Sistem Kesehatan:
Pelayanan Kesehatan Primer
Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1994 - 2001
Riwayat Pekerjaan
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir
3
Pencapaian Target RPJMN
Target indikator terkait pelayanan kesehatan primer belum seluruhnya dapat
tercapai
Bas
2022 2023 2024 3
Indikator
Indikator On track
Bas
2022 2023 2024
keras
Indikator
Base
li
2022 2023 2024
el e
Target Capaian Target Target Target Capaian Target Target Target Capaian Target Target
ine line ne
5
Sumber: Pusdatin Kemenkes,
Sumber: BPJS Kesehatan,
2022
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan
Indonesia
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir
8
Ketersediaan tenaga kesehatan, sarana, dan alat kesehatan belum
dapat terpenuhi merata di semua Puskesmas
Bidan
No Jenis Tenaga
Kawasan
Perkotaa
s
Kawasan
Terpencil dan Sangat
Terpencil 54,9% 4,1% 42,6% di Papua
Pedesaan
n Puskesmas Puskesmas 23,0% di Maluku
Non Rawat Non Rawat Non Rawat Rawat memiliki 9 jenis Tanpa 20,4% di Papua
Inap Rawat Inap Inap Inap
tenaga 1)
Inap
Dokter Barat
kesehatan
Dokter dan / atau
Tenaga Kesehatan
Kelengkapan 9 Nakes di Puskesmas
1 1 1 2 1 2
dokter layanan
primer
masih belum merata antar Wilayah
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 5 8 5 8
4 Bidan 4 4 7 4 7
Tenaga Promosi
5 Kesehatan dan 2 1 1 1 1
Ilmu Prilaku
Tenaga
6 1 1 1 1 1
Sanitasi
Lingkungan
7 Nutrisionis 1 1 2 1 2
Tenaga Apoteker dan
8 / atau tenaga teknis 1 1 1 1 1
kefarmasian
Ahli teknologi
9 1 1 1 1 1
laboratorium
medik
Tenaga Non Kesehatan
10
Tenaga Sistem
1 1 1 1 1
1) Dokter, Dokter Gigi, Farmasi, Kesmas, Kesling, Gizi, ATLM, Perawat, Bidan
Informasi
Kesehatan
Tenaga
11 1 1 1 Sumber: BPPSDM 10
Administrasi
1 1 2022
keuangan
Puskesmas dengan Sarana sesuai standar
Terdapat 3 Provinsi dengan Puskesmas memiliki sarana tidak sesuai standar
(>20%)
Standar Sarana di Puskesmas
Persentase Puskesmas dengan Sarana sesuai
Standar menurut Provinsi
Pap u a Barat 74,13
P ap ua 7 5 ,8 9
D K I Ja 79,83
k a rta 8 3 ,7 8
M a lu k u 84,04
S u la w e s i T e n g g a r a 8 5 ,8 3
B e n g k u lu 86,85
Maluku 87,80
Utara G or 88,40
o n t a lo 88,71
K a lim a n t a n S e la t a n 88,72
Sulawesi Utara 8 8 ,9 7
K a lim a n t a n U t a r a 89,33
Jam b i 89,65
Ja w a B ara t 90,12
R ia u 9 3 ,8 1
N u s a Tengga ra Ti mur 90,33
I 91,00
N D O N E S IA
91,22
S
91,38
u m a tr a S el
atan 91,99
Aceh 92,54
S u m a tr a B a ra t 92,73
Kalimantan 93,09
Barat Sulawesi 93,10
Barat 93,42
Kepulauan 94,03
93,81%
Riau Su m atr a 94,32
U tara 94,34
Kalimantan 94,40
Puskesmas miliki Te n ga h 96,13
Tiga terendah: 96,72
me sarana Kalimantan
74,13% di Papua Timur Sulawesi 97,05
sesuai Barat 75,89% di Te n g a h 97,12
standar Papua 79,83% di Kepulauan Bangka 9 7 ,4 1
Belitung
DKI Jkt L am p u ng
D I Yogyakar ta
Sulawesi Selatan
B an ten
Kondisi: Desember 2022 N u sa T e n g g a ra B a r
at
Puskesmas dengan Pra-sarana dan Alat Kesehatan sesuai standar
Sebagian Puskesmas memiliki Prasarana dan Alat kesehatan yang kurang memadai
43,71%
Puskesmas miliki Tiga terendah: 51,35
me Pra-uai
sarana ses
28,36% di
Papua %
P uskesmas Tiga terendah:
30,92% di Papua dengan 26,73% di
standar Alkes Standar Kaltara
Barat
35,12% di Sultra 29,15% di
P ap ua 28,36 K alima nta n U ta ra 2 6 ,7 3 Papua Barat
Papua Barat 30,92 Pap ua Barat 2 9,15 30,91% di
Su law es i Te ng gara 35,12 G or on talo 30,91
M alu ku Su lawe s i 33,49
Gorontalo
38,62
Te ng gara
N u sa T en gga ra 39,75 34,19
Ketersediaan alat
T imu r K alima nta n 40,35 Dukungan prasarana Sulawe si Te n ga h 3 4,96
U ta ra Sumatra Utara 40,43 S ulawe s i Barat 36,12 kesehatan sesuai
Puskesmas kurang S ulawe s i Utara
Jaw a
Bara t
40,46
Su ma tr a U tara
38 ,1 9
tidak memadai di semua
standar
41,12
memadai di 38,57
M alu ku 41,46 Jam b i 38,65 Provins
Uta ra
seluruh
Provins P ap ua
Jamb i
42,21
K alim a nta n T en ga h
38,70
i
Bengkulu
42,26
42,81
i Nu s a Te n g ga ra T i m u r
39 ,36
41,05
DKI Jakarta
43,09 R iau 41,13
K alim
a nta n 43,09 K ep u lau an R iau 41,32
T en ga h 47,16 Bali 41,84
Sulaw 43,94 A c eh 42,89
esi Utara 44,46 M a l uk u Uta ra 43 ,19
R iau 44,52 M alu ku 51,35
44,61 IN D O NE SIA 44,15
IN D O NE SIA 44,65 K alim a n 44,37
Su matr a Bara t 45,13 ta n S elata n
44,44
Sulawesi Tengah 45,29 L am p u ng 44,82
K alima nta n T imu r 45,83 K alim a nta n T im u r 45,6 2
Sulawesi Selatan 46,22 Su m atr a B ara t
Gorontalo
46,93
46,51 Su m atr a Sel atan 48,91
Kepulauan Riau 47,09 K alim a nta n
Sumatra Selatan
50,25
47,30 B a rat
K alim a nta n S elata n 51,56
47,47 Jaw a B ara t
Sulawesi Barat 54 ,56
49,60 Su lawe s i Selatan
Aceh 54,71
49,89 Ke pulaua n Ba ngka Belitung
Ban ten 5 6,51
49,91 Jaw a Tim ur
Kepu 57,28
50,62 B en gku lu
lauan 57,54
Bangka 50,63 Jaw a Te n gah
59,22
Belitun 52,32 DKI Jakarta
60,78
g
K ali
Nus a 12
Te n g ga ra
ma nta
Kondisi: Desember 2022
n Ba rat
Ba rat
B an ten
Keluhan terkait pelayanan Puskesmas
(pasien, petugas, dan pemegang program)
• Keterbatasan akses dan jarak terlalu • Keterbatasan SDM (luar pulau jawa dan • Adanya ego program sehingga
(terutama di DTPK) serta kurangnya kota besar) pelaksanaan kurang optimal
sarana prasarana, obat, • Kurangnya kemampuan/pemahaman dilapangan
manajemen
• Sistem rujukan yang sulit • Keuangan tidak fleksibel • Rendahnya kemampuan
• Sarpras dan obat sering kurang manajerial, analisis data, dan
• Dokter jaga tidak ada • Pengurangan/Distribusi Beban UKP untuk koordinasi lintas program pada
Puskesmas perkotaan ke FKTP lain namun SDM kesehatan
• Jam layanan tidak tepat waktu untuk Puskes didesa sulit Faskes swasta sedikit
• Digitalisasi penting tapi kemampuan SDM • Anggaran yang kaku
• Waktu tunggu yang lama dan Biaya untuk semua kegiatan perlu
diperhitungkan
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
beban pembiayaan
penyakit,
1 kesehatan
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir
14
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilakukan dengan restrukturisasi
jaringan pelayanan kesehatan primer
PRAKTIK MANDIRI
KLINIK PRATAMA PUSKESMAS (DOKTER, DOKTER GIGI,
BIDAN)
Partisipasi Masyarakat/
Pemberdayaan Masyarakat
KUNJUNGAN KADER
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan
Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan
Primer
intervensi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja
Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Dashboard hingga
Manajemen tingkat desa
Klaster Ibu Klaster Usia Klaster
Hamil- Produktif-Lansia Penanggulangan
Remaja Penyakit Menular
Laboratorium
Puskesmas dan Unit di
7 Desa
ANC rendah; Bumil KEK tinggi; melakukan evaluasi
1 Ca kupan imunisasi rendah Tindak bulanan
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk
cakupan berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi 5 kader melakukan pengecekan
mingguan c atatan home based record
Desa/Kelurahan Tindak (buku KIA) saat kunjungan
lanjut rumah dan mengidentifikasi
Pust missing services
Puskesmas meneruksan data u Dusun/RT/RW
2 evaluasi c apaian ke unit di
Desa
Kader menindaklanjuti
4 permasalahan evaluasi c apaian
Posyandu meneruskan data dan masalah yang ditemukan
3 Dusun/RT/RW dari kegiatan Posyandu dengan
evaluasi capaian ke Kader
di Dusun/RT/RW Posyandu melakukan kunjungan rumah
Kegiatan Posyandu
melayani semua
siklus hidup 17
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di
Desa/Kelurahan
Setiap desa/kelurahan memiliki 1 unit pelayanan kesehatan yang
menjadi jaringan Puskesmas
Layanan Kegiatan
kesehatan
setiap pemberdayaan
hari masyarakat
Sarana, prasarana dan Alkes Ruang khusus: untuk aktivitas
sesuai kader
standar SDM: 2
SDM: min. 1 perawat dan 1 kader
bidan Kegiatan pemberdayaan:
Paket Layanan terstandar sesuai siklus 1. Perencanaan desa &
hidup: Tersedia di
1. skrining, edukasi kesehatan seluruh Permberdayaan Masy Desa
2. pengobatan terbatas desa/kelurahan 2. Manajemen Kader Posyandu
3. laboratorium dengan PoCT 3. Kunjungan rumah
4. Perencanaan Desa dan 4. Pemantauan wilayah
pendampingan Posyandu setempat
5. Kunjungan rumah
6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
18
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
(1/2)
Sasaran Delivery Unit
Masalah
Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehata (Kecamatan (Desa / (Dusun /
n )
1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter)
Kelurahan)
1. ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6)
RT/RW)
1. Kelas ibu hamil
Ibu hamil, 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
bersalin, 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
Hamil K urang Energi Kronik (KEK)
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
nifas 4. Persalinan normal 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 5. Pengobatan sederhana
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
(
KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan
1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Kelas Ibu Balita
Bayi dan 2. Kelas Ibu Balita 2. Kelas Ibu Balita 2. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
anak pra- 3.
4.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Pengambilan dan pengiriman sampel SHK
3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
(BBLR)
3.
4.
Imunisasi Rutin Lengkap
Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing
sekolah 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 5. Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita
6. Imunisasi Rutin Lengkap 5. Imunisasi Rutin Lengkap weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi
7. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing 6. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing buruk dan stunting
8. Penc egahan, deteksi dini , Tatalaksana dan 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan 6. Skrining kasus TBC
rujukan balita weight faltering, underweight, rujukan balita weight faltering, underweight,
gizi kurang, gizi buruk dan stunting gizi kurang, gizi buruk dan stunting
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit 8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
(MTBS) 9. Skrining kasus TBC
11.
10. Skrining Talasemia
kasus TBC 10. Pengobatan sederhana
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan
Anak (KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14. Pengobatan
1. Skrining kesehatan (PTM & PM) 1. Skrining kesehatan (PTM & PM) 1. KIE Kesehatan
Usia sekolah 2. Vaksinasi / Imunisasi 2. Vaksinasi / Imunisasi Remaja
dan remaja 3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Fasilitasi UKS
3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Penc egahan anemia
2. Penc egaham anemia
20
Kesiapan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di tingkat
desa/kelurahan 16.695 Pustu 26.508
15 Provinsi, 327 kab/Kota telah
Poskesdes/Polindes
melaporkan keberadaan Pustu dan
Poskesdes/Polindes di seluruh ALAT KESEHATAN
desa/kelurahannya Pustu Poskesdes/Polindes
BAL 101
I
RIA %
101 S E T I M U N IS AS I L E 2579 4447
SUMATERA U % N G K AP S E T I M U N I S AS I 2454 4904
SELATAN JAWA 100%
100
BARAT % T I D AK L E N G K AP S E T I M 11663 17157
KALIMANTANPAPUA 34%
33
BA I 6351 13691
UTARA 30% K
KALIMANTAN
SULAWESI 27%
TIMUR TENG AH %
27
ACEH
BANTEN
JAMB
%
25%
25
15.385 dari 50.165 desa/kelurahan tidak memiliki Pustu,
I KALIMANTAN
BARATPAPUA
8
2 %
%
Poskesdes/Polindes
BARAT %
Sumber: laporan Dinkes Kab/Kota sampai 12 Maret Alat tidak ada jika ketersediaannya <60%; tidak lengkap 60—99%, Lengkap
Kesiapan Integrasi Pelayanan Kesehatan
Primer
Aspek Puskesmas Unit Kesehatan di Desa (Pustu)* Posyandu**
Kriteria Prioritas
SDM • 54,9% Puskesmas • Pustu : 5794 memiliki SDM Awal
Terdapat
memiliki 9 jenis nakes lengkap, 9608 hanya salah Pendampingan ILPdukungan
:
• 4,1% Puskesmas tidak satu nakes, dan 1293 tidak
1.419.447 1. Komitmen dan
kader
punya ada nakes kuat dari kepala
dokter • Poskesdes : 3645 memiliki daerah,
Dinas Kesehatan dan
SDM lengkap, 20044 hanya
1 SDM, dan 1621 tidak ada DPM Provinsi dan
nakes D
Kabupaten/Kota serta
Infrastruktur • 191 (1,84%) • 15,385 Desa/Kelurahan tidak
pemerintah
tidak
Kecamatan
memiliki punya unit kesehatan di desa
(pustu/poskesdes/polindes) 179,033 (59,4 desa.
• Puskesmas
43,71% Puskesmas memiliki 2. Sarana, prasarana, alat
sarpras standar • Pustu :6336 baik, 4042 ringan, 3467 Posyand %)
• 93,81% memiliki u Aktif yang kesehatan dan SDM
sedang, 2793 berat
sarana • Poskesdes : 13634 baik, 6436 ringan, Pustu/Poskesdes/Polindes
standar 3773 sedang, 2541 berat sudah tersedia.
23
Laboratorium KONDISI
PERMASALAHAN
Kesehatan di Indonesia Belum terintegrasinya
YANG DIHARAPKAN
Cakupan Laboratorium
Terintegrasinya seluruh
Laboratorium Jml Kesehatan
Wilayah Laboratorium Kesehatan di
Belum terbangunnya jejaring Indonesia.
Laboratorium laboratorium baik milik
Terbangunnya jejaring laboratorium
Nasional Prof. dr. 1 Nasional pemerintah maupun swasta
Sri Oemiyati baik milik pemerintah maupun
Belum optimalnya surveilans swasta
penyakit dan faktor risiko Terlaksananya surveilans
Balai/ kesehatan berbasis
11 Regional
Loka penyakit dan faktor risiko
laboratorium
Litbangkes kesehatan berbasis laboratorium
Belum tersistemnya secara Optimal.
B/BBTKL 10 Regional pembinaan sumber daya
Terselenggaranya peningkatan
laboratorium baik SDM,
kapasitas sumber daya
BBLK 4 Regional kalibrasi alat, dan quality
laboratorium baik SDM, kalibrasi
assurance
KKP 51 Provincial alat, dan quality assurance
Belum adanya sistem
Provincial of Terwujudnya Sistem Informasi
RS 3.172 informasi Labkes yang
Regional Labkes
terintegrasi
PENATAAN Laboratorium Kesehatan yang bertujuan
Nasional untuk:
Terintegrasi SATUSEHAT
Labkesda Provinsi 28 Provincial a. mewujudkan layanan laboratorium kesehatan yang bermutu;
b. meningkatkan akses masyarakat dalam deteksi dini dan diagnostik penyakit;
Labkesda Kab/Kota 234 District
c. mendukung surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis
Puskesmas 10.374 Sub District laboratorium
untuk pemantauan wilayah setempat status kesehatan masyarakat;
Lab Swasta 1.240 d. membangun kesiapsiagaan laboratorium kesehatan dalam menghadapi 2
4
ancaman penyakit dan kejadian luar biasa.
Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Pelayanan Primer
Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas)
Update Progres dan Rencana
Pengembangan Labkesmas
Roadmap Lokasi
Tahun 2022:
Grand design
Labkesmas
Tahun 2023: • 10.011 Puskesmas
1.Regulasi • 143 Labkesda KaKo
2.Penataan UPT • 17 Labkesda
3.Peningkatan Provinsi
Kapasitas • 12
(SPA) Labkesmas
4.Peningkatan regional
kapasitas •2
SDM 2024 – 2026:
Tahun Labkesmas
Nasional
1. Penambahan Seluruh
Labkesmas tingkat puskesmas,
2,3 dan 4 di kab/kota dan
wilayah yang provinsi memiliki
belum tersedia labkesmas dg SPA
Labkemas &SDM sesuai
2. Pemenuhan SPA standar
3. Peningkatan
Kapasitas
25
Terdapat 14 skrining dan 46 penyakit menular menjadi dasar standar
layanan di Labkesmas
Beban penyakit Penyakit menular berpotensi Surveilans faktor Surveilan faktor Toksikologi/ Monitoring
terbanyak dan wabah risiko risiko vektor dan biomonitoring/ resistensi obat
skrining 14 lingkungan binatang NAPZA
penyakit berbasis lab pembawa
penyakit
1. Hipertensi 1. Tuberc ulosi 23.Clamydia 1. Kualitas 1. Deteksi 1. NAPZA
2. Penyakit s 24.Neisseria air minum pathogen 2. Biomonitoring
jantung 2.Malaria
Demam Gonorrhoeae 2. Kualitas pada vektor 3. Toksikologi
3. Stroke 3. Berdarah 25. udara 2. Deteksi
4. Diabetes Dengue 26. Rabies
Leptospirosis 3. Kualitas pathogen pada
5. Penyakit paru 4. Chikungunya 27. Antrak tanah binatang
obstruksi 5. COVID - 28. s 4. Keamana pembawa
kronik 19 29.Taeniasis
Pes n penyakit
6. Tuberkulosis 6. MERS 30.Brucelosis pangan 3. Uji resistensi
7. Kanker paru COV
Salmonella 31.Riketsiosis 5. Limba dan efektifitas
8. kongenital
Hepatitis 7.Flu Burung
Typhosa 32.Toksoplasmosi h insektisida
9. Hipotiroid
10.Thalasemia 8.
9. HIV/ 33. sDiare fasyan pada vector
11.Anemia 10. Hepatiti
AIDS 34.
Akut Disentr kes 4. Deteksi penyakit
12.Kanker 11. s 35. iKolera emerging dan
payudara 12. C a mpa
Legionella 36. Meningiti new emerging
13.Kanker 13. k s
37. Yellow tular vector dan
serviks 14.
Rubella 38. fever binatang
14.Kanker usus Polio
15. Difter HFMD
39.EBOLA penular
16. iPertusis 40.Hanta Virus penyakit
17. Tetanus 41.Nipah Virus
18. Japanese 42.Hendra
Encephaliti Virus
s
19.Filariasis 44.
43.Helminthiasis
Pneumonia
20.Kusta 45.Monkey
21.Frambusia Pox
22.Sifilis 46.ZIKA
26
Penyakit Potensial
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
1 penyakit,
beban pembiayaan
kesehatan
27
Transformasi Pelayanan Kesehatan Di Posyandu
Sasaran seluruh siklus hidup, pelaksanaan pelayanan menyesuaikan situasi kondisi
setempat
Kunjungan
rumah
Kelas
Ibu
Hamil
Kelas
Ibu
Balita
Untuk mencapai target 80% Posyandu Aktif, akan dilakukan monitoring
ke 15 prov dengan jumlah posyandu terbanyak
Posyandu aktif:
1. Melakukan kegiatan rutin posyandu setiap bulan
2. Memberikan pelayanan kesehatan minimal untuk ibu hamil dan atau balita dan atau remaja
3. Memiliki minimal 5 orang kader
Kep Riau
Bengkulu
Lampun
Sumbar
Kalteng
Papbar
Sulteng
Maluku
Jateng
Banten
Papua
Aceh
Sulbar
Sums
Jambi
Sulsel
Kalba
Kalsel
Jabar
Sumut
Malut
Jatim
Sultra
Kalti
Riau
Sulut
DKI
DIY
NTT
NTB
Bali
m
el
g
r
Jan 3.9% 3% 6.2% 6.9% 0 3.2% 7.7% 7.5% 13.3% 2.6 0 0.36% 1.07% 2.6% 0.2% 1.2% 0.0% 11.4% 0 1.25% 0 1.5% 9.5% 0.1% 0 0 36.1% 9.5%
3.1% 7.1% 0.1% % 1.18% 0 0
Target 42.548 39.934 37.201 11.036 8.809 8.632 8.297 6.142 5.930 5.365 4.588 4.586 4.406 3.904 3.862 3.579 3.203 2.822 2.774 2.444 2.178 2.168 1.843 1.813 1.710 1.646 1.396 1.286 1.174 955 905
6.858 6.250 611
29
Pembinaan Teknis Kader & Posyandu dilakukan dengan
sistimatis
dimulai dengan penerapan 25 kompetensi dasar dan tanda kecakapan kader secara bertahap
Tingkat Kec/ Kriteria peserta lomba: Kriteria peserta: Juni 258.025 pemenang lomba 51.605 pemenang lomba November
Puskesmas • Posyandu aktif • Bertugas di posyandu (5 Posy X 5 kader x kader (5 kader X
posyandu 10.321 10.321 Puskesmas)
aktif Puskesmas)
• Memiliki minimal
Tingkat Kab/Kota kecakapan kader Juli 12.850 pemenang lomba 2.570 pemenang lomba November
Purwa posyandu (5 Posy X 5 kader x kader (5 kader X 514
• Masa bakti 514 k/k) k/k)
pengabdian ≥
Tingkat Provinsi 3 tahun Agustus 850 pemenang lomba posyandu 170 pemenang lomba November
(5 Posy X 5 kader x 34 prov) kader (5 kader X 34 prov)
13 Gizi
1. Mengonsumsi
Reproduksi
1. Menghindari
Kesehatan Jiwa
1. Mengelola emosi (stress,
32
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
Situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
1 penyakit,
beban pembiayaan
kesehatan
33
Intervensi spesifik
stunting Intervensi
1 2 Spesifik
Sebelum Setelah
Remaja
lahir lahir 1 Skrining anemia
Putri
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
2
remaja putri
26,
2 3 Pemeriksaan kehamilan
(ANC)
22, 22,
4 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu
Hamil
4 5 20,
Ibu
hamil
18, 4 5
Pemberian makanan tambahan bagi
Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
5
6
13, Pema ntauan pertumbuha n ba lita
11, 7 7 ASI
eksklusif
7
Pemberian MPASI kaya protein hewani
Balit
8 bagi baduta
a
Tata laksana balita dengan masalah gizi
9 (Weight faltering, underweight, gizi kurang,
gizi buruk dan stunting)
Penerima PBI Kesehatan 96,7 juta jiwa 96,8 juta jwa 96,8 juta jiwa 112,9 juta jiwa
74% (dari
Sasaran memiliki pemahaman yang baik tentang stunting di survey, belum Belum ada Belum ada 70
lokasi prioritas menggambarkan
lokasi prioritas)
1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 202 2024 2030
0 Target Target
RPJMN SDGs
57 AKB per 1.000 Kelahiran
46 Hidup
35 34 32
24
16.8
16
5 12
4
2
0
SKRINING PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI FKTP
Kelainan Kongenital merupakan penyumbang terbesar penyebab
kematian neonatus (setelah prematuritas dan afiksia)1
Penyakit bawaan yang paling sering terjadi adalah Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Dimana 30-50% PJB memiliki tingkat kematian tinggi dan 45% butuh intervensi bedah & non-bedah per tahun
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir
43
Layanan kesehatan jiwa di layanan primer meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Upaya Kesehatan jiwa di Puskesmas/ FKTP
sebesar
dari 10.374 puskesmas di Target Capaian
Indonesia.
5.694
10.321
Persentase penyandang gangguan jiwa
Puskesmas di Indonesia Puskesmas mampu layanan keswa
memperoleh layanan di Fasyankes pada tahun
yang
sebesa 26,92
2022
r % 26,92%
30%
Target Capaian
Sistematika
Penyajian:
Latarbelakang
situasi dari RPJMN, capaian SPM, beban
beban pembiayaan
penyakit,
1 kesehatan
6 Gizi, Kesehatan Ibu dan Stunting, AKI dan AKB, Jejaring ANC, Skriing Bayi Baru
Anak Lahir
47
89,34 % Puskesmas memberi pelayanan Catin terhadap ~28,28% dari
sasaran catin
Puskesmas melaksanakan Jumlah Puskesmas kespro catin Catin dilayani Kespro
No Propinsi Jumlah Penduduk Sasaran Catin
pelayanan Kespro Catin Puskesma Absolut % Absolut %
s
Kerja 4
5
RIAU
JAMBI
12
11
8
10
66.67
90.91
6
Kabupaten/kota melaksanakan Kesehatan Kerja: 7
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
17
10
11
10
64.71
100.00
8 LAMPUNG 15 7 46.67
1. Minimal 30 % Puskesmas melaksanakan K3, 9 KEP. BANGKA BELITUNG 7 7 100.00
10 KEPULAUAN RIAU 7 7 100.00
deteksi penyakit menular, penyakit tidak 11 DKI JAKARTA 6 6 100.00
menular dan penyakit akibat kerja di internal 12 JAWA BARAT 27 26 96.30
13 JAWA TENGAH 35 32 91.43
puskesmas serta membina Pos UKK 14 DI YOGYAKARTA 5 5 78.95
2. Memiliki SK/SE serta pedoman/juknis kesja 15 JAWA TIMUR 38 30 78.95
16 BANTEN 8 8 100.00
3. Membina kesja di sektor formal (GP2SP, 17 BALI 9 9 100.00
K3 perkantoran dan atau K3 fasyankes) 18 NUSA TENGGARA BARAT 10 6 60.00
19 NUSA TENGGARA TIMUR 22 14 63.64
20 KALIMANTAN BARAT 14 13 92.86
21 PAPUA BARAT 13 2 15.38
22 KALIMANTAN TENGAH 14 11 78.57
23 KALIMANTAN SELATAN 13 12 92.31
Target Cakupan 24 KALIMANTAN TIMUR 10 10 100.00
Indikator 25 KALIMANTAN UTARA 5 5 100.00
2022 2023 2024 2022 26 SULAWESI UTARA 15 8 53.33
27 SULAWESI TENGAH 13 13 100.00
28 SULAWESI SELATAN 24 20 83.33
Jumlah Kabupaten/Kota Yang 29 SULAWESI TENGGARA 17 11 64.71
Melaksanakan Kesehatan Kerja 360 385 411 377 30 GORONTALO 6 6 100.00
(RPJMN) 31 SULAWESI BARAT 6 6 100.00
32 MALUKU 11 4 36.36
33 MALUKU UTARA 10 5 50.00
34 PAPUA 29 2 6.90
Indonesia 514 377 73.35
5
Sumber: SITKO 2022
0
73% Puskesmas membina kebugaran jasmani anak usia sekolah, Uspro,
Calon
Jemaah Haji, dan kelompok olahraga
100%97 % 96%
Puskesmas yang meningkatkan aktivitas 93% Target : 50%
fisik:
89% 89% Capaian : 73%
83% 82%
81% 81 % 80%
77%
Puskesmas yang mampu membina kebugaran jasmani 75% 75 % 75 % 74% 74 %
73%
anak usia sekolah (sekolah, madrasah, pesantren) dan 69%
66% 65%
usia produktif (OPD/instansi pemerintah, pekerja, Calon
Jemaah Haji, Kelompok Olahraga) 60% 60 % 59%
56%
53%
51% 50%
B Capa B
B6 B6 B12 B6
1 ian 1
12% 11%
2 2
8% 8%
Persentase 35 50 73 55 70 75 90 3%
puskesmas yang 1%
meningkatkan
aktivitas fisik
(Renstra)
Sumber: SITKO
2022
5
1
Seluruh Puskesmas telah membina Kab/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lanjut usia:
Lansia di 50% desa di
Posyandu
1. Seluruh puskesmas membina posyandu lansia
wilayahnya di
Target dan Capaian (%)
50% desa di wilayah kerjanya
INDIKATOR
Target Target 2. Minimal 50% Puskesmas yang ada di
Target 2022 Capaian 2022
2023 2024 kab/kota menyelenggarakan pelayanan
kesehatan santun lansia
Persentase kab/kota yang 55 75.10 60 65
3. Kab/kota mengembangkan program PJP bagi
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan lanjut lansia (DO: Kab/kota yang melaksanakan
usia (RPJMN) program PJP Lansia di minimal 10%
70 72.71 80 90
Puskesmas dalam bentuk kegiatan orientasi
Persentase Lansia yang
mendapatkan pelayanan program PJP bagi Lansia dan panduan praktis
Kesehatan (Renstra) bagi caregiver informal)
Lansia yang mendapatkan pelayanan Kesehatan:
4%91% Target : 70%
100% 9
90%
87%86%
82% Capaian : 72%
Penduduk usia 60 tahun atau lebih yang
78%7 8%
78%77%76%
80% 76%74%73%
72%71%70%
70%
mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan
66%64%
70% 62%61%
61%60%59% konseling/edukasi minimal 1 kali dalam kurun waktu
60% 55%
55%52%
50%
50%
50%
46%44% 1 tahun, yaitu mendapatkan kegiatan berikut:
41%
40% 34% 1. Pengukuran TB, BB, Lingkar Perut
30% 24% 2. Pengukuran tekanan darah
20% 11% 3. Pengukuran kadar gula darah
10%
0%
4. Pengukuran kadar kolesterol darah
5. Skrining Geriatri
6.Anamnesa Perilaku berisiko (e.g. merokok,
risiko PTM)
5
Sumber: Komdat Kesmas
2
Dinkes Provinsi diharapkan aktif dalam pengawalan agenda
seluruh
Transformasi Pelayanan Kesehatan
Primer