Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN APOTEK 36 FARMA TUBAN


TENTANG BEYOND USE DATE (BUD) SEDIAAN SIRUP

DISUSUN OLEH :
 
 
 
NILA FITRIA ARDELLA
2002050338

DOSEN PENGUJI UTAMA :


APT. ELASARI DWI PRATIWI, M. FARM

DOSEN PEMBIMBING 1 :
APT. RIANA PRASTIWI HANDAYANI, M. FARM

DOSEN PEMBIMBING 2 :
APT. FRANSISCA DITA MAYANGSARI, M. FARM
 
 
 
 
 
LATAR BELAKANG
 Pemyimpanan obat merupakan hal yang biasa dilakukan oleh pasien Apotek 36 Farma Tuban.
Penyimpanan obat sendiri masuk dalam Pelaksanaan swamedikasi dimana banyak terjadi
kesalahan-kesalahan pengobatan. Kesalahan pengobatan (medication error) disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap obat, penggunaan obat dan informasi obat.
Masyarakat pada umumnya tidak begitu mengetahui informasi yang lengkap tentang obat yang akan
mereka konsumsi. Dalam melakukan swamedikasi, masyarakat berhak memperoleh informasi yang
tepat, benar, lengkap, objektif oleh petugas kefarmasian
 Medication eror menyebabkan lebih dari 7.000 kematian pertahun. Medication eror adalah jenis
kesalahan medis yang sering menyebabkan kerugian pada penggunaan pengobatan pasien, terutama
pada pengunaan obat yang tidak tepat, sehingga menyebabkan bahaya pada pasien. Oleh karena itu
pentingnya untuk mengedukasi masyarakat agar pengetahuan dan pengelolaan obat yang baik dapat
meningkat. Pentingnya masyarakat memiliki pengetahuan yang benar terkait obat menjadi
kebutuhan masyrakat agar terhindar dari dampak buruk kesehatan diri maupun lingkungan.
LANJUTAN...
 Berdasarkan dari badan pusat statistik di Indonesia jumlah presentase penduduk yang
melakukan pengobatan sendiri dengan keluhan berbagai penyakit yang telah dialami
sebesar 72,19% dengan menggunakan pengobatan obat jenis tablet maupun sirup.
 Penggunaan obat sirup didasari pada BUD dan Expired Date (ED). BUD dan ED sangat
menentukan batasan waktu dimana suatu produk obat masih berada dalam keadaan
stabil yang harus memiliki karakteristik kimia, fisika, mikrobiologi, terapetik dan
toksikologi yang tidak berubah sejak awal diproduksi hingga selama masa penyimpanan
serta penggunaan.
 Salah satu tanggung jawab tenaga kefarmasian dengan memberikan informasi mengenai
cara penggunaan obat dan batas waktu penggunaan obat setelah kemasan dibuka
(pemberian informasi mengenai BUD atau ED-nya) sehingga obat yang digunakan
nantinya memiliki stabilitas obat yang terjamin baik dalam hal efektivitas ataupun
keamanannya
 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat pengetahuan pasien apotek 36 farma tuban terhadap batas waktu
penyimpanan sirup setelah kemasan primer dibuka?

• TUJUAN
Mengetahui tingkat pengetahuan pasien apotek 36 farma tuban terhadap batas waktu
penyimpanan sirup setelah kemasan primer dibuka

  MANFAAT PENELITIAN
 Bagi Pasien
Memberikan pengetahuan tentang Beyond Use Date (BUD)
 Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan sebagai bekal untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
 Beyond Use Date (BUD)
Beyond Use Date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah
diracik/disiapkan atau setelah kemasan primer dibuka/rusak.
 perlu dibedakan pengertian Beyond Use Date (BUD) dan masa kadaluwarsa obat Expired
Date (ED). Meskipun kedua hal tersebut dapat digunakan untuk menentukan batasan
waktu dimana suatu produk obat masih berada dalam keadaan stabil. Perbedaan kedua
pengertian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
 BUD SIRUP
1. Batas waktu pengunaan produk obat setalah diracik/disiapkan atau selah kemasan
primernya dibuka/rusak
2. BUD tidak selalu dicantumkan di kemasan
 ED SIRUP
1. Batas waktu pengunaan produk obat setelah di produksi oleh pabrik farmasi,sebelum pada
kemasan dibuka.
2. ED selalu dicantumkan di kemasan
STABILITAS OBAT

 Suatu obat dapat dikatatka stabil jika kadarnya tidak berkurang dalam penyimpanan .
Adapun ketika obat berubah warna, bau, rasa, dan bentuk serta dapat cemaran mikroba
maka dapat disimpulkan bahwa obat tersebut tidak stabil
 Stabilitas obat dibagi menjadi 2 yaitu :
 Stabilitas Kimia

Stabilitas kimia adalah kemampuan mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi zat
aktif yang tertera etiket dalam batasan stabilitas kimia sangat dipengaruhi oleh kondisi dan
tempat penyimpanan
 Stabilita Fisika

Stabilitas fisika adalah kemampuan mempertahankan sifat fisika awal dari suatu sediaan,
seperti penampilan, kesesuaian, keseragaman dan kekerasan
 Faktor-Faktor yang Mempengarui Pengetahuan
1. Pendidikan
2. Media massa /sumber informasi
3. Sosial budaya dan Ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
 SIRUP
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi
(sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa), kadar sukrosa dalam sirup
adalah 64-66% (FI VI,2020)
 Macam-macam sediaan cair farmasi
Sediaan cair farmasi dibagi menjadi beberapa jenis antara lain. Larutan, suspensi, dan
emulsi. Larutan sendiri dibagi menjadi 2 bagian yatu, sirup dan elixir.
1. Eliksir
2. Sirup
3. Emulsi
4. Suspensi
 Cara Penyimpanan Sediaan Sirup
Obat sirup tidak disimpan pada almari pendingin. Sediaan obat cair obat dalam bentuk cair
jangan disimpan pada almari pendingin (frezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada
etiket atau kemasan obat
 Sediaan Sirup Setelah Dibuka
Jika obat dikonsumsi oleh pasien setelah melewati tanggal ED maupun BUD maka efektivitas
obat tersebut akan berkurang yang menyebabkan fungsi dari obat tersebut menurun
 Lama Penggunaan Sediaan Sirup
 Bentuk sediaan cair

Untuk produk obat yang harus direkrontusi sebelum digunakan , informasi BUD ditetapkan
berdasarkan informasi yang tertera pada kemasan asli obat.
 Untuk obat nonrekrontusi (termasuk produk repacking) langkah-langkah penetapan BUD
yaitu :
 Mencari informasi BUD dari pabrik obat yang bersangkutan

 Jika informasi tidak tersedia , gunakan pedoman umum dari USP :

- Cek ED dari pabrik yang tertera pada kemasan asli


- Jika ED kurang 1 tahun, BUD = ED pabrik
- Jika ED lebih 1 tahun, BUD = 1 tahun
c. Larutan oral, Suspensi, Emulsi
 Larutan yang mengandung air, BUD maksimal = 14 hari
 KERANGKA KONSEP

masyarakat swamedikasi

suspensi emulsi sirup eliksir

Pengetahuan tentang
penyimpanan sediaan sirup baik

1. Carapenyimpanan cukup
2. Sediaan sirup stelah
dibuka
3. Lama pengunaan kurang
METODE PENELITIAN

 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
observasional dengan jenis penelitian studi deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang tingkat pengetahuan pasien apotek 36 farma
tuban tentang batas waktu penyimpanan setelah kemasan primer di buka di Apotek 36
Farma Tuban data diambil dengan menggunakan kuesioner.
 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Apotek 36 Farma Tuban, Jalan Sumur Kembar NO.03 Ds.
Krajan Beji, Kec. Jenu, Kab. Tuban, Prov. Jawa Timur pelaksanaan dilakukan selama 1
bulan dimulai pada bulan Januari – Februari 2022.
  
Sampling Desain

 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang ke Apotek 36 Farma Tuban selama 1
bulan dimulai pada bulan Januari – Februari 2022.
 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi.
 Kriteria Inklusi
 Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
a) Pasien yang bersedia menjadi responden,
b) Pasien yang dapat membaca dan menulis,
c) Pasien yang membeli obat sediaan sirup
d) pasien yang berusia 18-40 tahun
 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sample
(Notoatmodjo, 2018).
 Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Responden yang tidak menjawab dengan lengkap pertanyaan yang ada di lembar kuesioner.
LANJUTAN...
 Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu
pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2018).
 Pengumpulan dan Analisis data

 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelititan ini sebagai berikut :


1. Permintaan surat ijin penelitian ke LPPM UMLA.

2. Permintaan ijin di Apotek 36 Farma sebagai tempat penelitian.

3. Menyusun pertanyaan kuesioner.

4. Membagikan kuesioner kepada responden.

5. Memberi instruksi kepada responden perihal pengisian kuesioner.

6. Mengambil kembali kertas kuesioner.

7. Melakukan analisis data.


 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
dipilih karena hasil jawaban akan mudah diolah dan sangat memudahkan responden dalam
menjawab pertanyaan.
 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan menggunakan korelasi pearson yaitu dengan cara
mengkorelasikan nilai setiap pertanyaan dengan nilai total pertanyaan. Jika seluruh butir
pertanyaan mempunyai nilai r hitung > r tabel , maka kuesinoer tersebut dinyatakan valid
(Arikunto, 2013)
 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s Alpha. Jika
nilai Cronbach’s Alpha kurang dari 0,60 dianggap buruk, keadaan dalam kisaran 0,70 bisa
diterima, sedangkan untuk keadaan lebih dari 0,80 adalah baik ( Arikunto, 2013)
 Pengolahan Data
Menurut Arikunto, 2013 setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data,dalam penelitian
ini data diolah dengan cara Editing, Coding, Tabulating.
LANJUTAN...
 Editing
Editing adalah melakukan pengecekan terhadap lembar kuesioner yang kurang jelas atau tidak terbaca,
jawaban yang kurang lengkap atau terlewat.Apabila terdapat jawaban yang kurang jelas atau tidak
terbaca maka, akan dilakukan pengambilan data ulang.
 Coding
Coding dalam penelitian ini adalah memberi kode 1 pada jawaban benar dan kode 0 pada jawaban yang
salah.Tentang cara menghitung hasil (skor) dalam penelitian sebagai berikut :
P = F/N X 100 %
 Keterangan :
P : Presentase (%)
F: Jumlah skor yang didapat (nilai yang Benar)
N: Jumlah seluruh pertanyaan (nilai maksimal)
 Mengenai kriteria penilian sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
a. Pengetahuan baik : 76% - 100%
b. Pengetahuan cukup : 56% - 75%
c. Pengetahuan kurang : 40% - 55%  
 Tabulatting
Dalam penelitian ini data di tabulasi dan dimasukkan kedalam Ms. Excel. Meliputi pasien yang
mengetahui dan tidak mengetahui terkait obat sediaan sirup
DAFTAR PUSTAKA
 Aprilia,Dkk .(2022), STUDI TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT ANALGESIK
PADA PASIEN DI APOTEK KOTA SAMARINDA
 Dirjen POM, (2020), Farmakope Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

 Metode Penelitian Kuantitatif , (Ciptapustaka media, Bandung 2012)

 Pelita abdi masyarakat, (Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Beyond Use Date Didesa Kecepit,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara,2020)
 Firiani, Y. N., INHS. Cakra., Yulianti, N ., Aryanti. D., 2015 Formulasi dan Evaluasi stabilitas fisik ubi cilembu

(ipomea batatas L) dengan suspending Eegent


 CMC Na dan PGS sebagai Antihiperkolestrol. Jurnal Farmasi Sains dan Terapan volume 2. Nomor 1.

 

 Herawati , M , 2012. Beyond Use Date. Buletin Rasional Vol. 10, Nomor 3. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

 

 Allen , L. V . (2011) “Beyond Use Dates and Stability Indicating Assay Methods in Pharmaceutical Compounding .”

Secendum Artem, 15 (3), hal 0-5


 

 Depkes RI,(2008). Materi Peneliithan Peningkatan Dan Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Kader.

Direktorat Jendral Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, Departemen Indonesia , Jakarta.
 Septi Muharani, Fina Ariani, dan Maysharah Mizanni, Jurnal sains Farmasi&Klinis, Vol. 02 No. 01, November 2013

 USP (2019) “USP Compounding Standards and Beyond Use Dates (BUDs)

 Notoatmodjo, & Soekidjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai