Anda di halaman 1dari 40

PENGANTAR

UNDANG-UNDANG KESEHATAN
DAN FARMASI

Dani Belami, S.Si, M.Si., Apt PERATURAN


PERUNDANGAN
Mayor Kes/529227 KES/FARMASI
BIODATA

1. NamaLengkap : Dani Belami, S.Si., M.Si., Apt


2. Pangkat/Korps/NRP : Mayor Kes/529227
3. Jabatan&Kesatuan : Kabag Ujibang Lafiau-Diskesau
4. Pendidikan : S1 (ITB 97), Apt (ITB 2001), S2 (Fa-ITB 2015)
5. PendidikanMiliter : 1) SepaPK A-IXTahun 2002
2) Sekkau A-90 Tahun 2011
3) Sesau A-11 Tahun 2019
6. RiwayatJabatan : 1) Kaur Diklat Bagujibang Lafiau (2002-2003)
2) Kasiminlog Satgaskes NAD (2003-2004)
3) Kaunit Apotek RS IWY (2004-2009)
4) Kaunit Gudang Rumkitmun (2009-2015)
5) Ks. Depo Fa RSPAU Hardjolukito (2015-2017)
6) Ps. Kafarmasi Rumkitmun (2017-2018)
7) Kaunit Gudang Rumkitmun (2018-2019)
8) Ps. Kabagjang Lafiau (2019-2020)
9) Kabag Ujibang/Pemastu Lafiau (2020-......)
7. Keluarga (K-4)
a. NamaIsteri : E. Sukmawati, S.Sos., MKM
b. NamaAnak : 1) Syifa Sukmadania Nur Dirgantari
2) Tsani Istifania Nurgarini
3) Nurul Azkiya Tridaniaswati
4) Muhammad Rayhan Rabbani
PENDAHULUAN

(Filosofi)
PROFESI
Pekerjaan/bidang pekerjaan yg menuntut pendidikan keahlian/
intelektual tingkat tinggi & tanggung jawab etis yang mandiri dalam
melaksanakan praktek.

Ket :
*Keahlian : perlu pengetahuan&ketrampilan utk Jasa spesifik thd
klien(pendidikan,magang,lisensi/kewenangan profesional).
*Tanggung jawab : keunggulan mutu jasa & pengemb. profesi…>>
pelayanan terbaik
* Etika : - pengaruh besar&luas thd masy
-Jaminankemampuan profesi utk kepent umum. (UU&PP…
> melind.profesi/masy; Kesepakatan/Perat. Orgnss…>
jamin mutu, batasi kompetisi; Kesadaran/Sikap pribadi…
> sumpah/kode etik profesi).
PENDAHULUAN

(Filosofi)
Ciri-ciri Profesi :
1. Memiliki pengetahuan yg brbatas jelas
2. Pendidikan khusus brbasis “keahlian” pd jenjang
pendidikan tinggi
3. Memberi pelayanan kpd masy.
4. Memiliki perhimpunan dlm bid.keprofesian yg
bersifat
otonom.
5. Memberlakukan kode etik keprofesian
6. Memiliki motivasi altruistik dlm memberikan pelayanan
7. Proses belajar seumur hidup
8. Mendapat jasa profesi.
Etika Profesi :
Suatu aturan yg mengatur suatu pekerjaan itu boleh atau tidak dilaku-
kan oleh pelaku profesi sewaktu menjalankan praktek profesinya.
PENDAHULUAN

(Filosofi)
 Kode Etik Profesi :
Pesan moral yang merupakan pedoman ”sikap profesi ” dan
”perilaku profesi” yang bersifat mengikat yang dapat dianalogikan
sebagai konstitusi yang harus dipatuhi dalam melaksanakan
pelayanan profesi dan dalam berorganisasi. Dan atas terjadinya
penyimpangan akan dikenakan sanksi organisasi.

Jadi Kode Etik Profesi Farmasi pada pokoknya ialah mengatur tata
hubungan para anggota komunitas Tenaga Farmasi dalam :
-Hubungannya dengan profesi serumpun
-Hubungannya dengan masyarakat, yaitu yang bersifat altruistik/
pengabdian (mementingkan kemaslahatan umum yang tidak lain
keselamatan & kesejahteraan rakyat, karena itu luhur martabatnya).
Keluhuran martabat merupakan aset tak ternilai & bersifat
“intangible” (“harga diri”)
3 PILAR LANDASAN
PRAKTEK PROFESI

1. ILMU (COGNITIVE, AFFECTIVE, PSYCHOMOTOR).

2. ETIK (Kode Etik, Standar Profesi..>> Organisasi Profesi).

3. HUKUM (Peraturan Perundang-undangan).


Hierarki peraturan perundang-
undangan (Refresh)

 Undang-undang Dasar 1945


 Ketetapan MPR
 Undang-Undang
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
 Peraturan Pemerintah
 Peraturan Menteri Kesehatan
 Peraturan Daerah Propinsi
 Peraturan Gubernur
 Peraturan Daerah Kota/Kabupaten
 Keputusan Bupati/walikota
Hirarki peraturan Per-UU-an Bid. Kes

UNDANG-UNDANG

PERATURAN
PEMERINTAH

PERATURAN KEPUTUSAN PERATURAN


MENTERI MENTERI Kepala BPOM

PERATURAN
DAERAH
UU Kes dan Farmasi

 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
 Pembangunan kesehatan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang RI No. 36
tahun 2009.
 Kewajiban dan Hak Warga Negara Indonesia (Bab III UU Kes)
- Hak...>>memperoleh derajat kesehatan yang optimal (memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau).
- Kewajiban..>>ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (meliputi upaya kesehatan
perseorangan,upaya kesehatan masyarakat dan pembangunan berwawasan
kesehatan).

 Sumber Daya Bidang Kesehatan (Bab V UU Kes No.36/2009, terkait Farmasi :


Nakes/Bag. Ke-1, Bekkes/Bag. Ke-3)
 Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Bab VI
Upaya Kes., Bag. ke-15, Ps. 98-108 UU Kes No.36/2009)
 Kewajiban Pemerintah (Bab IV UU Kes)
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina dan mengawasi penyelenggaraan
upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Terkait :
-Lingkungan
-Tatanan (yankes, SOP dsb)
-Sumber daya (SDM, Fasilitas, Bekkes, Iptek, Informasi/ Promkes
dsb)
- Pemberdayaan peran serta masyarakat

*) Upaya kesehatan : setiap kegiatan dan/atau serangkaian


kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Terkait Bidang Farmasi :
 Sumber Daya Bidang Kesehatan (Bab V UU Kes No.36/2009)

- Nakes (Bagian Ke-1)


- Bekkes (Bagian Ke-3)
 Pengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan (Bab VI Upaya Kes., Bag. ke-15, Ps. 98-108 UU Kes
No.36/2009)
Kewajiban dan Hak Farmasis

 Berkewajiban mematuhi peraturan terkait bidang farmasi yang


telah ditetapkan, yaitu :
-peraturan yang mengikuti hierarki peraturan perundang-
undangan kefarmasian
-kode etik profesi farmasi dan standar profesi yang dikeluarkan
organisasi profesi
 Berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
BIDANG FARMASI

 Pekerjaan Kefarmasian : pembuatan (termasuk pengendalian mutu


Sediaan Farmasi), pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluranan obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan, informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (diatur
pelaksanaannya dlm PP 51/2009) .
 Tenaga Kefarmasian : tenaga yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK).
 Sediaan Farmasi : obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
 Fasilitas Kefarmasian : sarana yang digunakan untuk melakukan
Pekerjaan Kefarmasian
-Fasilitas Produksi (Obat,BBO,Otrad,Kosmetika)
-Fasilitas Distribusi atau Penyaluran (PBF, ISF)
-Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Apotek, IFRS, Toko Obat)
1. OBAT
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1983 022469/A/VI/1983 SE.DIRJEN POM Obat yang boleh dijual oleh toko obat berizin

1983 5660/AA/V/83 SK.DIRJEN Petunjuk warna dan tempat tanda khusus obat bebas dan
POM obat bebas terbatas
1986 4266/AA/II/86 SE.DIRJEN POM Tanda khusus obat keras daftar G

2001 02002/SK/ SK.KA.BPOM Tata laksana uji klinik


KBPOM

2002 HK. 00. 05. 3. SK.KA.BPOM Pemasukan Obat Jalur Khusus


00914
2002 HK. 00. 05. 3. SK.KA.BPOM Promosi obat
02706

2003 HK. 00. 05. 4. SK.KA.BPOM Penandaan khusus dan periklanan obat diare
0155
2004 HK. 00. 06. 331. 3. SK.KA.BPOM Penetapan prosedur pelulusan bets/lot release vaksin untuk
1655 makanan
1. OBAT (Lanjutan)
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
2005 HK. 00. 05. 1. Peraturan.KA. Pengawasan pemasukan obat impor
3459 BPOM
2005 HK. 00. 05. 1. Peraturan.KA. Pengawasan pemasukan bahan baku
3460 BPOM obat
2005 HK. 00. 05. 3. Peraturan.KA. Pedoman uji bioekivalensi
1818 BPOM
2002 1365/Menkes/ Kepmenkes Penggunaan Obat Opioid Dalam Menggantikan
SK/VI/ Penetelaksanaan Nyeri Kepmenkes No.
2002 345/Menkes/
SK/V/1999
2005 168/Menkes/ Permenkes Prekursor Farmasi
Per/II/2005
1991 32 PP Impor Bahan Baku Atau Produk
tertentu yang Dilindungi Paten Bagi
Produksi Obat Dalam Negeri.
2. OBAT TRADISIONAL
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1987 02767/D/87 SE.KA.BPOM Penjualan obat tradisional yang dikaitkan
dengan hadiah atau undian

1977 570/D/SK/1977 Kepmenkes Larangan Produksi Obat Tradisional yang


dipakai secara Intravaginal, sebagai
Suppositoria atau Tetes Mata

1981 1147/D/SK/IV/ Kepmenkes Larangan Produksi dan Distribusi Obat


1981 Tradisional yang Digunakan sebagai
Pelancar Haid dan Sejenisnya yang berisi
simplisia
Angelicae sinensis Radix dan/atau
Ligustici Rhizoma.
1981 1516/A/ Kepmenkes Anggur dan Sejenisnya serta Penggunaan
Menkes/SK/V/81 Etanol dalam Obat dan Obat Tradisional

2012 006/2012 Permenkes Izin Industri dan Usaha Obat Tradisional


2. OBAT TRADISIONAL (Lanjutan)
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1991 397b/Menkes/ Kepmenkes Larangan Beredar Obat Tradisional
SK/VII/1991 yang Tidak Terdaftar
2011 HK.03.1.23.06.11. Kepmenkes Persyaratan Teknis Cara Pembuatan
5629 Obat Tradisional yang Baik

2000 56/Menkes/SK/I/ Kepmenkes Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat


2000 Tradisional
1994 661/Menkes/SK/ Kepmenkes Persyaratan Obat Tradisional
VII/1994
1995 584/Menkes/SK/ Kepmenkes Sentra Pengembangan dan Penerapan
VI/1995 Pengobatan Tradisional

1992 760/Menkes/Per/ Permenkes Fitofarmaka


IX/1992
1992 761/Menkes/SK/ Kepmenkes Pedoman Fitofarmaka
IX/1992
1998 1297/Menkes/ Permenkes Peredaran Obat Tradisional Impor
Per/XI/1998
3. NAPZA

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


1977 336/E/SE/77 SE. DIRJEN Salinan resep narkotika
POM
1977 345/E/77 SE. DIRJEN Penggunaan narkotik kit
POM
1996 HK. 00 .06. 6. 01887 SK.Ka.BPOM Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Morfin Oral Di
Rumah Sakit Dan
Penggunaannya Di Rumah
Penderita
2002 HK .00. 05. 35. 027 SK KA.BPOM Penambahan Jenis Prekursor

2002 PO. 01. 01. 31. 03 SK KA.BPOM Pengaturan Khusus


Penyaluran dan Penyerahan
Buprenorfin
2002 HK. 00. 05. 35. 02771 SK KA.BPOM Pemantauan dan Pengawasan
Prekursor
3. NAPZA (Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


2003 HK. 00. 05. 3. 4291 SK KA.BPOM Pembentukan satuan tugas khusus
audit komprehensif sebagai tindak
lanjut temuan produk terapeutik
dan napza di jalur legal

611/ph/62/b SE Menkes Daftar Penggunaan Obat-obat Bius Menggantikan S.E. /21/52

1990 318/Menkes/SK/IV/1990 Kepmenkes Penetapan Bahan-bahan lain Menambahkan


sebagai Narkotika Kepmenkes No.
65/Menkes/SK/IV/77
1993 373/Menkes/SK/V/1993 Kepmenkes Penunjukkan Laboratorium Menambahkan
Pemeriksaan Narkotika Kepmenkes No.
364/Menkes/SK/X/
1978
1997 688/Menkes/Per/VII/ Permenkes Peredaran Psikotropika Menggantikan Permenkes
1997 782/Menkes/Per/VIII
/1996

1997 689/Menkes/Per/VII/ Permenkes Pendaftaran Psikotropika yang


1997 berupa Obat
3. NAPZA (Lanjutan)
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1997 785/Menkes/Per/VII/ Permenkes Ekspor dan Impor Psikotropika Menggantikan UU
1997 No. 5 Tahun 1997
tentang Psikotropika

1997 912/Menkes/Per/ Permenkes Kebutuhan Tahunan dan


VIII/ Pelaporan Psikotropika
1997
1997 690/Menkes/Per/VII/ Permenkes Label dan Iklan Psikotropika
1997

1997 323/Menkes/SK/V/ Kepmenkes Pemberian Izin Penyimpanan


1997 Psikotropika berupa Obat bagi
Dokter di Daerah Terpencil

1997 917/Menkes/Per/VII/ Kepmenkes Jenis Prekursor Psikotropika


1997
3. NAPZA (Lanjutan)
Tahu Nomor Kategori Peraturan Keterangan
n
1980 1 PP Ketentuan Penanaman
Pavaver, Koka dan Ganja.

1976 UU No.8 Tahun 1976 UU Pengesahan konvensi


tunggal narkotika 1961
beserta protokol yang
merubahnya
1996 UU No.8 Tahun 1996 UU PENGESAHAN
CONVENTION ON
PSYCHOTROPIC
Substances 1971
(konvensi psikotropik,
1971)
2009 UU No.35 Tahun 2009 UU Narkotika

1997 UU No.5 Tahun 1997 UU Psikotropika PMK 3/2017


TTG PERUBAHAN
PENGGOLONGAN
PSIKOTROPIKA
4. KOSMETIK

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


1994 HK. 00. 06. 4. 02894 SK.KA.BPOM Persyaratan cemaran mikroba
pada kosmetika
2003 HK. 00. 05. 1745 SK.KA.BPOM Kosmetika

2003 HK. 00. 05. 3850 SK.KA.BPOM Pedoman cara pembuatan


kosmetik yang baik
1992 965/Menkes/SK/XI/ Kepmenkes Cara Produksi Kosmetika yang
1992 Baik
1998 445/Menkes/Per/V/ Permenkes Bahan, Zat Warna, Substratum, Menggantikan
1998 Zat Pengawet, dan Tabir Surya Permenkes No.
pada Kosmetika 376/Menkes/Per/
VIII/1990
5. BAHAN BERBAHAYA
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1984 00182/E/SE/I/1984 SEB.DIRJEN POM Petunjuk pelaksana intruksi bersama
350-1/PD.03.04 dan DIRJEN menteri dalam negri,menteri kesehatan
pencegahan dan dan menteri pertanian RI Nomor 33 tahun
pemberantasan 1983 nomor 203/Menkes/instruksi
penyakit menular /v/1983 dan nomor HK.050/04/N3/9/1983
Depkes RI tentang pengawasan penggunaan peksida
Diklorofenil Tikloretan (DDT) tanggal 10
september 1983

1984 05877/SUS/VII/84 SEB DIRJEN POM Petunjuk pelaksanaan pengendalian,


4400-I/HS.04.01.01.PP dan dan DIRJEN pengawasan.dan penggunaan DDT
pemberantasan (dikloro difenil trikoroetan)
penyakit menular dan
penyehatan lingkungan
pemukiman

1985 3087/E/SK/X/1985 SK.DIRJEN POM Tata cara pendaftaran pengelola zat warna
tertentu yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya

1986 0004/E/SK/I/1986 SK.DIRJEN POM Tata cara pelaporan zat warna tertentu
yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya
5. BAHAN BERBAHAYA (Lanjutan)
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1990 00386/C/SK/II/90 SK.DIRJEN Perubahan lampiran mankes
POM nomor:239/menkes/per/V/85
tentang zat warna tertentu yang
dinyatakan sebagai bahan
berbahaya
1992 HK.00.06.6.02818 SK.DIRJEN Tata cara pemberian rekomendasi
POM untuk memperoleh izin
penggunaan, penyimpanan,dan
penanganan air raksa dalam usaha
pertambangan bahan galian emas

1995 12 PP Perubahan Peraturan Pemerintah


Nomor 19 Tahun 1994 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.

2001 74 PP Pengelolaan Limbah Bahan


Berbahaya dan Beracun.
6. MAKANAN DAN MINUMAN
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

1979 2985/B/SK/79 SK.DIRJEN POM Wajib daftar bagi pewarna makanan

1980 153/B/SK/1980 SK.DIRJEN POM Tata cara perizinan minuman keras

1985 01323/B/SK/1985 SK DIRJEN POM Petunjuk pelaksanaan peraturan Menteri


Kesehatan RI no:
180/menkes/PER/IV/1985 tentang
makanan daluwarsa

1986 02942/B/SK/IX/1986 SK DIRJEN POM Petunjuk pelaksanaan teknis


pengawasan mutu garam beryodium di
tingkat distribusi/konsumen

1989 03725/B/SK/VII/1986 SK DIRJEN POM Batas maksimum cemaran logam dalam


makanan

1989 03726/B/SK/VII/1986 SK DIRJEN POM Batas maksimum mikroba dalam


makanan

1990 02987/B/SK/XII/1990 SK DIRJEN POM Pendaftaran bahan tambahan makanan


tertentu
6. MAKANAN DAN MINUMAN(Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

1991 02048/B/SK/VI/1991 SK DIRJEN POM Petunjuk pelaksanaan peraturan Menkes RI No:


240/menkes/per/V/85 di bidang pemasaran
pengganti air susu ibu

1991 02240/B/SK/VII/1991 SK DIRJEN POM Pedoman persyaratan mutu serta label dalam
periklanan makanan

1991 02591/B/SK/VIII/1991 SK DIRJEN POM Perubahan lampiran peratutan Menkes RI no.


180/Menkes/Per/IV/1985 tentang makanan
daluwarsa

1991 02592/B/SK/VIII/1991 SK DIRJEN POM Penggunaan bahan tambahan makanan

1991 02664/B/SK/VIII/1991 SK DIRJEN POM Persyaratan mutu pengganti air susu ibu

1991 02665/B/SK/VIII/1991 SK DIRJEN POM Cara produksi makanan bayi dan anak

1991 02593/B/SK/VIII/1991 SK DIRJEN POM Tata cara pendaftaran produsen dan produk bahan
tambahan makanan

1991 02594/B/SK/VIII/1991 SK DIRJEN POM Impor bahan tambahan makanan


6. MAKANAN DAN MINUMAN (Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

2001 HK. 00. 05. 51. SK DIRJEN Pendaftraan produk pangan impor terbatas
02961 POM
2002 HK. 00. 05. 5. SK DIRJEN Pemberlakuan kodeks makanan Indonesia
00617 POM 2001
2003 HK. 00. 05. 5. SK DIRJEN Acuan pencantuman presentase angka
1142 POM kecukupan gizi pada label produk pangan

2003 HK. 00. 05. 5. SK DIRJEN Pedoman cara produksi pangan yang baik
1639 POM untuk industri rumah tangga (CPPB-IRT)

2003 HK. 00. 05. 5. SK DIRJEN Pedoman tata cara penyelenggaraan


1640 POM sertifikasi produksi Pangan Industri Rumah
Tangga
2003 HK. SK DIRJEN Pedoman pemeriksaan sarana produksi
00.05.5.164 POM pangan Industri Rumah Tangga
1
2004 HK. 00. 05. 1. SK DIRJEN Kriteria dan tata laksana penilaian produk
2569 POM pangan
6. MAKANAN DAN MINUMAN (Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

2004 HK. 00. 05. 1. SK DIRJEN POM Batas maksimum aflatoksin dalam
4057 produk pangan
2005 HK. 00. 05. 52 . Peraturan KA. BPOM Ketentuan pokok pengawasan pangan
0685 fungsi awal
2005 HK. 00. 05. 51. Peraturan KA. BPOM Pedoman pencantuman informasi nilai
0475 gizi pada label pangan

2005 HK. 00. 05. 1. SK.KA.BPOM Pembentukan tim mitra bestari pangan
0421 fungsional
2005 HK. 00. 05. 1. SK.KA.BPOM Pembentukan tim mitra bestari pangan
0422 olahan tertentu
1985 180/Menkes/Per/ Permenkes Makanan Daluwarsa Menggantikan
IV/1985 Permenkes No.
346/Menkes/Per/IX/1983

1999 69 PP Label dan Iklan Pangan


2004 28 PP Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan.
7. TENAGA KESEHATAN

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


2016 31/2016 Permenkes Registrasi dan Ijin dan Izin
Praktek/Kerja Tenaga
Kefarmasian
1962 29 PP Lafal Sumpah/Janji Apoteker.

2014 36 UU Tenaga Kesehatan

2009 51 PP Pekerjaan Kefarmasian


8. APOTEK

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

2017 9 Permenkes Apotek


2016 73 Permenkes Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
9. ALAT KESEHATAN

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


1991 1477/C/SK/IV/91 SK. DIRJEN POM Petunjuk pelaksanaan wajin daftar alat
kesehatan, kosmetika dan perbekalan
kesehatan RT
1994 HK. 00. 06. 3. 01737 SE. DIRJEN POM Iradiasi produk kesehatan

1991 140/Menkes/Per/III/1991 Permenkes Wajib Daftar Alat Kesehatan, Kosmetika Menggantikan


dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Permenkes No.
326/Menkes/Per/X
II/1976
2004 1184/Menkes/Per/X/2004 Permenkes Pengamanan Alat Kesehatan dan Perbekalan Menggantikan
Kesehatan Rumah Tangga Permenkes
No.220/Menkes/Pe
r/IX/76;
No.236/Menkes/Pe
r/X/77;
No.140/Menkes/Pe
r/III/91;
No.142/Menkes/Pe
r/III/91.
1998 72 PP Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan.
10. RUMAH SAKIT

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


2009 44 UU Rumah Sakit

2016 72 Permenkes Standar Pelayanan Kefarmasian


di Rumah Sakit
11. INDUSTRI

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

2014 3 UU Perindustrian

2010 1799 Permenkes Industri Farmasi

2018 34 Per.BPOM Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang


Baik

2003 HK. 00. 05. 23. 3874 SK KA.BPOM Pelaksanaan pelaporan informasi
industri farmasi
12. UMUM
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1973 599/D/S.E./73 SE. DIRJEN POM Penggunaan nama (merk dagang) pabrik
yang berbeda-beda

1986 04/EE/SE/III/1986 SE. DIRJEN POM Laporan bulanan yang ditangani oleh
penyidik PPNS
2003 HK. 00. 05. 23. 0131 SK.KA.BPOM Pencantuman asal bahan tertentu,
kandungan alkohol, dan batas
kadaluwarsa pada penandaan/label obat,
obat tradisional, suplemen makanan dan
pangan

2004 HK. 00. 05. 1. 72. 4472 SK. Ka. BPOM Pedoman pola tindak lanjut penyidikan
pidana di bidang obat dan makanan

2004 HK. 00. 05. 72. 4473 SK. Ka. BPOM Prosedur tetap penyidikan tindak pidana
di bidang obat dan makanan

1974 680/A/SK/1974 Kepmenkes Penambahan Zat Warna Menggantikan


Kepmenkes
No.7/Kab/B.VII/1
972
1982 99/A/Menkes/SK/III Kepmenkes Berlakunya Sistem Kesehatan Nasional
/1982
1999 459/Menkes/Ins/VI Instruksi Menkes Kawasan Bebas Rokok pada Sarana
/1999 Kesehatan.
12. UMUM (Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan


2000 907/Menkes/ Kepmenkes Syarat-syarat dan Pengawasan Menggantikan
SK/VII Kualitas Air Minum Permenkes No.
/2002 416/Menkes/Per/IX/199
0
2003 638/Menkes/ Kepmenkes Pedoman Umum Pengadaan Obat Menggantikan
SK/IV Program Kesehatan Kepmenkes No.
/2003 446/Menkes/SK/V/2002

2003 639/Menkes/ Kepmenkes Pedoman Umum Pengadaan Obat Menggantikan


SK/IV Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun Kepmenkes No.
/2003 2002 447/Menkes/SK/V/2002

HK.00.SJ.V.10 SE Sekjen Lingkungan Kerja Tanpa Asap Rokok


45 Depkes
HK.00.SJ.V.12 SE Sekjen Pedoman tentang Pengembangan
75 Depkes Kawasan Tanpa Rokok Pada Institusi
dan Sarana Kesehatan
12. UMUM (Lanjutan)
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
2004 1267/ Kepmenkes Standar Pelayanan Laboratorium
Menkes/ Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
SK/XII
/2004
2005 56/Menkes/ Kepmenkes Penyelenggaraan Program Jaminan Menggantikan
SK/I/2005 Pemeliharaan Kesehatan bagi Kepmenkes No.:
Masyarakat Miskin Tahun 2005 781/Menkes/SK/Vl/200
3,
713/Menkes/SK/Vl/
2004
2001 No. 90 tahun Kepres Pembentukan Badan Penyelesaian
2001 Sengketa Konsumen pada Pemerintah
Kota Medan, Palembang, Jakarta
Pusat, Jakarta barat, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Malang, Makasar

2002 No. 17 tahun Kepres Badan Narkotika Nasional Menggantikan Kepres


2002 No. 116 tahun 1999
tentang Badan
Koordinasi narkotika
12. UMUM (Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

1973 7 PP Pengawasan Atas Peredaran,


Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

1975 11 PP Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi

1975 12 PP Izin Pemakaian Zat Radioaktif


1975 13 PP Pengangkutan Zat Radioaktif
1986 17 PP Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan
Pengembangan Industri
12. UMUM (Lanjutan)

Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan

2000 38 PP Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor


81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan.

2001 17 PP Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan


Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pengawas
Obat dan Makanan

2001 57 PP Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

2001 58 PP Pembinaan dan Pengawasan


Penyelenggaraan Perlindu-
Ngan Konsumen
2001 59 PP Lembaga Perlindungan Konsumen.
12. UMUM (Lanjutan)
Tahun Nomor Kategori Peraturan Keterangan
1967 UU No.1 Tahun 1967 UU Penanaman modal asing
1968 UU No. 6 Tahun 1968 UU Penanaman modal dalam negeri
1970 UU No. 11 Tahun 1970 UU Perubahan dan tambahan Undang-undang
No.1 Tahun 1967 Tentang penanaman
modal modal asing
1970 UU No. 12 Tahun 1970 UU Perubahan dan tambahan Undang-undang
No. 6 Tahun 1968 Tentang penanaman
modal dalam Negeri
1999 UU No.8 Tahun 1999 UU Perlindungan Konsumen

2016 UU No.13 Tahun 2016 UU Paten

1978 2258/D/78 SE.KA.BPOM Pemahaman rekomendasi untuk obat/obat


sebagai barang bawaan /kiriman
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai