Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN SISTEM INFORMASI

MATERI PERTEMUAN 6
SISTEM INFORMASI – S1
FAKULKTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
ANALISIS STRATEGI SISTEM INFORMASI
1. SWOT ANALYSIS
2. VALUE CHAIN ANALYSIS
3. PORTERS FIVE FORCES ANALYSIS
Dosen Pengampu Matakuliah : Cindy Paramitha Lubis, M.Kom
Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2002,p18) analisis swot adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan stratregi perushaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujian, strategi, dan kebi-
jakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Berikut ini adalah keterangan dari anali-
sis SWOT :
• Strength (Kekuatan)Suatu keunggulan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang di-
anggap memiliki kelebihan dari pesaingnya.
• Weakness (Kelemahan)Keterbatasan atau kekurangan sumberdaya, keterampilan dan ke-
mampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Dapat dilihat dalam
keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampi-
lan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
• Opportunity (Peluang)Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat
beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen disbanding
dengan daya pesaing
• Threat(Ancaman)Tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para
pesaing ataupun dari pihak luar.
Analisis SWOT
Alternatif Strategi SWOT
• SO : memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang.
Strategi pertumbuhan agresif (dalam BCG, Star )
• ST : meskipun menghadapi ancaman, tapi masih memiliki kekuatan secara internal.
Strategi diversifikasi produk dan pasar
• WO : memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan.
• WT : Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi defensif
Analisis SWOT dapat di bagikan dalam
5 langkah :
1 Menyiapkan sesi SWOT
SWOT Analysis
Analisa SWOT (Strenghts, 2 Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
Weakness, Opportunities, Threats)
adalah untuk mendapatkan
informasi dari analisis situasi dan
memisahkannya dalam pokok
3 Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman
persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan
eksternal (peluang dan ancaman) 4Melakukan rangking terhadap kekuatan dan kelem

5 Menganalisis kekuatan dan kelemahan


Analisis SWOT
Analisis SWOT
• Dalam Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman diperlukan alat
bantu Analisa yaitu Analisa SWOT

• Analisa SWOT memungkinkan perusahaan mengambil keunggulan kesempatan


dalam menghindari ancaman

• Analisa SWOT, juga membuat perusahaan menekankan kekuatan dan melunakan


atau mengeliminasi kelemahan dalam SDM dan organisasi

• Analisa SWOT menjadi dasar untuk menentukan corporate profile dimana perusa-
haan akan bersaing dalam suatu bisnis atau industri
Pengertian :
• Analisa SWOT sebagai alat Formulasi Strategi. Analisa SWOT adalah identi-
fikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

• Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan


(strengths) dan Peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dalam mem-
inimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats).

• Proses Pengambilan keputusan strategis merupakan pengembangan dari Misi,


Tujuan, Strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, strategic planner
harus menganaliss faktor fakor strategis perusahaan.
Cara Membuat Analisis SWOT

• Pengumpulan data yang diperlukan. Metode TPD untuk kualitatif snowcard atau snow-
balling

• Buat Matrik IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan EFAS ( External
Strategic Factors Analysis Summary)

• Buat Matrik Interaksi SWOT atau TOWS

• Memilih Alternatif dengan Bobot tertinggi


Analisis lingkungan internal Bisnis

 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)


 Analisis Critical Success Factor
 Analisis SWOT
 Diagram analisis SWOT
 Matriks Faktor Strategi Eksternal
 Maktik Faktor Strategi Internal
 Matriks SWOT 
Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

Value chain analysis adalah kegiatan menganalisis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk
merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk atau jasa.
Pendekatan value chain dibedakan menjadi dua aktivitas bisnis:

• Aktivitas Utama
Aktivitas – aktivitas utama dalam perusahaan yang pada akhirnya memberikan kepuasan
pada pelanggan. Aktivitas – aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan baik tetapi juga
harus saling berhubungan dengan efektif jika keseluruhan performa bisnis hendak diopti-
malkan. Aktivitas utama terdiri dari inbound logistic, operations, outbound logistic, sales and
marketing dan service.

• Aktifitas Pendukung
Aktivitas – aktivitas yang melengkapi aktivitas utama dengan berbagai fungsi, yaitu ke-
lengkapan infrastruktur, manajemen SDM, pengadaan barang dan pengembangan teknologi.

Dengan konsep rantai inilai ini Porter menjelaskan bahwa setiap mata rantai baik yang utama
maupun mendukung dapat menambah nilai dari produk yang dihasilkan. Nilai tambah yang di-
hasilkan oleh aktivitas – aktivitas tersebut merupakan harga yang akan dibayar konsumen. Jika
harga yang dibayar tersebut lebih beasr dari total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh aktivitas,
maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan.
Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)
Konsep Value-chain: apa itu dan menawarkan apa?
• Menurut Michael Porter, Value Chain (VC) merupakan suatu alat analisis biaya
yang dapat digunakan untuk menganalisis sumber keunggulan bersaing perusa-
haan yaitu dengan menguraikan aktivitas yang terjadi dalam perusahaan ke
dalam aktivitas-aktivitas nilai secara strategis.
• VC dapat menentukan dan mengidentifikasi hubungan yang terdapat dalam pe-
rusahaan, baik hubungan eksternal maupun hubungan internal. Hubungan inter-
nal akan menjaga keterkaitan antara aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh pe-
rusahaan sebagai bagian dari VC, sedangkan hubungan eksternal akan men-
jaga keterkaitan antara aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dengan pema-
sok dan konsumennya.
Konsep Value-chain: apa itu dan menawarkan apa?
Konsep Value-chain: apa itu dan menawarkan apa?

• Survey yang dilakukan terhadap para manajer di Selandia Baru menunjukan perusa-
haan mereka mempunyai kelemahan dalam hal: kualitas bahan baku, jadwal pengan-
taran, manajemen bahan baku dan kepuasan konsumen (Robb,2001).

• Hubungan yang baik dengan pemasok memberi keuntungan: peningkatan kualitas ba-
han baku, jadwal pengantaran yang tepat (memungkinkan diterapkannya JIT) dan bi-
aya yang lebih rendah.

• Suplai yang tepat waktu sesuai dengan mutu yang ditetapkan dapat mengurangi pro-
duk rusak (sehingga mempunyai keunggulan kompetitif) dan meningkatkan lini pro-
duksi.

• Hubungan yang baik dengan konsumen memberi keuntungan: loyalitas terhadap pro-
duk.
Value-chain analysis dan Value-added analysis: apa perbe-
daannya?
• Value-chain analysis melakukan analisis biaya secara luas, mulai dari aktifitas nilai
yang ditransfer oleh pemasok melalui pembelian bahan baku sampai dengan produk
akhir yang dibebankan pada konsumen akhir.
• Value-added analysis hanya melakukan analisis terhadap nilai tambah selama proses
di dalam perusahaan, mulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan produk
jadi.
Value-chain analysis dan Value-added analysis: value vs.
non-value added
• Value-added activities mengubah bentuk, kesesuaian atau fungsi dari suatu produk
atau jasa. Hal-hal seperti ini yang menjadikan pelanggan bersedia untuk memba-
yarnya.
• Non Value-added activities tidak memberikan nilai tambah ke dalam suatu proses. Ak-
tivitas yang ada:
• tidak membantu menciptakan kesesuaian produk atau jasa dengan spesifikasi
pelanggan.
• menjadikan pelanggan enggan atau mungkin tidak bersedia untuk memba-
yarnya.
• mungkin perlu: dieliminasi, dikurangkan, disederhanakan.
Value-chain analysis dan Value-added analysis: value vs.
non-value added
• Value-added activities mengubah bentuk, kesesuaian atau fungsi dari suatu produk atau jasa. Hal-
hal seperti ini yang menjadikan pelanggan bersedia untuk membayarnya.
• Non Value-added activities tidak memberikan nilai tambah ke dalam suatu proses. Aktivitas yang
ada:
• tidak membantu menciptakan kesesuaian produk atau jasa dengan spesifikasi pelanggan.
• menjadikan pelanggan enggan atau mungkin tidak bersedia untuk membayarnya.
• mungkin perlu: dieliminasi, dikurangkan, disederhanakan.

Dalam setiap proses bisnis, biasanya 20% atau kurang dari keseluruhan kegiatan yang ada adalah
value-added.
Value-chain analysis dan Value-added analysis: value vs.
non-value added
Value-chain analysis dan Value-added analysis: value vs.
non-value added
Analisis Kekuatan Perusahaan

Perusahaan menggunakan banyak metode untuk menganalisis dan mengidentifikasi posisi


bisnisnya dalam pasar atau insturi. Salah satu dari sebagian model analisis yang populer
adalah Porter 5 Forces.

Apa itu Porter 5 Forces? 


Porter 5 Forces adalah sebuah metode yang menganalisis dan mengidentifikasi kekuatan
yang membentuk pola bisnis. Metode ini juga biasa digunakan untuk mengidentifikasi
struktur industri dalam menentukan strategi perusahaan. Model Porter dapat diterapkan
pada setiap segmen ekonomi untuk memahami tingkat persaingan dalam industri dan
meningkatkan profitabilitas jangka panjang perusahaan. Pertama kali dikenalkan pada
tahun 1979 oleh seorang profesor dari Harvard Business School yaitu Michael E. Porter,
model ini masih digunakan hingga kini dalam berbagai analisis bisnis terutama dalam
business plan. 
Bagian Porter 5 Forces 

• Menurut Michael E. Porter, terdapat 5 hal yang menentukan level persaingan dan daya


tarik dalam suatu pasar di industri tertentu. Daya tarik yang dimaksud adalah keuntun-
gan atau omset secara menyeluruh. Setelah analisis Porter 5 Forces dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan apakah industri tersebut masih menarik atau dinilai kurang
menarik. 

• Suatu industri dinilai menarik jika kombinasinya memperlihatkan keuntungan yang 


menjanjikan. Bagian dari Porter 5 Forces terdiri dari 3 bagian yang merujuk kepada
faktor eksternal, sementara sisanya adalah 2 faktor internal. 
1. Rivalry Among Existing Competitor

• Suatu lingkungan bisnis mempunyai tingkat kompetisi yang tinggi antar perusahaan
dan kompetitor. Setiap perusahaan berjuang untuk menciptakan inovasi agar pro-
duknya tak kalah saing dan dapat mengungguli pendapatan kompetitor. Pada bagian
ini akan ditelaah seberapa kuat persaingan di pasar dengan mempertimbangkan jum-
lah pesaing yang ada dan apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasinya. 

• Persaingan akan kuat dan tinggi bila banyak pesaing di sekitar dengan produk atau
jasa yang serupa. Biasanya hal ini terjadi ketika industri sedang tumbuh dan konsumen
dapat dengan mudah beralih ke penawaran pesaing dengan biaya rendah untuk men-
dapatkan suatu produk. Jumlah pesaing yang banyak akan menurunkan kekuatan pe-
rusahaan. Ini sangat berbanding terbalik bila jumlah pesaing dalam suatu pasar atau
industri cukup jarang. Kekuatan perusahaan pun akan semakin tinggi. 
2. Bargaining Power of Buyer/ Customer

• Buyer atau konsumen memiliki peran yang sangat penting. Seluruh pemasukan pe-
rusahaan adalah berasal dari konsumen yang melakukan pembelian barang dari pe-
rusahaan. Kemampuan yang dimiliki konsumen untuk menawar dan mendorong harga
produk lebih rendah adalah salah satu dari lima kekuatan yang mempengaruhi bisnis.
Hal ini dipengaruhi oleh berapa banyak konsumen yang dimiliki perusahaan, seberapa
signifikan setiap konsumen, dan berapa biaya perusahaan untuk mencari pelanggan
baru dalam suatu  pasar. 

• Basis konsumen yang lebih kecil dan lebih kuat berarti setiap konsumen memiliki lebih
banyak kekuatan untuk bernegosiasi demi mendapatkan harga yang lebih rendah dan
penawaran yang lebih baik. Perusahaan yang memiliki banyak konsumen akan lebih
mudah untuk memberlakukan harga produk agar meningkatkan profitabilitas.
3. Bargaining Power of Supplier

• Supplier selaku pemasok bahan baku atau barang yang akan dijual perusahaan memi-
liki kekuatan tawar-menawar yang berbeda. Kemampuan supplier dalam  menentukan
syarat atau perjanjian kerjasama dengan perusahaan sangat berpengaruh bagi keku-
atan masing-masing pihak. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah supplier utama, seberapa
unik barang yang diperoleh dari supplier, dan berapa biaya perusahaan untuk beralih
ke supplier lain. Semakin sedikit supplier yang dimiliki perusahaan, semakin besar
tingkat ketergantungan perusahaan terhadap supplier yang menjadikan kekuatan sup-
plier menjadi tinggi dan kekuatan perusahaan semakin rendah. Sebaliknya,  ketika pe-
rusahaan memiliki banyak supplier, perusahaan mempunyai banyak opsi dan pilihan
sehingga menjadikan kekuatan perusahaan lebih kuat dibandingkan dengan supplier. 
4. Thread of New Entrants

• Bagian ini menjelaskan tentang seberapa sulit bagi pendatang baru atau new entrants
untuk memasuki suatu pasar atau industri. Kekuatan perusahaan juga dipengaruhi oleh
kekuatan pendatang baru. Kekuatan-kekuatan tersebut dipengaruhi oleh hambatan
berupa biaya masuk, regulasi, kondisi ekonomi, hak paten, dan lainnya yang ada di sek-
itar.  Bila hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki pasar atau industri cukup
banyak, kekuatan pendatang baru akan lemah dan kekuatan perusahaan akan kuat.
Sedangkan ketika hambatan bagi pendatang baru cukup sedikit dan rendah, kekuatan
bagi perusahaan akan melemah dan justru menguatkan kekuatan pendatang baru. 
5. Threat of Substitute Product or Services

• Kekuatan dan persaingan perusahaan  tak hanya muncul dari pendatang baru dan
kompetitor, melainkan juga datang dari barang atau produk pengganti dari barang yang
dijual perusahaan. Produk pengganti tersebut biasa juga disebut produk substitusi, di-
mana produk substitusi mempunyai manfaat dan fungsi serupa dengan produk perusa-
han. Misalnya, produk substitusi dari roti adalah mie karena kedua produk tersebut
sama-sama mempunyai manfaat mengenyangkan dan berfungsi sebagai asupan
makanan bagi konsumen. 

• Pada bagian ini, akan dianalisis seberapa mudahnya konsumen untuk beralih kepada
produk substitusi. Analisis bisa dilakukan dengan cara memeriksa jumlah, harga dan
kualitas produk substitusi, serta memperkirakan posisi dengan seberapa banyak keun-
tungan yang diperoleh perusahaan dari produk substitusi. Ketika produk substitusi yang
beredar cukup banyak dan mempunyai harga dan kualitas tak kalah dengan produk pe-
rusahaan, konsumen mudah beralih dan kekuatannya lebih besar dari perusahaan. 
5. Threat of Substitute Product or Services
• Kekuatan dan persaingan perusahaan  tak hanya muncul dari pendatang baru dan
kompetitor, melainkan juga datang dari barang atau produk pengganti dari barang yang
dijual perusahaan. Produk pengganti tersebut biasa juga disebut produk substitusi, di-
mana produk substitusi mempunyai manfaat dan fungsi serupa dengan produk perusa-
han. Misalnya, produk substitusi dari roti adalah mie karena kedua produk tersebut
sama-sama mempunyai manfaat mengenyangkan dan berfungsi sebagai asupan
makanan bagi konsumen. 
• Pada bagian ini, akan dianalisis seberapa mudahnya konsumen untuk beralih kepada
produk substitusi. Analisis bisa dilakukan dengan cara memeriksa jumlah, harga dan
kualitas produk substitusi, serta memperkirakan posisi dengan seberapa banyak keun-
tungan yang diperoleh perusahaan dari produk substitusi. Ketika produk substitusi yang
beredar cukup banyak dan mempunyai harga dan kualitas tak kalah dengan produk pe-
rusahaan, konsumen mudah beralih dan kekuatannya lebih besar dari perusahaan. 
• Perusahaan yang dapat memahami dan menerapkan model ini dalam bisnisnya dapat
memungkinkan untuk menyesuaikan strategi untuk lebih baik dan mempertahankan
bisnis. Karena, pada dasarnya sebuah perusahaan tak boleh berhenti berinovasi dari
segi produk maupun strategi agar mampu bertahan ditengah kondisi persaingan pasar
yang ketat. 
Thank you

Anda mungkin juga menyukai