Konstruktivis
me dan
Kontekstual
“Kelompok 9”
Psikologi Pendidikan
Anggota Kelompok 9 :
01 03
Pengertian Karakteristik
Pembelajaran Pembelajaran
Konstruktivisme Kontekstual
02 04
Pendekatan Prinsip-prinsip
Pembelajaran Pembelajaran
Kontruktivisme Kontekstual
01
Pengertian
Pembelajaran
Kontruktivisme
Konstruktivisme
• Konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang pengetahuan
yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai
pengetahuan dari pengalamannya sendiri. Teori ini dikembangkan
oleh Seymour Papert.
• Pembelajaran konstruktivistik memandang bahwa peserta didik
secara terus-menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan
dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jika
tidak sesuai lagi.
• Pembentukan teori konstruktivisme dikaitkan dengan Jean Piaget,
yang mengartikulasikan mekanisme internalisasi pengetahuan pada
peserta didik. Dia menyatakan bahwa melalui proses akomodasi dan
asimilasi, peserta didik membantu pengetahuan dari pengalamannya.
Contoh Teori
Konstruktivisme
Misalkan ada seorang anak mengetahui bahwa
warna pupil mata manusia hanya warna hitam atau
coklat. Kemudian ketika ia bertemu orang bule ada
pupil matanya berwarna biru atau hijau maka ia
membangun pengetahuan baru bahwa sebenarnya
pupil mata manusia itu bukan hanya hitam atau
coklat namun ada orang yang memiliki warna pupil
mata yang berbeda seperti apa yang ia lihat. Hal ini
menuntukkan bahwa ia membangun pengetahuan
dari pengalamannya dan merevisi pengetahuan yang
sudah ada.
Tujuan penggunaan Untuk mendorong peserta didik
pembelajaran konstruktivisme terlibat aktif dalam kegiatan belajar,
maka :
• Menuntut peserta didik untuk • Lingkungan belajar harus
berperan aktif dalam proses menunjukkan suasana demokratis.
pembelajaran dan tenaga pendidik
hanya sebagai fasilitator. • Kegiatan pembelajaran berlangsung
interaktif terpusat pada peserta
• Menciptakan keterampilan berpikir
didik.
kritis, keterampilan berpikir kreatif,
keterampilan pemecahan masalah • Pendidik mendorong peserta didik
serta keterampilan pengambilan
melakukan kegiatan belajar mandiri
keputusan.
dan bertanggungjawab.
Asumsi pembelajaran
konstruktivisme
1. Peserta didik. Peserta didik dipandang sebagai 4. Motivasi belajar, Keyakinan peserta didik akan
individu yang kompleks dan multidimensional, potensinya dalam memecahkan suatu masalah yang
mempunyai latar belakang, kebutuhan, dan sifat diperoleh dari pengalamannya, dapat meningkatkan
yang unik. potensi belajarnya.
2. Latar belakang dan kebudayaan peserta didik.
sangatlah penting memerhatikan latar belakang dan
kebudayaan peserta didik Karena latar belakang ini B. Peranan Pendidik
membantu untuk menciptakan, menemukan, dan
membentuk pengetahuan serta kebenaran untuk Memiliki peran sebagai fasilitator, sebagai seorang
memperoleh proses belajar. fasilitator, pendidik diminta untuk aktif dalam
3. Tanggung jawab belajar, Konstruktivisme sosial kegiatan belajar dan membantu peserta didik agar
menekankan agar peserta didik selalu terlibat dan mampu memperoleh pemahaman.
aktif saat pembelajaran dan memiliki rasa tanggung
jawab, terhadap hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.
Aspek-Aspek Asumsi Pembelajaran
C. Hakikat Proses Belajar
1. Belajar merupakan proses sosial dan aktif 2. Pentingnya konteks. Belajar autentik dapat terjadi
Pengetahuan merupakan sebuah produk manusia apabila peserta didik dapat secara langsung
yang dibentuk secara sosial dan kultural. mengambilan di dalam kegiatan yang berkaitan dengan
2. Dinamika interaksi antara tugas, pendidik, dan penerapan pembelajaran.
peserta didik. Pendidik dan peserta didik harus
terlibat secara sama dan terjalin adanya sebuah
interaksi antara pendidik dan peserta didik selama E. Asesmen
proses kegiatan belajar mengajar.
Asesmen dipandang sebagai proses dua jalan yang
melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta
D. Kolaborasi Antar Pesertadidik didik.
1. Belajar sambil mengajar. Menekankan penting
adanya kolaborasi/kerjasama diantara peserta didik
dan meninggalkan pembelajaran tradisional yang
bersifat kompetitif.
Aspek-Aspek Asumsi Pembelajaran
F. Pemilihan, cakupan dan urutan materi
pembelajaran.
1. Pengetahuan dipandang sebagai keseluruhan yang
terpadu, Pengetahuan tidak dibagi menjadi materi
belajar yang berbeda, namun hendaknya dipandang
sebagai keseluruhan yang terpadu.
2. Keterlibatan Peserta Didik. Agar pesrta didik
benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran,
tugas dan lingkungan belajar hendaknya
merefleksikan kompleksitas lingkungan.
3. Struktur Proses Belajar. Fasilitator harus
menginstrukturkan pengalaman belajar dan
memberikan bimbingan belajar yang jelas agar
peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
02
Pendekatan Pembelajaran
Kontruktivisme
Discovery Learnin
Learning Receptiong
Belajar
Generatif
Persamaan Discovery learning dan Reception
learning
Prinsip discovery dan reception memiliki kesamaan dalam melakukan pendekatan
pembelajaran, antara lain :
1. Mementingkan keterlibatan aktif peserta didik
2. Cara mengaitkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dengan pembelajaran
baru
3. Pengetahuan pada dasarnya terus-menerus berubah walaupun telah masuk dalam
pikiran seseorang
Pembelajaran Ekspositori
3 Tahap penyajian ekspositori :
1. Penyajian advance organizer
2. Penyajian materi dan tugas belajar
3. Memperkuat organisasi kognitif
Pembalajaran Konstektual
• Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara
fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan
/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Landasan Pemikiran
02 03
Transfer
Peserta Didik
Belajar
01 04
Lingkungan
Proses Belajar
Belajar
Landasan Pemikiran
1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. 1. Peserta didik belajar dari mengalami
2. Peserta didik belajar dari mengalami, sendiri, bukan dari pemberian orang
bukan di berikan langsung oleh lain.
pendidik. 2. Keterampilan dan pengetahuan itu
3. Pengetahuan yang di miliki seseorang diperluas dari konteks yang terbatas
itu terorganisir dan mencerminkan (sedikit demi sedikit).
pemahaman yang mendalam tentang 3. Penting bagi peserta didik tahu untuk
suatu persoalan. apa dia belajar dan bagaimana ia
4. Manusia mempunyai tingkatan yang menggunakan pengetahuan dan
berbeda dalam menyikapi situasi baru keterampilan tersebut.
Landasan Pemikiran
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual berbasis pada :
a) Standar disiplin pengetahuan yang di tetapkan secara nasional atau local, atau oleh asosiasi profesi
b) Pengetahuan dan keterampilan yang di tetapkan dalam tujuan memiliki daya guna dan kompetensi
tertentu
c) Peserta didik menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Pengalaman Belajar
Pengalaman dalam pembelajaran kontekstual mampu mendorong peserta didik membuat
hubungan konteks internal dan eksternal. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan pemahaman
yang lebih mendalam agar peserta didik memperoleh kompetensi.
• Konstruktivisme
Landasan berpikir yang dipergunakan
dalam pembelajaran kontekstual
• Inkuiri
Merupakan menemukan bagian inti dari
kegiatan pembelajaran berbasis CTL
• Bertanya
Kegiatan pendidik untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan
peserta didik.
04
Prinsip
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual akan berhasil apabila sasaran utamanya adalah mencari
makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian
peserta didik. Hal ini akan terjadi apabila peserta didik memahami tiga prinsip pokok,
yaitu: kesaling bergantungan (interdependence), deferensiasi (defferention), dan
pengaturandiri (self-regulation).