Anda di halaman 1dari 27

HORMON DALAM

PERSALINAN
DIAN IRAWATI
Pengertian Persalinan

Adalah serangkaian peristiwa pengeluaran hasil konsepsi (janin,


plasenta, selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar
Kriteria Persalinan Normal
o Terjadi spontan pada kehamilan aterm
o Presentasi vertex
o Tanpa ada fase yang memanjang
o Berlangsung secara natural dengan sedikit bantuan
o Tanpa komplikasi yang mengancam ibu dan janin
TANGGAL TERJADINYA
PERSALINAN
Tanggal mulainya persalinan tidak dapat diprediksi dengan tepat,
sangat bervariasi setiap individu dan kehamilan.
Tanggal persalinan dapat diprediksi dengan rumus NEAGLE.
Berdasarkan rumus Neagle: 4% persalinan terjadi sesuai tanggal
prediksi.
AWITAN PERSALINAN
Selama kehamilan, hormone diproduksi untuk mempertahankan
keseimbangan myometrium agar tidak berkontraksi dan
mempertahankan agar cerviks tidak mengalami penipisan (effacement)
dan pembukaan (dilatation)
Saat kehamilan aterm, keseimbangan tersebut mengalami perubahan
sehingga dapat memicu timbulnya persalinan
AWITAN PERSALINAN
Persalinan normal pada kehamilan aterm merupakan proses alami
yang melibatkan banyak factor (multifactor), yaitu peran factor
endokrin, parakrin, dan autokrin yang menyebabkan perubahan secara
bertahap pada jaringan uterus ibu hamil (myometrium, decidua, dan
cerviks)
Autocrine Paracrine Endocrine
PENYEBAB PERSALINAN
• Distensi uterus
• Peran fetoplacental
• Esterogen
• Progesteron
• Prostaglandin
DISTENSI UTERUS
Peregangan uterus terjadi karena adanya janin yang tumbuh dan cairan ketuban.
Peregangan uterus menyebabkan peningkatan protein gap junction, reseptor
oksitosin, dan contraction associated proteins (CAP).
MYOMETRIUM
GAP JUNCTION
PERAN FETOPLACENTAL
PERAN FETOPLACENTAL

• Mendekati waktu persalinan akan terjadi peningkatan aktivitas pada


poros Hipothalamus – Pituitary – Adrenal (HPA) janin.
• Terjadi peningatan sekresi CRH  peningkatan sekresi ACTH 
kelenjar adrenal janin peningkatan sekresi kortisol  memicu
produksi estrogen dan prostaglandin oleh plasenta
ESTEROGEN
• Esterogen diperlukan dalam perkembangan dan fungsi uterus.
• Esterogen bertanggungjawab terhadap sintesis protein kontraktil
dan enzim yang berperan dalam kontraksi uterus.
• Esterogen meningkatkan konsentrasi reseptor oksitosin dan α-
adrenergic agent yang mengatur jumlah channel ion calcium dalam
membrane sel myometrium.
ESTEROGEN
• Esterogen berperan dalam komunikasi intraselular pada
myometrium.
• Esterogen menstimulasi produksi prostaglandin (PGE2 dan
PGF2α).
• Jenis esterogen: E1, E2, dan E3
• Konsetrasi E3 dalam serum saliva akan meningkat pada 4 minggu
terakhir kehamilan.
PROGESTERON
• Selama kehamilan, progesterone dan esterogen dalam keadaan
seimbang untuk mengontrol aktivitas uterus.
• Progesteron invitro mengurangi kontraksi myometrium dan
mencegah terbentuknya gap jaunction pada myometrium.
• Progesteron menstimulasi sintesis Nitrit Oxyde (NO) uterus, yang
berperan dalam “ketenangan” uterus.
PROGESTERON
• Progesteron menghambat produksi prostaglandin.
• Progesteron memicu prouduksi tissue inhibitor of matrix
metalloproteinase 1(TIMP-1) pada cerviks, TIMP-1 berperan untuk
mencegah terjadinya collagenolysis.
PROSTAGLANDIN
• Prostaglandin memegang peranan penting dalam menstimulasi
awitan persalinan.
• Prostaglandin dihasilkan oleh amnion, chorion, sel-sel decidua, dan
myometrium.
• Sintesis prostaglandin dipicu oleh: peningkatan esterogen,
glucocorticoids, perangan uterus pada akhir kehamilan,
peningkatan sitokin (IL-1, IL-6, dan TNF), infeksi, pemeriksaan
vagina, rupturnya selaput ketuban
OKSITOSIN
• Oksitosin disintesis oleh hipofisis posterior.
• Konsentrasi reseptor oksitosin akan meningkat pada akhir
kehamilan  peningkatan efektivitas oksitosin pada akhir
kehamilan.
• Esterogen meningkatkan ekspresi reseptor oksitosin.
OKSITOSIN
• Oksitosin memicu kontraksi uterus melalui dua jalan:
1. Oksitosin meningkatkan produksi prostaglandin oleh selapot
ketuban
2. Oksitosin memicu kontraksi myometrium secara langsung
SIFAT KONTRAKSI UTERUS
• Pacemaker kontraksi berada di ustium tuba kemudian menyebar ke seluruh
uterus.
• Ada sinkronisasi kontraksi uterus, bagian atas dan segmen bawah uterus.
• Kontraksi paling kuat dan lama berada di bagian fundus (fundal dominan).
• Kontraksi terjadi secara teratur.
• Tekanan amniotic meningkat 20 mmHg selama terjadinya kontraksi.
KONTRAKSI UTERUS
• Kontraksi akan membuat otot uterus mengeras dan terdorong ke depan (jika
diraba akan terasa keras).
• Tonus: tekanan intrauterus di sela-sela kontraksi, selama hamil tonus uterus
sekitar 2 -3 mmHg dan selama inpartu menjadi 8 – 10 mmHg
• Intensitas: adalah intensitas kontraksi uterus yang menggambarkan systole
uterus. Pada kala I intensitas 40 – 50 mmHg dan pada kala II meningkat
menjadi 100 -120 mmHg
KONTRAKSI UTERUS
• Durasi: adalah lama terjadinya kontraksi. Pada awal inpartu, kontraksi
berlangsung sekitar 30 detik dan semakin meningkat mendekati kala II.
• Frekuensi: adalah banyaknya kontraksi yang terjadi. Pada awal kala I,
kontraksi terjadi setiap 10 – 15 menit sekali. Semakin lama kontraksi akan
semakin sering (2 – 3 menit sekali)
NYERI PERSALINAN
Nyeri persalinan dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya:
1. Hipoksia myometrium selama kontraksi uterus.
2. Peregangan peritoneum di sekitar fundus.
3. Peregangan serviks saat pembukaan.
4. Peregangan ligament-ligament di sekitar uterus.
5. Tekanan pada syaraf

Anda mungkin juga menyukai