Anda di halaman 1dari 26

Pembelajaran

Konstruktivis
me dan
Kontekstual
“Kelompok 9”
Psikologi Pendidikan
Anggota Kelompok 9 :

1. Shafiyah Zahrah Ariansyah 7101421259


2. Nur Isnaini 7101421212
3. Maulana Wahyu Hidayat 7101421213
4. Wasilah 7101421209
5. Agustin Nanda Pratiwi 7101421204
Sub-bab Pembelajaran

01 03
Pengertian Karakteristik
Pembelajaran Pembelajaran
Konstruktivisme Kontekstual

02 04
Pendekatan Prinsip-prinsip
Pembelajaran Pembelajaran
Kontruktivisme Kontekstual
01
Pengertian
Pembelajaran
Kontruktivisme
Konstruktivisme
• Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan
yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai
pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Teori ini dikembangkan
oleh Seymour Papert.
• Pembelajaran konstruktivistik memandang bahwa peserta didik
secara terus-menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan
dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jika
tidak sesuai lagi.
• Pembentukan teori konstruktivisme dikaitkan dengan Jean Piaget,
yang mengartikulasikan mekanisme internalisasi pengetahuan pada
peserta didik. Dia menyatakan bahwa melalui proses akomodasi dan
asimilasi, peserta didik membantu pengetahuan dari pengalamannya.
Contoh Teori
Konstruktivisme
Misalkan ada seorang anak mengetahui bahwa
warna pupil mata manusia hanya warna hitam atau
coklat. Kemudian ketika ia bertemu orang bule ada
pupil matanya berwarna biru atau hijau maka ia
membangun pengetahuan baru bahwa sebenarnya
pupil mata manusia itu bukan hanya hitam atau
coklat namun ada orang yang memiliki warna pupil
mata yang berbeda seperti apa yang ia lihat. Hal ini
menuntukkan bahwa ia membangun pengetahuan
dari pengalamannya dan merevisi pengetahuan yang
sudah ada.
Tujuan penggunaan Untuk mendorong peserta didik
pembelajaran konstruktivisme terlibat aktif dalam kegiatan belajar,
maka :
• Menuntut peserta didik untuk • Lingkungan belajar harus
berperan aktif dalam proses menunjukkan suasana demokratis.
pembelajaran dan tenaga pendidik
hanya sebagai fasilitator. • Kegiatan pembelajaran berlangsung
interaktif terpusat pada peserta
• Menciptakan keterampilan berpikir
didik.
kritis, keterampilan berpikir kreatif,
keterampilan pemecahan masalah • Pendidik mendorong peserta didik
serta keterampilan pengambilan
melakukan kegiatan belajar mandiri
keputusan.
dan bertanggungjawab.
Asumsi pembelajaran
konstruktivisme

Konstruktivis merupakan teori psikologi tentang


pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia
membangun dan memanai pengetahuan dari
pengalamannya sendiri. Pembelajaran konstruktivistik
memandang bahwa peserta didik secara terus-menerus
memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan
aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut
jika tidak sesuai lagi. (Arsi Mafirotul Wakhida, 2015).
Aspek-Aspek Asumsi Pembelajaran
A. Hakekat Peserta Didik

1. Peserta didik. Peserta didik dipandang sebagai 4. Motivasi belajar, Keyakinan peserta didik akan
individu yang kompleks dan multidimensional, potensinya dalam memecahkan suatu masalah yang
mempunyai latar belakang, kebutuhan, dan sifat diperoleh dari pengalamannya, dapat meningkatkan
yang unik. potensi belajarnya.
2. Latar belakang dan kebudayaan peserta didik.
sangatlah penting memerhatikan latar belakang dan
kebudayaan peserta didik Karena latar belakang ini B. Peranan Pendidik
membantu untuk menciptakan, menemukan, dan
membentuk pengetahuan serta kebenaran untuk Memiliki peran sebagai fasilitator, sebagai seorang
memperoleh proses belajar. fasilitator, pendidik diminta untuk aktif dalam
3. Tanggung jawab belajar, Konstruktivisme sosial kegiatan belajar dan membantu peserta didik agar
menekankan agar peserta didik selalu terlibat dan mampu memperoleh pemahaman.
aktif saat pembelajaran dan memiliki rasa tanggung
jawab, terhadap hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
Aspek-Aspek Asumsi Pembelajaran
C. Hakikat Proses Belajar

1. Belajar merupakan proses sosial dan aktif 2. Pentingnya konteks. Belajar autentik dapat terjadi
Pengetahuan merupakan sebuah produk manusia apabila peserta didik dapat secara langsung
yang dibentuk secara sosial dan kultural. mengambilan di dalam kegiatan yang berkaitan dengan
2. Dinamika interaksi antara tugas, pendidik, dan penerapan pembelajaran.
peserta didik. Pendidik dan peserta didik harus
terlibat secara sama dan terjalin adanya sebuah
interaksi antara pendidik dan peserta didik selama E. Asesmen
proses kegiatan belajar mengajar.
Asesmen dipandang sebagai proses dua jalan yang
melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta
D. Kolaborasi Antar Pesertadidik didik.
1. Belajar sambil mengajar. Menekankan penting
adanya kolaborasi/kerjasama diantara peserta didik
dan meninggalkan pembelajaran tradisional yang
bersifat kompetitif.
Aspek-Aspek Asumsi Pembelajaran
F. Pemilihan, cakupan dan urutan materi
pembelajaran.
1. Pengetahuan dipandang sebagai keseluruhan yang
terpadu, Pengetahuan tidak dibagi menjadi materi
belajar yang berbeda, namun hendaknya dipandang
sebagai keseluruhan yang terpadu.
2. Keterlibatan Peserta Didik. Agar pesrta didik
benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran,
tugas dan lingkungan belajar hendaknya
merefleksikan kompleksitas lingkungan.
3. Struktur Proses Belajar. Fasilitator harus
menginstrukturkan pengalaman belajar dan
memberikan bimbingan belajar yang jelas agar
peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
02
Pendekatan Pembelajaran
Kontruktivisme

Discovery Learnin
Learning Receptiong
Belajar
Generatif
Persamaan Discovery learning dan Reception
learning
Prinsip discovery dan reception memiliki kesamaan dalam melakukan pendekatan
pembelajaran, antara lain :
1. Mementingkan keterlibatan aktif peserta didik
2. Cara mengaitkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dengan pembelajaran
baru
3. Pengetahuan pada dasarnya terus-menerus berubah walaupun telah masuk dalam
pikiran seseorang

Pembelajaran Ekspositori
3 Tahap penyajian ekspositori :
1. Penyajian advance organizer
2. Penyajian materi dan tugas belajar
3. Memperkuat organisasi kognitif
Pembalajaran Konstektual
• Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara
fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan
/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Landasan Pemikiran

02 03
Transfer
Peserta Didik
Belajar

01 04
Lingkungan
Proses Belajar
Belajar
Landasan Pemikiran

01) Proses Belajar 02) Transfer Belajar

1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. 1. Peserta didik belajar dari mengalami
2. Peserta didik belajar dari mengalami, sendiri, bukan dari pemberian orang
bukan di berikan langsung oleh lain.
pendidik. 2. Keterampilan dan pengetahuan itu
3. Pengetahuan yang di miliki seseorang diperluas dari konteks yang terbatas
itu terorganisir dan mencerminkan (sedikit demi sedikit).
pemahaman yang mendalam tentang 3. Penting bagi peserta didik tahu untuk
suatu persoalan. apa dia belajar dan bagaimana ia
4. Manusia mempunyai tingkatan yang menggunakan pengetahuan dan
berbeda dalam menyikapi situasi baru keterampilan tersebut.
Landasan Pemikiran

03) Peserta Didik 04) Lingkungan Belajar

1. Manusia memiliki kecenderungan 1. Belajar efektif itu di mulai dari


untuk belajar dalam bidang tertentu. lingkungan belajar yang berpusat
2. Peserta didik dengan mudah pada peserta didik
mempelajari hal-hal baru 2. Pengajaran berpusat pada bagaimana
3. Peran orang dewasa membantu cara peserta didik menggunakan
menghubungkan antara yang baru pengetahuan baru mereka.
dengan yang sudah ada. 3. Menumbuhkan komunitas belajar.
4. Tugas pendidik memfasilitasi agar
informasi baru bermakna.
03
Karakteristik
pembelajaran
kontekstual
 Proses pembelajaran dalam pendekatan pembelajaran kontekstual mencakup berbagai disiplin
pengetahuan sehingga peserta didik memperoleh perspektif terhadap kehidupan nyata.

 Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual berbasis pada :
a) Standar disiplin pengetahuan yang di tetapkan secara nasional atau local, atau oleh asosiasi profesi
b) Pengetahuan dan keterampilan yang di tetapkan dalam tujuan memiliki daya guna dan kompetensi
tertentu
c) Peserta didik menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

 Pengalaman Belajar
Pengalaman dalam pembelajaran kontekstual mampu mendorong peserta didik membuat
hubungan konteks internal dan eksternal. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan pemahaman
yang lebih mendalam agar peserta didik memperoleh kompetensi.

 Integrasi pendidik dan karier


Integrasi pendidik dan karir akan membantu peserta didik memahami isi materi pembelajaran dan
pemahaman tentang karir atau bidang kajian teknis tertentu.
 Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran konstektual adalah konsep pembelajaran yang membantu pendidik dalam mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang memiliki dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari

• Konstruktivisme
Landasan berpikir yang dipergunakan
dalam pembelajaran kontekstual
• Inkuiri
Merupakan menemukan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis CTL
• Bertanya
Kegiatan pendidik untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan
peserta didik.
04
Prinsip
Pembelajaran kontekstual
 Pembelajaran kontekstual akan berhasil apabila sasaran utamanya adalah mencari
makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian
peserta didik. Hal ini akan terjadi apabila peserta didik memahami tiga prinsip pokok,
yaitu: kesaling bergantungan (interdependence), deferensiasi (defferention), dan
pengaturandiri (self-regulation).

 Prinsip Saling Bergantungan


Prinsip kesaling-bergantungan mengajak pendidik mengenali keterkaitan mereka
dengan pendidik lain, peserta didik, masyarakat, dan lingkunganalam. Sekolah
merupakan system kehidupan dan bagaian-bagian sistem itu pendidik, peserta didik,
tenaga administrasi, pustakawan, laboran, tukang kebun, orang tua berada dalam
sebuah jaringan hubungan yang menciptakan lingkungan belajar. Menyadari adanya
kesaling-bergantungan ini dapat menimbulkan pemikiran kritis dan kreatif, dan
pemikiran ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan yang dapat
menghasilkan pemahaman baru.
 Prinsip kesaling-bergantungan juga mendukung adanya kerjasam antara komunitas
belajar. Dengan bekerjasama, peserta didik tergantung dalam menemukan persoalan,
merancang rencana, dan mencari alternative pemecahan masalah.
 Prinsip diferensiasi
Kata diferen merujuk pada dorongan terus-menerus dari alam semesta untuk
menghasilkan keragaman yang tidak terbatas, perbedaan, berlimpahan, dan keunikan.
Prinsip ini menyumbangkan kreativitas dan mendorong kecenderungan entitas-entitas
yang berbeda untuk bekerjasama dalam bentuk yang disebut dengan simbiosis.
 Pendidik yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran kontekstual, mereka akan melihat pentingnya kelas itu tercipta suasana
yang memicu kreativitas, keunikan, keragaman, dan bekerjasama.
 Prinsip pengaturan diri
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap entitas terpisah di alam semesta meliki potensi
bawaan yang sangat berbeda antara satu entitas dengan entitas lainnya. Dalam prinsip
ini, kegiatan belajar diatur sendiri, dipertahankan sendiri, dan disadarkan sendiri oleh
peserta didik. Prinsip pengaturan diri meminta pendidik untuk mendorong setiap
peserta didik mengeluarkan seluruh potensinya. Untuk menyesuaikan prinsip ini,
sasaran utama pembelajaran kontekstual adalah membantu peserta didik mencapai
keunggulan akademik, memperoleh keterampilan tertentu, dan mengembangkan
karakter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta
pengatahuan yang dimiliki.
“Pendekatan
Pembelajaran
Kontekstual”
Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual
 Esensi pembelajaran kontekstual adalah membantu peserta didik mengaitkan antar
materi yang dipelajarinya dengan konteks kehidupan dunia nyata mereka sehari-hari
sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota bangsa dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Pembelajaran berbasis masalah


 Penggunaan keragaman konteks
 Pengelompokan peserta didik
 Dukungan belajar peserta didik mengatur diri sendiri
 Pembentukan kelompok belajar saling bergantung
 Menggunakan asesmen autentik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai