Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ARSITEKTUR LINGKUNGAN

Praktikum ke 2 (dua)
Judul praktikum
MEMAHAMI SUKSESI DAN SIKLUS EKOSISTEM YANG ADA DI LINGKUNGAN
KAMPUS B UNINDRA

Disusun oleh:
Bintoro Juandaru 202145500013
Nadira Oktavia 202145500077
Nur Azizah Izmy 202145500031

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktkum kami mengenai
suksesi dan pengelolaan siklus ekosistem yang berada dilingkungan kampus Unindra ini
dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Arsitektur Lingkungan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai bentuk-bentuk suksesi ekosistem yang ada dilingkungan kampus dan keterkaitannya
dalam kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan ter-khusus bagi penulis.
Terlebih dahulu saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Andrianto Kusumoarto,
S.P., M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Arsitektur lingkungan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang tersebut. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, terima kasih atas semua bantuannya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas ini
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kriktik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
menyempurkan laporan ini. Akhir kata semoga dengan kami membuat laporan praktikum ini
dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi para pembacanya. Demikian yang dapat
kami sampaikan saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 14 Oktober 2022

Penulis,
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Komponen biotik dan abiotik saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem
yang seimbang. Pada ekologi memiliki tingkatan komponen yang terdiri atas individu,
populasi, komunitas, ekosistem, biosfer dan bioma. Ekosistem di alam ini memiliki pola
penyesuaian untuk mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan mengalami suatu perubahan.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan bentuk baik struktur
maupun fungsinya seiring dengan berjalannya waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya
merupakan fluktuasi lokal yang sifatnya kecil, sehingga tidak memberikan arti yang signifikan.
Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi sistem secara
keseluruhan.
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan-lahan yang terbentuk secara alami
seperti delta, bukit pasir, dan daerah aliran lahar atau lava yang pada mulanya berupa hamparan
tanah. Nutrisi organik belum ada, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang
kehidupan di atasnya. Akan tetapi apabila di beri waktu yang cukup lama, lama kelamaan lahan
akan tertutup oleh koloni-koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini berkembang.
Konsep perubahan suksesi ini mendasarkan pada sistem perubahan komunitas yang teratur
yang kemudian terjadi perubahan gradual menuju status klimaks. Ide dari suksesi diterangkan
secara detail oleh clement yang mengembangkan teori suksesi tumbuhan dan perkembangan
komunitas yang disebut hipotesis monoklimaks. Menurut clements komunitas biotik
merupakan superorganisme yang sangat terintegrasi yang berkembang dengan proses suksesi
menuju satu titik akhir di area manapun yang disebut klimaks. Spesies tumbuhan pada fase
pioner akan mengubah lingkungan sehingga lingkungan tersebut sesuai untuk spesies-spesies
yang lainnya, siklus ini terjadi secara terus menerus sehingga status klimaks tercapai.
Pada praktek kenyataannya setiap kegiatan manusia di permukaan memberikan dampak.
salah satu dampak yang terlihat berupa penutup lahan hingga perusakan ekosistem alam.
Sehingga lahan yang mengalami perubahan berlanjut kepada proses suksesi. Kegiatan
pembangunan yang dilakukan sering mendorong timbulnya suksesi sekunder, dimana
ekosistem hanya mengalami gangguan. Pada masa ini terjadi perubahan susunan spesies dan
proses-proses komunitas. Apabila lingkungan mencapai optimum ekologis, maka kebutuhan
pada indikator tercukupi sehingga ekosistem dalam kategori pulih.
Dengan demikian proses pemulihan ekosistem diharapkan dapat dilakukan pada kawasan
yang melakukan proses pembangunan. Proses ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan
dan keamanan kepada penggguna dan lingkungan sekitarnya. Berkenaan dengan hal tersebut
perlu dilakukan sebuah pengamatan dilokasi Pembangunan atau bangunan kampus untuk
mengetahui bagaimana bentuk-bentuk suksesi serta apakah semua itu berjalan dengan sustain
atau tidaknya, guna menjadi sumber literatur untuk keberlangsungan kehidupan lingkungan
alam sekitarnya yang lebih baik dan terlepas kaitannya dengan dampak yang dihasilkan berupa
sampah maupun limbah.
b. Rumusan masalah

1. Bagaimana proses suksesi bisa berlangsung?


2. Bagaimana bentuk pengelolaan limbah yang ada di lingkangan kampus B
Unindra?
3. Apa peran yang dilakukan kampus B Unindra terhadap pengendalian tanah, air,
lahan, dan iklim?

c. Tujuan
Maksud di tulisanya hasil laporan kerja praktikum ini adalah:
1. Dapat mengidentifikasi berbagai bentuk suksesi dan siklus ekosistem yang
berlangsung di lingkungan kampus B Unindra.
2. Dapat mengetahui proses-proses pengelolaan limbah hingga bentuk pengendalian
perubahan lingkungan yang berada di lingkungan kampus B Unindra.

d. Manfaat
Dengan adanya pengamatan kecil ini diharapkan mampu mengetahui sudah sejauh apa
bentuk serta peran kampus dalam merespon perubahan limbah dan perubahan lingkungan
akibat berubah fungsinya lahan menjadi sebuah bangunan guna menjaga keberlangsungan
kehidupan ekosistem di era menuju sustainable development goals serta demi terciptanya suatu
lingkungan yang selaras berdampingan dengan makhluk hidup lainnya.
BAB II METODE PRAKTIKUM
a. Lokasi dan waktu praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Jum’at 14 Oktober 2022, pada pukul 09.00 s/d 11.00
WIB. Lokasi penelitian ini bertempat di lingkungan kampus B Universitas Indraprasta PGRI
Jakarta, Kelurahan Gedong, Kecamatan Ps. Rebo, Jakarta Timur, Kota DKI Jakarta.
b. Bahan dan alat
Alat dan bahan yang menunjang dalam penelitian kali ini berupa;
1. Buku/kertas
2. Alat tulis
3. Kamera handphone
4. Laptop
5. Software pendukung
6. Peta lokasi praktek
7. literatur

c. Metode praktikum
Pada kesempatan penelitian kali ini metode yang kelompok kami gunakan berupa
metode observasi langsung dikasawan kampus Unindra Gedung B. Metode ini dilakukan
dengan cara mengamati, dan menganalisa bentuk-bentuk suksesi serta pengendalian limbah
serta perubahan tanah, air, dan iklim yang ada di lingkungan kampus.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proses suksesi kampus Gedong
Suksesi merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus yang ditandai oleh
perubahan vegetasi, tanah, dan iklim. Perubahan vegetasi dimulai dari tingkat pionir
sederhana sampai pada tingkat klimak. Faktor penyebab terjadinya suksesi ada 3 macam
diantaranya :

 Faktor Iklim
• Fluktuasi kondisi iklim tidak konsisten.
• Kekeringan.
• Radiasi matahari yang kuat.
 Faktor Topografi
• Erosi Tanah atau proses hilangnya lapisan permukaan tanah oleh angin, aliran air
dan hujan.
• Deposisi Tanah atau proses pengendapan tanah oleh angin.
 Faktor Biotik
• Penebangan.
• Deforestasi.
• Hama dan penyakit.

Suksesi sekunder terjadi jika klimaks atau suksesi yang normal terganggu atau dirusak.
Pada habitat tersebut masih ada substrat hidup atau organisme yang lama. Contoh suksesi
sekunder kawasan dilingkungan kampus gedong yaitu dengan adanya penenaman pohon
atau membuat area terbuka hijau sehingga dapat menghasilkan oksigen serta udara sejuk
yang bermanfaat untuk manusia, hewan serta tumbuhan
B. Proses pengelolaan sampah dan limbah

Definisi sampah
Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat
terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Yang
diatur dalam sebuah undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal
1 ayat (1) berbunyi: “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Sementara setiap orang atau kelompok orang atau badan hukum yang
menghasilkan timbulan sampah adalah penghasil sampah”.

Teknik operasional penanganan sampah sangat berkaitan dengan manajemen sampah.


Manajemen sampah memiliki dua pendekatan (R.C. Gaur, 2009). Pertama adalah minimisasi
sampah pada sumbernya dan yang kedua adalah kontrol terhadap polusi pada saat
penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan sampah. Apabila timbulan sampah dapat
dikurangi pada sumbernya, maka pembiayaan terhadap proses pengangkutan dan pembuangan
akan berkurang. Aspek teknik operasional penanganan sampah terbagi menjadi 3 bagian:

1. Pemilihan

Pemilahan sampah merupakan kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai


dengan jenis sampah menjadi paling sedikit (lima) jenis sampah yang terdiri atas:

a) Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan
berbahaya dan beracun.
b) Sampah yang mudah terurai
c) Sampah yang dapat digunakan kembali
d) Sampah yang dapat di daur

Fungsi pemilahan dapat dilaksanakan dengan beberapa bentuk pengaturan diantaranya:

a) Penyekatan sarana pengumpulan-pengangkutan sesuai dengan jenis sampah


b) Penjadwalan waktu pengumpulan sampah yang mudah membusuk
2. Pewadahan

Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik


individual maupun komunal. Berdasarkan SNI 19-2454-2002, sistem pewadahan yang
dilakukan lebih baik dipisahkan berdasar jenis sampah, yaitu:

a) Sampah organik, untuk sampah halaman, sisa makan, dan sampah dapur yang
diletakkan di wadah berwarna gelap.
b) Sampah anorganik, untuk gelas, plastik, logam, dan lainnya yang diletakkan
diwadah berwarna terang
c) Sampah bahan berbahaya dan beracun, diletakkan di wadah dengan warna merah.

Pengumpulan pertama umumnya didukung oleh prasarana yang terdiri dari pewadahan
dan gerobak pengangkut. Bentuk, ukuran dan bahan prasarana pendukung ini sangat bervariasi.
Pada prinsipnya, pewadahan sampah yang ditempatkan di area terbuka harus dilengkapi
dengan penutup agar air hujan tidak masuk ke dalam tong atau bak sampah, kemudian juga
perlu mempertimbangkan kemudahan bagi petugas sampah untuk mengeluarkan sampah dan
memindahkannya ke dalam gerobak sampah. Tujuan utama dari pewadahan adalah:

a) Untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga tidak berdampak


buruk kepada kesehatan, kebersihan lingkungan, dan estetika.
b) Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas
pengumpul sampah.

3. Sistem Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan


sampah dari wadah individual atau dari wadah komunal (bersama) melainkan juga
mengangkutnya ke tempat terminal tertentu. Pengumpulan dapat dilakukan dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan
sementara (TPS) atau langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa melalui proses
pemindahan terlebih dahulu.
Alur proses pengolahan sampah di kampus B Unindra

TEMPAT PENAMPUNGAN DI PISAHKAN SAMPAH DIKUMPULKAN DI TEMPAT


SAMPAH ORGANIK DAN NON YANG SUDAH DI
ORGANIK TENTUKAN

TEMPAT PEMBUANGAN TEMPAT PEMBUANGAN DIANGKUT MENGGUNAKAN


AKHIR SEMENTARA MOBIL SAMPAH 3 HARI
SEKALI

TEMPAT PENAMPUNGAN PEMILAHAN


SAMPAH SAMPAH

PENGANGKUTAN SAMPAH PENGUMPULAN SAMPAH

TEMPAT PEMBUNGAN TEMPAT PEMBUNGAN AKHIR


SEMENTARA
Dalam hal pengelolaan sampah dan limbah kawasan kampus Unindra sudah cukup
baik dalam melakukan pengolahan sampah, terdapat cukup banyak tempat sampah diberbagai
sudut kampus hanya saja belum terdapat tempat sampah terpilah (sampah organik, anorganik,
dan B3).

C. Proses pengendalian kerusakan tanah dan air


Kerusakan tanah adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber
unsur hara tumbuhan maupun sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat
air tersimpan. Sedangkan Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan
sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia.

Jenis kerusakan tanah adalah pencemaran yang terjadi pada tanah. Pencemaran tanah
merupakan gangguan keseimbangan pada tanah yang diakibatkan oleh masuknya polutan hasil
kegiatan manusia. Polutan sendiri merupakan bahan atau benda yang menyebabkan
pencemaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Polutan mempunyai sifat tidak
dapat diurai oleh bakteri pengurai sehingga tidak dapat menyatu dengan tanah. Ada banyak
sekali polutan tanah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari- hari, contohnya adalah Limbah
domestic yang merupakan benda atau bahan tidak dipakai yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga, baik berupa limbah padat, cair dan juga gas. Beberapa contoh limbah domestik antara
lain bungkus detergen, air bekas cucian, bungkus makanan dan lain sebagainya.

Selanjutnya mengenai pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran air
dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualias
air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber
langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.
Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah
tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas pertanian
seperti pupuk dan pestisida.
Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang
menghasilkan hujan asam.Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:

1) Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.


2) Sampah organik seperti air comberan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
3) Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
4) Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum.

• Upaya pencegahan pencemaran tanah

1) Mengajak dan mensosialisasikan kepada petani untuk tidak menggunakan


pestisida atau zat kimia lain secara berlebihan, serta memberikan penyuluhan
mengenai dampak buruk akibat penggunaan pestisida bagi tanah.
2) Tidak membuang sampah sembarangan, terutama jenis sampah plastik. Jenis
sampah tersebut tidak mudah hancur dan dapat meracuni tanah.
3) Memisahkan sampah plastik dari sampah organik dan membuat sampah plastik
diolah kembali, agar dapat menghasilkan barang yang berguna.
4) Menghentikan penebangan hutan secara liar sehingga hutan tetap terjaga
keasriannya. Pasalnya, hutan memiliki berbagai macam manfaat bagi manusia,
yaitu daerah resapan air, paru-paru bumi, dan pemanfaatan.

• Penanggulangan terjadinya pencemaran tanah

1) Melakukan penghijauan di lahan yang kritis dan hutan-hutan yang sudah


gundul.
2) Membersihkan tanah dari sampah-sampah beracun, seperti sampah plastik dan
sampah bahan berbahaya.
3) Untuk lahan pertanian, petani dianjurkan untuk menanam tanaman yang
bervariasi, agar kualitas tanahnya tetap subur.
4) Untuk lahan pertanian di daerah yang kemiringannya relatif curam, sebaiknya
digarap dengan sistem terasering untuk mengurangi erosi tanah.
• Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai
atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar
bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan
lebih baik lagi tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan kembali untuk keperluan
industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang
berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat
digunakan sebagai pupuk.

Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar lain tidak membuang
sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak
membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk
dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di
lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat
merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.

Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik dari pada proses penanggulangan
terhadap pencemaran yang telah terjadi. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, diantaranya
melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:

1) Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
Pemukiman
2) Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem
3) Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran Memperluas gerakan penghijauan
4) Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
5) Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
6) Melakukan intensifikasi pertanian
Pencemaran kerusakan tanah dan air pada lingkungan kampus.

Sisa limbah sabun, adanya


kelongsoran tanah sebab minim
pengolahan tanah diarea tersebut,
kemudian terdapat pencemaran
sampah plastik di salah satu area
tanah sehingga bisa
mengakibatkan penurunan fungsi

Bentuk pengendalian kerusakan tanah dan air yang dilakukan kampus B


Unindra.

Namun dibalik pencemaran tanah dan ari limbah


sebelumnya bentuk respon lingkungan kampus dalam
pengendalian kerusakan tersebut cukup baik dengan
membuat sumur-sumur resapan, penggunaan material
paving sebagai prasaranan jalannya bahkan hingga
saluran pembuangan limbah dibuat di bawah
permukaan atau menggunakan pipa sehngga tidak
menimbulkan bau yang tak sedap dari pembungan
limbah tersebut
D. Proses pengendalian perubahan lahan
Perubahan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan
ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari
suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang
berbeda. Adapun faktor –faktor yang mempengaruhi perubahan lahan tersebut yaitu adanya
lahan kosong, kebutuhan masyarakat, kebijakan pemerintah, aksesibilitas, topografi, sarana
dan prasarana serta daya dukung lingkungan.

• Dampak negatif dari perubahan suatu lahan


1. Mengancam kerusakan ekosistem
2. Sumber daya alam semakin menipis
3. Rawan terjadi bencana alam.

Perubahan lahan yang terjadi di lingkungan kampus B Unindra.


Berubahnya fungsinya yang awalnya berupa lahan kosong yang kemudian di jadikan
area tempat pembelajaran yang berdiri Gedung-gedung serta pembetonan pada area tanah
Bentuk pengendalian dari adanya perubahan fungsi lahan pada lingkungan
kampus B Unindra.
Dibalik pembangunan suatu kawasan pembelajaran dengan berbagai fasilitasnya pada
kasus ini kampus unindra cukup berperan aktif dalam upaya pengendalian perubahan lahan
yang terjadi, bentuk upaya yang di lakukan berupa pembuatan area area hijau, atau sekadar
taman yang di tumbuhi tanaman hingga pepohonan teduh guna mengembalikan fungsi awal
lahan dan tetap menjadi penyeimbang kehidupan ekosistem di lingkungan kampus B Unindra
E. Proses pengendalian perubahan iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca di wilayah tertentu dalam periode waktu yang lama.
Iklim juga yang menentukan berbagai jenis aspek kehidupan seperti tanaman hingga hewan
yang berbeda – beda. Perlu Anda ketahui bahwa kondisi iklim juga bisa mengalami perubahan
dan membuatnya menjadi sangat berbeda dari sebelumnya. Para peneliti klmimatologi berhasil
mencatat data yang berbeda atas terjadinya perubahan iklim yang bisa kita rasakan saat ini.
Penyebab utama dari terjadinya perubahan iklim adalah aktivitas manusia lainnya
seperti penghancuran hutan untuk membuka lahan tempat tinggal baru bagi manusia. Dengan
berkurangnya lahan hijau yang ada di bumi mengakibatkan juga semakin berkurangnya
kemampuan dari tanaman untuk menyaring polusi yang ada di udara dan menciptakan oksigen
bagi manusia.
Tanaman yang jumlahnya terus berkurang juga akan bisa menjadi penyebab dari suhu
bumi mengalami kenaikan dan membuat kondisi menjadi lebih panas dari biasanya atau disebut
juga sebagai pemanasan global. Dengan suhu bumi yang terus mengalami kenaikan akan
memicu berbagai bencana dan efek buruk yang lainnya bagi manusia dan menyebabkan bumi
menjadi semakin tidak nyaman untuk ditinggali.
Dampak dari Perubahan iklim sendiri tentunya akan memberikan banyak dampak yang
mempengaruhi kehidupan kita. Perubahan iklim harus segera ditanggulangi agar dampaknya
tidak semakin parah dan mengganggu aktivitas manusia. Dampak perubahan iklim dapat terjadi
dengan sangat cepat dan bertahap. Di bawah ini merupakan beberapa dampak dari perubahan
iklim yang masih kita bisa lihat dan rasakan saat ini.
a) Seperti perubahan iklim yakni lapisan es di kutub akan terus mencair dan permukaan
laut akan terus naik. Naiknya permukaan air laut juga akan dengan cepat
menggenangi banyak daerah, menyebabkan beberapa daerah mengalami banjir karena
terendam oleh air laut.
b) Meningkatnya suhu juga dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan Kebakaran
hutan juga menyebabkan kekeringan dan berkurangnya tempat perlindungan bagi para
hewan.
c) Perubahan iklim juga akan menyebabkan kenaikan suhu laut, mengganggu ekosistem
internal. Karena suhu laut terus meningkat, berbagai biota laut bisa mati, dan terumbu
karang di dasar laut dan di permukaan bisa rusak.
Langkah menghadapi perubahan iklim
a. Menggunakan Sumber Energi yang Terbarukan dan Ramah Lingkungan
Langkah global pertama yang dilakukan dalam rangka mengatasi perubahan
iklim adalah dengan cara menggunakan sumber energi yang terbarukan dan lebih
ramah lingkungan. Hingga saat ini sudah mulai banyak perumahan dan apartemen
yang berada pada kota – kota besar mulai mengandalkan dan memasang panel surya
untuk mengurangi penggunaan dan beban listrik pada tempat tinggal mereka.
Banyak pabrik – pabrik besar juga yang mulai mengalihkan sumber energi yang
digunakan agar menjadi lebih ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi gas
buang yang berbahaya bagi lingkungan.
b. Membatasi Penggunaan Kendaraan Berbahan Bakar Fosil
Saat ini sudah sangat banyak negara yang mulai memberlakukan uji emisi yang
sangat ketat terhadap berbagai kendaraan komersil. Tidak hanya itu saja, beberapa
negara sudah memberlakukan transportasi umum tidak boleh untuk menggunakan
bahan bakar fosil sama sekali. Dengan mengalihkan transportasi umum untuk tidak
menggunakan bahan bakar fosil sama sekali sangatlah membantu untuk
mengurangi kadar emisi yang ada di udara. Meninggalkan bahan bakar fosil dan
menggunakan energi yang terbarukan merupakan sumber tenaga alternatif.
c. Melakukan Penanaman Hutan dalam Skala Besar
Hutan merupakan jantung kehidupan bagi dunia ini. Tanpa adanya hutan dan
wilayah hijau akan membuat kondisi bumi menjadi lebih panas dan tidak ada yang
bisa menghasilkan oksigen yang segar untuk kita hirup.
Bentuk Pengendalian iklim pada lingkungan kampus B Unindra
Untuk mengendalikan iklim pada
lingkungan kampus dapat dilakukan dengan cara
penanaman pohon dengan melakukan
penanaman pohon ini dapat memberikan
dampak positif bagi kita seperti meredam emisi
karbon dan gas rumah kaca. Gas rumah kaca
merupakan penyebab utama pemansan global
dan perubahan iklim sehingga dapat
menimbulkan efek seperti pemanasan global.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dan melihat sumber-sumber bacaaan terkait bentuk suksesi dan
bentuk penanggulangan akibat faktor perubahan lingkungan secara langsung maupun tidak
langsung bahwa suatu ruang lingkup ekosistem pada intinya perubahan tersebut disebabkan
oleh 2 faktor yakni faktor alam dan faktor manusia, kedua faktor inilah yang memegang peran
penting perubahan dalam keberlangsungan siklus lingkungan alam. Dengan demikian
seminimal minimalnya perlu adanya upaya pencegahan untuk keberlangsungan siklus
lingkungan guna mencapai keadaan lingkungan yang berkelanjutan dan menciptakan suatu
keseimbangan antara suksesi dan siklus lingkungan dengan kemajuan ilmu teknologi yang
pesat di era globalisasi.
b. Saran
Dengan adanya observasi ini diharapkan kepada para pembaca ter khusus mahasiswa agar
dapat lebih berperan aktif dan memiliki keterbukaan berfikir bahwa keberlangsungan hidup
dalam keterkaitannya dengan lingkungan sangatlah penting dalam proses pengembalian
bentuk-bentuk kerusakan lingkangan yang ada di lingkungan kampus. Dengan harapan bisa
memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap pengguna lingkungan kampus B unindra
menuju lingkungan serta hidup yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
• https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/kabar-
harian/cara-penanggulangan-pencemaran-tanah-
1weyLkwDRX4?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3
D%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16658362842685&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fkumparan.com%2Fkabar-
harian%2Fcara-penanggulangan-pencemaran-tanah-1weyLkwDRX4
• https://www.rumah.com/panduan-properti/perubahan-iklim-fakta-penyebab-
dan-solusinya-27468
• https://www.academia.edu/25945082/MAKALAH_EKOLOGI_TUMBUHAN_SUKSESI
_
• https://lindungihutan-
com.cdn.ampproject.org/v/s/lindungihutan.com/blog/manfaat-menanam-
pohon/?amp=1&amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%
3D%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16658408512803&referrer=https%3A%2
F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Flindungihutan.com%2Fblog%
2Fmanfaat-menanam-pohon%2F

Anda mungkin juga menyukai