Anda di halaman 1dari 10

TERAPI DOA PADA ASUHAN KOMPLEMENTER DALAM ASUHAN

PERSALINAN

PRESENTED BY KELOMPOK 2
1. NURUL AQIDAH (042022409)
2. INDRI PRATIWI (042022407)
3. ICE ASDIANA (042022409)
Kehamilan merupakan hal yang alami sekaligus membahagiakan bagi pasangan
suami istri. Namun terkadang tidak mudah menjalani proses kehamilan sampai
persalinan. Menurut penelitian yang dilakukan Lee dari Universitas Hongkong
sekitar 57% wanita hamil mengalami kecemasan. Beberapa penyebab dari
munculnya kecemasan yang dialami ibu hamil yaitu keadaan bayi di dalam
kandungan, proses persalinan, hubungan dengan suami, keadaan fisik yang
berubah pada saat hamil dan dukungan dari orang-orang terdekat maupun
petugas medis yang berhubungan dengan ibu hamil (Niko, 2018)
Istilah kecemasan dapat dirumuskan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan, kondisi
suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang,ditandai adanya kekhawatiran karena
tidak bisa mengontrol dan memprediksi kejadian yang akan datang (Isnaniar et al., 2020). Menurut
Sundeen dan Stuart (2000) dalam Romalasari dan Astuti, pengaruh adanya kecemasan ketika
menghadapi proses persalinan karena faktor eksternal dan internal dari diri ibu

Kecemasan pada ibu bersalin menyebabkan ketakutan dan ketidakpastian


yang mempengaruhi fisik, psikologis dan spiritual yang dapat menimbulkan
gejala pusing, mual, panik. Efek dari kecemasan dalam persalinan dapat
memicu keluarnya kadar katekolamin secara berlebih, sehingga dapat
berakibat turunnya aliran darah ke rahim, turunnya kontraksi rahim,
turunnya aliran darah ke plasenta, oksigen yang tersedia untuk janin juga
akan menurun atau berkurang, maka hal tersebut dapat menyebabkan
lamanya persalinan kala I (Widyastuti, 2012).
Salah satu upaya komplementer yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan pada
ibu bersalin yaitu dengan terapy doa.

Menurut M. Yunan Nasution dalam Aryani, dilihat dari segi kejiwaan (psikologi)
bahwa berdoa dan berzikir akan memiliki dampak terhadap perkembangan
kerohanian yaitu menjadikan rohani lebih tenang dan kuat serta mampu dan
mempunyai daya tahan melawan keinginan jasmaniah (Aryanti, 2021)

Dengan terapi doa seorang ibu bersalin diharapkan akan merasakan relaksasi yang akan menghambat
peningkatan syaraf simpatetik, sehingga memicu hormon serotonin dan endofrin yang merupakan
hormon untuk merelakskan tubuh. Akibatnya, terjadi penurunan detak jantung, irama nafas, tekanan
darah, ketegangan otot, tingkatmetabolisme, dan produksi hormon penyebab stres. Dengan demikian,
ibu hamil akan merasa rileks seiring dengan menurunnya gejala kecemasan.
PENGARUH TERAPI DOA PADA PENURUNAN KECEMASAN IBU
BERSALIN DIKAJI DENGAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF.

1. METODE KUALITATIF.
Jenis penelitian yaitu Field Research (Yusuf, 2016). Subjek dalam penelitian ini berjumlah enam orang, terdiri
dari Tiga rohaniawan Bina Ruhani Islam dan Tiga ibu hamil yang menjalani proses persalinan. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan atau observasi, proses wawancara mendalam dan
dokumentasi (Zakariah et al., 2020). Pengamatan atau observasi yaitu melakukan observasi dengan cara melalui
pengamatan langsung kepada petugas ruhaniawan ketika sedang melakukan proses aktivitas pelayanan santunan
kerohanian kepada pasien persalinan serta data dokumentasi untuk mengetahui apakah catatan yang dimiliki
terdapat keselarasan pada saat wawancara.
Berdasarkan hasil analisis data dalam bentuk kualitatif, dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek penelitian pasien
persalinan pernah mengalami kecemasan saat akan menjalankan proses persalinan. Gejala dan penyebab
kecemasannya ialah rasa takut, terkejut dan keinginan agar bisa melahirkan normal. Gejala tersebut terjadi dari
internal diri pasien sendiri. Oleh karena itu, dilakukan penerapan terapi doa kepada pasien persalinan.
Efektivitas penerapan terapi doa dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien persalinan yaitu bisa menjadikan
pasien lebih tenang, tidak takut, lebih baik dari sebelumnya, merasa mendapatkan perhatian, mengurangi
kecemasan yang sudah tertanam di alam bawah sadar dan mengurangi beban pikiran akan fitrahnya sebagai
seorang perempuan.
2. METODE KUANTITATIF
Desain penelitian yaitu quasi eksperimental. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
bersalin di RSI Darus Syifa’ Surabaya bulan Mei – Juni 2018 sejumlah 42 orang. Penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian lembar observasi Anxiety Scale for Pregnant (ASP) untuk
mengetahui skor kecemasan yang dialami oleh responden sebelum dan sesudah melakukan
terapi meditasi zikir. Penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui
kenormalan data, dan diperoleh hasil data berdistribusi normal. Analisa data menggunakan uji
statistik paired t-test. Pengujian data diolah dengan program SPSS 21.0 for Windows.
Terapi meditasi zikir dalam penelitian ini adalah suatu bentuk ibadah dengan cara berzikir
sebanyak 1 kali selama 12 menit dengan dengan membaca tasbih (Subhanallah), membaca
tahlil (Lailahaillallahu), membaca tahmid (Alhamdulillahi), membaca takbir (Allahu Akbar),
membaca basmalah (Bismillahirrahmanirrahim), dengan bacaan yang tidak harus berurutan.
• HASIL PENELITIAN KUANTITATIF
1. Analisis Univariat.
Dari hasil Pengukuran Skor Kecemasan sebelum dan sesudah Melakukan Meditasi Zikir dapat diketahui
bahwa sebelum melakukan meditasi zikir skor rata-rata kecemasan responden yaitu 28.5423, dengan nilai standar
deviasi 4.24012. Sedangkan setelah melakukan meditasi zikir skor rata-rata kecemasan responden yaitu 24.1674,
dengan nilai standar deviasi 3.65190. Berdasarkan hasil tersebut, skor rata-rata kecemasan sebelum dan sesudah
dapat diketahui mengalami penurunan skor sebesar 4.3749.
2. Analisis Bivariat.
Dari data yang diperoleh pada hasil pengukuran skor kecemasan rata-rata sebelum dan sesudah melakukan
meditasi zikir. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5%
menggunakan software SPSS 21.0 untuk mengetahui pengaruh terapi meditasi zikir terhadap pengurangan
kecemasan menjelang persalinan pada ibu bersalin primigravida trimester III.
Selisih Hasil Pengaruh Meditasi Zikir Terhadap Kecemasan Menjelang Persalinan pada Ibu Bersalin di RSI Darus
Syifa’ Surabaya menunjukkan bahwa responden yang mengalami penurunan skor kecemasan sebanyak 28 orang,
responden dengan skor kecemasan tetap sebanyak 2 orang, dan tidak ada responden yang mengalami peningkatan
skor kecemasan.
Hasil Pengaruh Meditasi Zikir Terhadap Terhadap Kecemasan Menjelang Persalinan pada Ibu Bersalin di RSI
Darus Syifa’ Surabaya menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis menunjukkan nilai sig (-2 tailed) = 0,000 sehingga
0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah melakukan
meditasi zikir terhadap penurunan skor rata-rata kecemasan.
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian metode Kualitatif , Terapi doa penting dilaksanakan karena proses persalinan
dapat mempengaruhi psikis ibu hamil.

Dari hasil penelitian metode kuantitatif, Kecemasan ibu berkurang dalam penelitaian ini setelah
dilakukan terapi meditasi doa dan zikir. Hal ini dikarenakan ibu telah merasa lebih rileks dan tenang,
dimana terapi zikir ibu merasa semakin dekat dengan Allah sehingga akan menurunnya kecemasan
berpikir positif dan berserah diri, sehingga akan menurnkan kecemasan yang dirasakan.
SOP Asuhan Komplementer dalam Asuhan Persalinan :
TERAPI DOA

1. Fase Pra-Orientasi
• Mempersiapkan diri 3. Fase Kerja
• Melihat identitas pasien • Menumbuhkan niat dalam diri pasien
• Meminta pasien untuk merilekskan tubuh 4. Fase Terminasi
pada RM • Membimbing pasien untuk: • Melakukan evaluasi
• Mencuci tangan • Menyadari keluhan yang sedang dirasakan pasien, amati • Mengingatkan kepada
keluhan itu, ikuti dengan kesadaran bahwa kita lemah, tidak pasien bahwa tidak semua
berdaya dan tidak memiliki kemampuan apa-apa.
doa akan langsung
• Menyadari kebesaran Tuhan YME, Dialah yang memberi
hidup dan memberi mati, dia yang memberi sembuh dan
terkabul, dan meminta
2. Fase Orientasi pasien untuk tetap
memberi sakit
• Memberikan salam • Mengungkapkan seluruh keluhan yang dirasakan kepada melakukan doa dan usaha
• Memperkenalkan diri Tuhan YME • Menyampaikan rencana
• Menanyakan kondisi • Meminta kesembuhan kepada Tuhan YME tindak lanjut
psikologis pasien • Mengingatkan pasien untuk tetap rileks dan masih pada posisi • Berpamitan dan
• Menjelaskan tujuan memohon kepada Allah mendokumentasikan
kedatangan dan prosedur • Meminta pasien untuk pasrah kepada Allah sertai dengan
kegiatan
tindakan keyakinan bahwa Allah menjawab doa yang dipanjatkan.

• Mencuci tangan
Meminta pasien menunggu jawaban doa dengan berdiam
• Menanyakan persetujuan
namun tetap memohon kepada Tuhan, sambil merasakan
atau kesiapan pasien melalui pikiran & hati yang terfokus
TERIMA KASIH……

Anda mungkin juga menyukai