Anda di halaman 1dari 54

Mewujudkan Transformasi

Sistem Kesehatan:
Pelayanan Kesehatan Primer

dr. Maria Endang Sumiwi, MPH


Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat

Disampaikan dalam Acara Rapat Koordinasi Teknis


Nasional Program Kesehatan Masyarakat
Mataram, 14-15 Maret 2023
1
dr. Maria Endang Sumiwi,
MPH
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Pendidikan

Master of Public Health


Umea International School of Public Health, Swedia 2002 - 2003

Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1994 - 2001

Riwayat Pekerjaan

Medecins Sans Frontieres Belgium, Indonesia 2003 - 2006


Data Pribadi
UNICEF, Indonesia 2006 - 2010

Eijkman Institute for Molecular Biology, Indonesia 2010 - 2012

Merauke, 19 Januari 1976 World Health Organization (WHO) 2012

UNICEF, Indonesia 2014 – 2022


BSD City, Tangerang
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI 2022 - Sekarang
Selatan Travelling
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
1 penyakit, beban pembiayaan kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


Puskesmas Kesehatan
Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
3 Integrasi Layanan
Posyandu
Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier 2),
4 Labkesmas
Tingkat Provinsi (Tier 3)

Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan di


5 Promosi
Pendidikan,
Kesehatan Gerakan, Kemitraan

6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Produktif
8 dan Lanjut Usia Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
Usia

3
Pencapaian Target RPJMN
Target indikator terkait pelayanan kesehatan primer belum seluruhnya dapat
tercapai

6 Indikator perlu upaya


6
Indikator
Indikator telah tercapai

Bas
2022 2023 2024 3
Indikator
Indikator On track
Bas
2022 2023 2024
keras
Indikator
Base
li
2022 2023 2024

el e
Target Capaian Target Target Target Capaian Target Target Target Capaian Target Target
ine line ne

Angka Kematian Prevelensi Prevalensi


1 Ibu (Per 100.000 305 205 189 194 183 Stunting 17, Wasting (kurus
1 30,8 18,4 21,16 14 1 10,2 7,5 7,7 7,3 7
Kelahiran Hidup) (pendek dan 5 dan sangat
sangat pendek) kurus) balita
Angka Kematian (persen)
balita (persen)
2 Bayi (per 1.000 24 18,6 16,9 17,6 16
kelahiran Persentase Insidensi
fasilitas 2 Tuberkulosis 319 231 n.a 211 190
hidup) 2 40 80 56,4 90 100
kesehatan (per
Insidensi HIV (per 100.000
tingkat pertama
1.000 penduduk)
3 0,24 0,19 0,09 0,19 0,18 terakreditasi
penduduk
yang gtidak Persentase Persentase
terinfeksi HIV) 3 Puskesmas 15 0 3,9 0 0 3 merokok 9,1 8,9 9,1 8,8 8,7
tanpa dokter penduduk usia 10-
Eliminasi 18 tahun
4 285 365 372 385 405
malaria
(kab/kota) Prevalensi
obesitas pada
Persentase 4 21,8 21,8 25 21,8 21,8
penduduk umur
puskesmas ≥ 18 tahun
5 dengan jenis 23 65 58,12 71 83
(persen)
tenaga kesehatan
sesuai standar Persentase
imunisasi dasar
5 57,9 71 66,9 75 90
Persentase lengkap pada
puskesmas anak usia 12- 23
6 86 92 92,22 94 96
dengan bulan
ketersediaan obat
Persentase
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) 4 penyakit katastrofik utama
1 kematian
penyebab tertinggi & paling mahal
tahun 2022 masih di bawah target (Penyakit jantung, kanker, stroke &
Tidak ada indikator SPM1 yang mencapai target 100% ginjal)
Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi
Pelayanan Kesehatan Ibu 75,83 selama 10 tahun terakhir
Hamil

Pelayanan Kesehatan Ibu 76,29


Bersalin

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru 78,03


Lahir

Pelayanan Kesehatan 71,98


Balita

Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan 72,3


Dasar

Pelayanan Kesehatan Usia 61,38


Produktif
Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation
Pelayanan Kesehatan Usia 68,4 (IHME)
Lanjut Kelompok penyakit tersebut menimbulkan
beban pembiayaan besar
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 59,69

Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes 73,56


Melitus

Pelayanan Kesehatan ODG J 72,94


Berat

Persentase Orang Terduga 68,56


Tuberkulosis
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko
Terinfeksi Virus yang Melemahkan Daya 69,26
Tahan Tubuh Manusia (HIV)

5
Sumber: Pusdatin Kemenkes,
Sumber: BPJS Kesehatan,
2022
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan
Indonesia
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehata
n
1 Transformasi layanan 2 Transformasi 3 Transformasi sistem
primer layanan rujukan ketahanan
a b c d kesehatan a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan ketahanan
6 pilar Penguatan peran Sc reening 14 kapabilitas layanan sektor farmasi & tanggap
Penambahan
kader, penyakit penyebab layanan sekunder & alat kesehatan darurat
transformasi imunisasi rutin
kampanye, dan kematian tertinggi primer tersier
menjadi 14 Produksi dalam Tenaga c adangan
membangun
gerakan, melalui di tiap sasaran
antigen dan Revitalisasi Pengembangan negeri 14 antigen tanggap darurat,
platform digital usia, sc reening
vaksin imunisasi table top
perluasan stunting, & jejaring dan jejaring layanan
dan tokoh rutin, top 10 bahan exerc ise
cakupan di peningkatan ANC standardisasi penyakit prioritas,
masyarakat layanan perbaikan tata baku obat, top 10 kesiapsiagaan
seluruh untuk kesehatan ibu
Puskesmas, kelola RS alkes by volume & krisis.
Indonesia. & bayi.
Posyandu, pemerintah. by value.
Labkesmas &
kunjungan rumah

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi


pembiayaan kesehatan Kesehatan teknologi kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, c ukup, beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes kesehatan.
adil; dan pemanfaatan yang efektif lulusan luar negeri. a Teknologi informasi b
dan efisien.
Bioteknologi
3 program utama penguatan upaya preventif di
layanan
primer

Imunisasi rutin: 14 Screening Peningkatan kesehatan ibu


dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Penyakit Prioritas dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, kematian tertinggi di setiap anak di Posyandu dengan alat
HPV, sasaran usia: antropometri terstandar
PCV, Rotavirus 1. Hipotiroid kongenital Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari
Kanker Serviks merupakan kanker 2. Thalasemia 4 kali menjadi 6 kali, termasuk 2
yang bisa dic egah dengan 3. Anemia
4. Stroke
kali USG dengan dokter pada
imunisasi Human Papillomavirus trimester 1 dan 3
5. Serangan jantung
(HPV) 6. Hipertensi
7. Penyakit paru obstruksi Screening kanker Payudara
Pneumonia dan diare merupakan
kronik dengan
2 dari 5 penyebab tertinggi
8. Tuberkulosis USG
kematian balita di Indonesia* 9. Kanker
10. Hepatitisparu
yang dapat dicegah dengan 11. Diabetes Screening Penyakit Jantung
imunisasi (PCV dan Rotavirus) 12. Kanker Bawaan di Puskesmas dengan
payudara Pulse Oxymetry Neonatus
13. Kanker serviks
14. Kanker usus 7
Sistematika
Penyajian: Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
Latarbelakang beban pembiayaan
penyakit,
1 kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat Kesehatan


Puskesmas
Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
3 Integrasi Layanan
Posyandu
Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier 2),
4 Labkesmas
Tingkat Provinsi (Tier 3)

Promosi Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan di


5 Pendidikan, Gerakan, Kemitraan
Kesehatan

6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Produktif Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
8 dan Lanjut Usia Usia

8
Ketersediaan tenaga kesehatan, sarana, dan alat kesehatan belum
dapat terpenuhi merata di semua Puskesmas

54,9 4,1% 93,81 43,71 51,35%


% Puskesmas
Tanpa
% % Puskesmas
dengan
Dokter Puskesmas Puskesmas Alkes
Puskesmas Standar
memiliki memiliki
memiliki 9
sarana sesuai Pra- sarana
jenis tenaga
standar sesuai
kesehatan1)
standar
42,6% di Papua 74,13% di Papua 28,36% di Papua 26,73% di Kaltara
23,0% di Maluku Barat 75,89% di 30,92% di Papua 29,15% di Papua
20,4% di Papua Papua 79,83% di Barat 35,12% di Barat 30,91% di
Barat DKI Jkt Sultra Gorontalo

Dokter, Dokter Gigi, Farmasi, Kesmas, Kesling, Gizi, ATLM, Perawat,


1)

Bidan

Sumber: BPPSDM dan ASPAC 9


2022
Situasi dan Standar Tenaga Puskesmas
Belum semua Puskesmas memiliki 9 jenis tenaga kesehatan sesuai
standar Puskesmas Puskesma Puskesmas Kawasan

No Jenis Tenaga
Kawasan
Perkotaa
s
Kawasan
Terpencil dan Sangat
Terpencil 54,9% 4,1% 42,6% di Papua
Pedesaan
n Puskesmas Puskesmas 23,0% di Maluku
Non Rawat Non Rawat Non Rawat Rawat memiliki 9 jenis Tanpa 20,4% di Papua
Inap Rawat Inap Inap Inap
tenaga 1)
Inap
Dokter Barat
kesehatan
Dokter dan / atau
Tenaga Kesehatan
Kelengkapan 9 Nakes di Puskesmas
1 1 1 2 1 2
dokter layanan
primer
masih belum merata antar Wilayah
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 5 8 5 8
4 Bidan 4 4 7 4 7
Tenaga Promosi
5 Kesehatan dan 2 1 1 1 1
Ilmu Prilaku
Tenaga
6 1 1 1 1 1
Sanitasi
Lingkungan
7 Nutrisionis 1 1 2 1 2
Tenaga Apoteker dan
8 / atau tenaga teknis 1 1 1 1 1
kefarmasian
Ahli teknologi
9 1 1 1 1 1
laboratorium
medik
Tenaga Non Kesehatan

10
Tenaga Sistem
1 1 1 1 1
1) Dokter, Dokter Gigi, Farmasi, Kesmas, Kesling, Gizi, ATLM, Perawat, Bidan
Informasi
Kesehatan
Tenaga
11 1 1 1 Sumber: BPPSDM 10
Administrasi
1 1 2022
keuangan
Puskesmas dengan Sarana sesuai standar
Terdapat 3 Provinsi dengan Puskesmas memiliki sarana tidak sesuai standar
(>20%)
Standar Sarana di Puskesmas
Persentase Puskesmas dengan Sarana sesuai
Standar menurut Provinsi
Pap u a Barat 74,13
P ap ua 7 5 ,8 9
D K I Ja 79,83
k a rta 8 3 ,7 8
M a lu k u 84,04
S u la w e s i T e n g g a r a 8 5 ,8 3
B e n g k u lu 86,85
Maluku 87,80
Utara G or 88,40
o n t a lo 88,71
K a lim a n t a n S e la t a n 88,72
Sulawesi Utara 8 8 ,9 7
K a lim a n t a n U t a r a 89,33
Jam b i 89,65
Ja w a B ara t 90,12
R ia u 9 3 ,8 1
N u s a Tengga ra Ti mur 90,33
I 91,00
N D O N E S IA
91,22
S
91,38
u m a tr a S el
atan 91,99
Aceh 92,54
S u m a tr a B a ra t 92,73
Kalimantan 93,09
Barat Sulawesi 93,10
Barat 93,42
Kepulauan 94,03

93,81%
Riau Su m atr a 94,32
U tara 94,34
Kalimantan 94,40
Puskesmas miliki Te n ga h 96,13
Tiga terendah: 96,72
me sarana Kalimantan
74,13% di Papua Timur Sulawesi 97,05
sesuai Barat 75,89% di Te n g a h 97,12
standar Papua 79,83% di Kepulauan Bangka 9 7 ,4 1
Belitung
DKI Jkt L am p u ng
D I Yogyakar ta
Sulawesi Selatan
B an ten
Kondisi: Desember 2022 N u sa T e n g g a ra B a r
at
Puskesmas dengan Pra-sarana dan Alat Kesehatan sesuai standar
Sebagian Puskesmas memiliki Prasarana dan Alat kesehatan yang kurang memadai

43,71%
Puskesmas miliki Tiga terendah: 51,35
me Pra-uai
sarana ses
28,36% di
Papua %
P uskesmas Tiga terendah:
30,92% di Papua dengan 26,73% di
standar Alkes Standar Kaltara
Barat
35,12% di Sultra 29,15% di
P ap ua 28,36 K alima nta n U ta ra 2 6 ,7 3 Papua Barat
Papua Barat 30,92 Pap ua Barat 2 9,15 30,91% di
Su law es i Te ng gara 35,12 G or on talo 30,91
M alu ku Su lawe s i 33,49
Gorontalo
38,62
Te ng gara
N u sa T en gga ra 39,75 34,19
Ketersediaan alat
T imu r K alima nta n 40,35 Dukungan prasarana Sulawe si Te n ga h 3 4,96
U ta ra Sumatra Utara 40,43 S ulawe s i Barat 36,12 kesehatan sesuai
Puskesmas kurang S ulawe s i Utara
Jaw a
Bara t
40,46
Su ma tr a U tara
38 ,1 9
tidak memadai di semua
standar
41,12
memadai di 38,57
M alu ku 41,46 Jam b i 38,65 Provins
Uta ra
seluruh
Provins P ap ua
Jamb i
42,21
K alim a nta n T en ga h
38,70
i
Bengkulu
42,26
42,81
i Nu s a Te n g ga ra T i m u r
39 ,36
41,05
DKI Jakarta
43,09 R iau 41,13
K alim
a nta n 43,09 K ep u lau an R iau 41,32
T en ga h 47,16 Bali 41,84
Sulaw 43,94 A c eh 42,89
esi Utara 44,46 M a l uk u Uta ra 43 ,19
R iau 44,52 M alu ku 51,35
44,61 IN D O NE SIA 44,15
IN D O NE SIA 44,65 K alim a n 44,37
Su matr a Bara t 45,13 ta n S elata n
44,44
Sulawesi Tengah 45,29 L am p u ng 44,82
K alima nta n T imu r 45,83 K alim a nta n T im u r 45,6 2
Sulawesi Selatan 46,22 Su m atr a B ara t
Gorontalo
46,93
46,51 Su m atr a Sel atan 48,91
Kepulauan Riau 47,09 K alim a nta n
Sumatra Selatan
50,25
47,30 B a rat
K alim a nta n S elata n 51,56
47,47 Jaw a B ara t
Sulawesi Barat 54 ,56
49,60 Su lawe s i Selatan
Aceh 54,71
49,89 Ke pulaua n Ba ngka Belitung
Ban ten 5 6,51
49,91 Jaw a Tim ur
Kepu 57,28
50,62 B en gku lu
lauan 57,54
Bangka 50,63 Jaw a Te n gah
59,22
Belitun 52,32 DKI Jakarta
60,78
g
K ali
Nus a 12
Te n g ga ra
ma nta
Kondisi: Desember 2022
n Ba rat
Ba rat
B an ten
Keluhan terkait pelayanan Puskesmas
(pasien, petugas, dan pemegang program)

Keluhan Masyarakat Keluhan Petugas Kesehatan Keluhan Pemegang Program


Survey GTZ dan Bappenas Pertemuan dengan Kepala Puskesmas 34 Provinsi pada hari Jumat Wawancara pemegang program Unit Utama
8 Oktober 2021

• Keterbatasan akses dan jarak terlalu • Keterbatasan SDM (luar pulau jawa dan • Adanya ego program sehingga
(terutama di DTPK) serta kurangnya kota besar) pelaksanaan kurang optimal
sarana prasarana, obat, • Kurangnya kemampuan/pemahaman dilapangan
manajemen
• Sistem rujukan yang sulit • Keuangan tidak fleksibel • Rendahnya kemampuan
• Sarpras dan obat sering kurang manajerial, analisis data, dan
• Dokter jaga tidak ada • Pengurangan/Distribusi Beban UKP untuk koordinasi lintas program pada
Puskesmas perkotaan ke FKTP lain namun SDM kesehatan
• Jam layanan tidak tepat waktu untuk Puskes didesa sulit Faskes swasta sedikit
• Digitalisasi penting tapi kemampuan SDM • Anggaran yang kaku
• Waktu tunggu yang lama dan Biaya untuk semua kegiatan perlu
diperhitungkan
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
beban pembiayaan
penyakit,
1 kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


Puskesmas Kesehatan

3 Integrasi Layanan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu


Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier 2),
4 Labkesmas
Tingkat Provinsi (Tier 3)

Promosi Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan di


5 Pendidikan, Gerakan, Kemitraan
Kesehatan

6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Produktif Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
8 dan Lanjut Usia Usia

14
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilakukan dengan restrukturisasi
jaringan pelayanan kesehatan primer

Tingkatan kelembagaan Target jangkauan SDM

Siklus hidup sebagai fokus Rumah 514 Kabupaten / Nakes


integrasi pelayanan Sakit Kota
kesehatan untuk
penguatan promosi dan
pencegahan Puskesmas 7,281 Nakes
Kecamatan
Mendekatkan layanan
kesehatan ke
Nakes,
masyarakat melalui Pustu Prima 83,794 Desa /
Kader
jejaring hingga tingkat Kelurahan Koordin
desa dan dusun ator

Memperkuat Pemantauan Kegiatan Posyandu ~300,000 Dusun / Kade


Wilayah Setempat (PWS) r
RT/RW
melalui dashboard

Kunjungan Rumah ~273.5 juta Kade


penduduk r
15
Arsitektur Pelayanan Kesehatan
Primer
Pemberi Layanan Kesehatan

PRAKTIK MANDIRI
KLINIK PRATAMA PUSKESMAS (DOKTER, DOKTER GIGI,
BIDAN)

Unit Kesehatan di Desa/Kelurahan

Partisipasi Masyarakat/
Pemberdayaan Masyarakat

SEKOLAH POSYANDU POSYANDU POSYANDU POSYANDU TEMPAT KERJA

KUNJUNGAN KADER
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan
Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan
Primer
intervensi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Dashboard hingga
Manajemen tingkat desa
Klaster Ibu Klaster Usia Klaster
Hamil- Produktif-Lansia Penanggulangan
Remaja Penyakit Menular
Laboratorium
Puskesmas dan Unit di
7 Desa
ANC rendah; Bumil KEK tinggi; melakukan evaluasi
1 Ca kupan imunisasi rendah Tindak bulanan
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk
cakupan berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi 5 kader melakukan pengecekan
mingguan c atatan home based record
Desa/Kelurahan Tindak (buku KIA) saat kunjungan
lanjut rumah dan mengidentifikasi
Pust missing services
Puskesmas meneruksan data u Dusun/RT/RW
2 evaluasi c apaian ke unit di
Desa
Kader menindaklanjuti
4 permasalahan evaluasi c apaian
Posyandu meneruskan data dan masalah yang ditemukan
3 Dusun/RT/RW dari kegiatan Posyandu dengan
evaluasi capaian ke Kader
di Dusun/RT/RW Posyandu melakukan kunjungan rumah
Kegiatan Posyandu
melayani semua
siklus hidup 17
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Desa/Kelurahan
Setiap desa/kelurahan memiliki 1 unit pelayanan kesehatan yang
menjadi jaringan Puskesmas
Layanan Kegiatan
kesehatan
setiap pemberdayaan
hari masyarakat
Sarana, prasarana dan Alkes Ruang khusus: untuk aktivitas
sesuai kader
standar SDM: 2
SDM: min. 1 perawat dan 1 kader
bidan Kegiatan pemberdayaan:
Paket Layanan terstandar sesuai siklus 1. Perencanaan desa &
hidup: Tersedia di
1. skrining, edukasi kesehatan seluruh Permberdayaan Masy Desa
2. pengobatan terbatas desa/kelurahan 2. Manajemen Kader Posyandu
3. laboratorium dengan PoCT 3. Kunjungan rumah
4. Perencanaan Desa dan 4. Pemantauan wilayah
pendampingan Posyandu setempat
5. Kunjungan rumah
6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
18
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
(1/2)
Sasaran Delivery Unit
Masalah
Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehata (Kecamatan (Desa / (Dusun /
n )
1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter)
Kelurahan)
1. ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6)
RT/RW)
1. Kelas ibu hamil
Ibu hamil, 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
bersalin, 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
Hamil K urang Energi Kronik (KEK)
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
nifas 4. Persalinan normal 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 5. Pengobatan sederhana
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
(
KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan
1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Kelas Ibu Balita
Bayi dan 2. Kelas Ibu Balita 2. Kelas Ibu Balita 2. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
anak pra- 3.
4.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Pengambilan dan pengiriman sampel SHK
3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
(BBLR)
3.
4.
Imunisasi Rutin Lengkap
Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing
sekolah 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 5. Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita
6. Imunisasi Rutin Lengkap 5. Imunisasi Rutin Lengkap weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi
7. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing 6. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing buruk dan stunting
8. Penc egahan, deteksi dini , Tatalaksana dan 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan 6. Skrining kasus TBC
rujukan balita weight faltering, underweight, rujukan balita weight faltering, underweight,
gizi kurang, gizi buruk dan stunting gizi kurang, gizi buruk dan stunting
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit 8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
(MTBS) 9. Skrining kasus TBC
11.
10. Skrining Talasemia
kasus TBC 10. Pengobatan sederhana
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan
Anak (KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14. Pengobatan

1. Skrining kesehatan (PTM & PM) 1. Skrining kesehatan (PTM & PM) 1. KIE Kesehatan
Usia sekolah 2. Vaksinasi / Imunisasi 2. Vaksinasi / Imunisasi Remaja
dan remaja 3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Fasilitasi UKS
3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Penc egahan anemia
2. Penc egaham anemia

5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan 5. Pengobatan sederhana


Anak (KtPA)
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pengobatan
19
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
(2/2)
Sasaran Delivery Unit
Masalah
Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehata Kecamatan Desa / (Dusun /
n ) Kelurahan) RT/RW)
1. Skrining Obesitas 1. Skrining Obesitas 1. Skrining Obesitas
Usia 2. Skrining Hipertensi 2. Skrining Hipertensi 2. Skrining Hipertensi
Produktif 3. Skrining DM 3. SKrining DM 3. Skrining DM
4. Skrining faktor risiko stroke 4. Skrining kanker (Kanker 4. Skrining TBC
dan Lansia 5. Skrining faktor risiko penyakit jantung payudara) 5. Skrining Indera Penglihatan
6. Skrining kanker ( Kanker Leher Rahim, 5. Skrining PPOK 6. Skrining masalah kesehatan
Kanker Payudara, Kanker Kolorektal, 6. Skrining TBC jiwa
Kanker Paru) 7. Skrining Indera Penglihatan 7. Skrining layak hamil bagi PUS
7. Skrining PPOK 8. Skrining masalah kesehatan 8. Pelayanan KB
8. Skrining
9. Skrining TBC
Indera jiwa 9. Skrining Geriatri
10. Skrining
Penglihatan 9. Skrining layak hamil bagi PUS
kebugaran 10. Pelayanan KB
12.
11. Skrining kasus kekerasan terhadap 11. Skrining Geriatri
perempuan
Talasemia 12. Pengobatan sederhana
13. Skrining masalah kesehatan jiwa
14. Pelayanan kesehatan reproduksi bagi
c alon pengantin
15. Skrining layak hamil bagi PUS
16. Pelayanan KB
17. Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
18. Skrining Geriatri
19. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
20. Pelayanan Pengobatan
Pengendalia 1. Penc egahan, Kewaspadaan Dini,
Respon
n Penyakit 2. Pengawasan Kualitas Lingkungan
Menular

1. Laboratorium 1. Laboratorium dengan 1. Laboratorium dengan


Layanan lain 2. Farmasi RDT RDT
3. Kegawatdarurata
n
4. Rawat inap

20
Kesiapan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di tingkat
desa/kelurahan 16.695 Pustu 26.508
15 Provinsi, 327 kab/Kota telah
Poskesdes/Polindes
melaporkan keberadaan Pustu dan
Poskesdes/Polindes di seluruh ALAT KESEHATAN
desa/kelurahannya Pustu Poskesdes/Polindes
BAL 101
I
RIA %
101 S E T I M U N IS AS I L E 2579 4447
SUMATERA U % N G K AP S E T I M U N I S AS I 2454 4904
SELATAN JAWA 100%
100
BARAT % T I D AK L E N G K AP S E T I M 11663 17157

SULAWESI LAMPUNG 100 U N IS AS I T I D AK AD A 2


TENGG ARA %
S E T L AB ( P 0 C T ) L E 3087 6171
KALIMANTAN BENG KUL 100
SELATANU MALUKU % N G K AP S E T L AB ( P 0 C T ) T 13401 20087
NUSAUTARA
TENG GARA 100 I D AK L E N G K AP S E T L AB 1765 2731
BARAT %
GORONTALO 100 S E T U M U M (DP A0NC T
K )I T
A I TDIADKAA
KDLA 8807 15031
SULAWESI
% E N G K AP
BARAT S E T U M U
S E T U M U M D AN K I M D A N K
TIDIA 6123 8746
DI KA
KEPULAUAN BANG 100 AK AD A L E N G K AP
BELITUNG YOGDKI
YAKARTA % TENAG A KESEHA
KALIMANTANJAKARTA 89 100 BANGUN TAN
TENG AH % % AN
Pust Poskesdes/Polindes
SUMATERA
SUMATERA 79 86% u
Pustu Poskesdes/
Polindes
BARAT UTARA % TIDA K PUNYA BIDA N M A 1293 1622
UPUN PERA WA T
JAWA TIMUR
SULAWESI 7276%
RUSAK BE 2803 2557
SELATANKEPULAUAN 53 % RA T
RIAU % PUNYA SDM HA NYA BI
9608 20044
DA N SA J A /PERA WA T
MALUKU
JAWA TENG AH 51%
51 RUSAK SEDA 3479 3799
SA JA
% NG
SULAWESI
NUSA TENGUTARAGARA 39 51% RUSAK RIN 4062 6461 PUNYA SDM LENG K 5794 4842
TIMUR % G A N A P

KALIMANTANPAPUA 34%
33
BA I 6351 13691
UTARA 30% K
KALIMANTAN
SULAWESI 27%
TIMUR TENG AH %
27
ACEH
BANTEN
JAMB
%
25%
25
15.385 dari 50.165 desa/kelurahan tidak memiliki Pustu,
I KALIMANTAN
BARATPAPUA
8
2 %
%
Poskesdes/Polindes
BARAT %

Sumber: laporan Dinkes Kab/Kota sampai 12 Maret Alat tidak ada jika ketersediaannya <60%; tidak lengkap 60—99%, Lengkap
Kesiapan Integrasi Pelayanan Kesehatan
Primer
Aspek Puskesmas Unit Kesehatan di Desa (Pustu)* Posyandu**
Kriteria Prioritas
SDM • 54,9% Puskesmas • Pustu : 5794 memiliki SDM Awal
Terdapat
memiliki 9 jenis nakes lengkap, 9608 hanya salah Pendampingan ILPdukungan
:
• 4,1% Puskesmas tidak satu nakes, dan 1293 tidak
1.419.447 1. Komitmen dan
kader
punya ada nakes kuat dari kepala
dokter • Poskesdes : 3645 memiliki daerah,
Dinas Kesehatan dan
SDM lengkap, 20044 hanya
1 SDM, dan 1621 tidak ada DPM Provinsi dan
nakes D
Kabupaten/Kota serta
Infrastruktur • 191 (1,84%) • 15,385 Desa/Kelurahan tidak
pemerintah
tidak
Kecamatan
memiliki punya unit kesehatan di desa
(pustu/poskesdes/polindes) 179,033 (59,4 desa.
• Puskesmas
43,71% Puskesmas memiliki 2. Sarana, prasarana, alat
sarpras standar • Pustu :6336 baik, 4042 ringan, 3467 Posyand %)
• 93,81% memiliki u Aktif yang kesehatan dan SDM
sedang, 2793 berat
sarana • Poskesdes : 13634 baik, 6436 ringan, Pustu/Poskesdes/Polindes
standar 3773 sedang, 2541 berat sudah tersedia.

Pustu 3. Lokus intervensi stunting,


Alat Kesehatan • 51,35% Puskesmas Baru
memiliki
• Set Umum dan KIA : 6122 tidak ada 191.276 kematian ibu anak,
alat, 8751 tidak lengkap dan 1765 antropometri
yang tersedia HIV/AIDS, TBC, malaria
alkes sesuai standar
lengkap kit
(63,53 dari
• Set Lab : 13346 tidak ada, 3085 %
tidak lengkap, 207 lengkap jumlah seluruh
• Set imunisasi : 11695 tidak ada, 2454 Posyandu
tidak lengkap, 2579 lengkap ) Data Posyandu per
**
Poskesdes Des
2022, tota; Posyandu
• Set Umum dan KIA : 8737 tidak ada, 301.068

14922 tidak lengkap, 2731 lengkap


• Set Lab : 19985 tdk ada, 6168
* Data Pustu/Poskesdes per 12 Maret 2023, dari 50,615 desa/kel yang tidak
melapor
Kriteria kelengkapan alkes lengkap, 250 lengkap 22
Pustu/Poskesdes
< 60% : tidak ada; 60-99% : tidak lengkap ; > 80% : • Set imunisasi : 17052 tidak ada,
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
1 beban pembiayaan
penyakit,
kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


Puskesmas Kesehatan
Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
3 Integrasi Layanan
Posyandu
Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota
4 (Tier 2),
Labkesmas
Promosi
Tingkat Provinsi (Tier 3)
5 Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan di
Kesehatan
Pendidikan, Gerakan, Kemitraan
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Produktif Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
8 dan Lanjut Usia Usia

23
Laboratorium KONDISI
PERMASALAHAN
Kesehatan di Indonesia  Belum terintegrasinya
YANG DIHARAPKAN
Cakupan Laboratorium
 Terintegrasinya seluruh
Laboratorium Jml Kesehatan
Wilayah Laboratorium Kesehatan di
 Belum terbangunnya jejaring Indonesia.
Laboratorium laboratorium baik milik
 Terbangunnya jejaring laboratorium
Nasional Prof. dr. 1 Nasional pemerintah maupun swasta
Sri Oemiyati baik milik pemerintah maupun
 Belum optimalnya surveilans swasta
penyakit dan faktor risiko  Terlaksananya surveilans
Balai/ kesehatan berbasis
11 Regional
Loka penyakit dan faktor risiko
laboratorium
Litbangkes kesehatan berbasis laboratorium
 Belum tersistemnya secara Optimal.
B/BBTKL 10 Regional pembinaan sumber daya
 Terselenggaranya peningkatan
laboratorium baik SDM,
kapasitas sumber daya
BBLK 4 Regional kalibrasi alat, dan quality
laboratorium baik SDM, kalibrasi
assurance
KKP 51 Provincial alat, dan quality assurance
 Belum adanya sistem
Provincial of  Terwujudnya Sistem Informasi
RS 3.172 informasi Labkes yang
Regional Labkes
terintegrasi
PENATAAN Laboratorium Kesehatan yang bertujuan
Nasional untuk:
Terintegrasi SATUSEHAT
Labkesda Provinsi 28 Provincial a. mewujudkan layanan laboratorium kesehatan yang bermutu;
b. meningkatkan akses masyarakat dalam deteksi dini dan diagnostik penyakit;
Labkesda Kab/Kota 234 District
c. mendukung surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis
Puskesmas 10.374 Sub District laboratorium
untuk pemantauan wilayah setempat status kesehatan masyarakat;
Lab Swasta 1.240 d. membangun kesiapsiagaan laboratorium kesehatan dalam menghadapi 2
4
ancaman penyakit dan kejadian luar biasa.
Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Pelayanan Primer
Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas)
Update Progres dan Rencana
Pengembangan Labkesmas

Roadmap Lokasi

Tahun 2022:
Grand design
Labkesmas
Tahun 2023: • 10.011 Puskesmas
1.Regulasi • 143 Labkesda KaKo
2.Penataan UPT • 17 Labkesda
3.Peningkatan Provinsi
Kapasitas • 12
(SPA) Labkesmas
4.Peningkatan regional
kapasitas •2
SDM 2024 – 2026:
Tahun Labkesmas
Nasional
1. Penambahan Seluruh
Labkesmas tingkat puskesmas,
2,3 dan 4 di kab/kota dan
wilayah yang provinsi memiliki
belum tersedia labkesmas dg SPA
Labkemas &SDM sesuai
2. Pemenuhan SPA standar
3. Peningkatan
Kapasitas

25
Terdapat 14 skrining dan 46 penyakit menular menjadi dasar standar
layanan di Labkesmas
Beban penyakit Penyakit menular berpotensi Surveilans faktor Surveilan faktor Toksikologi/ Monitoring
terbanyak dan wabah risiko risiko vektor dan biomonitoring/ resistensi obat
skrining 14 lingkungan binatang NAPZA
penyakit berbasis lab pembawa
penyakit
1. Hipertensi 1. Tuberc ulosi 23.Clamydia 1. Kualitas 1. Deteksi 1. NAPZA
2. Penyakit s 24.Neisseria air minum pathogen 2. Biomonitoring
jantung 2.Malaria
Demam Gonorrhoeae 2. Kualitas pada vektor 3. Toksikologi
3. Stroke 3. Berdarah 25. udara 2. Deteksi
4. Diabetes Dengue 26. Rabies
Leptospirosis 3. Kualitas pathogen pada
5. Penyakit paru 4. Chikungunya 27. Antrak tanah binatang
obstruksi 5. COVID - 28. s 4. Keamana pembawa
kronik 19 29.Taeniasis
Pes n penyakit
6. Tuberkulosis 6. MERS 30.Brucelosis pangan 3. Uji resistensi
7. Kanker paru COV
Salmonella 31.Riketsiosis 5. Limba dan efektifitas
8. kongenital
Hepatitis 7.Flu Burung
Typhosa 32.Toksoplasmosi h insektisida
9. Hipotiroid
10.Thalasemia 8.
9. HIV/ 33. sDiare fasyan pada vector
11.Anemia 10. Hepatiti
AIDS 34.
Akut Disentr kes 4. Deteksi penyakit
12.Kanker 11. s 35. iKolera emerging dan
payudara 12. C a mpa
Legionella 36. Meningiti new emerging
13.Kanker 13. k s
37. Yellow tular vector dan
serviks 14.
Rubella 38. fever binatang
14.Kanker usus Polio
15. Difter HFMD
39.EBOLA penular
16. iPertusis 40.Hanta Virus penyakit
17. Tetanus 41.Nipah Virus
18. Japanese 42.Hendra
Encephaliti Virus
s
19.Filariasis 44.
43.Helminthiasis
Pneumonia
20.Kusta 45.Monkey
21.Frambusia Pox
22.Sifilis 46.ZIKA
26
Penyakit Potensial
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
1 penyakit,
beban pembiayaan
kesehatan

Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


2
Puskesmas Kesehatan
Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
3 Integrasi Layanan Posyandu
Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier 2),
4 Labkesmas
Tingkat Provinsi (Tier 3)

Promosi Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan


5
di
Kesehatan Pendidikan, Gerakan, Kemitraan
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan
Anak Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Produktif
8 Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
dan Lanjut Usia Usia

27
Transformasi Pelayanan Kesehatan Di Posyandu
Sasaran seluruh siklus hidup, pelaksanaan pelayanan menyesuaikan situasi kondisi
setempat
Kunjungan
rumah

Kelas
Ibu
Hamil

Kelas
Ibu
Balita
Untuk mencapai target 80% Posyandu Aktif, akan dilakukan monitoring
ke 15 prov dengan jumlah posyandu terbanyak

Sasaran Posyandu 301.068 Cakupan Januari 11.442 (4%)

Posyandu di 15 Provinsi sebanyak 245.219 (81%)

Target 2023 80%


Target 2022 75%
Capaian 2022 48,44% (249 Kab/Kota)

Posyandu aktif:
1. Melakukan kegiatan rutin posyandu setiap bulan
2. Memberikan pelayanan kesehatan minimal untuk ibu hamil dan atau balita dan atau remaja
3. Memiliki minimal 5 orang kader

Kep Riau
Bengkulu
Lampun

Sumbar

Kalteng

Papbar
Sulteng

Maluku
Jateng

Banten

Papua
Aceh

Sulbar
Sums

Jambi
Sulsel

Kalba

Kalsel
Jabar

Sumut

Malut
Jatim

Sultra
Kalti
Riau

Sulut
DKI
DIY
NTT

NTB

Bali
m
el
g

r
Jan 3.9% 3% 6.2% 6.9% 0 3.2% 7.7% 7.5% 13.3% 2.6 0 0.36% 1.07% 2.6% 0.2% 1.2% 0.0% 11.4% 0 1.25% 0 1.5% 9.5% 0.1% 0 0 36.1% 9.5%
3.1% 7.1% 0.1% % 1.18% 0 0

Target 42.548 39.934 37.201 11.036 8.809 8.632 8.297 6.142 5.930 5.365 4.588 4.586 4.406 3.904 3.862 3.579 3.203 2.822 2.774 2.444 2.178 2.168 1.843 1.813 1.710 1.646 1.396 1.286 1.174 955 905
6.858 6.250 611
29
Pembinaan Teknis Kader & Posyandu dilakukan dengan
sistimatis
dimulai dengan penerapan 25 kompetensi dasar dan tanda kecakapan kader secara bertahap

Kecakapan Kader Posyandu aktif


kader berprestasi berprestasi
Pelaksana Peserta & Penilaian Lomba Waktu Peserta Jambore Waktu
Posyandu Kader Penilaian Pemenang Posyandu Pemenang Kader Penghargaan

Tingkat Kec/ Kriteria peserta lomba: Kriteria peserta: Juni 258.025 pemenang lomba 51.605 pemenang lomba November
Puskesmas • Posyandu aktif • Bertugas di posyandu (5 Posy X 5 kader x kader (5 kader X
posyandu 10.321 10.321 Puskesmas)
aktif Puskesmas)
• Memiliki minimal
Tingkat Kab/Kota kecakapan kader Juli 12.850 pemenang lomba 2.570 pemenang lomba November
Purwa posyandu (5 Posy X 5 kader x kader (5 kader X 514
• Masa bakti 514 k/k) k/k)
pengabdian ≥
Tingkat Provinsi 3 tahun Agustus 850 pemenang lomba posyandu 170 pemenang lomba November
(5 Posy X 5 kader x 34 prov) kader (5 kader X 34 prov)

Tingkat Nasional Penilaian pemenang: Penilaian


• Kelengkapan dan pemenang:
ketepatan pelaporan • Test kecakapan 1.096 orang Pemenang
25 orang Pemenang 1-5 Lomba
1 tahun terakhir kader (25 September 1&2 Lomba Kader Tk November
• Memiliki kompetensi Posyandu Tk Nasional (5 or X 5
Kab/Kota & Tk Provinsi (2
kegiatan inovasi dasar) Posy)
Or X (514+34)
• Memiliki
kegiatan inovasi
~55.441 kader mengikuti jambore kader
Berdasarkan Beban Kesehatan  teridentifikasi 22 Topik Kesehatan
Peningkatan yang diharapkan dapat masuk kedalam peningkatan literasi sehat di
Literasi sekolah, melalui bahan ajar
Kesehatandi Sekolah
Pendidikan Pendidikan Kesehatan Pendidikan

13 Gizi
1. Mengonsumsi
Reproduksi
1. Menghindari
Kesehatan Jiwa
1. Mengelola emosi (stress,

8 gizi seimbang pele cehan dan depresi)


2. Meminum TTD kekerasan 2. Mengikuti konseling
3. Mengkonsumsi 2. Mengidentifikasi dan kesehatan mental
bahan ajar vitamin A melaporkan
pele cehan seksual
3. Mengidentifikasi dan
4. Mengikuti pemantauan melaporkan pelecehan
dalam 22 topik tumbuh kembang seksual
akan se cara rutin

diselesaikan Pendidikan Kebersihan Diri Pendidikan Perilaku Sehat Pendidikan


dan Sanitasi Lingkungan Penyakit Menular
19 bahan ajarpada
telah
disetujui 1. Memahami penyakit penyebab
tahun 2023 1. Mengonsumsi makanan 1. Tidak merokok
kematian tertinggi di
oleh Kemendikbud, 13 dan minuman higienis 2. Tidak
2. Menjaga kebersihan diri mengonsumsi Indonesia dan menjadi agent
bahan ajar telah (kulit) alkohol of c hange di keluarga :
diupload kedalam PPM 3. Menjaga 3. Melakukan olahraga/ a) Penyakit Kardiovaskular,
kebersihan aktivitas fisik secara Diabetes Melitus dan TBC
lingkungan rutin
4. Mencuci tangan pakai 4. Kesadaran tentang b) Pentingnya pemeriksaan
sabun secara benar rIsiko dan kecelakaan tekanan darah, gula
Pendidikan Kesiapsiagaan lalu lintas darah, BMI/obesitas, dan
TBC
Bencana 5. Melakukan
pertolongan pertama
1. Kesiapsiagaan 6. Mengikuti imunisasi
Bencana 7. Mengikuti
pemeriksaan
31
kesehatan rutin
Paket gerakan dan service delivery pencegahan stunting

32
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
1 penyakit,
beban pembiayaan
kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


Puskesmas Kesehatan

3 Integrasi Layanan Puskesmas, Puskesmas Pembantu,


Primer Posyandu
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier 2),
4 Labkesmas
Tingkat Provinsi (Tier 3)

Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan di


5 Promosi
Pendidikan,
Kesehatan Gerakan, Kemitraan
Gizi, Kesehatan Ibu
6 dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing
Anak Bayi Baru Lahir
7 Skrining dan Layanan Kesehatan jiwa
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Usia Produktif
8 Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
dan Lanjut Usia
Usia

33
Intervensi spesifik
stunting Intervensi
1 2 Spesifik
Sebelum Setelah

Remaja
lahir lahir 1 Skrining anemia

Putri
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
2
remaja putri
26,
2 3 Pemeriksaan kehamilan
(ANC)
22, 22,
4 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu

Hamil
4 5 20,

Ibu
hamil
18, 4 5
Pemberian makanan tambahan bagi
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
5
6
13, Pema ntauan pertumbuha n ba lita

11, 7 7 ASI
eksklusif
7
Pemberian MPASI kaya protein hewani

Balit
8 bagi baduta

a
Tata laksana balita dengan masalah gizi
9 (Weight faltering, underweight, gizi kurang,
gizi buruk dan stunting)

10 Peningka tan c a kupan & perlua sa n imunisa si


Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga
Lahir 11 termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar
0-5 6-11 12-23 24-35 bulan 36-47 bulan 48-59
Sembarangan (BABS)
bulan bulan bulan bulan
Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi
Sumber: SSGI 34
2022
Capaian Intervensi Spesifik Tahun
2022 Capaian
Intervensi Spesifik Target 2022 Target 2023 Target 2024
2022
Rematri Mengonsumsi TTD 46,88% 45 50 58

Bumil mengonsumsi TTD 86,18% 60 70 80

Bumil KEK mendapat tambahan asupan gizi 88,85% 85 87 90

Bayi < 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 66,37% 70 75 80

Anak 6-23 bulan mendapat MP-ASI - 60 70 80

Balita dipantau pertumbuhan 75,10% 75 85 90

Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi 74,69% 80 85 90

Balita gizi buruk mendapat pelayanan tatalaksana gizi buruk 92,08% 83 87 90

Balita memperoleh imunisasi dasar lengkap 97,5% 90 90 90

Penerima PBI Kesehatan 96,7 juta jiwa 96,8 juta jwa 96,8 juta jiwa 112,9 juta jiwa

74% (dari
Sasaran memiliki pemahaman yang baik tentang stunting di survey, belum Belum ada Belum ada 70
lokasi prioritas menggambarkan
lokasi prioritas)

Desa/kelurahan Stop BABS 57,01% 60 70 90

Sumber: Sigizi Terpadu ePPGBM, dan Laporan 35


program
Meskipun AKI dan AKB dari Survey Terakhir Turun dan Diperkirakan
Target
RPJMN Tercapai, Namun MasihAKIJauh dari target SDGs
per 100.000 Kelahiran
390 Hidup
334 360 359
307 305
259
228
18 183
9
70

1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 202 2024 2030
0 Target Target
RPJMN SDGs
57 AKB per 1.000 Kelahiran
46 Hidup

35 34 32
24
16.8
16
5 12

1995 1999 2003 2007 2012 2017


2020 2024 2030
Target Target
RPJMN SDGs

Sumber: SDKI, SP,


SUPAS
Program Prioritas Penurunan AKI
AKBLevel Program Sasaran
Gerakan masyarakat ibu hamil sehat
Ibu hamil – bersalin – nifas –
Masyarakat 1 Strategi komunikasi perubahan prilaku sayangi ibu hamil, Media kelas ibu hamil, Penyebarluasan
bayi baru lahir
informasi media edukasi, Jambore kader.
Skrining layak hamil
2 Catin dan PUS Perempuan
Catin dan Pasangan Usia Subur Perempuan melakukan skrining layak hamil
Tatalaksana Catin dan PUS Perempuan Tidak Layak Hamil Catin dan PUS Perempuan
3
Pelayanan KB, penanganan masalah kesehatan (anemia, hipertensi, obsesitas)
Pemeriksaan kehamilan (ANC)
4 Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, IMT dan penggunaan Ibu hamil
USG, jejaring ANC dan pengampuan KIA RS
FKTP
Tatalaksana ibu hamil komplikasi medis
5 Ibu hamil
Rujukan ibu hamil dengan komplikasi termasuk preeklampsia, obesitas dan diabetes
Skrining bayi baru lahir
6 Bayi baru lahir
Pelayanan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) kritis
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Ibu hamil – bersalin – nifas –
7 Persalinan normal (*persalinan dengan penyulit untuk daerah terpencil), manajemen BBLR ≥ 2.000 bayi baru lahir
gram – 2.500 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas –
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensi (PONEK)
FKRTL 8 bayi baru lahir
Persalinan dengan penyulit, manajemen BBLR < 2.000 gram

Program Bantu Rujuk Ibu hamil – bersalin – nifas –


9 Sistem Informasi Rujukan pelayanan maternal neonatal (termasuk Sisrute), penyediaan bayi baru lahir
Tempat Tunggu Kelahiran
FKTP & FKRTL Ibu hamil – bersalin – nifas –
10 Audit Maternal Perinatal Surveilans Response (AMPSR)
bayi baru lahir

Dashboard AKI AKB 37


Data kematian (MPDN) C akupan Intervensi (Komdat kesmas, BPJS Kesiapan Faskes (ASPAK,
Jejaring ANC dan
Stunting
Jejaring ANC dan Stunting adalah jejaring untuk Tujuan Jejaring ANC dan Stunting

memperkuat sistem pelayanan Ante Natal dan 1. Penyelenggaraan penguatan sistem


pelayanan Antenal dan stunting yang
stunting pada Ibu hamil dan balita dengan berkualitas
mengutamakan kerjasama dalam sistem 2. Rujukan Ibu Hamil dalam
pemeriksaan USG dan penunjang
rujukan horizontal antara Puskesmas dengan
lainnya
FKTP swasta dan Posyandu yang 3. Validasi kasus stunting
melaksanakan pelayanan Kesehatan Ibu dan 4. Pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan ibu hamil
bayi serta balita dalam wilayah kerja
dan pencegahan stunting
Puskesmas dan pembinaannya untuk
Indikator yang diukur:
mencapai cakupan layanan ANC 6x sesuai • ANC
Indikator standard K1, Risiko Pre Eklampsia,
standard layanan, penapisan dan
Risiko TBC, Berat Badan, Tekanan Darah,Hb,
penanganan stunting sesuai standar. Triple Eliminasi, USG.
• Stunting
Gizi kurang, gizi buruk, wasting, stunting 38
Contoh Peta RSUD
Jejaring Dinkes Kab/Kota ANC +
Skrining
Kesehatan + USG +
INC +
NIFAS
Rujuka
Puskesmas RS SWASTA/TNI/POLRI
n
ANC + Skrining BALIK ANC + Skrining
Kesehatan + USG Rujukan Kesehatan + USG + INC
+ Bersalin + KONSULTA + NIFAS
NIFAS SI
Ruju
k Rujuka
n
Klinik Pratama BALIK
Ibu SKRINING KESEHATAN +
Hami USG + Bersalin + NIFAS Rujukan
l KONSULTAS
I
Rujuk
KS Rujuka
• Regulasi Tempat n
• Pembiayaan Praktik BALIK
• Integra Mandiri Rujukan
si
Dokter HORIZONTAL
layanan
Rujuka SKRINING
Rujuka Rujukan VERTIKAL
KONSULTASI
n KESEHATAN +
BALI
n Pembinaan
USG +NIFAS
K
Tempat Rujuka Pendampingan
Praktik BALI
n
Mandiri Bidan K Rujuka
n
BALI
ANC – Bersalin - 39
NIFAS K
MENGAPA PERLU
SKRINING
HIPOTIROID
KONGENITAL?
Bayi baru lahir dengan Hipotiroid Kongenital
tidak menunjukkan gejala, sehingga sering tidak
terdiagnosis

Deteksi dini diperlukan sehingga apabila positif


dapat segera diobati agar anak tumbuh dan
berkembang sesuai potensi genetik

4
2
0
SKRINING PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI FKTP
Kelainan Kongenital merupakan penyumbang terbesar penyebab
kematian neonatus (setelah prematuritas dan afiksia)1
Penyakit bawaan yang paling sering terjadi adalah Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

~26.000 bayi meninggal setiap tahunnya


60% penyebabnya dari BBLR, Afiksia dan Kelainan kongenital1

~50,000 anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) tidak tertangani 2

Dimana 30-50% PJB memiliki tingkat kematian tinggi dan 45% butuh intervensi bedah & non-bedah per tahun

1:100 kelahiran beresiko PJB3


dengan 25% diantaranya PJB kritis
~ 80% kasus PJB kritis terlambat dirujuk ke layanan tersier4
~ 60% kasus PJB kritis meninggal akibat keterlambatan diagnosis4
Sampai dengan Minggu ke-4 Februari 2023, laporan Data pemeriksaan di Dashboard DTO
nasional penerimaan sampel SHK di Laboratorium dan RS Online sebesar 9.650 sampel
Rujukan dan Lab Lainnya sebesar 51.167 sampel dengan
9.334 sampel per minggu.
Link RS
Lab Lab
DTO Online
lainnya rujukan 9.33
4
1407
6.70 6.70
6.42 6.28 7 6
3 1.97
5.57 9
0
4.83 3 5.30 1.65 289
0 5 856 1.47 0
594 1161 1.394
1424 5
160 413
1.05
1288 280
6 976
1205 1960
792 83 105
7 7 183 1681
569 554 5850
4999 29 333 1315 1237
5 6 1114
4285 2
3625 3345 95
1 79
504 3
188
104
Jan M1 Jan M2 Jan M3 Jan M4 Feb M1 Feb M2 Feb M3 Feb M4 Jan M1 Jan M2 Jan M3 Jan M4 Feb M1Feb M2Feb M3Feb
Sumber : Laporan Manual Lab rujukan dan PDS M4
Patklin
Sumber : https://link.kemkes.go.id/PelaporanSHK dan
https://sirs.kemkes.go.id/ 42
Sistematika
Penyajian: situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
Latarbelakang
1 penyakit, beban pembiayaan kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


Puskesmas Kesehatan

Puskesmas, Puskesmas Pembantu,


3 Integrasi Layanan
Posyandu
Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier
4 Labkesmas 2),
Tingkat Provinsi (Tier 3)
Promosi Posyandu, Kapasitas Kader, Literasi Kesehatan di
5 Pendidikan, Gerakan, Kemitraan
Kesehatan

6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Produktif Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja, Kesehatan Lanjut
8 dan Lanjut Usia Usia

43
Layanan kesehatan jiwa di layanan primer meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Upaya Kesehatan jiwa di Puskesmas/ FKTP

Promotif Pemberian KIE kesehatan


jiwa Positive parenting Pendekatan siklus kehidupan dan kelompok risiko
Dukungan psikologis awal yang dilakukan oleh nakes dan non nakes (kader,
guru, dll)
Preventif 1.Skrining masalah kesehatan jiwa
2.Tindak lanjut pasca skrining kesehatan jiwa:
• Komunikasi antar pribadi/ komunikasi interpersonal Terintegrasi dengan program LP/LS (ANC, SDIDTK,
• Konseling penjaringan kesehatan anak sekolah, kampus
sehat, pemeriksaan catin, dll) berbagai
• Pengendalian faktor risiko tatanan(fasyankes, posyandu, lingkungan
• Rujuk pendidikan, tempat kerja, Lapas/Rutan)
Kuratif & Penegakan diagnosis gangguan jiwa
Rehabilitati
Tata laksana:
f
Farmakologi Dilakukan oleh nakes (dokter, perawat, psikolog klinis)
Pemberian psikofarmaka sesuai kompetensinya
Non-farmakologi
• Home visit/ home care
• Terapi suportif (konseling)
• Psikoedukasi Melibatkan keluarga dan masyarakat untuk
• Modifikasi lingkungan kepatuhan pengobatan dan mengurangi stigma
• Kegiatan bersama (Terapi Aktivitas Kelompok), dsb.
Rehabilitasi psikososial dengan melibatkan LP/LS
Rehabilitasi NAPZA dengan melibatkan BNN,
Kemensos
Saat sudah 55 % Puskesmas yang mampu memberikan layanan
ini akan tetapi
jiw kesehatan
cakupan layanan di tahun 2022 belum mencapai target
a *
Persentase penduduk usia >15 tahun dengan
risiko
maslahtahun
pada kesehatan
2022 jiwa yang
10,11
mendapatkan
skrining
sebesar %
10,11%

Puskesmas mampu memberikan


layanan
kesehatan jiwa pada tahun 2022 5.694 30,00%

sebesar
dari 10.374 puskesmas di Target Capaian

Indonesia.
5.694

10.321
Persentase penyandang gangguan jiwa
Puskesmas di Indonesia Puskesmas mampu layanan keswa
memperoleh layanan di Fasyankes pada tahun
yang
sebesa 26,92
2022
r % 26,92%

30%
Target Capaian
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
beban pembiayaan
penyakit,
1 kesehatan

2 Standar SDM Puskesmas, Sarana Puskesmas, Alat


Puskesmas Kesehatan
Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
3 Integrasi Layanan
Posyandu
Primer
Tingkat Puskesmas (Tier 1), Tingkat Kabupaten/Kota (Tier
4 Labkesmas 2),
Tingkat Provinsi (Tier 3)

5 Promosi Posyandu, Literasi Kesehatan di Pendidikan, Gerakan,


Kesehatan Kemitraan

6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir

7 Kesehatan Jiwa Skrining dan Layanan Kesehatan


jiwa
Kesehatan Usia Catin, Keluarga Berencana, Kesehatan Kerja,
8 Produktif
dan Lanjut Kes OR, kelompok Rentan, Kesehatan Lanjut
Usia Usia
46
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Kelompok usia produktif (15 tahun – 59 tahun) dan Lansia (> 60 tahun)

USIA PRODUKTIF (15 – 59 th) Skrining pada Usia Produktif


dan lansia
LANSIA (> 60 th) 1. Skrining obesitas
REMAJA (10 – 19 th) 2. Skrining Hipertensi
3. Skrining Diabetes
4. Skrining FR peny jantung
PEMUDA (16 – 30 th) 5. Skrining FR Stroke
6. Skrining Kanker (payudara, serviks,
CALON PENGANTIN usus dan paru)
7. Skrining katarak
PASANGAN/WANITA USIA SUBUR (15 -49 th) 8. Skrining PPOK dan Tuberkulosis
9.Skrining kes jiwa
10.Skrining KtPA 11.Skrining
KELOMPOK PEKERJA (FORMAL, INFORMAL, MIGRAN) layak hamil 12.Pemeriksaan
kebugaran
KELOMPOK RENTAN 13.Skrining Geriatri bagi
Lansia

Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pencegahan dan Pelayanan Pelayanan Pelayanan


Kesehatan Keluarga Kesehatan Penangangan Kekerasan Kesehatan Kesehatan Kesehatan
Reproduksi Berencana Kerja (K3, terhadap Perempuan dan bagi Olahraga Lanjut Usia
Calon (KB) GP2SP, Pos Anak (KtPA) Penyandang
Pengantin UKK) Disabilitas
(Kespro
Catin)

47
89,34 % Puskesmas memberi pelayanan Catin terhadap ~28,28% dari
sasaran catin
Puskesmas melaksanakan Jumlah Puskesmas kespro catin Catin dilayani Kespro
No Propinsi Jumlah Penduduk Sasaran Catin
pelayanan Kespro Catin Puskesma Absolut % Absolut %
s

Puskesmas memberikan 1 Aceh 5.529.773 361 283 78 102.328 24.862 24,30


2 Sumatera Utara 15.107.226 615 456 74 210.505 35.062 16,66
pelayanan: 3 Sumatera Barat 5.675.357 281 280 100 112.683 31.288 27,77
• KIE kesehatan 4 Riau 7.181.300 234 234 100 112.615 112.072 99,52
5 Jambi 3.677.678 207 207 100 64.593 9.765 15,12
reproduksi calon 6 Sumatera Selatan 8.803.213 347 341 98 149.968 52.811 35,21
pengantin dan 7 Bengkulu 2.038.146 179 179 100 37.660 5.467 14,52
8 Lampung 8.683.167 317 316 100 148.968 109.457 73,48
• Skrining kesehatan 9 Kepulauan Babel 1.506.505 64 64 100 21.778 10.513 48,27
bagi calon pengantin, 10 Kepulauan Riau 2.449.422 93 87 94 28.853 7.862 27,25
11 DKI Jakarta 10.711.809 44 44 100 119.310 98.097 82,22
minimal pemeriksaan 12 Jawa Barat 50.639.156 1.088 1.088 100 866.210 171.799 19,83
status gizi: 13 Jawa Tengah 35.090.378 880 880 100 692.650 145.364 20,99
14 DI Yogyakarta 4.021.816 121 121 100 54.958 3.648 6,64
pemeriksaan berat 15 Jawa Timur 40.348.441 970 893 92 746.358 209.936 28,13
badan, tinggi badan, 16 Banten 13.251.533 248 248 100 192.645 48.760 25,31
17 Bali 4.518.680 120 120 100 7.280 4.482 61,57
penentuan IMT, 18 Nusa Tenggara Barat 5.370.302 175 175 100 89.128 20.736 23,27
pemeriksaan Lingkar 19 Nusa Tenggara Timur 5.662.948 423 374 88 8.560 372 4,35
20 Kalimantan Barat 5.220.211 248 243 98 58.965 14.286 24,23
Lengan Atas / LiLa) 21 Kalimantan Tengah 2.757.697 205 203 99 35.340 8.765 24,80
dan tanda anemia 22 Kalimantan Selatan 4.370.444 237 237 100 68.543 23.108 33,71
23 Kalimantan Timur 3.752.605 188 187 99 55.965 22.789 40,72
(pemeriksaan 24 Kalimantan Utara 734.112 56 55 98 8.868 5.023 56,64
konjungtiva dan 25
26
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
2.548.338
3.159.749
199
217
134
184
67
85
18.833
40.473
2.288
6.128
12,15
15,14
pemeriksaan Hb) 27 Sulawesi Selatan 9.022.276 469 381 81 160.990 17.486 10,86
28 Sulawesi Tenggara 2.782.882 296 248 84 45.153 13.613 30,15
29 Gorontalo 1.205.341 93 93 100 24.968 6.579 26,35
Sumber : 30 Sulawesi Barat 1.415.130 98 98 100 22.043 3.119 14,15
BPS 2022 31 Maluku 1.823.518 227 178 78 14.833 3.492 23,54
Komdat Kesmas 32 Maluku Utara 1.285.374 147 140 95 17.155 1.792 10,45
4
2022 34 Papua 3.482.891 440 196 45 10.335 588 5,69
8
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
telah berjalan di 424 Kabupaten dan Kota
Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan
8.878 Puskesmas telah melaksanakan layanan Keluarga kesehatan usia reproduksi adalah :
Berencana Pasca Persalinan (KBPP) 1. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan
Peserta KB aktif Sasaran Peserta KB Pasca Salin
No Provinsi Jumlah PUS kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro catin)
Absolut % Ibu ABS %
Bersalin 2. Seluruh Puskesmas mampu memberikan pelayanan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
KB Pasca Persalinan
1 Aceh 940.059 519.943 55,3 95.748 28.860 30,1
2 Sumatera Utara 2.103.708 752.619 35,8 215.775 30.734 14,2
3 Sumatera Barat 964.812 570.458 59,1 109.433 34.897 31,9 Puskesmas memberikan pelayanan KB:
4 Riau 1.220.821 512.143 42,0 119.890 42.420 35,4 1. Didahului konseling, penapisan medis dan informed
5 Jambi 610.122 451.860 74,1 62.174 34.105 54,9 consent. Konseling mencakup pemberian KIE
6 Sumatera Selatan 1.496.549 1.232.468 82,4 147.490 118.819 80,6
7 Bengkulu 346.486 276.960 79,9 36.563 33.155 90,7
lengkap tentang metode kontrasepsi
8 Lampung 1.476.137 1.055.988 71,5 151.148 77.640 51,4 2. Pelayanan kontrasepsi: Pemberian kondom, pil,
9 Kep. Bangka Belitung 256.106 182.126 71,1 27.026 16.830 62,3 suntik, pemasangan atau pencabutan implant,
10 Kepulauan Riau 416.401 292.904 70,3 50.810 17.665 34,8 pemasangan atau pencabutan AKDR, pelayanan
11 DKI Jakarta 1.821.008 1.447.370 79,5 180.153 112.214 62,3
12 Jawa Barat 8.608.655 6.810.992 79,1 861.893 511.184 59,3
tubektomi, pelayanan vasektomi
13 Jawa Tengah 5.670.411 3.686.950 65,0 522.743 202.140 38,7
14 DI Yogyakarta 683.709 367.967 53,8 12.775 6.001 47,0
15 Jawa Timur 6.859.236 5.846.608 85,2 415.565 302.469 72,8 Target Target Target Targe Capaian
16 Banten 2.252.760 1.833.407 81,4 235.253 206.329 87,7 Indikator
2021 2022 2023 t 2024 2022
17 Bali 768.175 1.036.468 134,9 57.606 73.327 127,3
18 Nusa Tenggara Barat 832.462 826.601 99,3 99.503 55.199 55,5 • Kabupaten/kota 200 320 470 514 424
19 Nusa Tenggara Timur 537.838 296.693 55,2 119.156 10.163 8,5
yang
20 Kalimantan Barat 887.436 629.342 70,9 88.821 38.882 43,8
21 Kalimantan Tengah 468.809 294.845 62,9 44.268 26.425 59,7
menyelenggarakan
22 Kalimantan Selatan 742.976 568.885 76,6 76.672 50.989 66,5 pelayanan
23 Kalimantan Timur 637.942 443.894 69,6 64.103 32.784 51,1 kesehatan
24 Kalimantan Utara 124.799 76.193 61,1 13.873 6.808 49,1 reproduksi 8,878
25 Sulawesi Utara 197.625 214.760 108,7 21.163 7.771 36,7 • Puskesmas yang (86.53)%)
26 Sulawesi Tengah 511.882 280.751 54,8 51.935 28.376 54,6 melaksanakan
27 Sulawesi Selatan 1.533.789 1.615.427 105,3 119.788 61.320 51,2
KB Pasca
28 Sulawesi Tenggara 473.092 695.664 147,0 55.254 16.013 29,0
29 Gorontalo 204.908 117.661 57,4 14.707 10.306 70,1 Persalinan
30 Sulawesi Barat 240.572 211.569 87,9 28.541 5.914 20,7 (KBPP)
31 Maluku 299.184 152.877 51,1 37.024 9.207 24,9
32 Maluku Utara 218.513 141.885 64,9 25.620 12.761 49,8 Sumber: Komdat Kesmas
Sum ber: Komdat Kesmas 202 2 4
33 Papua Barat 58.778 21.575 36,7 15.017 1.843 12,3 2022
34 Papua 163.340 44.366 27,2 43.487 1.817 4,2 9
Kab/ Kota yang melaksanakan
No Propinsi Kab/ Kota
377 Kabupaten dan Kota telah
Kesehatan kerja
Absolut %
1 ACEH 23 12 52.17
melaksanakan Layanan Kesehatan 2
3
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
33
19
23
18
69.70
94.74

Kerja 4
5
RIAU
JAMBI
12
11
8
10
66.67
90.91
6
Kabupaten/kota melaksanakan Kesehatan Kerja: 7
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
17
10
11
10
64.71
100.00
8 LAMPUNG 15 7 46.67
1. Minimal 30 % Puskesmas melaksanakan K3, 9 KEP. BANGKA BELITUNG 7 7 100.00
10 KEPULAUAN RIAU 7 7 100.00
deteksi penyakit menular, penyakit tidak 11 DKI JAKARTA 6 6 100.00
menular dan penyakit akibat kerja di internal 12 JAWA BARAT 27 26 96.30
13 JAWA TENGAH 35 32 91.43
puskesmas serta membina Pos UKK 14 DI YOGYAKARTA 5 5 78.95
2. Memiliki SK/SE serta pedoman/juknis kesja 15 JAWA TIMUR 38 30 78.95
16 BANTEN 8 8 100.00
3. Membina kesja di sektor formal (GP2SP, 17 BALI 9 9 100.00
K3 perkantoran dan atau K3 fasyankes) 18 NUSA TENGGARA BARAT 10 6 60.00
19 NUSA TENGGARA TIMUR 22 14 63.64
20 KALIMANTAN BARAT 14 13 92.86
21 PAPUA BARAT 13 2 15.38
22 KALIMANTAN TENGAH 14 11 78.57
23 KALIMANTAN SELATAN 13 12 92.31
Target Cakupan 24 KALIMANTAN TIMUR 10 10 100.00
Indikator 25 KALIMANTAN UTARA 5 5 100.00
2022 2023 2024 2022 26 SULAWESI UTARA 15 8 53.33
27 SULAWESI TENGAH 13 13 100.00
28 SULAWESI SELATAN 24 20 83.33
Jumlah Kabupaten/Kota Yang 29 SULAWESI TENGGARA 17 11 64.71
Melaksanakan Kesehatan Kerja 360 385 411 377 30 GORONTALO 6 6 100.00
(RPJMN) 31 SULAWESI BARAT 6 6 100.00
32 MALUKU 11 4 36.36
33 MALUKU UTARA 10 5 50.00
34 PAPUA 29 2 6.90
Indonesia 514 377 73.35
5
Sumber: SITKO 2022
0
73% Puskesmas membina kebugaran jasmani anak usia sekolah, Uspro,
Calon
Jemaah Haji, dan kelompok olahraga
100%97 % 96%
Puskesmas yang meningkatkan aktivitas 93% Target : 50%
fisik:
89% 89% Capaian : 73%
83% 82%
81% 81 % 80%
77%
Puskesmas yang mampu membina kebugaran jasmani 75% 75 % 75 % 74% 74 %
73%
anak usia sekolah (sekolah, madrasah, pesantren) dan 69%
66% 65%
usia produktif (OPD/instansi pemerintah, pekerja, Calon
Jemaah Haji, Kelompok Olahraga) 60% 60 % 59%
56%
53%
51% 50%

Target dan Capaian (%)

2022 2023 2024 33%


INDIKATOR

B Capa B
B6 B6 B12 B6
1 ian 1

12% 11%
2 2
8% 8%
Persentase 35 50 73 55 70 75 90 3%
puskesmas yang 1%

meningkatkan
aktivitas fisik
(Renstra)
Sumber: SITKO
2022

5
1
Seluruh Puskesmas telah membina Kab/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lanjut usia:
Lansia di 50% desa di
Posyandu
1. Seluruh puskesmas membina posyandu lansia
wilayahnya di
Target dan Capaian (%)
50% desa di wilayah kerjanya
INDIKATOR
Target Target 2. Minimal 50% Puskesmas yang ada di
Target 2022 Capaian 2022
2023 2024 kab/kota menyelenggarakan pelayanan
kesehatan santun lansia
Persentase kab/kota yang 55 75.10 60 65
3. Kab/kota mengembangkan program PJP bagi
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan lanjut lansia (DO: Kab/kota yang melaksanakan
usia (RPJMN) program PJP Lansia di minimal 10%
70 72.71 80 90
Puskesmas dalam bentuk kegiatan orientasi
Persentase Lansia yang
mendapatkan pelayanan program PJP bagi Lansia dan panduan praktis
Kesehatan (Renstra) bagi caregiver informal)
Lansia yang mendapatkan pelayanan Kesehatan:
4%91% Target : 70%
100% 9
90%
87%86%
82% Capaian : 72%
Penduduk usia 60 tahun atau lebih yang
78%7 8%
78%77%76%
80% 76%74%73%
72%71%70%
70%
mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan
66%64%
70% 62%61%
61%60%59% konseling/edukasi minimal 1 kali dalam kurun waktu
60% 55%
55%52%
50%
50%
50%
46%44% 1 tahun, yaitu mendapatkan kegiatan berikut:
41%
40% 34% 1. Pengukuran TB, BB, Lingkar Perut
30% 24% 2. Pengukuran tekanan darah
20% 11% 3. Pengukuran kadar gula darah
10%
0%
4. Pengukuran kadar kolesterol darah
5. Skrining Geriatri
6.Anamnesa Perilaku berisiko (e.g. merokok,
risiko PTM)

5
Sumber: Komdat Kesmas
2
Dinkes Provinsi diharapkan aktif dalam pengawalan agenda
seluruh
Transformasi Pelayanan Kesehatan
Primer

Mapping Fasilitasi dan


Sosialisasi Perencanaan
Sarpras, pendampingan
dan advokasi kegiatan dan
Alkes, dan kab/kota
anggaran
2024 SDM
Sosialisasi dan Merencanakan Pemetaan Fasilitasi dan
advokasi ke Dinkes kegiatan dan layanan pendampingan
Kab/Kota dan anggaran tahun kesehatan, alkes, kab/kota dalam
lintas sektor 2023 untuk SDM, serta upaya pelaksanaan
(Kepala Daerah agenda pemenuhannya agenda
dan jajarannya, transformasi transformasi
lintas OPD, pelayanan Pelayanan
Organisasi Profesi, kesehatan primer Kesehatan
Akademisi, dl) bersumber Dana Primer
Dekon, APBD, dan
sumber lainnya
53

Anda mungkin juga menyukai