Anda di halaman 1dari 30

HAKEKAT MANUSIA,

AGAMA DAN
ALAM SEMESTA

Drs. A. Khuldun Munji, MA.


HP: 081311275761

UNIVERSITAS PANCASILA
2017.
MANUSIA DAN
AGAMA
&
HAKEKAT
MANUSIA
I. MANUSIA DAN
AGAMA
PERJANJIAN ALLAH DG HAMBANYA BEGITU DITIUPKAN RUH:

(QS. 7; Al-A’raf, 172); ... dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan


keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",
QS: 16, AN-NAHL; 78.

...dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu


dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur
MANUSIA DAN AGAMA

3 INSTINCT/NALURI MANUSIA
(H. SPENCER)

NALURI UNTUK TETAP


NALURI KESERBAINGINTAHUAN HIDUP/DIAKUI KEBERADAANNYA
(INSTINCT OF PROCREATION) (INSTINCT OF SURVIVAL)

NALURI UNTUK BERGANTUNG/MENYEMBAH


(INSTINCT OF WORSHIP)

NOTE: KETIGA INSTINCT TERSEBUT ADA SEJAK MENUSIA


LAHIR SAMPAI DENGAN USIA LANJUT (MENINGGAL).
MANUSIA DAN AGAMA

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP “DZAT” YANG


ADA DILUAR DIRINYA, TUHAN ATAU AGAMA
(MAX WEBER)

HIDUP MANUSIA TIDAK MNS. HIDUP SERBA


MENENTU (UNCERTAINTY KEKURANGAN (SCARCITY )
CONTEXT )

HIDUP MANUSIA DLM. KONDISI


LEMAH (POWERLESS )
II. “HAKEKAT MANUSIA”
A. MENURUT LATAR BELAKANG DAN SUDUT PANDANG:

1. Manusia adalah rational-animal (hayawanun-naathiq):


menitik-beratkan pada kemampuan manusia berfikir.
2. Manusia adalah homo socius (makhluk sosial); menitik-
beratkan pada pembawaan kodrat manusia hidup
bermasyarakat;
3. Manusia adalah homo economicus (makhluk ekonomi):
menitik-beratkan pada adanya usaha manusia
memenuhi kebutuhan hidup;
4. Manusia adalah animal symbolicum: menitik-beratkan
pada keistimewaan manusia menggunakan simbol;
5. Manusia adalah homo faber : menitik-beratkan pada
kemampuan membuat bentuk baru dari bahan alam
untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya;
6. Manusia adalah khalifatullah/khalifah fi al-ardhi :
menitik-beratkan pada sisi/aspek teologis.
B. KOMPONEN MANUSIA MENURUT AL QUR’AN:

1. Komponen Biologis:
Manusia diciptakan dari komponen yang terkandung dalam
tanah:
a. At-Turaab, tanah gemuk (Al-Kahfi : 37);
b. At-Thiin, tanah lempung (As-Sajdah : 7);
c. At-Thiinul Laazib, tanah lempung yang pekat (As-Shafat :11);
d. Shalshalun, lempung seperti tembikar (Ar-Rahman : 14);
e. Shalshalun min hamain masnuun, lempung dari lumpur yang
diberi bentuk (Al-Hijr : 26);
f. Sulaalatun min thiin, saripati lempung (Al-Mukminun:12);
g. Air, sebagai asal kehidupan (Al-Furqon ; 54);

2. Komponen Ruh:
Setelah proses fisik penciptaan manusia, kemudian Allah
meniupkah ruh, yang menjadi unsur penentu dan pembeda
manusia dengan hewan (Shaad : 71-72, Al-Isra’ : 85).
C. ISTILAH MANUSIA DALAM AL-QUR’AN:

1. AL-INSAN: menekankan pada kemampuan intelektual.


Kata al-insan terulang dalam Al-Qur’an sebanyak 70 kali
dengan berbagai konteksnya;
a. Menjelaskan tentang kejadian manusia:
1) Soal kejadian manusia dari tanah: Al-Hijr 15:26, Al-
Mu’minun 23:12, As-Sajdah 32:7, Al-Rrhman 55, 14;
2) Kjadian manusia dari setetes air mani; An-Nahl 16:4, Yasin
36:77, Al-Qiyamah 75:36;
3) Kejadian manusia dari segumpal darah: Al-Alaq 96;2;
4) Kejadian manusia dalam susah payah: Al-Balad 90;4, At-Tin
95:4;
5) Kejadian manusia dalam sebaik-baik bentuk: At-Tin 95:4.
Lanjutan:

b. Menjelaskan sifat negatif manusia:


1) Tidak pandai bersyukur dan putus asa atas nikmat Allah :
Hud 11 : 9, Ibrahim 14:34, Al-Isra’ 17:67, 83;
1) Pragmatis terhadap Allah (ingat Allah ketika kesulitan dan
lupa ketika kelapangan) : Yunus 10:12, Az-Zumar 39 ; 8,
49, Fushilat 41:51;
2) Kikir, suka keluh kesah, dan tergesa-gesa : Al-Isra’
17:11, 100, Al-Ma’arij 70:15, Al-Anbiya’ 21:37;
3) Suka membantah, dhalim, dan melampaui batas : Al-
Kahfi 18:54, Al-Ahzab 33:72, Al-Qiyamah 75:5.
Lanjutan:

2. AL-BASYAR: Menekankan pada aspek biologis.


Kata Al-Basyar tersebut dalam Al-Qur’an sebanyak 26 kali
dalam berbagai konteksnya:

a. Manusia memerlukan makan, minum, pakaian, tempat


dan diakhiri dengan kematian: Al-Maidah 5:18, Yusuf
12:31, Al-Anbiya 21:34, Ali Imran 3:47;
b. Manusia penerima wahyu dan penyampai agama Allah:
Al-Kahfi 18:110, Al-Syura 42:51, Ali Imran 3:79;
c. Penciptaan manusia dari tanah dan air : Shad 38:71, Ar-
Rum 30:20, Al-Furqon 25:54.
Lanjutan:
3. BANI ADAM: menekankan pada aspek historis;
Kata Bani Adam disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 8
kali dalam berbagai konteks;
a. Manusia memerlukan makan, minum, dan pakaian ;
Al-A’raf 7:35, 26, 27, 31;
b. Manusia makhluk yang dimuliakan: Al-Isra’ 17:70;
c. Manusia makhluk yang bersyahadat sejak di alam
arwah : Al-A’raf 7:35, 172, Al-Maidah 5:27;
4. NAS: Menekankan aspek sosiologis, yang
menunjukkan kecenderungan untuk hidup berkumpul
dengan sesama jenisnya : Al-Hujarat 49:13;
5. ‘ABD: menekankan kedudukan manusia sebagai
hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-
Nya : Saba’ 78:9.
Lanjutan:

D. FITRAH MANUSIA:

1. Dalam arti Ruhaniah:


Manusia cenderung pada kebenaran / hanif (Ar-Ruum: 30,
Al-A’raf: 172);
2. Dalam Arti Potensi;
a. Potensi fisik;
b. Potensi ruhaniah;
1) Akal : pikiran, kebijaksanaan;
2) Qalbu: jantung; (Hakekat yang dapat menangkap
segala pengertian, pengetahuan, dan arif);
3) Nafsu: kekuatan yang mendorong manusia untuk
mencapai keinginan dan sifat dorongan adalah bebas
tanpa mengenal baik-buruk.
Agama berperan untuk menunjukkan jalan yang
harus ditempuh. Nafsu yang terkendali oleh akal
dan berada pada jalur yang ditunjukkan agama
disebut: an-nafs al- mutmainnah (Al-Fajr 27-30),
manusia ideal adalah yang mampu menjaga
fitrahnya yang hanif dan mampu memadukan
potensi akal, qalbu, dan nafsunya.
E. TANGGUNG JAWAB MANUSIA

1. Manusia mempunyai tugas hidup di bumi sebagai


“khalifatullah", yaitu mengelola dan memelihara
alam (al-An’am ' 65). Sebagai khalifah manusia diberi
kebebasan, sehingga melahirkan kreatifitas. Kebebasan
manusia berdasarkan tauhidillah, sehingga tidak
bertindak sewenang-wenang.

2. Manusia sebagai “abdullah". Oleh karena itu harus


taat dan patuh kepada Allah;
a. Kekuasaan manusia sebagai khalifah dibatasi oleh
hukum Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur’an
maupun yang tersirat dalam kandungan alam (al-
Kaun).
Lanjutan:

b. Dalam hal ini manusia akan diminta pertanggung-


jawaban di hadapan Allah (Fathir 39);
c. Peran manusia sebagai khalifah dan abdun merupakan
sata kesatuan, karena kekhalifahan adalah realisasi dari
pengabdiannya kepada Allah (sebagai abdun);
d. Kekhalifahan manusia diterapkan pada konteks individu
& sosial yang bersumber pada Allah (Ali Imran 112);

Oleh karena itu, kualitas manusia tergantung pada


komunikasinya dengan Allah melalui ibadah dan kualitas
interaksi sosialnya dengan sesama manusia melalui
muamalah.
F. HUBUNGAN MANUSIA, AGAMA,
DAN ALAM SEMESTA.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan agama.
Adapun faktor yang menyebabkan manusia membutuhkan
agama adalah:

1.Kebutuhan akal terhadap pengetahuan tentang


hakekat eksistensi terbesar.
Betapapun cerdasnya manusia, tetapi jika hanya dengan
akalnya ia tidak akan dapat menjawab dengan pasti
pertanyaan: dari mana ia berasal, ke mana ia setelah
menjalani hidup, dan untuk apa ia hidup;
Jawaban pasti terhadap pertanyaan tersebut hanya dapat
diperoleh melalui agama yang benar. Hal itu karena pada
hakekatnya jawaban pasti adalah berasal dari Tuhan yang
menciptakan manusia dan alam raya.
Lanjutan:

2.Kebutuhan yang berkaitan dengan fitrah manusia.


Secara fitrah manusia membutuhkan agama. Hal itu dapat
dibuktikan, bahwa semua bangsa mengenal kepercayaan terhadap
dzat yang dianggap agung;

3.Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan


kekuatan ruhani.
Kehidupan manusia tidak selamanya mulus. Ada saat manusia
gembira, bahagia, damai, dan tenteram. Namun ada saat manusia
sedih, menderita, dan tertimpa musibah;
Pada saat jiwa sedang dalam kondisi lemah, manusia
membutuhkan tempat bersandar dan kekuatan di luar dirinya,
yang dapat mengembalikan rasa bahagia, tenteram, dan damai
yang hilang;
Tempat bersandar yang dapat memberikan kehangatan,
ketentraman, kekuatan dan kedamaian hidup adalah Allah.
Lanjutan:

4.Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan


disiplin akhlak .
Hukum dan peraturan yang dibuat manusia tidak dapat
menjamin, kalau anggota masyarakat melaksanakan
kebaikan, menunaikan kewajiban, dan meninggalkan
larangan. Hal itu karena hukum dan peraturan tersebut
tidak dapat menciptakan motivasi dan menumbuhkan
kedisiplinan;
Masyarakat membutuhkan motivasi internal yaitu hati
nurani. Hati nurani memotivasi manusia melakukan
kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan sukarela;
Pembinaan hati nurani hanya dapat dilakukan dengan
agama. Hal itu karena agama mengajarkan adanya
pengawasan melekat oleh Tuhan terhadap seluruh
perbuatan manusia.
Lanjutan:

5.Kebutuhan masyarakat pada solidaritas dan


soliditas.
Agama memiliki peran dalam mewujudkan hubungan
sesama manusia, karena dalam pandangan Allah
semua manusia adalah sama;
Dalam pandangan Allah, yang paling mulia adalah
mereka yang paling berTakwa dan beriman. Ikatan
keTakwaan dan keimanan dapat mempersatukan
manusia;
Keimanan dan keTakwaan harus diimplementasikan
dengan amal soleh dan perbuatan baik kepada semua
manusia.
Lanjutan:

6.Kebutuhan manusia pada kehangatan spiritual,


ketenangan, dan kedamaian.

Modernisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan


teknologi melahirkan sikap hidup materialistis,
hedonis, konsumtif, mekanis, dan individualistis. Hal
tersebut mengakibatkan manusia kehilangan
ketenangan spiritual dan kebahagiaan;

Maslow menyatakan, bahwa ketenangan dan


kedamaian merupakan kebutuhan manusia yang
paling penting.
Lanjutan:

Carl Gustav yang menyatakan, bahwa manusia


modern mengalami keterasingan diri dari diri sendiri
dan lingkungan sosial, bahkan jauh dari Tuhan;

Supaya manusia kembali memiliki etika moral dan


sentuhan manusiawi dalam kehidupannya, perlu
dilakukan penguatan spiritualitas;

Secara filosofis penguatan spiritualitas dinyatakan


sebagai penguatan visi Ilahi, potensi bertuhan.
Untuk mencapai visi Ilahi yang halal diperlukan
proses pengaktualisasian akhlak Tuhan dalam diri
manusia.
PENCIPTAAN MANUSIA, DAN APLIKASI
UNTUK MEMPEROLEH KENIKMATAN
HIDUP DI DUNIA DAN AKHIRAT

Agama
JASAD Makanan
(Islam)
(At-Tho’am)
FITRAH

NI’MAT
MANUSIA ‘AKAL Ilmu.Peng HIDUP DUNIA
& AKHIRAT.
(Al-’Ilmu)

HANIEF

HATI Ingat Allah


(Dzikrullah)

JUJUR & IKHLAS


KONSEP MANUSIA DAN
ALAM SEMESTA
MANUSIA
TEORI PSIKOANALISIS
Manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan) atau makhluk
yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id),
psikologis (ego) dan sosial (super ego). Di dalam diri manusia
terdapat unsur animal (hewani), rational (akali), dan moral (nilai).

TEORI BEHAVIORISME
Manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin) sebagai reaksi
thd. Introspeksionisme (aliran yang menganalisis jiwa menusia berdasar
laporan2 subyektif) dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang
alam bawah sadar yang tidak tampak)
“Aliran hanya ingin menganalisis perilaku yang tampak saja, yang
diukur, dilukiskan dan diramalkan. Bahwa segala tingkah laku manusia
terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya,
tidak disebabkan aspek rasional dan emosional”.
Lanjutan:

TEORI KOGNITIF:
Manusia sebagai homo sapiens (manusia berfikir), manusia
tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara
pasif pada ingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu
berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu
berfikir. Teori ini mengecam pendapat yang cenderung
menganggap pikiran tidak nyata, karena tidak mem-
pengaruhi peristiwa. Padahal berfikir memutuskan,
menyatakan, memahami dan sebagainya adalah
fakta kehidupan manusia.
Lanjutan:

TEORI HUMANISME:
Manusia sebagai homo ludens (manusia bermain). Aliran ini
mengecam psikoanalisis dan behaviorisme, karena ke-2-nya
dianggap tidak menghormati manusia sebagai manusia. Ke-2-
nya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang
positip dan menetukan seperti; cinta kreatifitas, nilai, makna,
dan pertumbuhan pribadi.
Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan,
dan mengaktualisasikan diri.
ALAM SEMESTA
ALAM SEMESTA (UNIVERSE)
Sejak zaman awal manusia senantiasa berfikir tentang
hakekat dan sejarah terbentuknya alam semesta.

PENGERTIAN
Segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya (tanpa
diketahui batas-batasnya) sebagai suatu sistem yang unik dan misterius.

Abad ke 17: ilmuwan menyadari bahwa bumi bukanlah pusat tata surya
malainkan salah satu dari sekian planet yang mengedari matahari. Abad
ke 19: para astronom mengatakan bahwa matahari sebuah bintang biasa
yang agak sulit dikenali dalam skala galaksi, dan matahari ternyata hanya
satu dari 100 milyard buah bintang dalam galaksi “bima sakti”. Penelitian
berikut, bahwa galaksi di jagat raya ini sangat besar jumlahnya dan
mungkin sebanyak jumlah bintang dalam galaksi.
Lanjutan;

ALAM SEMESTA (UNIVERSE)


Masa depan jagat raya, kalau dipertanyakan, ada dua
alternatif jawaban.

Pertama: jagat raya mengembang selamanya. Bintang


dan galaksi akan menggunakan segala energinya sampai
habis, menjadi kecil/ lubang hitam, dan kahirnya akan
menjadi dingin dan gelap serta kehidupan akan berakhir.
Kedua: pengembangan jagat raya secara perlahan-lahan
akan berhenti, diikuti dengan penyusutan grafitasi serta
seluruh jagat akan luluh menjadi satu titik dan kiranya
akan menjadi big-bang (ledakan besar).
TERIMA KASIH
SYUKRAN KATSIER

Anda mungkin juga menyukai