Adalah serangkaian peristiwa pengeluaran hasil konsepsi (janin,
plasenta, selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar Kriteria Persalinan Normal o Terjadi spontan pada kehamilan aterm o Presentasi vertex o Tanpa ada fase yang memanjang o Berlangsung secara natural dengan sedikit bantuan o Tanpa komplikasi yang mengancam ibu dan janin TANGGAL TERJADINYA PERSALINAN Tanggal mulainya persalinan tidak dapat diprediksi dengan tepat, sangat bervariasi setiap individu dan kehamilan. Tanggal persalinan dapat diprediksi dengan rumus NEAGLE. Berdasarkan rumus Neagle: 4% persalinan terjadi sesuai tanggal prediksi. AWITAN PERSALINAN Selama kehamilan, hormone diproduksi untuk mempertahankan keseimbangan myometrium agar tidak berkontraksi dan mempertahankan agar cerviks tidak mengalami penipisan (effacement) dan pembukaan (dilatation) Saat kehamilan aterm, keseimbangan tersebut mengalami perubahan sehingga dapat memicu timbulnya persalinan AWITAN PERSALINAN Persalinan normal pada kehamilan aterm merupakan proses alami yang melibatkan banyak factor (multifactor), yaitu peran factor endokrin, parakrin, dan autokrin yang menyebabkan perubahan secara bertahap pada jaringan uterus ibu hamil (myometrium, decidua, dan cerviks) Autocrine Paracrine Endocrine PENYEBAB PERSALINAN • Distensi uterus • Peran fetoplacental • Esterogen • Progesteron • Prostaglandin DISTENSI UTERUS Peregangan uterus terjadi karena adanya janin yang tumbuh dan cairan ketuban. Peregangan uterus menyebabkan peningkatan protein gap junction, reseptor oksitosin, dan contraction associated proteins (CAP). MYOMETRIUM GAP JUNCTION PERAN FETOPLACENTAL PERAN FETOPLACENTAL
• Mendekati waktu persalinan akan terjadi peningkatan aktivitas pada
poros Hipothalamus – Pituitary – Adrenal (HPA) janin. • Terjadi peningatan sekresi CRH peningkatan sekresi ACTH kelenjar adrenal janin peningkatan sekresi kortisol memicu produksi estrogen dan prostaglandin oleh plasenta ESTEROGEN • Esterogen diperlukan dalam perkembangan dan fungsi uterus. • Esterogen bertanggungjawab terhadap sintesis protein kontraktil dan enzim yang berperan dalam kontraksi uterus. • Esterogen meningkatkan konsentrasi reseptor oksitosin dan α- adrenergic agent yang mengatur jumlah channel ion calcium dalam membrane sel myometrium. ESTEROGEN • Esterogen berperan dalam komunikasi intraselular pada myometrium. • Esterogen menstimulasi produksi prostaglandin (PGE2 dan PGF2α). • Jenis esterogen: E1, E2, dan E3 • Konsetrasi E3 dalam serum saliva akan meningkat pada 4 minggu terakhir kehamilan. PROGESTERON • Selama kehamilan, progesterone dan esterogen dalam keadaan seimbang untuk mengontrol aktivitas uterus. • Progesteron invitro mengurangi kontraksi myometrium dan mencegah terbentuknya gap jaunction pada myometrium. • Progesteron menstimulasi sintesis Nitrit Oxyde (NO) uterus, yang berperan dalam “ketenangan” uterus. PROGESTERON • Progesteron menghambat produksi prostaglandin. • Progesteron memicu prouduksi tissue inhibitor of matrix metalloproteinase 1(TIMP-1) pada cerviks, TIMP-1 berperan untuk mencegah terjadinya collagenolysis. PROSTAGLANDIN • Prostaglandin memegang peranan penting dalam menstimulasi awitan persalinan. • Prostaglandin dihasilkan oleh amnion, chorion, sel-sel decidua, dan myometrium. • Sintesis prostaglandin dipicu oleh: peningkatan esterogen, glucocorticoids, perangan uterus pada akhir kehamilan, peningkatan sitokin (IL-1, IL-6, dan TNF), infeksi, pemeriksaan vagina, rupturnya selaput ketuban OKSITOSIN • Oksitosin disintesis oleh hipofisis posterior. • Konsentrasi reseptor oksitosin akan meningkat pada akhir kehamilan peningkatan efektivitas oksitosin pada akhir kehamilan. • Esterogen meningkatkan ekspresi reseptor oksitosin. OKSITOSIN • Oksitosin memicu kontraksi uterus melalui dua jalan: 1. Oksitosin meningkatkan produksi prostaglandin oleh selapot ketuban 2. Oksitosin memicu kontraksi myometrium secara langsung SIFAT KONTRAKSI UTERUS • Pacemaker kontraksi berada di ustium tuba kemudian menyebar ke seluruh uterus. • Ada sinkronisasi kontraksi uterus, bagian atas dan segmen bawah uterus. • Kontraksi paling kuat dan lama berada di bagian fundus (fundal dominan). • Kontraksi terjadi secara teratur. • Tekanan amniotic meningkat 20 mmHg selama terjadinya kontraksi. KONTRAKSI UTERUS • Kontraksi akan membuat otot uterus mengeras dan terdorong ke depan (jika diraba akan terasa keras). • Tonus: tekanan intrauterus di sela-sela kontraksi, selama hamil tonus uterus sekitar 2 -3 mmHg dan selama inpartu menjadi 8 – 10 mmHg • Intensitas: adalah intensitas kontraksi uterus yang menggambarkan systole uterus. Pada kala I intensitas 40 – 50 mmHg dan pada kala II meningkat menjadi 100 -120 mmHg KONTRAKSI UTERUS • Durasi: adalah lama terjadinya kontraksi. Pada awal inpartu, kontraksi berlangsung sekitar 30 detik dan semakin meningkat mendekati kala II. • Frekuensi: adalah banyaknya kontraksi yang terjadi. Pada awal kala I, kontraksi terjadi setiap 10 – 15 menit sekali. Semakin lama kontraksi akan semakin sering (2 – 3 menit sekali) NYERI PERSALINAN Nyeri persalinan dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya: 1. Hipoksia myometrium selama kontraksi uterus. 2. Peregangan peritoneum di sekitar fundus. 3. Peregangan serviks saat pembukaan. 4. Peregangan ligament-ligament di sekitar uterus. 5. Tekanan pada syaraf