Anda di halaman 1dari 31

Sejarah

masuknya
islam
keindonesia
Masuknya islam
Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai cara sejak abad ke-7 hingga abad ke-17. Proses ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perdagangan laut, perkawinan antarbangsa, dan pengaruh dari
kerajaan-kerajaan Muslim di Asia Tenggara. Ada beberapa pusat perdagangan Muslim yang berkembang
di sepanjang pantai Indonesia seperti di Aceh, Palembang, dan juga di Jawa.

Pada abad ke-16 dan ke-17, pengaruh Islam semakin kuat di berbagai daerah di Indonesia, dan beberapa
kerajaan Muslim muncul seperti Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, Kerajaan Demak dan Kerajaan
Banten di Jawa Barat.

Perkembangan Islam di Indonesia terus berlanjut hingga sekarang dan menjadi agama yang dominan di
Indonesia, dengan jumlah umat Muslim terbesar di dunia.
Teori masuknya islam ke indonesia

01 Teori India (Gujarat) 02 Teori Arab (Mekah)

03 Teori Persia (Iran) 04 Teori Cina


01
Teori India
(Gujarat)
Teori gujarat
Teori Gujarat diciptakan oleh GWJ. Drewes lalu dikembangkan oleh Snouck Hurgronje bersama
teman-temannya. Sejarawan Indonesia, yakni Sucipto Wirjosuprapto meyakini jika teori Gujarat
merupakan sejarah awal bagaimana Islam masuk ke Indonesia.

Teori Gujarat mengatakan jika agama Islam dibawa oleh para pedagang dari India muslim (Gujarat)
pada abad ke-13. Kedatangan India muslim pada saat itu hanya untuk berdagang saja. Kemudian
datanglah saudagar Gujarat yang datang dari Malaka untuk menjalin kerjasama dengan wilayah barat
Indonesia.

Dari kerja sama itulah kemudian terbentuk kerajaan Islam yang bernama Kerajaan Samudera Pasai.
Hal tersebut dibuktikan dengan makam Sultan Malik As-Saleh yang merupakan pendiri Kerajaan
Samudera Pasai. Pada makamnya terdapat nisan dengan yang mirip dengan batu nisan yang ada di
Gujarat.
Teori Arab (Mekah)
02
Teori Arab (Mekah)
Teori selanjutnya yang dipercaya sebagai teori masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori
Arab (Mekah). Teori ini didukung oleh J.C Van Leur dan Abdul Malik Karim Amrullah.
Dalam teori ini mengatakan jika agama Islam dibawa oleh musafir Arab pada abad ke 7.
Musafir tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan agama Islam hingga ke seluruh dunia.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara.
Perkampungan tersebut terkenal dengan istilah Bandar Khalifah.

Pada masa kerajaan Samudera Pasai, mazhab yang terkenal yaitu mazhab Syafi'i. Pada
masa itu mazhab Syafi'i juga terkenal di Arab dan Mesir. Kemudian gelar Al-Malik pada
pemimpin Samudera Pasai, digunakan juga oleh budaya Islam di Mesir.
03

Teori Persia (Iran)


Teori persia (iran)
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui jalur Persia (sekarang
Iran). Dalam teori ini, para pedagang dari Persia membawa agama Islam dan
menyebarkannya melalui aktivitas perdagangan mereka di wilayah Nusantara.
Para pedagang Persia memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan
menyebarkan agama Islam di Indonesia. Teori ini menekankan bahwa
kontribusi Persia dalam memperkenalkan dan menyebarkan agama Islam di
Indonesia sangat besar dan penting.
04
Teori Cina
Teori cina
ipercaya oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby sebagai awal masuknya Islam ke Indonesia. Agama
Islam berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Agama Islam dibawa oleh panglima
muslim pada masa khalifah Utsman bin Affan yaitu Saad bin Waqash yang berasal dari Madinah. Teori
didukung dengan migrasi masyarakat muslim Cina dari Kanton ke Indonesia khususnya Palembang pada abad
ke 9.

Kemudian teori ini dikuatkan dengan fakta bahwa Raden Patah (Raja Demak) merupakan keturunan Cina. Pada
masa Kerajaan Demak, penulisan gelar untuk raja Demak menggunakan istilah Cina. Dalam sebuah catatan
dituliskan jika Cina merupakan pedagang pertama yang menduduki pelabuhan.

Tidak sedikit yang meyakini jika Islam Indonesia dibawa masuk oleh Cina pada tahun 700 Masehi atau abad ke
7. Hal tersebut juga dikuatkan dengan adanya catatan Cina kuno yang menjelaskan pada masa itu di daerah
pesisir barat Pulau Sumatera hingga ke selat Malaka terdapat perkampungan Arab.
berperan penting masuknya islam

1) Sunan gresik 2) Sunan ampel 3) Sunan kalijaga

4) Sunan muria 5) Sunan bonang 6) Sunan gunung jati

7) Sunan drajat 8) Sunan kudus 9) Sunan maulana


malik ibrahim
01

Sunan Gresik
Sunan Gresik
adalah salah satu dari wali songo atau "sembilan wali" yang
memainkan peran penting dalam penyebaran dan perkembangan Islam
di Indonesia. Ia lahir pada tahun 1350 dan meninggal pada tahun 1419.
Sunan Gresik dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh
dalam mempopulerkan agama Islam di Jawa Timur, dan ia juga dikenal
sebagai penulis kitab terkenal seperti "Syarah Al-Matsurat". Sunan
Gresik memimpin beberapa misi dakwah dan membangun masjid dan
madrasah sebagai sentra pendidikan dan pemerintahan. Ia juga
memiliki pengaruh besar dalam perkembangan budaya dan kebudayaan
Islam di Jawa.
Sunan ampel
02
Sunan Ampel/Raden Rahmat
adalah salah satu dari sembilan wali songo atau "sembilan sunan"
yang memainkan peran penting dalam penyebaran dan perkembangan
Islam di Indonesia. Ia lahir pada tahun 1401 dan meninggal pada tahun
1481. Sunan Ampel memiliki peran penting dalam mempopulerkan agama
Islam di Jawa Timur, dan ia dikenal sebagai tokoh yang memiliki
kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan dakwah. Ia memimpin
misi dakwah dan membangun masjid dan madrasah sebagai sentra
pendidikan dan pemerintahan. Ia juga memiliki pengaruh besar dalam
perkembangan budaya dan kebudayaan Islam di Jawa. Sunan Ampel
dikenal sebagai salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam
perkembangan Islam di Indonesia.
03
Sunan
kalijaga
Sunan Kalijaga
dalah salah satu dari sembilan wali songo atau "sembilan sunan"
yang memainkan peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Ia lahir pada tahun 1450 dan meninggal pada tahun 1515. Sunan Kalijaga
dikenal sebagai tokoh yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang,
termasuk ilmu pengetahuan, seni, dan dakwah. Ia memimpin misi dakwah
dan membangun masjid dan madrasah sebagai sentra pendidikan dan
pemerintahan. Ia juga memiliki pengaruh besar dalam perkembangan
budaya dan kebudayaan Islam di Jawa.
Sunan Kalijaga memiliki jiwa yang multikultural dan memiliki
kemampuan untuk menyatukan berbagai budaya dan tradisi. Ia dikenal
sebagai tokoh yang memiliki kemampuan untuk menyatukan agama dan
budaya, dan membantu mempopulerkan Islam di Jawa. Ia juga memiliki
kemampuan untuk menciptakan seni dan musik tradisional yang
merupakan bagian penting dari budaya Jawa.
04
Sunan muria
Sunan Muria
adalah salah satu dari sembilan wali songo atau "sembilan sunan" yang memiliki peran
penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Ia lahir pada tahun 1437 dan meninggal
pada tahun 1515.
Sunan Muria dilahirkan sebagai putra dari seorang tokoh terkemuka dan memiliki
pengaruh besar dalam masyarakat. Ia memiliki latar belakang keluarga yang sangat
terpengaruh oleh ajaran Islam dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di
Jawa Timur.
Sunan Muria memulai petualangannya sebagai peziarah dan pelajar Islam di beberapa
negara di Timur Tengah. Ia menimba ilmu dan pengalaman dalam menyebarkan Islam dan
memahami ajaran Islam secara lebih dalam. Setelah kembali ke Indonesia, ia memulai
misinya untuk mempopulerkan Islam dan membangun masjid dan madrasah sebagai sentra
pendidikan dan pemerintahan.
Sunan Muria memimpin misi dakwah dengan kesungguhan dan membantu
mempopulerkan Islam di Jawa Timur. Ia memiliki kemampuan untuk berbicara dan
mempengaruhi orang lain, sehingga membantu memperluas pengaruh Islam di Jawa Timur. Ia
juga memiliki pengaruh besar dalam pembentukan budaya dan kebudayaan Islam di Jawa
Timur. Sunan Muria memiliki pemikiran dan strategi dakwah yang cerdas dan inovatif,
sehingga membantu mempercepat perkembangan Islam di Jawa Timur.
05

Sunan Bonang
Sunan Bonang
adalah salah satu dari sembilan wali songo atau "sembilan sunan" yang
memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Ia lahir pada
abad ke-15 dan memiliki latar belakang keluarga yang sangat terpengaruh oleh
ajaran Islam. Sunan Bonang memulai petualangannya sebagai peziarah dan
pelajar Islam di Timur Tengah sebelum mempopulerkan Islam di Jawa Timur
melalui misi dakwah dan pembangunan masjid dan madrasah sebagai sentra
pendidikan dan pemerintahan. Ia dikenal sebagai tokoh yang memiliki
kemampuan untuk memimpin, berbicara, mempengaruhi orang lain, dan
memiliki pemikiran dan strategi dakwah yang cerdas dan inovatif.
Kontribusinya dalam perkembangan Islam di Indonesia sangat penting dan
memberikan sumbangsih besar bagi peradaban Islam di Indonesia.
Sunan Gunung Jati
06
Sunan Gunung Jati
adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perkembangan Islam di
Indonesia. Ia lahir pada abad ke-15 di wilayah Banten, Jawa Barat dan dikenal
sebagai salah satu dari sembilan Wali Sanga yang membantu memperkenalkan
dan menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.
Sunan Gunung Jati adalah murid dari Syaikh Abdul Qadir Jilani, seorang
ulama dan sufi terkenal dari Timur Tengah. Ia mempelajari ilmu-ilmu Islam dan
sufisme dari Syaikh Abdul Qadir Jilani sebelum memulai misinya menyebarkan
Islam di Indonesia. Sunan Gunung Jati dikenal sebagai seorang ulama yang
kompeten dan ahli dalam berbagai ilmu, seperti tafsir, hadits, fikih, dan filsafat.
Ia memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat di wilayah Banten
dan membantu memperkuat posisi Islam di sana. Sunan Gunung Jati juga
dikenal sebagai seorang sufi yang baik hati dan peduli terhadap masyarakat,
sehingga ia mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat.
07
Sunan drajat
Sunan Drajat
adalah salah satu ulama dan santa sufi terkenal di Indonesia pada abad ke-
16. Ia adalah murid dari Sunan Gunung Jati, seorang tokoh penting dalam
sejarah perkembangan Islam di Indonesia, dan melanjutkan misi penyebaran
Islam yang telah dimulai oleh Sunan Gunung Jati.
Sunan Drajat dikenal sebagai seorang ulama yang kompeten dalam
bidang hukum Islam dan memiliki keahlian yang sangat baik dalam memahami
dan mengaplikasikan hukum-hukum Islam. Ia juga dikenal sebagai seorang
yang sangat taat dan khusuk dalam beribadah kepada Allah, yang membuatnya
menjadi seorang pemimpin rohani yang dipandang tinggi oleh masyarakat.
Setelah meninggal, makam Sunan Drajat di desa Drajat, Jawa Barat,
menjadi tempat ziarah bagi umat Muslim di Indonesia
08
Sunan Kudus
Sunan Kudus
adalah salah satu dari sembilan Wali Sanga atau Wali Songo yang membantu
memperkenalkan dan menyebarkan ajaran Islam di Indonesia pada abad ke-15.
Ia lahir di Kudus, Jawa Tengah dan dikenal sebagai salah satu ulama dan sufi
terkemuka di wilayah tersebut.
Sunan Kudus mempelajari ilmu-ilmu Islam dan sufisme dari beberapa
ulama terkemuka di Timur Tengah dan kemudian memulai misinya
menyebarkan Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang ulama yang
kompeten dan ahli dalam berbagai ilmu, seperti tafsir, hadits, fikih, dan filsafat.
Ia memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat di wilayah Jawa
Tengah dan membantu memperkuat posisi Islam di sana. Sunan Kudus juga
dikenal sebagai seorang sufi yang baik hati dan peduli terhadap masyarakat,
sehingga ia mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat.
Setelah meninggal, makam Sunan Kudus di Kudus, Jawa Tengah,
menjadi tempat ziarah bagi umat Muslim di Indonesia.
Sunan Maulana Malik Ibrahim
09
Sunan Maulana Malik Ibrahim
adalah salah satu dari sembilan Wali Sanga atau Wali Songo yang
membantu memperkenalkan dan menyebarkan ajaran Islam di Indonesia pada
abad ke-15. Ia lahir di Ampel, Surabaya, Jawa Timur dan merupakan ulama dan
santa sufi terkemuka di wilayah tersebut.
Sunan Maulana Malik Ibrahim mempelajari ilmu-ilmu Islam dan sufisme
dari beberapa ulama terkemuka di Timur Tengah dan kemudian memulai
misinya menyebarkan Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang ulama
yang kompeten dan ahli dalam berbagai ilmu, seperti tafsir, hadits, fikih, dan
filsafat.
Ia memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat di wilayah Jawa
Timur dan membantu memperkuat posisi Islam di sana. Sunan Maulana Malik
Ibrahim juga dikenal sebagai seorang sufi yang baik hati dan peduli terhadap
masyarakat, sehingga ia mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai