Anda di halaman 1dari 27

Pencemaran Air

Water pollution
KIMIA LINGKUNGAN
Kelompok 1

M. Nailur Ridho Ista Iliyya Laili Nurussofaa


Alhanif

Yuni Kartika Lia Mar’atush


Sholihah
Topik yang dibahas:

01 02
Deskripsi suatu kasus Parameter yang diukur
(pencemaran air)

03

Teknologi pengolahan limbah


01
Studi Kasus &
Parameter yang Diukur
Pencemaran Air di Sungai Gelis!
● Sungai Gelis merupakan salah satu sungai yang melintasi
Kabupaten Kudus Berdasarkan Laporan Akhir Kajian
Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus, data geometrik rata-
rata Sungai Gelis memiliki panjang ±29 km dengan lebar
permukaan ±25 m. Lebar dasar ±15 m. Dan kedalaman
±8 m. Perubahan kualitas air dapat diketahui dengan
pemantauan kualitas air.

● Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh


penggunaan lahan, litologi, waktu, curah hujan dan
aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran air
sungai, baik fisik, kimia, maupun biologi.
Location of water pollution
(Sungai Gelis, Kab Kudus, Jawa Tengah)
Dusun Semliro, Desa Rahwatu, Kecamatan
Gebog
Titik 1

Jembatan Desa Jurang, Kecamatan Gebog


Titik 2

Bendung Kedunggupit Desa Panjang, Kecamatan


Bae
Titik 3
Dusun Semliro, Desa Rahwatu, Kecamatan Gebog

Parameter Titik I Baku Mutu Air Kelas II Keterangan

TSS 25 mg/l 50 mg/l Memenuhi kelas II

TDS 100 mg/l 1000 mg/l Memenuhi kelas II

BOD 10 mg/l 3 mg/l Tidak memenuhi kelas


II
COD 112 mg/l 25 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
DO 10,2 mg/l 4 mg/l Memenuhi kelas II

Fenol 220 μg/l 1μg/l Tidak memenuhi kelas


II
Khlor Bebas 0,09 mg/l 0,03 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
Phospat 0,5 mg/l 0,2 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
Data about water pollution
• Konsentrasi yang melebihi baku mutu air pada titik 1 yang berada pada mata air
Desa Rahtawu Kecamatan Gebog adalah BOD, COD, DO, Fenol, Khlor Bebas,
Phospat dan Fecal Coliform.
• Lebihnya konsentrasi fenol pada hulu disebabkan oleh pembusukan bahan
organik berupa daun dan kayu, sisa pakan ternak serta sisa pupuk organik.
• Kadar fenol yang tinggi mempengaruhi Fecal Coliform, karena bersifat
desinfektan.
• Tingginya kadar COD sejalan dengan tingginya kadar BOD. Klorin discrap dari
tanah sebagai ion klorida (CI) dan sebagian besar tetap dalam bentuk ini apabila
sudah berada pada jaringan tumbuhan.
• Sumber alami fosfat di perairan adalah pelapukan batuan mineral dan
dekomposisi bahan organik sumber- sumber antropogenik adalah limbah
industri, limbah domestik, hanyutan dari pupuk, dan hancuran-hancuran bahan
organik dan mineral-mineral fosfat
Jembatan Desa Jurang, Kecamatan Gebog
Parameter Titik 2 Baku Mutu Air Kelas II Keterangan

TSS 30 mg/l 50 mg/l Memenuhi kelas II

TDS 100 mg/l 1000 mg/l Memenuhi kelas II

BOD 6 mg/l 3 mg/l Tidak memenuhi kelas


II
COD 115 mg/l 25 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
DO 8,3 mg/l 4 mg/l Memenuhi kelas II

Fenol 260 μg/l 1μg/l Tidak memenuhi kelas


II
Khlor Bebas 0,12 mg/l 0,03 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
Phospat 0,72 mg/l 0,2 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
Data about water pollution
• Konsentrasi yang melebihi baku mutu pada titik 2 yang
berada pada Jembatan Desa Jurang, Kecamatan Gebog
adalah BOD, COD, Fenol, Khlor Bebas, Phospat dan Fecal
Coliform. Hal ini terjadi akibat penumpukan pencemar
dari titik 1 dan masih belum adanya pengolahan air
serta adanya aktivitas di sekitar titik ini.
• Aktivitas yang dimaksud adalah adanya aktivitas warga
yaitu pembuangan limbah domestik ke sungai tanpa
melakukan pengelolaan terlebih dahulu.
• Limbah domestik dari hasil rumah tangga ini apabila
dibuang langsung ke sungai tanpa melakukan
pengolahan akan menjadikan kadar BOD, COD, DO,
Khlor Bebas dan Phospat meningkat.
Konsentrasi Fecal Coliform karena masyarakat masih melakukan buang air
besar di sekitar sungai dan untuk parameter fenol disebabkan olch
penggunaan pestisida atau desinfektan pada sawah. Kadar fenol yang tinggi
mempengaruhi Fecal Coliform, karena bersifat desinfektan
• Kadar BOD yang tinggi ditentukan oleh aktivitas lingkungan sekitar
seperti sawah, mandi cuci kakus, dan kebun yang mengakibatkan
masuknya beberapa bahan organik sehingga dapat menurunkan kualitas
air di air tersebut
• Umumnya nilai COD akan selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai
BOD, karena BOD, terbatas hanya terhadap bahan organik yang bisa
diuraikan secara biologis saja, sementara nilai COD menggambarkan
kebutuhan oksigen untuk total oksidasi baik terhadap senyawa yang dapat
diuraikan secara biologis maupun terhadap senyawa yang tidak dapat
diuraikan secara biologis.
• Keberadaan fosfat di perairan alami biasanya
relatif kecil, kadarnya lebih sedikit daripada
nitrogen.
• Sumber alami fosfat di perairan adalah pelapukan
batuan mineral dan dekomposisi bahan organik.
• Sumber-sumber antropogenik fosfat adalah limbah
industri, limbah domestik, hanyutan dari pupuk,
dan hancuran- hancuran bahan organik dan
mineral- mineral fosfat. Fosfat memasuki sungai
melalui bahan buangan detergen, tinja dan sisa
makanan.
Bendung Kedunggupit Desa Panjang, Kecamatan Bae

Parameter Titik 3 Baku Mutu Air Kelas II Keterangan

TSS 32 mg/l 50 mg/l Memenuhi kelas II

TDS 100 mg/l 1000 mg/l Memenuhi kelas II

BOD 8 mg/l 3 mg/l Tidak memenuhi kelas


II
COD 115 mg/l 25 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
DO 8,9 mg/l 4 mg/l Memenuhi kelas II

Fenol 300 μg/l 1μg/l Tidak memenuhi kelas


II
Khlor Bebas 0,18 mg/l 0,03 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
Phospat 0,67 mg/l 0,2 mg/l Tidak memenuhi kelas
II
Data about water pollution
• Konsentrasi yang melebihi baku mutu pada titik 3 yang berada
pada Bendung Kedunggupit Desa Panjang. Kecamatan Bac adalah
BOD, COD, DO, Detergen, Fenol. Khlor Bebas, pH. Phospat dan
Fecal Coliform. Hal ini terjadi akibat adanya aktivitas di sekitar
titik ini.

• Aktivitas yang dimaksud adalah adanya aktivitas warga yaitu


pembuangan limbah detergen ke sungai. Penggunaan lahan pada
segmen 2 adalah 53,23% untuk lahan pertanian sawah, 35,55%
untuk lahan pemukiman, 3.51% untuk lahan hutan/kebun dan
7,72% untuk lain-lain.
• Limbah yang mengandung deterjen, sampah-
sampah dari hasil rumah tangga) ini apabila
dibuang langsung ke sungai tanpa melakukan
pengolahan akan menjadikan kadar BOD, COD,
DO, Khlor Bebas dan Phospat meningkat.

• Sedangkan untuk konsentrasi Fecal Coliform


karena masyarakat masih melakukan buang
airbesar di sekitar sungai dan untuk parameter
fenol disebabkan oleh penggunaan pestisida
atau desinfektan pada sawah.
Penentuan Status Mutu Air Sungai Menggunakan
Metode Indeks Pencemaran
Indeks pencemaran merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk
menentukan status mutu air suatu sumber air. Status mutu air menunjukkan
tingkat kondisi mutu air sumber air dalam kondisi cemar atau kondisi baik
dengan membandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Hasil
perhitungan indeks pencemaran Sungai Gelis adalah sebagai berikut:

Titik Sampling Nilai Indeks Status Mutu


Pencemaran

Titik 1 9,078 Cemar sedang

Titik 2 9,350 Cemar sedang

Titik 3 9.584 Cemar sedang


• Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas nilai Indeks Pencemaran
pada setiap titik sampling adalah 9.

• Berdasarkan KepMenLH No.115 tahun 2003 tentang pedoman


Penentuan Status Mutu Air, nilai Indeks Pencemaran yang berada
pada 5,0 < Pij ≤ 10 maka dikategorikan cemar sedang. Maka
Sungai Gelis dikatagorikan sebagai sungai dengan status mutu
cemar sedang.
02
Teknologi Pengolahan
Limbah
How to treat water pollution waste?

01 03
Melalui Micro Organisme Constructed Wetlands
Lokal

02
Kombinasi teknologi
filtrasi & ABR
Micro Organisme Lokal
Upaya Penanganan Pencemaran Aliran Air sungai Gelis Melalui Mikro
Organisme Lokal (Mol). Sampah rumah tangga diolah menjadi mikro
organisme lokal cair dan padat yang bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan
tanah dan menghilangkan bau tak sedap di lingkungan rumah, aliran sungai
dan sekitarnya.

Dalam produksi jumlah besar mol bisa digunakan untuk


penyubur sawah, perkebunan dan pertanian, yang dalam
prosesnya tidak lagi membutuhkan pupuk buatan, dan
bisa dikatakan hasilnya menjadi tanaman dan tumbuhan
organik.
Kombinasi Teknologi Filtrasi Dan Anaerobik Buffled
Reaktor (ABR)
Kombinasi teknologi filtrasi dan ABR dalam mereduksi zat pencemar pada limbah
domestik. Media filtrasi yang digunakan yaitu media bioball dan karbon aktif,
sedangkan pada teknologi ABR menggunakan sistem tersuspensi dengan
memanfaatkan 4 kompartemen sebagai pemisah antar ruang.

Model reaktor ABR yang digunakan dalam adalah suatu design model yang dimodifikasi dengan
penambahan filtrasi pada awal dan akhir ABR yang dirancang dalam skala laboratorium. Model reaktor
ABR terbuat dari bahan kaca berukuran 0.09 m³ dengan 4 buah Buffled sesuai dengan keterangan pada
Gambar 1. Reaktor yang dirancang merupakan rangkaian 2 teknologi yang diterapkan dalam satu reaktor
pengolahan yaitu dengan penambahan filter pada awal dan akhir pengolahan. Dalam sistem ABR
menjelaskan bahwa semakin banyak ruang atau kompartement dalam unit pengolahan ABR, maka
semakin besar nilai efisiensinya. Untuk bak penampung pada reaktor ABR bisa dirancang sesuai dengan
reaktor olahan.
Gambar 1. Design Modifikasi Teknologi Filtrasi dan ABR
• Reaktor pengolahan limbah grey water di atas menjelaskan
penggabungan antara 2 teknologi sekaligus yang dirancang dalam 1
unit pengolahan dalam rekator ABR.
• Pada tahap pertama pengolahan, air limbah domestik akan masuk
melalui pipa inlet menuju filter bermedia bioball.
• Setelah melewati filter, selanjutnya air limbah mengalir menuju
kompartemen 1 hingga kompartemen 4 dengan sistem aliran zik-zak.
Tujuan aliran zik-zak adalah gar air limbah teracampur secara
homogen. Selain itu, mikroorganisme pengurai dapat melayang
bebas untuk mencari makanan sebegai sumber energi
mikroorganisme dalam hal ini adalah kandungan pencemar dalam
air limbah domestik.
• Sebelum air limbah keluar dan kemudian di analisis, air limbah akan
mengalir menuju filter ke-2 yang bermedia karbon aktif. Tujuan
penambahan filter pada dalam rekator pengolahan adalah untuk
memaksimalkan hasil olahan sehingga kinerja ABR tidak terlalu
berat.
Constructed Wetlands
Lahan basah buatan (Constructed Wetland) adalah salah satu rekayasa sistem pengolah limbah yang
dirancang dan dibangun dengan melibatkan tanaman air, tanah atau media lain, dan kumpulan
mikroba terkait, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air dan mengurangi efek berbahaya
dari limbah, serta menyumbang upaya konservasi air. Fungsi Constructed Wetland sebagai
pengolah limbah bukan hanya mengolah air limbah domestik, tetapi juga limbah industri, limbah
rumah sakit maupun limbah pertambangan.
Constructed Wetlands
Constructed Wetland dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek hidraulika, yakni Constructed Wetland permukaan
air bebas (Free Water Surface) yang tampak sebagai kolam atau danau, dan aliran di bawah permukaan (Subsurface
Flow) yang dapat dikemas sebagai taman.
Constructed Wetlands
Berdasarkan pola aliran, Constructed Wetland dapat diklasifikasikan menurut arah aliran horisontal
dan vertikal.
Thanks !!
🌝🌚

Anda mungkin juga menyukai