macam
diantaranya :
Faktor Iklim
• Fluktuasi kondisi iklim tidak konsisten.
• Kekeringan.
• Radiasi matahari yang kuat.
Faktor Topografi
• Erosi Tanah atau proses hilangnya lapisan permukaan tanah oleh angin, aliran air
dan hujan.
• Deposisi Tanah atau proses pengendapan tanah oleh angin.
Faktor Biotik
• Penebangan.
• Deforestasi.
• Hama dan penyakit.
Suksesi sekunder terjadi jika klimaks atau suksesi yang normal terganggu atau dirusak.
Pada habitat tersebut masih ada substrat hidup atau organisme yang lama. Contoh suksesi
sekunder kawasan dilingkungan kampus gedong yaitu dengan adanya penenaman pohon
atau membuat area terbuka hijau sehingga dapat menghasilkan oksigen serta udara sejuk
yang bermanfaat untuk manusia, hewan serta tumbuhan
B. Proses pengelolaan sampah dan limbah
Definisi sampah
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat
terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Yang
diatur dalam sebuah undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal
1 ayat (1) berbunyi: “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Sementara setiap orang atau kelompok orang atau badan hukum yang
menghasilkan timbulan sampah adalah penghasil sampah”.
1. Pemilihan
a) Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan
berbahaya dan beracun.
b) Sampah yang mudah terurai
c) Sampah yang dapat digunakan kembali
d) Sampah yang dapat di daur
a) Sampah organik, untuk sampah halaman, sisa makan, dan sampah dapur yang
diletakkan di wadah berwarna gelap.
b) Sampah anorganik, untuk gelas, plastik, logam, dan lainnya yang diletakkan
diwadah berwarna terang
c) Sampah bahan berbahaya dan beracun, diletakkan di wadah dengan warna merah.
Pengumpulan pertama umumnya didukung oleh prasarana yang terdiri dari pewadahan
dan gerobak pengangkut. Bentuk, ukuran dan bahan prasarana pendukung ini sangat bervariasi.
Pada prinsipnya, pewadahan sampah yang ditempatkan di area terbuka harus dilengkapi
dengan penutup agar air hujan tidak masuk ke dalam tong atau bak sampah, kemudian juga
perlu mempertimbangkan kemudahan bagi petugas sampah untuk mengeluarkan sampah dan
memindahkannya ke dalam gerobak sampah. Tujuan utama dari pewadahan adalah:
Jenis kerusakan tanah adalah pencemaran yang terjadi pada tanah. Pencemaran tanah
merupakan gangguan keseimbangan pada tanah yang diakibatkan oleh masuknya polutan hasil
kegiatan manusia. Polutan sendiri merupakan bahan atau benda yang menyebabkan
pencemaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Polutan mempunyai sifat tidak
dapat diurai oleh bakteri pengurai sehingga tidak dapat menyatu dengan tanah. Ada banyak
sekali polutan tanah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari- hari, contohnya adalah Limbah
domestic yang merupakan benda atau bahan tidak dipakai yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga, baik berupa limbah padat, cair dan juga gas. Beberapa contoh limbah domestik antara
lain bungkus detergen, air bekas cucian, bungkus makanan dan lain sebagainya.
Selanjutnya mengenai pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air
dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias
air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber
langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.
Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah
tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian
seperti pupuk dan pestisida.
Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang
menghasilkan hujan asam.Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar lain tidak membuang
sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak
membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk
dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di
lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat
merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik dari pada proses penanggulangan
terhadap pencemaran yang telah terjadi. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, diantaranya
melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:
1) Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
Pemukiman
2) Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem
3) Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran Memperluas gerakan penghijauan
4) Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
5) Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
6) Melakukan intensifikasi pertanian
Pencemaran kerusakan tanah dan air pada lingkungan kampus.